21.06.2013 Views

PESAN PIMPINAN - DPR-RI

PESAN PIMPINAN - DPR-RI

PESAN PIMPINAN - DPR-RI

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

institusi yang terpisah yang diisi oleh<br />

Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tenaga<br />

profesional.<br />

“Dalam hal ini institusi penyelenggaraan<br />

haji bisa berbentuk badan<br />

yang langsung di bawah Presiden,”<br />

ujarnya pada seminar Membangun<br />

Sistem Penyelenggaraan Ibadah Haji<br />

yang Baik, Profesional dan Amanah<br />

yang diselenggarakan oleh Fraksi Partai<br />

Golkar di Gedung <strong>DPR</strong>/MPR beberapa<br />

waktu lalu.<br />

Novanto mengemukakan dengan<br />

dilakukannya pemisahan itu maka<br />

berbagai kendala haji selama ini bisa<br />

dikurangi. Setya menyebutkan salah<br />

satu persoalan yang dihadapi oleh<br />

jemaah calon haji termasuk masalah<br />

pemondokan.<br />

Ia menambahkan pemondokan jamaah<br />

masih jauh dari Masjidil Haram<br />

dan tidak mungkin ditempuh dengan<br />

jalan kaki sehingga banyak jamaah<br />

yang menggunakan mobil bak terbuka.<br />

Untuk mengatasi masalah pemondokan,<br />

Novanto mengatakan perlu<br />

dibangun sebuah pemondokan yang<br />

permanen agar jemaah bisa tenang<br />

beribadah.<br />

Dia menceritakan pengalamannya<br />

ketika mendapati sebagai jemaah<br />

calon haji tidak bisa ditampung karena<br />

kurangnya tempat pemondokan.<br />

Padahal, kata dia dana haji yang terkumpul<br />

hingga saat ini telah mencapai<br />

kurang lebih sekitar Rp35,3 triliun.<br />

“Besar dana haji yang ada saat ini<br />

belum menyentuh perbaikan pelayanan<br />

haji. Padahal jika dana tersebut<br />

digunakan secara maksimal tentunya<br />

dapat mengurangi beban biaya penyelenggaraan<br />

ibadah haji,” ujarnya.<br />

Terkait usulan moratorium pendaftaran<br />

calon haji, <strong>DPR</strong> secara tegas<br />

menolak usulan KPK tersebut. Wakil<br />

Ketua Komisi VIII <strong>DPR</strong>, Radityo Gondo<br />

Gambiro mengatakan pendaftaran<br />

haji dan pengelolaan keuangan merupakan<br />

kegiatan terpisah. Karenanya<br />

usulan moratorium yang dikaitkan<br />

dengan pengelolaan keuangan, dinilai<br />

tidak tepat.<br />

Radityo menjelaskan dalam kunjungan<br />

kerja Komisi VIII ke sejum-<br />

lah daerah, anggota dewan kerap<br />

mendapat pertanyaan mengenai<br />

wacana moraorium pendaftaran haji.<br />

Namun para ulama termasuk yang<br />

tergabung dalam Majelis Ulama Indonesia<br />

(MUI) di daerah, melontarkan<br />

reaksi keras. “Mereka tak setuju kalau<br />

pendaftaran itu harus dihentikan karena<br />

haji kan urusan syariat,” kata Radityo<br />

kepada wartawan di<br />

Jakarta, Minggu (26/2).<br />

Namun, Radityo<br />

mendesak dilakukannya<br />

perbaikan sistem pe<br />

ngelolaan keuangan dari<br />

setoran awal calon jemaah<br />

haji. Menurutnya,<br />

Badan Pemeriksa Keuangan<br />

(BPK) perlu melakukan<br />

audit investigatif.<br />

“Ini bukan untuk mencari-cari<br />

kesalahan, tapi<br />

bagaimana membangun<br />

sistem yang lebih sehat,”<br />

cetusnya.<br />

Dia pun mengingatkan<br />

perlunya transparansi<br />

dan akuntabilitas pengelolaan<br />

setoran awal calon<br />

jemaah haji itu. Dicontohkannya,<br />

pemerintah<br />

telah menaikkan dana<br />

setoran awal dari Rp 20<br />

Wakil Ketua Komisi VIII <strong>DPR</strong> Radityo Gondo Gambiro<br />

juta menjadi Rp 25 juta. “Ini apakah<br />

demi mengurangi jumlah pendaftar,<br />

atau ada maksud lain?” ucapnya.<br />

Radityo menambahkan, kenaikan<br />

jumlah setoran awal pendaftaran<br />

dapat dilakukan asalkan dibarengi<br />

dengan pengelolaan yang transparans<br />

dan ada akuntabilitas penggunaannya.<br />

“Jadi audit investigasi tetap<br />

Setya Novanto Ketua Fraksi Partai Golkar<br />

| PARLEMENTA<strong>RI</strong>A | Edisi 91 TH. XLII, 2012 |

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!