21.06.2013 Views

PESAN PIMPINAN - DPR-RI

PESAN PIMPINAN - DPR-RI

PESAN PIMPINAN - DPR-RI

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

pendidikan, yang dipatok 20 persen<br />

adalah subsidi energi yang mencapai<br />

15 persen, lebih dari total belanja<br />

negara, bahkan di APBN-P mungkin<br />

mendekati 20 persen.<br />

Ketua Komisi XI <strong>DPR</strong> <strong>RI</strong> Emir Moeis<br />

mengatakan defisit anggaran yang<br />

saat ini masih tercatat dalam APBN<br />

2012 sebesar 1,5 persen, dan tidak<br />

perlu diperlebar hingga 2,3 persen.<br />

Menurut dia, pemerintah masih<br />

memiliki upaya untuk menutup defisit<br />

tersebut, salah satunya dengan<br />

mengoptimalkan penyerapan ang-<br />

Wakil Ketua Komisi XI <strong>DPR</strong> <strong>RI</strong> Harry Azhar Azis<br />

garan. “Sisa anggaran masih banyak,<br />

penyerapan anggaran masih dibawah<br />

90 persen, buat apa defisit,” ujarnya.<br />

Emir mengatakan pemerintah tidak<br />

perlu menambah sumber pembiayaan<br />

melalui penerbitan surat<br />

berharga negara. Namun, lanjut dia,<br />

penerbitan surat berharga negara<br />

boleh dilakukan sebagai upaya untuk<br />

membiayai pembangunan sarana infrastruktur.<br />

“Boleh, tapi jual obligasi<br />

ritel, dari dulu saya bilang kalau jual<br />

obligasi yang langsung ke proyek,”<br />

ujarnya.<br />

Terkait program kompensasi BBM,<br />

lanjut Emir, pemberian kompensasi<br />

bagi masyarakat tidak mampu yang<br />

akan terdampak langsung akibat kenaikan<br />

BBM, tidak berfungsi efektif.<br />

“Bantuan tersebut lebih maksimal di-<br />

gunakan untuk pembangunan di desa,<br />

sehingga masyarakat dapat memanfaatkan<br />

sarana tersebut untuk meningkatkan<br />

kesejahterannya,”katanya.<br />

Ketua Badan Anggaran (Banggar)<br />

Melchias Markus Mekeng mengatakan,<br />

akhirnya Pemerintah dan<br />

<strong>DPR</strong> telah menyepakati defisit anggaran<br />

negara dalam APBN-P 2012 menjadi<br />

Rp 190,1 triliun atau 2,23% PDB.<br />

Melchias menjelaskan membengkaknya<br />

defisit tersebut karena memperhitungkan<br />

selisih antara target<br />

penerimaan negara dan hibah Rp<br />

1.358,2 triliun dan belanja negara Rp<br />

1.548,3 triliun.<br />

Untuk menutup defisit tersebut,<br />

target utang pemerintah dinaikkan Rp<br />

22,6 triliun menjadi Rp 156,16 triliun.<br />

Adapun rinciannya adalah sebagai<br />

berikut: Pinjaman luar negeri awalnya<br />

turun Rp 2,53 triliun menjadi minus<br />

Rp 4,42 triliun, Penerbitan surat berharga<br />

negara (netto) naik Rp 25 triliun<br />

menjadi Rp 159,59 triliun, Pinjaman<br />

dalam negeri (neto) naik Rp 131 miliar<br />

menjadi Rp 991,2 miliar.<br />

Menanggapi defisit, jauh-jauh hari<br />

Presiden SBY bahkan telah menginstruksikan<br />

empat hal pokok untuk<br />

menjaga defisit pada APBNP 2012 ini,<br />

Presiden meminta untuk dilakukan<br />

penghematan energi dilakukan secara<br />

serius di seluruh Tanah Air sehingga<br />

akan dijadikan sebuah gerakan nasional.<br />

Kemudian langkah kedua, Presiden<br />

meminta konversi BBM ke BBG<br />

dipercepat implementasinya. Ketiga,<br />

penerimaan negara harus ditingkatkan<br />

seperti penerimaan pajak dan<br />

usaha tambang. Dan yang keempat<br />

adalah Presiden meminta penghematan<br />

anggaran di kantor Kementerian<br />

dan Lembaga Negara serta pemerintahan<br />

daerah. “Ini semua untuk menjaga<br />

agar defisit tetap terjaga dan tidak<br />

melebihi yang ditetapkan UU.<br />

Presiden juga menegaskan penerimaan<br />

dan pengeluaran APBN harus<br />

tetap dijaga keseimbangannya untuk<br />

menghindari utang baru. “Kita perlu<br />

menjaga rasio utang terhadap PDB<br />

secara sehat di angka 25 persen. Kita<br />

tidak ingin kondisi makro terganggu.<br />

Ini usaha untuk menyelamatkan<br />

ekonomi,”kata Presiden SBY kepada<br />

pers.<br />

***<br />

| PARLEMENTA<strong>RI</strong>A | Edisi 91 TH. XLII, 2012 |<br />

Internet/ berita8.com

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!