21.06.2013 Views

PESAN PIMPINAN - DPR-RI

PESAN PIMPINAN - DPR-RI

PESAN PIMPINAN - DPR-RI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Komisi VI <strong>DPR</strong> <strong>RI</strong> Dukung<br />

Revitalisasi Pabrik Gula<br />

Wakil Ketua Komisi VI <strong>DPR</strong> Agus Hermanto<br />

Pada kesempatan itu, Komisi VI<br />

<strong>DPR</strong> meminta agar Program<br />

Pemerintah swasembada gula,<br />

disamping menghasilkan kecukupan<br />

kebutuhan dalam negeri, juga menumbuhkan<br />

struktur industri yang<br />

kuat serta bermuara pada kesejahteraan<br />

petani tebu.<br />

Hal tersebut mengemuka saat<br />

Komisi VI <strong>DPR</strong> mengadakan Kunjungan<br />

Kerja Spesifik ke Pabrik Gula PT<br />

Perkebunan Nusantara (PTPN) IX di<br />

Provinsi Jawa Tengah, beberapa waktu<br />

lalu. Kunjungan tersebut bertujuan<br />

meninjau pabrik gula setempat dalam<br />

rangka revitalisasi pabrik yang ada.<br />

Wakil Ketua Komisi VI <strong>DPR</strong> Agus<br />

Hermanto mengatakan, pengembangan<br />

industri tebu dikaitkan dengan<br />

dengan program swasembada gula<br />

nasional harus diletakkan dalam konteks<br />

pembangunan industri yang lebih<br />

<strong>DPR</strong> <strong>RI</strong> mendukung Revitalisasi pabrik gula untuk<br />

pencapaian target swasembada gula benar-benar<br />

tercapai pada tahun 2014.<br />

komprehensif dan terintegritas, yaitu<br />

industri nasional yang berbasis tebu.<br />

Dahulu, lanjutnya, Indonesia pernah<br />

mengalami kejayaan gula, dan<br />

menjadi salah satu Negara pengekpor<br />

gula terbesar di dunia. “Agro<br />

ekosistem, dimana jumlah lahan dan<br />

tenaga kerja yang tersedia sangat potensial<br />

untuk menjadikan Indonesia sebagai<br />

produsen gula dunia,”ujarnya.<br />

Saat ini, kebutuhan konsumsi<br />

gula rumah tangga dan gula untuk<br />

industri dalam negeri saat ini diperkirakan<br />

lebih dari 4,8 juta ton. Namun<br />

pertumbuhan kebutuhan konsumsi<br />

Gudang Gula Bulog<br />

dalam negeri tersebut tidak diikuti<br />

dengan peningkatan produksi industri<br />

gula yang sepadan, sementara pabrikpabrik<br />

gula (PG) milik BUMN yang<br />

ada sudah tua sehingga industri gula<br />

dalam negeri tidak mampu mencukupi<br />

kebutuhan gula untuk kebutuhan<br />

konsumsi maupun untuk industri. ‘hal<br />

itu mengakibatkan Indonesia menjadi<br />

pengimpor gula Kristal putih dalam<br />

kurung waktu yang panjang,”ujarnya.<br />

Komisi VI <strong>DPR</strong>, lanjutnya, menginginkan<br />

tercapainya sasaran industri<br />

gula BUMN dan swasta yang berkualitas,<br />

dilihat dari sisi kualitas produk,<br />

Internet/seputarsulawesi.com<br />

| PARLEMENTA<strong>RI</strong>A | Edisi 91 TH. XLII, 2012 | 1

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!