23.10.2019 Views

Energi dan Perubahannya

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ENERGI DAN PERUBAHANNYA<br />

menggunakan biodiesel sebagai pengganti solar, misalnya BPPT serta<br />

Pusat Penelitian pendayagunaan Sumber Daya Alam <strong>dan</strong> Pelestarian<br />

Lingkungan ITB. Berdasarkan pola pengembangan energi nasional,<br />

pemerintah Indonesia sudah merencanakan penggunaan bioethanol<br />

<strong>dan</strong> biodiesel sekitar 2 persen dari jumlah bahan bakar nasional pada<br />

tahun 2010. Jumlah itu meningkat menjadi 5 persen pada 2025.<br />

Sekarang masalahnya adalah bagaimana mempopulerkan bahan bakar<br />

biofuel itu.<br />

Beberapa negara lain, untuk mendukung pemakaian biodiesel<br />

<strong>dan</strong> bioethanol, pemerintahnya mengeluarkan kebijakan pemberian<br />

insentif. Pemerintah Austria <strong>dan</strong> Australia mengeluarkan kebijakan<br />

kemudahan untuk membangun pabrik biofuel, sehingga pengusaha pun<br />

tertarik untuk membangun industri bahan bakar alternatif. Bahkan di<br />

Swedia, harga bioethanol BE-85 (85 persen ethanol <strong>dan</strong> 15 persen<br />

bensin) dipatok lebih murah 25 persen ketimbang bahan bakar<br />

konvensional. Indonesia sendiri bisa belajar dari Brazil yang secara<br />

serius mengembangkan teknologi bahan bakar biofuel. Bahkan pabrik<br />

mobil pun sangat antusias untuk mengembangkan teknologi<br />

pendukungnya. Contohnya, Toyota mulai mengalihkan perhatiannya<br />

pada pasar mobil berbahan bakar bensin gasohol untuk Brazil.<br />

Dalam pengembangan biofuel, Indonesia memang tertinggal<br />

dari negara-negara lain, seperti Brazil, AS, atau Thailand. Padahal,<br />

sebagai negara dengan keanekaragaman hayati kedua terbesar di<br />

dunia sejatinya peluang pengembangan biofuel terbuka lebar. Berbeda<br />

dengan apa yang terjadi di Brazil. Dengan kapasitas produksi<br />

bioethanol mencapai 14,7 milliar liter pada 2005, kini negeri Samba itu<br />

merupakan produsen bioethanol terbesar di dunia. Angka produksi<br />

sebesar itu diperoleh dari penanaman tebu di lahan seluas 5,5 juta<br />

hektar <strong>dan</strong> akan meningkat sekitar dua kali lipat pada 2015. Sementara<br />

di AS, hampir 90 persen bioethanol yang dihasilkan dari jagung <strong>dan</strong><br />

gandum itu telah digunakan sebagai bahan bakar. Sejak tiga tahun lalu<br />

AS memproduksi mobil Flexi Fuel Vehicle menggunakan bahan bakar<br />

gasohol atau ethanol saja. Tak kalah gencar, di Thailand kini ada 800<br />

stasiun pengisian BBM yang menyediakan pencampuran biodiesel <strong>dan</strong><br />

BAB II KEGIATAN BELAJAR<br />

BERMUTU 61

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!