27.05.2013 Views

prospek pengembangan pertanian organik di sulawesi ... - Balitsereal

prospek pengembangan pertanian organik di sulawesi ... - Balitsereal

prospek pengembangan pertanian organik di sulawesi ... - Balitsereal

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Prosi<strong>di</strong>ng Seminar Nasional Serealia 2009 ISBN :978-979-8940-27-9<br />

menghipnotis petani yang membawanya ke suatu alam sistem <strong>pertanian</strong> yang sangat<br />

bergantung pada input dan modal besar (Reijntjes et al. 1999. Lagipula selama ini ada<br />

kecenderungan penggunaan input oleh petani, berlebihan, tidak terkendali, dan tidak<br />

seimbang. Varietas unggul merupakan tanaman yang <strong>di</strong>ciptakan berdaya hasil tinggi.<br />

Hasil tinggi hanya dapat <strong>di</strong>capai jika kon<strong>di</strong>si lingkungannya menguntungkan. Varietasvarietas<br />

demikian sangat respon terhadap pemberian pupuk dosis tinggi. Namun demikian<br />

varietas unggul <strong>di</strong>senangi hama penyakit, tidak kuat bersaing dengan gulma, dan peka<br />

terhadap kon<strong>di</strong>si air. Karena itu penanaman tipe tanaman seperti ini membutuhkan<br />

pestisida untuk memberantas, mengendalikan hama-penyakit, dan gulma. Jika varietas<br />

unggul <strong>di</strong>tanam pada kon<strong>di</strong>si yang tidak sesuai dengan kebutuhannya (not favorable),<br />

maka hasil yang <strong>di</strong>peroleh tidak sesuai dengan harapan (malah bisa lebih rendah dari<br />

varietas lokal yang <strong>di</strong>bu<strong>di</strong>dayakan secara tra<strong>di</strong>sional).<br />

Dampak Negatif Pupuk Buatan dan Pestisida Kimiawi<br />

Pupuk buatan dan pestisida kimia, dua komponen penting yang <strong>di</strong>akui berperan<br />

dalam peningkatan produksi komo<strong>di</strong>tas <strong>pertanian</strong> <strong>di</strong> satu sisi, namun <strong>di</strong>sisi lain terbukti<br />

telah menimbulkan dampak negatif dan berbagai masalah terhadap lingkungan. Petani<br />

menyenangi pupuk buatan dan pestisida kimia, karena efeknya cepat dan aplikasi serta<br />

pengggunaannya lebih mudah.<br />

Berbagai kelemahan dan pengaruh negatif yang <strong>di</strong>jumpai dan tercatat dalam<br />

penggunaan pupuk buatan mencakup sebagai berikut :<br />

1. Efisiensi rendah : kehilangan N pada lahan kering <strong>di</strong>perkirakan 40% – 50% dari dari<br />

N yang <strong>di</strong>berikan, sementara pada lahan sawah bisa mencapai 60%-70%<br />

(Greenwood et al. 1980; Prasad dan De Datta 1997; FAO 1990); sedangkan efisiensi<br />

fosfat sekitar 20% dan Kalium sekitar 30%.<br />

2. Meningkatkan dekomposisi bahan <strong>organik</strong>, degradasi struktur tanah, serta rentan<br />

terhadap kekeringan.<br />

3. Penggunaan NPK terus-menerus tanpa hara lain, menyebabkan berkurangnya unsurunsur<br />

hara lain (mikro) dalam tanah yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman,<br />

hewan dan manusia (Sharma 1985; Tandon 1990).<br />

4. Fosfat dan nitrat yang berlebihan masuk ke dalam saluran-saluran pengairan, danau,<br />

pantai yang akan menyuburkan tumbuhan air, seperti ganggang, eceng gondok dan<br />

tumbuhan air lainnya sehingga menggangu fungsi aliran air, sungai, danau dan<br />

pantai yang penting bagi manusia.<br />

5. Penggunaan pupuk buatan mengakibatkan pengurasan sumberdaya alam yang tak<br />

dapat <strong>di</strong>perbaharui sehingga makin lama makin terbatas keterse<strong>di</strong>aannya. Harga<br />

pupuk makin meningkat (mahal), tidak terjangkau, terlebih lagi jika pupuk yang<br />

bersangkutan harus <strong>di</strong>impor (bahan baku).<br />

6. Memberi an<strong>di</strong>l dalam peningkatan suhu global (efek rumah kaca).<br />

Pestisida merupakan bahan-bahan kimia buatan atau alami yang <strong>di</strong>pakai untuk<br />

mengendalikan/memberantas organisme hama penyakit dan gulma serta hewan. Zat<br />

pengatur pertumbuhan juga termasuk pestisida. Penggunaan pestisida meningkat pesat<br />

selama era revolusi hijau, khususnya <strong>di</strong> negara-negara berkembang seperti Indonesia.<br />

Akibat penggunaan yang tidak bijak kemu<strong>di</strong>an terungkap dampak negatif yang<br />

<strong>di</strong>timbulkan pestisida mencakup hal-hal sebagai berikut (Schoubrock et al. 1990; Gips<br />

1987; Subiyakto 2003; Pingall et al., Oka dan Sukar<strong>di</strong> 1982) : (1) Menyebabkan<br />

keracunan pada tanaman; (2) Menimbulkan keracunan pada ternak; (3) Menyebabkan<br />

gangguan kesehatan pada manusia, antara lain terhadap mata, kulit, pernafasan, syaraf,<br />

pencernaan dan kanker selanjutnya menyebabkan kematian; (4) Terja<strong>di</strong>nya resistensi<br />

234

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!