30.10.2021 Views

Jendela Geosaintis Ed.IX - Oktober 2021

Jendela Geosaintis Edisi Oktober 2021 terbit dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-93 yang jatuh pada Kamis (28/10) lalu. Sejarah telah menunjukkan bahwa pemuda memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, terutama dari kalangan geosaintis. Saat ini, pemuda Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menjadi pemimpin perubahan dalam era digital seperti sekarang ini.

Jendela Geosaintis Edisi Oktober 2021 terbit dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-93 yang jatuh pada Kamis (28/10) lalu. Sejarah telah menunjukkan bahwa pemuda memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, terutama dari kalangan geosaintis. Saat ini, pemuda Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menjadi pemimpin perubahan dalam era digital seperti sekarang ini.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

BINCANG-BINCANG BERSAMA MAS JATI

Menulis dengan Sederhana, Menjadi Diri Sendiri

Oleh : Siti Rofikoh & Sofia Salsabila

Tulisan-tulisan beliau kerap kali muncul pada lini masa Sobat Geosains terutama

lewat Instagram. Beliau menulis sejak SMA, bermula dari menulis cerita pendek

juga puisi. Membiasakan menulis sewaktu organisasi di BEM, himpunan,

organisasi di luar kampus, hingga saat ini menjadi pengajar dalam Program Studi

Teknik Geologi di Institut Teknologi Sumatera (ITERA), kegiatan tersebut terus

berlanjut. Cerita-cerita beliau banyak memuat seputar fenomena kebumian juga

pengalaman lapangan sesuai dengan latar belakang beliau yang bermula dari geologi.

Terinspirasi dari Pak Andang Bachtiar dan (Alm.) 'Pakde' Rovicky Dwi Putrohari, Angga

Jati Widiatama atau yang kerap kali dipanggil Mas Jati oleh rekan-rekannya, memilih

menulis sebagai salah satu media untuk melepas penat.

Angga Jati Widiatama

Tidak banyak yang menyalurkan stres dengan menulis,

kenapa akhirnya memilih untuk menulis dan apa yang

membuat menulis itu menarik sehingga dapat menjadi

stress-reliever?

Saya terinspirasi dari salah satu kutipan dari Ibnu Batutah

bahwa, “Saat berkelana, kita seringkali dibuat kagum. Tetapi

seiring berjalannya waktu, pengalaman akan mengubah

anda menjadi seorang pencerita atau penutur”. Hal ini yang

membekas karena kita sebagai geologist selalu bepergian

ke tempat baru, bertemu orang-orang baru. Pengalaman

baru tersebut mungkin akan membuat kita kaget, kagum,

takjub, mungkin kita terpesona. Pengalaman tersebut yang

akan memperkaya diri kita. Dalam pengalaman saya, banyak

sekali hal-hal yang tidak saya sadari selama melakukan

perjalanan. Tetapi, saat semuanya sudah berlalu ternyata

ada banyak yang dapat direnungkan dan dapat diambil

sebagai pelajaran. Hal itulah yang menarik dan menjadi

motivasi bagi saya untuk Menuturkan kembali berbagai

pengalaman dalam bentuk cerita. Melihat tempat baru,

bertemu orang-orang juga membuat kita bisa mengambil

gambar, tidak harus selalu lewat fotografi. Karena dalam

fotografi, memang satu foto bisa memberikan sejuta cerita.

Namun, cerita tersebut terbentuk sesuai dengan referensi

orang yang melihat foto tersebut. Kalau melalui cerita yang

ditulis, kita sebagai penulis bisa menceritakan suatu fokus

pada hal yang ingin kita sampaikan.

Apakah kebiasaan menulis itu bermula dari mencari

data, membaca referensi, baru muncul ide dan dikembangkan

sebagai topik ataukah sebaliknya? Kenapa

akhirnya memilih untuk mempopulerkan geologi?

Setiap orang tentunya memiliki pilihan yang berbeda. Berdasarkan

pengalaman saya, kalau kita mencari sesuatu malah

nggak ketemu. Semisal kita sengaja mencari referensi

untuk tema A atau B, tetapi saat membaca malah ketemu

cerita C atau D yang ternyata nggak kalah menarik. Hal ini

sering terjadi saat kita fokus ingin menceritakan sesuatu,

tapi kita malah belok ketemu cerita lain yang tidak kalah

menarik. Jadi, tidak ada patokan pasti apakah saya harus

dapat ide dulu baru cari literasi atau sebaliknya karena

kedua ini seperti sebuah siklus. Intinya, dalam mencari ide

cerita yang saya lakukan adalah observasi. Observasi bisa

dalam artian membaca buku, mengamati alam, atau dengan

bertemu orang-orang sekeliling kita. Kenapa akhirnya

memilih untuk mempopulerkan geologi? Karena saat kita

dikenal sebagai mahasiswa geologi baik adik-adik maupun

teman-teman sering memiliki banyak pertanyaan tentang

fenomena kebumian. Hal-hal yang menurut kita sederhana,

tetapi bagi orang lain dapat menjadi sesuatu yang membingungkan.

Selain rasa penasaran, ada juga mitos dan legenda

yang ditanyakan sehingga mau tidak mau saya harus

menjelaskan legenda atau kepercayaan masyarakat dari

sudut pandang dan konteks ilmiah. Tugas saya maupun

kita sebagai akademisi karena kita berkecimpung dalam

dunia pendidikan adalah dengan ikut serta mencerdaskan

kehidupan bangsa. Sebisa mungkin kita mencoba menggali

makna dari setiap cerita, dongeng, hingga mitos dari

suatu wilayah yang ada hubungannya dengan dunia kegeologian

atau kebumian yang dapat diungkap fakta atau

penjelasan ilmiahnya. Ini yang mengarahkan saya bahwa

geologi harus memberikan manfaat dan salah satu yang

dapat saya berikan kepada masyarakat adalah memberi

penjelasan ilmiah yang mampu dicerna masyarakat.

8

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!