08.06.2018 Views

KI46_I

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

K a b a r I t a h<br />

Edisi 46 : Oktober - Desember 2015<br />

Editorial<br />

Pertajam Kegiatan, Dukung Kebijakan Lokal<br />

Menyongsong akhir tahun, staf YTS berkumpul<br />

bersama untuk menilik kembali tujuan dan misi<br />

kami di Kalimantan. Setiap orang memperkaya<br />

wawasan dengan kesempatan yang diberikan<br />

untuk berbagi pengalaman dan perspektif pribadi<br />

ketika membahas visi pembangunan Kalimantan<br />

yang luas dan berjangka panjang, serta peran YTS<br />

dalam mencapai visi tersebut.<br />

Proses ini meneguhkan kembali komitmen kami<br />

untuk bekerja bagi kesejahteraan masyarakat baik<br />

secara individu, kelompok, maupun secara luas.<br />

Proses ini juga mengembalikan fokus kami pada<br />

isu-isu lokal masyarakat Adat Dayak.<br />

Tren yang sedang mencuat di Indonesia saat ini<br />

adalah masalah pengakuan ‘hak adat’ masyarakat<br />

adat terhadap budaya dan tanah mereka. Tren<br />

ini berujung pada relokasi tanah negara kepada<br />

masyarakat adat secara besar-besaran, yang<br />

menjadi landasan munculnya gelombang<br />

pembangunan baru berbasis lokal di seluruh<br />

Indonesia.<br />

YTS telah terlibat dalam inisiatif baru ini, dan<br />

berencana untuk meningkatkan intensitas<br />

keterlibatan kami agar bisa mendukung aspirasi<br />

masyarakat adat di Kalimantan dan di berbagai<br />

tempat di Indonesia.<br />

Kegiatan lain yang tidak kalah pentingnya di bulan<br />

Desember adalah penandatanganan kesepakatan<br />

dengan Artisanal Gold Council (AGC) untuk<br />

program lima tahun berskala nasional tentang<br />

peningkatan sektor pertambangan tradisional dan<br />

skala kecil di Indonesia. Setelah penandatanganan,<br />

kami langsung memulai proses kerja sama dengan<br />

AGC untuk membahas rencana pelaksanaan proyek<br />

secara detil.<br />

Salah satu pengaruh baik dari kesepakatan di atas<br />

adalah YTS menjadi lebih mantap dalam tujuannya<br />

menjadi salah satu kontributor utama bagi<br />

pembangunan inovatif di provinsi ini.<br />

Dengan semangat itu, kami mengucapkan selamat<br />

tahun 2016, semoga tahun baru anda penuh<br />

berkah dan kedamaian.<br />

Bardolf Paul<br />

Executive Director<br />

Keempat Pelaksana Program YTS saling berbagi pendapat dan pengalaman,<br />

memperkaya diskusi selama Review Tahunan YTS di Rungan Sari<br />

YTS mengakhiri tahun 2015<br />

dengan review dan perencanaan<br />

tahunan yang sedikit berbeda<br />

dari biasanya. Alih-alih mengkaji<br />

kegiatan setahun, kami mengambil<br />

langkah besar menelusuri<br />

perjalanan organisasi selama 17<br />

dan menemukan kembali alasan<br />

yang melandasi kegiatan yayasan<br />

selama ini, yaitu visi dan misi untuk<br />

pembangunan Kalimantan Tengah,<br />

dan Kalimantan secara umum.<br />

Kegiatan berjalan selama dua<br />

hari dan terasa sangat emosional<br />

dan intensif begitu kami mulai<br />

merumuskan kembali visi dan<br />

misi YTS. Secara otomatis, isu<br />

utama dan terpenting mencuat<br />

dan dibahas secara mendalam.<br />

Di antaranya, ada diskusi intensif<br />

tentang pentingnya mendukung<br />

hak adat, yang ternyata telah<br />

banyak dicakup oleh kegiatan<br />

proyek selama ini.<br />

Masing-masing staf berkontribusi<br />

gagasan dan pemikiran, serta<br />

berdiskusi tentang masalah<br />

dan tantangan yang mungkin<br />

muncul untuk tema tersebut.<br />

Kami juga mengkaji pendekatan<br />

pemberdayaan kami secara kritis,<br />

membentuknya agar sesuai<br />

dengan situasi Kalimantan saat ini.<br />

Tidak berhenti di situ, pada<br />

hari kedua kami mulai mulai<br />

mengambil gambaran besar<br />

pembangunan Kalimantan untuk<br />

sesi perencanaan, merencanakan<br />

setiap kegiatan dengan hati-hati<br />

dan berpikir realistis.<br />

Meskipun waktu yang kami<br />

gunakan lebih singkat, review<br />

tahunan kali ini membawa arti<br />

yang lebih dalam bagi semua staf<br />

untuk menuju tahun depan dan<br />

tahun-tahun berikutnya, untuk<br />

pembangunan Kalimantan Tengah<br />

yang lebih baik.


