06.01.2013 Views

PERJANJIAN INTERNASIONAL SEBAGAI MODEL HUKUM BAGI ...

PERJANJIAN INTERNASIONAL SEBAGAI MODEL HUKUM BAGI ...

PERJANJIAN INTERNASIONAL SEBAGAI MODEL HUKUM BAGI ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

eberapa konperensi dalam bidang HPI yang diselenggarakan di Den Haag, yang<br />

antara lain bertujuan untuk mempersiapkan unifikasi kaidah-kaidah HPI. 8<br />

Seperti diketahui, setiap negara merdeka dan berdaulat memiliki sistem<br />

HPI-nya sendiri-sendiri, sehingga norma HPI setiap negara itu tidak sama. Untuk<br />

mengatasi kesulitan yang timbul dalam hal terjadi persoalan yang melibatkan dua<br />

negara atau lebih, negara-negara mengadakan upaya kerjasama internasional<br />

dengan jalan mempersiapkan konvensi-konvensi yang bertujuan terciptanya<br />

unifikasi di dalam bidang hukum, khususnya hukum perdata.<br />

Akan tetapi upaya yang dilakukan itu bukan bermaksud untuk melakukan<br />

penyeragaman seluruh sistem hukum intern dari negara-negara peserta<br />

konperensi, melainkan hanya berusaha melakukan penyeragaman atas<br />

kaidah-kaidah HPI. Dengan demikian diharapkan untuk masalah-masalah hukum<br />

perdata tertentu akan dapat dicapai kesatuan dalam penyelesaian persoalan<br />

oleh badan-badan peradilan masing-masing negara peserta. 9<br />

B. Model Pranata Hukum yang Perlu Diadaptasikan<br />

Suasana perubahan ke arah kehidupan masyarakat bangsa-bangsa yang<br />

semakin menyatu dengan bermacam implikasinya seperti diuraikan di atas, tentu<br />

saja mempengaruhi model pranata hukum yang harus dipersiapkan. Jika<br />

penyiapan pranata hukum yang dilakukan negara nasional seperti Indonesia<br />

semata-mata menggunakan model kodifikasi sebagaimana berlangsung selama ini,<br />

dikhawatirkan model semacam itu akan sulit mengadaptasikan diri dengan<br />

berbagai proses perubahan yang berlangsung sangat cepat.<br />

Proses-proses ekonomi yang semakin global disertai berbagai bentuk<br />

aktivitas transnasionalnya akan terus berlangsung dan tidak mungkin dibendung.<br />

8 Semula Konperensi Hukum Perdata Internasional (HPI) di Den Haag itu merupakan konperensi<br />

diplomatik antara negara-negara Eropa (negara-negara Eropa kontinental) dengan tujuan<br />

menjajagi kemungkinan mengadakan unifikasi kaidah-kaidah HPI. Akan tetapi kemudian<br />

pesertanya diperluas dengan masuknya Jepang (dari Asia tahun 1904). Kemudian seusai Perang<br />

Dunia ke II keanggotaan konperensi tersebut makin diperluas dengan masuknya Inggris (1951),<br />

Turki (1956), Israel dan RPA (1960), USA (1964), Canada (1968), dan kemudian diikuti pula<br />

oleh negara-negara dari kawasan Amerika Latin. Lihat Sudargo Gautama, Capita Selecta<br />

Hukum Perdata Internasional. Bandung: Alumni, 1983, halaman 6.<br />

6

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!