19.04.2013 Views

download - Harian detik

download - Harian detik

download - Harian detik

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

PERDAGANGAN RABU, 3 APRIL 2013<br />

12<br />

KISAH-KISAH PEMBANGUN MEREK TOP DUNIA (3)<br />

DO WON CHANG<br />

Dulu Tukang Bensin,<br />

Sekarang Penguasa<br />

Jaringan Toko Pakaian Top<br />

Do Won Chang<br />

tidak langsung<br />

membuat tokonya<br />

besar. Di toko pertamanya,<br />

ia mengerjakan<br />

seluruh pekerjaan yang<br />

ada di sana sendirian.<br />

“Saya menata pajangan<br />

toko, saya merchandiser,<br />

dan saya kasir,<br />

dan saya juga tukang<br />

bersih-bersih,” katanya.<br />

“Saya melakukan<br />

semuanya sendiri.”<br />

Tapi bisnis satu toko ini berkembang dengan cepat.<br />

Chang menyatakan tidak ada rahasia keberhasilan<br />

mengapa ia bisa sangat sukses. “Anda bisa melihatnya<br />

sebagai rahasia keberhasilan, meski kenyataannya<br />

biasa-biasa saja,” katanya.<br />

Ia tampil menonjol karena, menurut dia, bisnis<br />

pakaian jadi ini sangat berat dan sulit. “Tidak banyak<br />

orang yang sanggup terus berbisnis ini,” katanya.<br />

Yang utama adalah kerja keras. Soal ini, Chang<br />

sangat terbantu karena ia sangat religius. Meski<br />

awalnya niatnya mencari uang, belakangan Chang<br />

menemukan bahwa tujuannya bekerja bukan uang.<br />

Ia kemudian menjadi religius dan ia ingin membantu<br />

orang sebanyak mungkin.<br />

“Setelah melakukan banyak perjalanan keagamaan,<br />

saya jadi sadar saya sangat bahagia jika bisa membantu<br />

banyak orang,” katanya. “Jadi, logika saya, saya<br />

akan bisa menolong lebih banyak orang jika bekerja<br />

lebih keras.”<br />

Kerja keras ini diimbangi dengan taktik bisnis yang<br />

tepat. Misalnya saja, dari desain awal sampai menjadi<br />

pakaian, hanya butuh waktu tiga bulan. Dan jika<br />

pakaian itu populer, biasanya mereka hanya menjualnya<br />

dalam tiga bulan saja.<br />

Chang juga membuat bisnisnya fleksibel. Proses<br />

pengambilan keputusan sangat cepat. “Jika dibutuhkan,<br />

pengambilan keputusan bisa dilakukan saat ini<br />

juga,” katanya.<br />

Begitu pula dengan ukuran toko. Mereka memiliki<br />

toko kecil, seperti di Tokyo, dengan ukuran hanya<br />

2.300 kaki persegi, tapi ada pula yang sampai 150 ribu<br />

kaki persegi. “Biasanya orang di bisnis retail tidak<br />

memiliki fleksibilitas seperti ini,” katanya.<br />

Ia juga tidak ragu mengambil risiko. Misalnya saja,<br />

saat Eropa dibekap krisis. “Kami masih bisa membuka<br />

toko baru di Manchester dan memperluas toko<br />

kami di Oxford Street,” katanya.<br />

Tentu saja, prinsip utama toko pakaian Forever21<br />

yang dikembangkan Chang, yakni menyediakan pakaian<br />

terbaik dengan harga murah, menjadi acuan utama.<br />

Meski begitu, ia mendapat masalah hak cipta karena<br />

banyak baju yang dijual dianggap jiplakan. Bagaimana<br />

cara ia mengatasi tudingan jiplakan ini? (Bersambung)<br />

NUR KHOIRI<br />

PERTAMINA CAPLOK<br />

POMPA BENSIN PETRONAS<br />

Dari 19 pompa bensin Petronas, Pertamina<br />

mengambil alih sembilan di antaranya.<br />

JAKARTA — PT Pertamina telah mengakuisisi<br />

sembilan dari 19 stasiun pengisian<br />

bahan bakar umum milik Petronas.<br />

Rencananya, Pertamina akan mencaplok<br />

semua pompa bensin dari negeri jiran<br />

tersebut.<br />