Pelatihan Pemijahan di Bukit Batu Makin Intensif<br />

Sejak November 2015, YTS mengadakan pelatihan<br />

pemijahan ikan intensif bagi enam KUB di Bukit Batu.<br />

Pelatihan ini diadakan di rumah tenaga ahli, Muhammad<br />

Muhdi. Muhdi menegaskan, “peserta harus mengalami dan<br />

melihat sendiri setiap tahap pemijahan ikan, agar mereka<br />

lebih paham bagaimana menjalankan usaha nantinya.<br />

Kalau (mereka) mendapat pelatihan tanpa pengalaman<br />

dan pendampingan yang nyata, nantinya bisa gagal”.<br />

“Tahun ini, YTS memberikan pelatihan hanya kepada<br />

peserta terpilih yang sudah memiliki kolam pemijahan dan<br />

memang berminat menjalankan usaha pemijahan ikan”<br />

ujar Frind Immanuel, Program Support Officer YTS.<br />

Program pelatihan ini akan dilanjutkan dengan<br />

pendampingan teknis di lapangan agar memastikan<br />

peserta memang mampu menerapkan hasil pelatihan<br />

dengan baik. “Pertumbuhan larva harus dipantau dengan<br />

rajin karena larva ikan sangat sensitif dan rentan terhadap<br />

lingkungan, seperti kondisi air, suhu, suara dan pakannya.<br />

Kesalahan kecil saja bisa membuat mereka mati semua”<br />

tegas Muhammad Muhdi.<br />

“Pelatihan ini lebih mudah dipahami dan diterapkan karena<br />

kami langsung praktek dengan tenaga ahlinya yang benarbenar<br />

bisa melakukan pemijahan ikan” ungkap Hamufi,<br />

seorang peserta dari Sei Gohong Lewu.<br />

Para peserta terlibat langsung dalam semua proses<br />

pemijahan, mulai dari persiapan kolam, pemilihan induk,<br />

perbaikan kualitas air, pembuatan pakan ikan alami dan<br />

obat herbal untuk penyakit larva, serta pengadaan alat<br />

khusus untuk pembesaran larva. “Pelatihan ini dirancang<br />

khusus untuk pemijahan lele dan pembesaran larva” kata<br />

Dino, YTS Training & HRD Officer.<br />

Atas: Tidak ada yang menganggur, semua peserta termasuk satu-satunya perempuan<br />

dalam kelompok, Yuliani (kiri) dari Tangkiling, ikut membersihkan kolam sebagai tahap<br />

pertama persiapan praktek pemijahan ikan<br />

Bawah: Dua peserta pelatihan belajar langsung cara memilih indukan yang baik<br />

