Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
o. Museum Purbakala Trinil<br />
476 Kepariwisataan : <strong>Provinsi</strong> <strong>Jawa</strong> <strong>Timur</strong><br />
Banyak ahli teori<br />
evolusi percaya bahwa<br />
peneliti pertama yang<br />
menemukan mata<br />
rantai yang hilang<br />
(missing link) dari teori<br />
evolusi manusia<br />
adalah Eugene Dubois,<br />
seorang dokter<br />
berkebangsaan<br />
Belanda. Ia berangkat<br />
dari negeri kincir angin<br />
untuk membuktikan<br />
asumsi ini: bahwa<br />
mata rantai yang<br />
menghubungkan<br />
evolusi dari primata<br />
menjadi manusia<br />
Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com<br />
modern terdapat di<br />
kawasan tropis, sebab<br />
diperkirakan “manusia<br />
pengantara” ini sudah tidak memiliki bulu seperti nenek moyang sebelumnya<br />
(http://lembahediyanto.blogspot.com).<br />
Dubois berangkat menggunakan kapal SS Prinses Amalia menuju Sumatra, tepatnya ke daerah<br />
Payakumbuh, Sumatra Barat. Di tempat ini ia melakukan penggalian di pegunungan dan gua-gua<br />
kapur di sepanjang Payakumbuh. Hasilnya ternyata mengecewakan. Fosil-fosil manusia yang ia<br />
temukan terlalu muda, sehingga tidak sesuai dengan harapannya. Setelah menerima informasi<br />
bahwa di <strong>Jawa</strong> ditemukan fosil manusia wajak (Homo wajakensis), Dubois akhirnya memindahkan<br />
proyek penggaliannya ke tanah <strong>Jawa</strong>, mengikuti alur sungai Bengawan Solo. Pada sebuah lekukan<br />
sungai, di daerah yang disebut Trinil, Ngawi, <strong>Jawa</strong> <strong>Timur</strong>, ia menemukan berbagai fosil hewan<br />
purba. Tak hanya itu, di tempat ini ia berhasil menemukan gigi dan atap tengkorak yang<br />
menyerupai kera (Harry Widianto dalam http://m.kompas.com).<br />
Setahun kemudian, 15 meter dari tempat penemuan pertama, ia menemukan tulang paha kiri<br />
yang seusia dengan fosil sebelumnya, tetapi mirip dengan tulang paha manusia modern. Ini<br />
artinya, manusia purba tersebut telah berjalan tegak. Oleh sebab itu, Dubois kemudian<br />
menamakan fosil temuannya sebagai Pithecanthropus erectus, alias manusia kera berjalan tegak.<br />
Banyak ahli percaya bahwa temuan Dubois ini adalah missing link yang selama ini dicari untuk<br />
membuktikan kesahihan teori evolusi. Sebab Pithecanthropus erectus seolah mewakili proses<br />
evolusi dari primata menjadi manusia, ini misalnya terlihat dari volume otak 900 cc yang berada<br />
antara kapasitas manusia dan kera, serta tulang paha yang menunjukkan pemiliknya telah berjalan<br />
tegak (Harry Widianto dalam http://m.kompas.com).