Habar Bappeda Edisi 01
Media komunikasi seputar perencanaan dan pembangunan Provinsi Kalimantan Selatan
Media komunikasi seputar perencanaan dan pembangunan Provinsi Kalimantan Selatan
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
C. Perumusan Alternatif Solusi
Tujuan untuk penurunan angka pernikahan
dini , maka perlu dilakukan langkah dan upaya
menemukan solusi yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan dimaksud dan sekaligus juga
untuk mengatasi permasalahan tingginya
pernikahan dini , maka perlu dilakukan melalui
strategi yang tepat agar apa yang menjadi tujuan
dapat tercapai efektif dan efisien.
Analisis SWOT adalah salah satu alat yang
sering dan telah banyak dipergunakan untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam
rangka untuk menemukan langkah langkah dan
(S) Kekuatan
• Adanya Undang-Undang no 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan
• Adanya Lembaga Badan pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
• Komitmen Pemerintah daerah untuk
mengurangi akibat perkawinan usia dini
• Tersedianya program dan Anggaran yang
cukup dari pemerintah provinsi
(O) Peluang
• Adanya tokoh-tokoh agama yang menjadi
panutan di masyarakat
• Dukungan Program dan anggaran dari
pemerintah pusat
• Adanya guru-guru yang tersebar di seluruh
wilayah yang bisa menyampaikan dampak
negatif dari perkawinan dini
• Pengawasan keluarga terhadap pergaulan
anak yang semakin meningkat
Dari hasil identifikasi unsur-unsur
kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan
diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
alternatif solusi sebagai berikut:
1. Arahan pengembangan strategi S-O (
menggunakan semua kekuatan dan peluang yang
ada untuk dijadikan kenyataan untuk diwujudkan),
maka ada beberapa strategi yang perlu dilakukan
adalah:
• Peningkatan pemahaman Undang-Undang
No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
kepada tokoh tokoh agama, guru-guru, dan
masyarakat.
• Sinkronisasi program dan kegiatan antara
lembaga di pemerintah pusat dan daerah
• Pencegahan terjadinya putus sekolah dengan
Tabel 3. Kerangka Analisis SWOT Perkawinan Usia Dini
di Kalimantan Selatan
upaya untuk mengatasi permasalahan inti atau
isu strategis yang harus segera di tangani agar
tujuan dapat tercapai. Dalam analisis SWOT
factor-faktor yang berpengaruh di klasifikasi
menjadi faktor dari dalam yaitu sebagai faktor
Kekuatan (strength) dan hambatan dari dalam
disebut kelemahan ( Weakness). Sementara itu
kekuatan yang datang dari luar disebut dengan
peluang (Opportunity) dan hambatan yang datang
dari luar disebut tantangan (Threat).
Identifikasi faktor-faktor kekuatan, kelemahan,
peluang dan Tantangan dari upaya menurunkan
angka pernikahan dini di Kalimantan selatan
adalah sebagai berikut:.
(W) Kelemahan
• Lemahnya koordinasi antar Lembaga terkait
pernikahan dini
• pengetahuan dan pemahaman aparatur
tentang pernikahan dini belum optimal
• Minimnya data dan informasi terkait
penyebab perkawinan dini
• Kurangnya peran Pemerintah untuk mencegah
terjadinya pernikahan dini
(T) Tantangan
• Kurangnya pengetahuan masyarakat terkait
uu perkawinan
• Adanya stigma yang berkembang di
masyarakat terkait dengan malu anaknya
tidak segera menikah (perawan tua)
• Masalah ekonomi keluarga ( Keluarga miskin)
• Pengaruh Media televisi dan internet
terhadap pergaulan remaja
mengoptimalkan kinerja guru-guru dan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
menyekolahkan anak-anaknya.
• dMengoptimalkan anggaran dari Pemerintah
pusat dan daerah untuk melakukan
sosialisasi peraturan dan perundangundangan
terkait dengan perkawinan usia
dini kepada masyarakat, tokoh tokoh agama
dan aparatur di daerah.
2. Arahan pengembangan strategi S-T (
menggunakan semua kekuatan untuk mengatasi
ancaman):
• Peningkatan pemahamam perkawinan dini
kepada masyarakat untuk merubah stigma
malu anaknya menjadi perawan tua.