“Memberdayakan Sesama”<br />

Tahun ini, tema yang diusung adalah ‘air, uang, dan<br />

masyarakat adat’. Lebih dari 100 peserta dari 10 negara dan<br />

sejumlah bidang ikut menggali tiap topik secara mendalam.<br />

Para pelaku pembangunan dari berbagai bidang dan negara berbagi rasa<br />

tentang pentingnya masyarakat dan pemerintah terlibat secara seimbang<br />

dalam sektor ekstraktif global<br />

Konferensi GEMM yang diadakan setiap tahun di Vancouver,<br />

Kanada, mempersatukan sejumlah pelaku sektor ekstraktif<br />

global dalam proses refleksi dan diskusi tentang faktor<br />

sosial yang penting dan menantang untuk memastikan<br />

keberlanjutan pembangunan di sektor ini.<br />

Menjelang akhir acara, seorang peserta dari Amerika<br />

Latin menyuarakan pernyataan ini: “Anda harus bisa<br />

memberdayakan sesama!”. Ungkapan tersebut sederhana<br />

namun bermakna karena memang rumusan yang diperlukan<br />

sektor ini untuk mencapai pembangunan yang seimbang,<br />

adil dan merata. Harus ada keterlibatan yang seimbang dan<br />

merata dari masyarakat dan pemerintah. Sudah terlalu lama<br />

keinginan sektor industri yang mendominasi.<br />

Sudah muncul banyak protes dari masyarakat dan sikap<br />

anti terhadap ketidakseimbangan ini, yang mungkin terus<br />

meningkat sampai para pemimpin bisnis secara signifikan<br />

mengubah pendekatannya dan bekerja bersama masyarakat<br />

dan pemerintah. Hal ini membutuhkan perubahan yang<br />

besar terhadap cara pikir yang mulanya hanya fokus pada<br />

‘bottom line’ dan kepentingan finansial pemegang saham.<br />

Informasi lebih lanjut bisa dilihat di www.gemm.ca.<br />

2<br />

Kabar Itah - Edisi 46


Menilik Tata Kelola CSR di Kabupaten Gunung<br />

Tanggal 2 Desember 2015, YTS mengadakan lokakarya<br />

presentasi hasil studi tentang Pertanggungjawaban Sosial<br />

Perusahaan (Company Social Responsibility - CSR) di Gunung<br />

Mas. Studi dilaksanakan selama tiga bulan, sejak Oktober<br />

2015, didanai oleh Asean CSR Network. Dalam studi ini, data<br />

diumpulkan melalui wawancara dengan 12 perusahaan<br />

ekstraktif, 11 staf pemerintah dan lima desa terdampak.<br />

Selain menggambarkan dengan jelas CSR yang dilaksanakan<br />

perusahaan ekstraktif di Gunung Mas, studi ini juga berisi<br />

masukan untuk penyusunan Perbup yang akan datang.<br />

Pada lokakarya tersebut, kami mengundang Kemal<br />

Soeriawijadja dari Company-Community<br />

Parnership for Health in Indonesia (CCPHI), dan<br />

Suyoto, Bupati Bojonegoro, Jawa Tengah. Kedua<br />

pembicara ini membawakan sesi lokakarya yang<br />

menarik, memancing peserta bertanya tentang<br />

cara efektif menerapkan CSR dan menciptakan<br />

hubungan harmonis antar ketiga aktor utamanya<br />

– yaitu perusahaan, masyarakat dan pemerintah.<br />

perusahaan harus jujur. Kepercayaan ini didapat dengan<br />

menunjukkan kinerja yang baik dan mengikuti peraturan<br />

yang ada. Penting agar masyarakat dan perusahaan<br />

membangun pengertian yang baik sehingga saling<br />

memahami posisi dan keterbatasan masing-masing”.<br />

Di akhir acara, Bupati Gunung Mas, Arton S. Dohong<br />

berterima kasih kepada semua lembaga dan perusahaan<br />

yang telah mendukung pembangunan di kabupaten ini.<br />

Ia berharap studi dan lokakarya ini bisa memperkaya<br />

pemahaman para pegawai di Gunung Mas yang sebelumnya<br />

mungkin tidak terpikir akan pentingnya CSR.<br />

Kemal menerangkan, sangat penting bagi<br />

pemerintah untuk menciptakan sistem yang<br />

lebih sederhana agar perusahaan bisa lebih<br />

mudah mendistribusikan bantuan tanpa<br />

dipersulit birokrasi panjang yang ujungnya<br />

merugikan masyarakat. Senada dengan itu,<br />

Suyoto mengatakan: “Pemerintah harus bisa<br />

mendapatkan kepercayaan masyarakat, dan<br />

Kemal Soeriawijaya (tengah), membawakan diskusi yang menarik bersama Suyoto, Bupati<br />

Bojonegoro (kanan), membahas cara-cara efektif menerapkan CSR di Gunung Mas<br />

