27.05.2013 Views

Strategi Peningkatan Produktivitas dan Perluasan Areal ...

Strategi Peningkatan Produktivitas dan Perluasan Areal ...

Strategi Peningkatan Produktivitas dan Perluasan Areal ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

dari pengkaji BPTP ke penyuluh melalui<br />

berbagai pelatihan <strong>dan</strong> media informasi<br />

sangat penting. Selanjutnya, peran<br />

penyuluh yang memiliki kompetensi<br />

cukup dalam penerapan SL-PTT jagung<br />

sangat menentukan keberhasilan adopsi<br />

PTT oleh petani. Sebagai sebuah<br />

pendekatan peningkatan produktivitas,<br />

PTT penting agar komponen teknologi<br />

yang diterapkan betul-betul sesuai<br />

dengan kondisi biofisik <strong>dan</strong> sosio-ekokultur<br />

masyarakat.<br />

Aspek biofisik yang menentukan<br />

adalah karakter yang menjadi penciri<br />

Kaltim, yaitu tanah masam, miskin hara,<br />

tadah hujan, lahan dengan topografi<br />

berlereng. Menurut Hidayat <strong>dan</strong> Mulyani<br />

(2005), lahan elevasi rendah di Kaltim<br />

banyak didominasi topografi datarberombak<br />

(6,029 juta ha), berbukit<br />

(3,970 juta ha), <strong>dan</strong> sekitar 15, 68 juta<br />

hektar (75%) merupakan lahan masam.<br />

Karena itu, perbaikan kemasaman tanah<br />

dengan bahan organik <strong>dan</strong> kapur,<br />

pemupukan spesifik lokasi dengan<br />

dukungan peralatan BWD, PUTK, atau<br />

rekomendasi pengkaji atau penyuluh<br />

perlu mendapat perhatian. Mengingat<br />

sulitnya sumber pengairan pada<br />

sebagian lahan tadah hujan, maka upaya<br />

konservasi air melalui mulsa,<br />

pengendalian pengolahan tanah, <strong>dan</strong><br />

pembuatan embung sangat diperlukan.<br />

Aspek sosio-eko-kultur penting<br />

yang perlu mendapat perhatian adalah<br />

areal tanam per kapita cukup luas,<br />

kelangkaan tenaga kerja, upah tenaga<br />

kerja mahal, sarana <strong>dan</strong> prasarana<br />

mahal, terbatas, <strong>dan</strong> sulit, pemasaran<br />

sulit karena permintaan kecil (penduduk<br />

jarang). Karena itu, pengelolaan jagung<br />

relatif sulit sehingga teknologi yang<br />

diintroduksikan perlu memperhitungkan<br />

hal tersebut. Intensifikasi budidaya <strong>dan</strong><br />

pascapanen disarankan dilakukan<br />

dengan dukungan mekanisasi. Kegiatan<br />

SL-PTT jagung di lokasi Primatani Desa<br />

Bual-bual, Kecamatan Sangkulirang,<br />

Kabupaten Kutai Timur pada tahun<br />

2006-2010 relatif berhasil. Tiap KK<br />

dapat mengelola lahan usahatani jagung<br />

rata-rata 2 ha dengan produktivitas 5<br />

t/ha.<br />

35 Seminar Nasional Serealia 2011<br />

STRATEGI PERLUASAN AREAL<br />

Pencapaian swasembada jagung<br />

berkelanjutan memerlukan dukungan<br />

peningkatan produktivitas <strong>dan</strong> areal<br />

tanam. <strong>Peningkatan</strong> areal tanam jagung<br />

dapat dilakukan dengan 1) peningkatan<br />

indeks pertanaman (IP) pada lahan<br />

sawah maupun lahan kering, 2)<br />

perluasan pertanaman jagung secara<br />

tumpang sari pada kawasan perkebunan,<br />

kehutanan, maupun lahan lain, 3)<br />

pembukaan lahan baru, serta 4) optimasi<br />

pemanfaatan lahan bera <strong>dan</strong> lahan alangalang.<br />

<strong>Peningkatan</strong> IP pada lahan<br />

pertanian di Kaltim masih dapat<br />

dilakukan mengingat IP umumnya masih<br />

rendah (mendekati satu). Untuk dapat<br />

melaksanakan cara ini, diperlukan kajian<br />

tentang IP lahan pertanian saat ini,<br />

didukung dengan analisis data hujan <strong>dan</strong><br />

tanah. Pada lahan sawah, penanaman<br />

jagung dapat dilakukan setelah<br />

pertanaman padi <strong>dan</strong> kondisi<br />

sesudahnya dengan ketersediaan air<br />

terbatas. Penanaman jagung juga dapat<br />

dilakukan pada areal perkebunan atau<br />

kehutanan pada awal siklus atau umur<br />

muda diantara tegakan pohon. Dengan<br />

cara demikian, petani sudah mendapat<br />

penghasilan ketika tanaman pokok<br />

belum menghasilkan. Potensi<br />

sumberdaya lahan Kaltim untuk<br />

ekstensifikasi jagung masih luas.<br />

Menurut Mastur et al. (2006b), untuk<br />

perluasan areal jagung di Kaltim dapat<br />

memanfaatkan kawasan budidaya<br />

tanaman pangan lahan kering seluas<br />

1,024 juta ha, <strong>dan</strong> lahan sawah yang ada<br />

pada kawasan budidaya tanaman pangan<br />

semusim lahan basah seluas 622,5 ha.<br />

Potensi lahan kering tersebut dapat<br />

dikembangkan dengan didahului survei<br />

kesesuaian lahan untuk mengetahui<br />

areal definitif. Karakteristik hujan perlu<br />

dianalisis untuk membuat kalender<br />

tanam jagung. Secara umum curah hujan<br />

di banyak tempat relatif merata. Ba<strong>dan</strong><br />

Litbang Pertanian (2005) menyebutkan<br />

luas areal sesuai untuk jagung di Kaltim<br />

9.110.136 ha.<br />

Pembukaan areal baru perlu<br />

didukung dengan perbaikan lahan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!