You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
. Museum Mpu Tantular<br />
470 Kepariwisataan : <strong>Provinsi</strong> <strong>Jawa</strong> <strong>Timur</strong><br />
<strong>Provinsi</strong> <strong>Jawa</strong> <strong>Timur</strong> memiliki sebuah<br />
museum dengan nama Museum<br />
Negeri Mpu Tantular. Mpu Tantular<br />
adalah nama seorang pujangga di<br />
jaman Majapahit (abad 14) yang<br />
menggubah kakawin (kesusateraan<br />
<strong>Jawa</strong>) bertajuk Sutasoma. Dari karya<br />
ini muncul konsep Bhinneka Tunggal<br />
Ika yang diadopsi sebagai motto<br />
bangsa Indonesia. Untuk menghormati<br />
pujangga besar tersebut, maka<br />
Pemerintah <strong>Provinsi</strong> <strong>Jawa</strong> <strong>Timur</strong><br />
mengabadikannya sebagai nama<br />
museum.<br />
Museum Mpu Tantular dirintis oleh<br />
Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com<br />
Von Faber, seorang kolektor<br />
berkebangsaan Jerman yang menetap<br />
dan menjadi warga Surabaya. Pada tahun 1933, Von Faber mendirikan Stedelijk Historisch<br />
Museum yang menjadi cikal bakal Museum Mpu Tantular. Akan tetapi, lembaga tersebut baru<br />
diresmikan pada tanggal 25 Juni 1937. Museum ini berupaya mengumpulkan koleksi sejarah<br />
berkaitan dengan kota Surabaya.<br />
Kecintaan Von Faber terhadap benda bersejarah merupakan bagian dari upayanya menyusun buku<br />
Old Surabaya dan New Surabaya yang terbit tahun 1933. Von Faber mulai mengumpulkan data<br />
untuk buku tersebut sejak tahun 1922. Melalui Stedelijk Historisch Museum, dirintislah sebuah<br />
museum yang mulanya hanya merupakan ruang kecil di Readhius Ketabang. Karena bertambahnya<br />
koleksi, maka bangunan museum dipindahkan ke Jalan Pemuda, Surabaya.<br />
Sepeninggal Von Faber pada tanggal 30 September 1955, museum tersebut terbengkalai. Baru<br />
pada 1 November 1974 diambil alih oleh Pemerintah <strong>Provinsi</strong> <strong>Jawa</strong> <strong>Timur</strong> dan diberi nama<br />
Museum Negeri Mpu Tantular. Pada tahun 1975, lokasi museum dipindah ke Jalan Taman<br />
Mayangkara 6 Surabaya, yang peresmiannya dilakukan pada 12 Agustus 1977. Sejak tahun 2004<br />
lalu, Museum Mpu Tantular telah dipindahkan ke lokasi baru di Desa Sidokerto, Kecamatan<br />
Buduran, Kabupaten Sidoarjo, <strong>Jawa</strong> <strong>Timur</strong>.<br />
Museum Negeri Mpu Tantular memiliki koleksi dari masa pra sejarah hingga jaman modern, mulai<br />
dari batuan dan fosil, peralatan tradisional, keramik, benda seni, senjata, hingga alat transportasi<br />
dan komunikasi. Benda-benda bernilai sejarah dan budaya ini dikumpulkan dari berbagai daerah di<br />
Nusantara. Melalui koleksi yang cukup lengkap ini pengunjung dapat memperoleh pengetahuan<br />
seputar kebudayaan zaman pra sejarah hingga masa awal kemerdekaan Indonesia.<br />
Untuk koleksi yang khas dari wilayah <strong>Jawa</strong> <strong>Timur</strong>, Museum Mpu Tantular menyajikan beberapa<br />
benda seni seperti topeng dan peralatan karapan sapi dari Madura, angklung asal Banyuwangi,<br />
Reog Tulungangung, dan wayang purwo dari <strong>Jawa</strong> <strong>Timur</strong>.<br />
Selain memamerkan koleksi yang cukup kaya, museum ini juga kerap mengadakan kegiatan seperti<br />
lomba melukis tingkat SD sampai SMA dan pertunjukan-pertunjukan kesenian lainnya.