06.01.2013 Views

PERJANJIAN INTERNASIONAL SEBAGAI MODEL HUKUM BAGI ...

PERJANJIAN INTERNASIONAL SEBAGAI MODEL HUKUM BAGI ...

PERJANJIAN INTERNASIONAL SEBAGAI MODEL HUKUM BAGI ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

perjanjian tersebut. Dengan demikian atas dasar perjanjian peralihan itu,<br />

perjanjian internasional yang pernah dibuat Kerajaan Belanda tidak secara<br />

otomatis berlaku bagi Indonesia. Oleh karena itu Pemerintah Indonesia sebaiknya<br />

meneliti terlebih dahulu sebelum perjanjian-perjanjian internasional itu<br />

dinyatakan mengikat.<br />

Untuk dapat lebih memahami sikap Indonesia terhadap perjanjian<br />

internasional yang pernah dibuat Kerajaan Belanda setelah pemutusan perjanjian<br />

KMB, berikut ini diketengahkan sebuah contoh kasus mengenai ekstradisi.<br />

Ketika Pemerintah Kerajaan Belanda berkuasa di Hindia Belanda, pernah<br />

mengadakan perjanjian ekstradisi dengan beberapa negara. 60 Satu diantaranya<br />

dibuat dengan Britania Raya atau Inggris pada tahun 1898, yang disebut The<br />

Anglo-Netherlands Extradition Treaty. Pada waktu perjanjian itu dibuat<br />

Singapura merupakan koloni Inggris. Adapun kasus ekstradisi yang dimaksud<br />

dalam rangka mengkaji penerapan pasal 5 perjanjian peralihan KMB adalah kasus<br />

ekstradisi Kapten Westerling.<br />

Sebagaimana telah diketahui bahwa Kapten Raymond Paul Pierre<br />

Westerling, adalah pelaku pembantaian terhadap rakyat Indonesia yang tidak<br />

berdosa di Bandung dan Makassar pada bulan Februari 1950. Setelah<br />

peristiwa itu Westerling kemudian melarikan diri ke Singapura. Bagi bangsa<br />

Indonesia Westerling adalah seorang penjahat yang melarikan diri. Sedangkan<br />

Singapura waktu itu masih merupakan bagian dari koloni Inggris. Oleh karena<br />

itu, pada bulan Februari 1950 pemerintah Indonesia meminta kepada pemerintah<br />

Inggris agar Westerling diekstradisi ke Indonesia. Permintaan Indonesia kepada<br />

Inggris itu atas dasar perjanjian ekstradisi antara Inggris dengan Belanda tahun<br />

1898. Akan tetapi tuntutan pemerintah Indonesia tidak dikabulkan. 61 Alasannya<br />

60<br />

Diantaranya perjanjian ekstradisi dengan Spanyol, Belgia, Kongo-Belgia dan daerah<br />

Rwanda-Burundi, Denmark, Liberia, Portugal Italia, Kerajaan Jerman, Republik Prancis,<br />

Britania Raya dan untuk beberapa daerah mandat Swiss, Amerika Serikat, Meksiko,<br />

Chekoslovakia, Finlandia, dan Irlandia. Lihat M. Budiarto, Masalah Ekstradisi dan<br />

Jaminan Perlindungan atas Hak-hak Azasi Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1980,<br />

halaman 11-13<br />

61<br />

Pengukuhan tidak dikabulkannya ekstradisi Westerling ke Indonesia dijatuhkan melalui<br />

putusan Hakim Evans dari High Court of Singapore, tanggal 15 Agustus 1950. Putusan<br />

28

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!