Dian Anggraeni: Meniti Jalan Panjang Tata Kelola Pemerintahan<br />

Dian berharap Gunung Mas selangkah<br />

lebih maju dari Kabupaten lainnya dalam<br />

hal praktik tata kelola pemerintahan<br />

Tidak ada kata sederhana<br />

untuk menjelaskan<br />

bagaimana satu tata<br />

kelola pemerintahan<br />

dikembangkan di satu<br />

wilayah. Bagi Dian<br />

Anggraeni, menjelaskan<br />

gagasan yang kompleks<br />

dan luas ini perlu<br />

mempertimbangkan<br />

banyak aspek lainnya.<br />

Ketika mulai menjadi<br />

Koordinator Proyek<br />

Governance di Gunung Mas, Dian membawa pengalaman<br />

kerjanya selama 15 tahun dari seluruh Indonesia. Tetap saja,<br />

ia harus menempuh perjalanan panjang agar perjuangannya<br />

membuahkan hasil. “Rasanya seperti tidak ada akhirnya, tapi<br />

tahun ini (2015) akhirnya kita berhasil mendorong perubahan<br />

di tingkat peraturan dan kebijakan” ujar Dian. “Tapi itu bukan<br />

berarti kita sudah harus puas” sambungnya “ini bukan akhir,<br />

justru baru permulaan”.<br />

Dian adalah pelaku pembangunan yang betul-betul<br />

menguasai bidangnya. Saat ditanya rahasianya bisa<br />

setia selama empat tahun bekerja bersama pemerintah<br />

Gunung Mas, ia menjawab dengan tegas bahwa tata kelola<br />

pemerintahan sudah menjadi urat nadinya. Betapa tidak,<br />

bungsu dari empat bersaudara ini mengawali karir dengan<br />

berkecimpung langsung di advokasi kebijakan dan tata<br />

kelola pemerintahan. Hingga kini, ia telah bekerja dengan<br />

masyarakat, pemerintah, LSM dan dewan legislatif di berbagai<br />

tempat di Indonesia, mulai dari Aceh, Lombok, hingga Papua.<br />

Diakui Dian, salah satu kelemahannya adalah teknologi,<br />

alhasil dia seringkali panik harus berhadapan dengan<br />

masalah komputer dan lainnya, namun justru membuatnya<br />

lebih menghargai kerjasama dengan pemerintah Gunung<br />

Mas, sebab kekurangannya ini justru mereka lengkapi.<br />

“Pemerintah di Gunung Mas adalah orang-orang yang sangat<br />

luar biasa untuk diajak bekerja sama, segala kegiatan menjadi<br />

lebih mudah dilaksanakan” ungkap Dian.<br />

Kini, menjelang akhir tahun keempat proyek Governance di<br />

Gunung Mas, Dian berharap melihat tata kelola pemerintahan<br />

dan advokasi kebijakan di Gunung Mas menjadi lebih luas lagi<br />

dan melangkah menuju sense of excellence. “Harus meningkat<br />

dari tahap pemahaman dan komitmen saja, karena kita telah<br />

melewati tahap itu” pungkasnya.<br />

Kabar Itah - Edisi 46 3


Pertemuan Kementerian Membahas Pertambangan Emas Skala Kecil<br />

Tanggal 17 Desember, YTS menghadiri pertemuan<br />

multipihak yang diadakan oleh Kementerian Koordinator<br />

Bidang Perekonomian di Jakarta. Tiga presentasi disajikan,<br />

diikuti diskusi tentang saran dan masukan untuk kebijakan<br />

baru tentang formalisasi sektor PESK. Seluruhnya, ada 57<br />

peserta yang terlibat: perwakilan dari delapan kementerian,<br />

dari Dinas Pertambangan dan Energi beberapa provinsi,<br />

Indonesian Mining Institute (IMI), Indonesian<br />

Mining Association (IMA), dan dari sejumlah<br />

tambang besar - Newmont, Freeport<br />

Indonesia, Sorikmas Mining, dan ANTAM.<br />

Merupakan kehormatan bagi YTS dan<br />

Blacksmith bisa diundang ke pertemuan ini<br />

sebagai perwakilan dari LSM.<br />

Andrew Neale dari Demaro Technology Indonesia.<br />

Moderator menyarankan ada tindak lanjut sebagai<br />

bagian dari rencana aksi yang dihasilkan dari pertemuan<br />

ini, terutama menyangkut perencanaan proyek-proyek<br />

prospektif dalam PESK dan bagaimana melibatkan lebih<br />

banyak pemangku kepentingan.<br />

Pertemuan ini membahas tiga topik utama:<br />

(a) ‘Kondisi Pertambangan Tanpa Izin dan<br />

Penanggulangan Pertambangan Tanpa Izin’<br />

oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya<br />

Mineral; (b) ‘Usulan Solusi, Upaya dan Strategi<br />

Penanggulangan Pertambangan Tanpa Izin’<br />

oleh IMI; dan (c) ‘Teknologi Pertambangan<br />

Rakyat tanpa Merkuri dan Sianida’ oleh<br />

Perwakilan pemerintah, perusahaan dan LSM berkumpul besama menggali<br />

berbagai aspek Pertambangan Skala Kecil di Indonesia<br />

Kilas Berita<br />

Agenda<br />

Lokakarya Penutupan Proyek UNEP<br />

Tanggal 29 November 2015, YTS ikut dalam Lokakarya Penutupan<br />

Proyek UNEP di Jakarta yang bertema ‘Teknologi Tepat Guna dan<br />

Pendekatan Kebijakan terhadap Pengurangan Dampak Air Raksa dalam<br />

Pertambangan Tradisional dan Skala Kecil. Kegiatan ini diadakan oleh<br />

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), bekerja sama<br />

dengan United Nations Environment Programme (UNEP), Blacksmith<br />

Institute, dan YTS. YTS mempresentasikan laporan akhir tentang solusi<br />

teknis untuk pengolahan emas tanpa air raksa dan kegiatan kampanye<br />

kesehatan. Kesimpulan dari Lokakarya ini adalah memaksimalkan<br />

Rencana Aksi Nasional sesuai Lampiran C pada Konvensi Minamata.<br />

Pengarusutamaan Gender dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan<br />