• Mengoptimalkan program Pembinaan
Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan
anak yang dilakukan oleh Badan
Pemberdayaan Perempuan Prov Kalsel
• Mengoptimalkan program dan anggaran
pemerintah Provinsi untuk membantu siswa
dari keluarga miskin
• Peningkatan Pengawasan pengaruh negative
media televisi dan media internet terhadap
pergaulan anak anak sekolah
3. Arahan pengembangan strategi W-O
(menggunakan peluang untuk mengatasi
kelemahan).
• Mengoptimalkan peran tokoh tokoh agama
untuk mensosialisasikan dampak negatif
perkawinan usia dini
• Mengoptimalkan program dan anggaran
dari pemerintah pusat untuk melaksanakan
koordinasi antara lembaga di daerah dalam
upaya mengurangi terjadinya pernikahan
dini
• Mengoptimalkan peran guru-guru
dalam memberikan pembelajaran akibat
perkawinan dini kepada anak muridnya
• Mengoptimalkan program dan anggaran
pemerintah pusat dalam rangka penyediaan
data dan informasi terkait pernikahan dini
• Mengoptimalkan pengawasan pergaulan
anak oleh keluarga dengan bekejasama
dengan sekolah
4. Arahan pengembangan strategi W-T (membalik
semua kelemahan untuk menjadi peluang).
• Meningkatkan koordinasi antar lembaga
di daerah untuk merubah stigma yang
berkembang di masyarakat
• Meningkatkan pemahaman aparatur terhadap
peraturan dan perundangan perkawinan
untuk membWerikan pemahaman tentang
efek negatif pernikahan dini
• Meningkatkan penyediaan data dan informasi
anak sekolah yang rentan putus sekolah
akibat kemiskinan dan akibat perkawinan
terkait stigma yang salah dari masyarakat
• Meningkatkan Peran sekolah untuk memberi
pengetahuan kepada murid untuk menangkal
pengaruh media televisi dan media internet
terhadap pergaulan remaja
• Meningkatkan koordinasi antar SKPD untuk
penanggulangan kemiskinan di daerah guna
mencegah terjadinya siswa putus sekolah
dan terjadinya perkawinan usia dini.
D. Pengkajian Alternatif Solusi dan Strategi
Utama
Dari beberapa alternatif solusi yang
telah di peroleh dari analisa SWOT, maka beberapa
alternatif solusi yang mememiliki kesamaan di
kelompokkan menjadi strategy utama sebagai
berikut:
1. Peningkatan Pemahaman dengan melakukan
sosialisasi peraturan perundan-udangan
kepada stakeholder terkait dan masyarakat
2. Peningkatan koordinasi dan sinergisitas antar
lembaga terkait di daerah dan pusat
3. Optimalisasi program dan penganggaran
pemerintah Daerah untuk perkawinan dini
4. Pencegahan dan Pengawasan terhadap anak
dari pergaulan kurang baik
5. Peningkatan Peran sekolah, guru dan
tokoh agama dalam mencegah terjadinya
pernikahan dini
Berdasarkan 5 alternatif strategi utama
tersebut diatas, maka untuk memilih strategi
yang paling tepat diperlukan metode pemilihan
strategi. Ada beberapa metode yang dapat di
pakai dalam pemilihan strategi antara lain metode
USG, metode Bardach dan metode Prince.
Dalam studi kasus penyususnan
rencana aksi penurunan angka pernikahan dini
di kalimantan selatan dipakai metode USG
yaitu metode pemilihan strategi yang dilihat (
urgency) yaitu seberapa penting strategi itu saat
ini, dapatkah ditunda pelaksanaannya, seberapa
besar tuntutan permintaan untuk dilaksanakan.
(Seriousness) yaitu seberapa serius strategi
tersebut terhadap penurunan angka perkawinan
dini di kalsel, dan dilihat dari (Growth) yaitu
seberapa besar dampaknya pada masa yang akan
datang jika strategi itu tidak dilaksanakan. Prinsip
dari Metode USG adalah memberikan penilaian
melalui rangking yaitu strategi yang berpengruh
sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 4. Pembobotan Rangking pada Strategi
Utama Menurut Metode USG
20
21