22.02.2013 Views

20090610144018

20090610144018

20090610144018

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

2) Lapisan Tanah Bawah atau Horizon B<br />

Lapisan ini juga mengandung bahan organik, tetapi kurang<br />

dibandingkan dengan lapisan tanah atas. Lapisan ini<br />

merupakan zona pengendapan partikel tanah yang tercuci dari<br />

horizon A.<br />

3) Regolith<br />

Pada lapisan ini terdiri atas tanah yang sudah terbentuk, tetapi<br />

masih menunjukkan ciri-ciri struktur batuan induk.<br />

4) Bedrock<br />

Lapisan ini merupakan lapisan batuan induk yang masih<br />

padu.<br />

Sifat-sifat tanah tersebut bisa berbeda di setiap tempat,<br />

kedalaman bahkan di tiap lapisan itu sendiri. Begitu juga dengan<br />

susunan perlapisannya, bisa berbeda di tiap tempat. Hal ini sangat<br />

dipengaruhi oleh faktor pembentuk tanah di suatu daerah. Untuk<br />

itulah, jika kita mengenali sifat-sifat tanah, sebaiknya mengambil<br />

tanah dengan menggali tanah minimal satu meter. Hal ini bertujuan<br />

agar tanah yang kita ambil benar-benar merupakan tanah<br />

asli di tempat tersebut, bukan tanah yang telah bercampur dengan<br />

materi lain di atas permukaan Bumi.<br />

3. Jenis-Jenis Tanah<br />

Interaksi antara faktor-faktor pembentuk tanah akan menghasilkan<br />

tanah dengan sifat-sifat yang berbeda. Berdasarkan pada faktor<br />

pembentuk dan sifat tanah inilah, beberapa ahli mengklasifikasikan<br />

tanah dengan klasifikasi yang berbeda.<br />

Ada banyak sistem klasifikasi di dunia, tetapi ada dua sistem yang terkenal,<br />

yaitu sistem klasifikasi tanah USDA Soil Taxonomy (1975) dan sistem<br />

klasifikasi tanah FAO/UNESCO (1970). Sistem klasifikasi tanah nasional<br />

yang dikembangkan di Indonesia semula dikembangkan oleh R. Dudal dan<br />

M. Soepraptohardjo (1957) yang secara resmi dikeluarkan oleh lembaga<br />

penelitian tanah (LPT-Puspetan). Dalam perkembangannya mengalami<br />

beberapa kali modifikasi (penyempurnaan sampai yang terakhir yaitu dengan<br />

diterbitkannya Terms of Reference Tipe, Pemetaan Tanah 1980). Kategori<br />

yang digunakan ada enam, berturut-turut dari kategori tertinggi hingga<br />

terendah, yaitu: (1) golongan, (2) kumpulan, (3) jenis, (4) macam, (5) rupa, dan<br />

(6) seri.<br />

Tingkat kategori yang sudah banyak dikembangkan dalam survei<br />

dan pemetaan tanah di Indonesia, yaitu tingkat kategori jenis (great<br />

soil group). Klasifikasi jenis-jenis tanah pada tingkat tersebut sering<br />

digunakan untuk mengelompokkan tanah di Indonesia.<br />

a. Tanah Organosol atau Tanah Gambut<br />

Tanah jenis ini berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa,<br />

mempunyai ciri warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debulempung,<br />

tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat sampai dengan<br />

126 GEOGRAFI Kelas X<br />

Sumber: Bumi, halaman 52<br />

Gambar 6.84 Profil tanah

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!