27.08.2017 Views

bahasa

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

PENDAHULUAN<br />

Pada pembelajaran kali ini, Anda akan banyak diperkenalkan dengan<br />

beberapa karya sastra, tujuannya adalah agar Anda memahami betapa kayanya<br />

bangsa Indonesia karena memiliki sastrawan-sastrawan yang kreatif, juga Anda<br />

akan mampu memberikan respon positif terhadap beberapa jenis karya sastra seperti<br />

puisi ataupun novel. Selain itu, untuk melatih kecakapan dalam berbicara,<br />

mengemukakan pendapat dan tanggapan, Anda juga akan dibawa ke dalam forum<br />

diskusi dengan diskusi Anda akan belajar menghargai pendapat orang lain.<br />

Lalu, bagaimanakah setelah Anda lulus nanti? Melanjutkan sekolah atau<br />

bekerja? atau keduanya sekaligus? Bila Anda bekerja, untuk melamar pekerjaan,<br />

tentunya Anda harus memahami bagaimanakah menulis lamaran pekerjaan, apa<br />

sajakah yang disertakan, dsb. Nah, kesemua pertanyaan di atas dapat Anda temukan<br />

jawabannya dalam pembelajaran kali ini.<br />

A. Membacakan Puisi Karya Sendiri<br />

Seperti yang telah Anda pelajari di depan, bahwa membacakan puisi tidak<br />

sama dengan membacakan novel. Walaupun keduanya sama-sama merupakan hasil<br />

karya sastra karena dalam puisi, kata-kata yang diuntai pada setiap lariknya sarat<br />

dengan muatan makna. Coba Anda perhatikan kedua puisi berikut dan bacalah<br />

dalam hati untuk memahami isinya!<br />

Awan Hitam Di Atas Kota Bogor<br />

(Irawan Massie)<br />

angin malam di atas kota Bogor berlari berkejaran bersama<br />

teman-temannya. Dengan sengaja ditabraknya langit sehingga<br />

berguguran warna birunya<br />

yang tinggal hanyalah warna hitam, mendung itu. Pada gilirannya ia<br />

pun mengoyak juga oleh angin yang tak bosan-bosannya bermain<br />

gasing di dekatnya. Maka enggan deras air hujan itu berjatuhan dari tubuhnya<br />

bulan sedari tadi memperhatikan ulah angin. Ia mencoba menegurnya<br />

dengan santun:<br />

“kau angin malam, temanku, kalau bermain barangkali janganlah<br />

terlalu kasar. Manusia tidak menyukai banjir. Awan itu tadinya<br />

hanya ingin memberi sedikit saja grimisnya.”<br />

Angin malam mengerutkan keningnya. Soalnya sudah bosan ia<br />

mendengar nasehat bulan. Sambil bersiul kencang dihelanya awan<br />

hitam yang lebih pekat lagi dari gunung Salak ke arah pusat kota,<br />

sehingga lengkaplah: kegelapan di malam itu<br />

1993 (Rumah Kecil Di Bawah Matahari: 1995:27)<br />

22<br />

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!