“Ada sembilan SPBU, sudah tuntas akuisisinya,”<br />

kata Direktur Pembinaan Hilir<br />

Kementerian Energi dan Sumber Daya<br />

Mineral Umi Asngadah di Jakarta kemarin.<br />

Pompa bensin yang diakuisisi tersebut<br />

tidak hanya di Jakarta, tapi juga di<br />

luar Jakarta, bahkan di luar Jawa. Di luar<br />

Jakarta, pompa bensin Petronas berada<br />

di Bandung dan Medan.<br />

Sejak 31 Agustus 2012, PT Petronas<br />

Niaga Indonesia sudah tidak memasok<br />

bahan bakar ke mitra pompa bensin<br />

miliknya. Bahkan, sejak 1 Mei tahun itu,<br />

empat pompa bensin Petronas di Medan,<br />

Sumatera Utara, sudah tak menjual bensin<br />

Prima 88.<br />

Sebelumnya, Umi menyebutkan, tutupnya<br />

pompa bensin milik Petronas itu karena<br />

bahan bakar yang dijajakan kurang<br />

diminati konsumen. Selain itu, pompa bensin<br />

tersebut berdekatan dengan pompa<br />

bensin lain yang menjual bahan bakar<br />

dengan harga lebih murah. “Sehingga<br />

banyak orang yang memilih bahan bakar<br />

lebih murah (bersubsidi),” katanya.<br />

Senada dengan Umi, Direktur Center<br />

for Petroleum and Energy Economic Studies<br />

Kurtubi menyebutkan pompa bensin<br />

milik Petronas tidak mampu bersaing<br />

dengan pompa bensin milik Pertamina,<br />

yang memasarkan bahan bakar bersubsidi.<br />

Selisih harga yang cukup besar, yakni<br />

hampir setengahnya, membuat penjualan<br />

pompa bensin asing, termasuk<br />

Petronas, rendah. “Termasuk<br />

harga Prima 88 yang dijual<br />

oleh SPBU Petronas di<br />

Medan,” ujarnya.<br />

Namun Wakil Direktur Eksekutif Refor-<br />

Miner Institute Komaidi Notonegoro<br />

berpendapat tutupnya pompa bensin<br />

Petronas di Indonesia bukanlah masalah<br />

besar. Baginya, keberhasilan atau kegagalan<br />

investasi sebuah perusahaan merupakan<br />

hal yang lumrah terjadi. “Kalau<br />

minat konsumen membeli atau tidak, itu<br />

kan selera. Tapi yang pasti ini menyangkut<br />

strategi bisnis,” tuturnya saat dihubungi.<br />

Dia meyakini, sebelum masuk ke pasar<br />

bisnis bahan bakar retail di Indonesia,<br />

perusahaan asal negeri jiran itu sudah<br />

mengetahui selera dan kecenderungan<br />

konsumen Indonesia. Begitupun dengan<br />

kebijakan pemerintah yang masih memberikan<br />

subsidi untuk bahan bakar jenis<br />

tertentu.<br />

“Artinya, dari awal dia (Petronas) sudah<br />

tahu peta pasar seperti apa. Tentunya dia<br />

juga sudah siap bersaing,” ucap Komaidi.<br />

Sementara itu, Vice President Corporate<br />

Communication PT Pertamina Ali Mundakir<br />

mengatakan pihaknya telah memasuki<br />

tahap finalisasi untuk mengakuisisi<br />

pompa bensin milik Petronas. “Petronas<br />

memiliki 19 SPBU. Sementara ini hanya<br />

sebagian dari 19 itu, jumlahnya akan kita<br />

rilis nanti,” ujarnya.<br />

Adapun Head Retail Business PT Petronas<br />

Niaga Indonesia Wisnu Widijoko saat<br />

dihubungi Detik kemarin malam enggan<br />

berkomentar tentang informasi akuisisi<br />

pompa bensin tersebut. “Saya tidak<br />

memiliki kompetensi untuk menjawab itu.<br />

Sebaiknya ke bagian external affair,” ucapnya.<br />

Namun, surat elektronik Detik yang dikirim<br />

ke bagian tersebut hingga berita ini<br />

diturunkan belum dijawab.<br />

RISTA RAMA DHANY | ARIF ARIANTO

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!