27.05.2013 Views

prospek pengembangan pertanian organik di sulawesi ... - Balitsereal

prospek pengembangan pertanian organik di sulawesi ... - Balitsereal

prospek pengembangan pertanian organik di sulawesi ... - Balitsereal

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Prosi<strong>di</strong>ng Seminar Nasional Serealia 2009 ISBN :978-979-8940-27-9<br />

dan menghindari penggunaan pupuk buatan dan pestisida kecuali untuk bahan-bahan<br />

uang <strong>di</strong>perkenankan (IASA 1990).<br />

Produk <strong>organik</strong> adalah produk (hasil tanaman/ternak yang <strong>di</strong>produksi melalui<br />

praktek-praktek yang secara ekologi, sosial ekonomi berkelanjutan, dan mutunya baik<br />

(nilai gizi dan keamanan terhadap racun terjamin). Oleh karena itu <strong>pertanian</strong> <strong>organik</strong><br />

tidak berarti hanya meninggalkan praktek pemberian bahan non <strong>organik</strong>, tetapi juga harus<br />

memperhatikan cara-cara bu<strong>di</strong>daya lain, misalnya pengendalian erosi, penyianganm<br />

pemupukan, pengendalian hama dengan bahan-bahan <strong>organik</strong> atau non <strong>organik</strong> yang<br />

<strong>di</strong>izinkan. Dari segi sosial ekonomi, keuntungan yang <strong>di</strong>peroleh dan produksi <strong>pertanian</strong><br />

<strong>organik</strong> hendaknya <strong>di</strong>rasakan secara a<strong>di</strong>l oleh produsen, pedagang dan konsumen (Pierrot<br />

1991). Bu<strong>di</strong>daya <strong>organik</strong> juga bertujuan untuk meningkatkan siklus biologi dengan<br />

melibatkan mikro organisme, flora, fauna, tanah, mempertahankan dan meningkatkan<br />

kesuburan tanah, menghindari segala bentuk polusi dan mempertimbangkan dampak<br />

sosial ekologi yang lebih luas.<br />

Standar umum <strong>pertanian</strong> <strong>organik</strong> yang <strong>di</strong>rumuskan oleh IFOAM, International<br />

Federation of Organic Agriculture Movements, (IFOAM 1992) tentang bu<strong>di</strong>daya<br />

tanaman <strong>organik</strong> harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :<br />

1. Lingkungan<br />

Lokasi kebun harus bebas dari kontaminasi bahan-bahan kimia sintetik. Karena itu<br />

pertanaman <strong>organik</strong> tidak boleh berdekatan dengan pertanaman yang memakai<br />

pupuk buatan, pestisida kimia, dan lain-lain yang tidak <strong>di</strong>zinkan.<br />

2. Bahan Tanaman<br />

Varietas yang <strong>di</strong>tanam sebaiknya yang telah beradaptasi baik <strong>di</strong> daerah yang<br />

bersangkutan, dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.<br />

3. Pola Tanam<br />

Pola tanam hendaknya berpijak pada prinsip-prinsip konservasi tanah dan air,<br />

berwawasan lingkungan menuju <strong>pertanian</strong> berkelanjutan.<br />

4. Pemupukan dan Zat Pengatur Tumbuh<br />

Bahan <strong>organik</strong> sebagai pupuk adalah sebagai berikut :<br />

- Berasal dari kebun atau luar kebun yang <strong>di</strong>usahakan secara <strong>organik</strong><br />

‐ Kotoran ternak, kompos sisa tanaman, pupuk hijau, jerami, mulsa lain, urin<br />

ternak, sampah kota (kompos) dan lain-lain bahan <strong>organik</strong> asalkan tidak tercemar<br />

bahan kimia sintetik atau zat-zat beracun.<br />

Pupuk buatan (mineral)<br />

‐ Urea, ZA, SP36/TSP dan KCl, tidak boleh <strong>di</strong>gunakan<br />

‐ K2SO4 (Kalium Sulfat) boleh <strong>di</strong>gunakan maksimal 40 kg/ha; Kapur, kieserit,<br />

dolomit, fosfat batuan boleh <strong>di</strong>gunakan<br />

‐ Semua zat pengatur tumbuh tidak boleh <strong>di</strong>gunakan<br />

5. Pengelolaan Organisme Pengganggu<br />

‐ Semua pestisida buatan (kimia) tidak boleh <strong>di</strong>gunakan, kecuali yang <strong>di</strong>izinkan<br />

dan terdaftar pada IFOAM<br />

‐ Pestisida hayati <strong>di</strong>perbolehkan<br />

Suatu produk dapat <strong>di</strong>akui sebagai produk <strong>organik</strong> apabila telah <strong>di</strong>inpeksi (IFOAM<br />

1986) dan <strong>di</strong>sertifikasi oleh lembaga sertifikasi resmi yang telah terdaftar pada IFOAM.<br />

Di Indonesia, untuk kopi <strong>organik</strong>, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka)<br />

merupakan lembaga sertifikasi resmi yang <strong>di</strong>tunjuk bekerjasama dengan badan-badan lain<br />

yang sudah <strong>di</strong>tetapkan (terdaftar secara resmi pada IFOAM seperti Skal dan IMO).<br />

Selama ini masih banyak masyarakat yang berpandangan keliru tentang <strong>pertanian</strong><br />

(pupuk) <strong>organik</strong>. Mereka beranggapan bahwa <strong>pertanian</strong> <strong>organik</strong> adalah <strong>pertanian</strong> yang<br />

236

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!