27.05.2013 Views

Strategi Peningkatan Produktivitas dan Perluasan Areal ...

Strategi Peningkatan Produktivitas dan Perluasan Areal ...

Strategi Peningkatan Produktivitas dan Perluasan Areal ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI<br />

DAN NILAI TAMBAH JAGUNG<br />

Jagung merupakan komoditas<br />

pangan yang meskipun bukan<br />

merupakan bahan pangan pokok namun<br />

memiliki diversifikasi produk yang luas.<br />

Itu berarti pengembangan jagung selain<br />

memberi peluang penguatan ketahanan<br />

pangan, juga diharapkan mampu menjadi<br />

penghela agribisnis <strong>dan</strong> agroindustri<br />

berbasis jagung.<br />

Intensifikasi. Intensifikasi<br />

terutama ditujukan pada areal yang<br />

sesuai secara biofisik <strong>dan</strong> telah<br />

mengembangkan jagung. Intensifikasi<br />

bertujuan untuk meningkatkan<br />

produktivitas melalui penerapan<br />

teknologi budidaya seperti pengolahan<br />

tanah, cara penanaman, pemupukan,<br />

pengolahan tanah, pengendalian OPT,<br />

pengairan, serta panen <strong>dan</strong>pasca panen<br />

yang tepat (Musa et al. 2007; Nel et al.<br />

1996.). Berdasar pengalaman,<br />

penerapan teknologi budidaya saja<br />

belum cukup. Karena itu, saat ini<br />

digunakan pendekatan Pengelolaan<br />

Tanaman Terpadu (PTT) yang<br />

diterapkan secara spesifik lokasi <strong>dan</strong><br />

bersifat integratif, interaktif, dinamis,<br />

<strong>dan</strong> partisipatif. SL-PTT merupakan<br />

metode diseminasi agar PTT dapat<br />

diterapkan petani.<br />

Ekstensifikasi. Masalah produksi<br />

pangan nasional terutama adalah luas<br />

lahan baku yang masih kurang dibanding<br />

dengan target produksi untuk<br />

swasembada. <strong>Areal</strong> tanam jagung Kaltim<br />

saat ini masih sedikit dibanding dengan<br />

potensi lahan tersedia. Ekstensifikasi<br />

terutama ditujukan pada lahan-lahan di<br />

luar kawasan lindung, kawasan hutan,<br />

<strong>dan</strong> hutan primer. Berbeda dengan di<br />

Jawa yang pemilikan lahannya rata-rata<br />

kurang dari setengah hektar,<br />

ketersediaan <strong>dan</strong> pemilikan lahan di<br />

Kaltim masih sangat luas, menjadikan<br />

daerah ini potensial untuk<br />

dikembangkan lebih lanjut sebagai<br />

penghasil jagung, terutama melalui<br />

ekstensifikasi <strong>dan</strong> mekanisasi.<br />

Mekanisasi. Modernisasi<br />

pertanian tidak hanya penting untuk<br />

peningkatan produktivitas <strong>dan</strong> efisiensi<br />

33 Seminar Nasional Serealia 2011<br />

usahatani, namun juga penting untuk<br />

menarik generasi muda masuk dalam<br />

dunia pertanian (Mastur 2010).<br />

Mekanisasi pra <strong>dan</strong> pascapanen mutlak<br />

harus dilakukan di Kaltim mengingat<br />

nisbah lahan terhadap tenaga kerja yang<br />

tinggi. Selain itu, upah tenaga kerja yang<br />

tinggi juga menguntungkan bila<br />

menerapkan mekanisasi karena mampu<br />

menekan biaya usahatani. Pengalaman<br />

pembinaan Prima Tani di Kutim, dengan<br />

pemilikan lahan petani sekitar lima<br />

hektar, <strong>dan</strong> dua hektar ditanami jagung<br />

yang dikelola secara mekanisasi,<br />

pendapatan petani per musim dapat<br />

mencapai Rp. 10.000.000/KK.<br />

Konservasi <strong>dan</strong> rehabilitasi.<br />

Konservasi tanah mutlak dilakukan, baik<br />

pada lahan datar maupun lahan<br />

berlereng. Lahan datar <strong>dan</strong> berlereng<br />

memerlukan konservasi kesuburan<br />

tanah, khususnya pemeliharaan bahan<br />

organik tanah yang cukup agar<br />

produktivitas tinggi. Pada lahan miring,<br />

konservasi secara mekanik atau vegetatif<br />

perlu dilakukan seperti pembuatan<br />

gulud, teras gulud, teras kredit, teras<br />

bangku atau pertanaman lorong<br />

diperlukan sesuai karakteristik lahan.<br />

Rehabilitasi lahan kritis baik berupa<br />

pa<strong>dan</strong>g alang-alang maupun bekas<br />

tambang perlu dilakukan, terutama<br />

menggunakan metode vegetatif.<br />

Integrasi. Integrasi jagung dengan<br />

ternak sangat menguntungkan. Pada<br />

keadaan ini, penanaman jagung varietas<br />

stay green, sifat-sifat spesifik lain yang<br />

dikehendaki, <strong>dan</strong> produktivitas tinggi<br />

juga penting untuk mendukung<br />

pengembangan ternak ruminansia. Sisasisa<br />

tanaman jagung dapat dibuat pakan<br />

seperti hay atau silase atau jenis lain.<br />

Bariroh <strong>dan</strong> Mastur (2006) menghitung<br />

potensi limbah jagung saat itu mampu<br />

mencukupi kebutuhan 4.000 ekor sapi di<br />

Kaltim. Dari ternak dapat diperoleh<br />

pupuk kan<strong>dan</strong>g, atau dimanfaatkan<br />

untuk biogas. Apabila luas areal jagung di<br />

suatu wilayah mencapai 1000 ha, maka<br />

akan diperoleh sekitar 10.000 ton limbah<br />

jagung. Bila yang dapat dimanfaatkan<br />

75%, maka akan tersedia 7.500 ton<br />

limbah jagung. Limbah jagung<br />

mengandung protein kasar (5,6-9,7%),

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!