Tanggal 25-26 Oktober, UNORCID dan Dinas Kehutanan dan Lingkungan<br />

Hidup Provinsi Kalimantan Tengah mengadakan diskusi kelompok<br />

terarah untuk menguji modul ‘Pengarusutamaan Gender dalam<br />

Pengelolaan Hutan Berkelanjutan’ di Palangka Raya. YTS ikut menguji<br />

sembilan materi yang ada dalam modul tersebut. Pembawa acara<br />

menjelaskan bahwa semua masukan dan hasil dari kegiatan ini akan<br />

digunakan untuk memperbaiki isi modul, yang dikembangkan oleh<br />

sekelompok sukarelawan di bawah lembaga UNORCID dengan maksud<br />

untuk memberikan panduan dan dukungan bagi staf KPH (Kesatuan<br />

Pengelolaan Hutan) di Indonesia.<br />

Pembagian benih ikan untuk KUB Katune Lestari di Banturung<br />

KUB Katune Lestari di Banturung menerima 70,000 benih ikan lele<br />

beserta 140 sak pakan dari Taman Teknologi Pertanian, Sentra Teknologi<br />

Pertanian. Ini merupakan tanggapan yang cukup cepat dari pemerintah<br />

terhadap proposal yang diajukan kelompok pada awal tahun ini. Tanggal<br />

4 Desember, Walikota Palangka Raya, Riban Satya, mendistribusikan<br />

secara simbolis pengadaan benih ini kepada 28 anggota kelompok KUB.<br />

Januari<br />

Governance & Kahayan Project: Evaluasi Dampak Proyek<br />

Bukit Batu: Musrenbang Desa & Pelatihan Pemijahan Ikan<br />

ASGM: Project Implementation Planning DFATD<br />

Februari<br />

Pertemuan AD/ART Tahunan<br />

Governance & Kahayan Project:<br />

Musrenbang Kecamatan<br />

Penutupan Proyek Governance<br />

Dukungan Teknis untuk pemerintah: LAKIP, komputer dan<br />

administrasi desa<br />

Pelatihan RPJMDes dan RKPDes<br />

Bukit Batu: Musrenbang Kecamatan & Pelatihan Pemijahan<br />

Ikan<br />

ASGM: Project Implementation Planning DFATD<br />

Maret<br />

Governance & Kahayan Project:<br />

Forum Gabungan SKPD & Musrenbang Kabupaten<br />

Capacity Building untuk Pemerintah: RPJMDes & RKPDes<br />

Dukungan Teknis untuk Pemerintah: komputer dan<br />

administrasi desa<br />

Pelatihan RPJMDes dan RKPDes<br />

Bukit Batu:<br />

Forum Gabungan SKPD& Musrenbang Kabupaten<br />

Pelatihan Budidaya Ikan<br />

ASGM: Project Implementation Planning DFATD<br />

Kabar Itah<br />

Kabar Itah adalah media informasi yang diterbitkan setiap triwulan oleh Yayasan Tambuhak Sinta (YTS),<br />

afiliasi PT Kalimantan Surya Kencana (KSK), sebuah perusahaan eksplorasi mineral.<br />

Diterbitkan oleh:<br />

Yayasan Tambuhak Sinta<br />

Jl. Rajawali VII, Srikandi III No. 100<br />

Bukit Tunggal Palangka Raya 73112<br />

Kalimantan Tengah-Indonesia<br />

Telp. +62 (0536) 3237184<br />

Fax. +62 (0536) 3229187<br />

Email:tambuhaksinta@gmail.com<br />

Website: www.tambuhaksinta.com<br />

Rekening Bank:<br />

Yayasan Tambuhak Sinta<br />

BNI 1946<br />

Palangka Raya Branch<br />

Central Kalimantan<br />

INDONESIA<br />

Number 0114981608<br />

Swift: BNINIDJA<br />

4<br />

Kabar Itah - Edisi 46

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!