30.06.2013 Views

Tabloid Edisi 16 November 2011 - BAPPEDA Aceh

Tabloid Edisi 16 November 2011 - BAPPEDA Aceh

Tabloid Edisi 16 November 2011 - BAPPEDA Aceh

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Edisi</strong> <strong>16</strong><br />

04<br />

6<br />

11<br />

Tahun II<br />

AGUSTUS <strong>2011</strong><br />

Membangun<br />

dengan Hati Bersih<br />

GUBERNUR Irwandi Yusuf<br />

mengimbau kaum muslimin/muslimat<br />

<strong>Aceh</strong> agar memanfaatkan bulan suci<br />

Ramadhan secara optimal, dengan<br />

meningkatkan segala bentuk ibadah,<br />

termasuk ibadah sosial lainnya. Ibadah<br />

puasa mampu membuat manusia<br />

matang dan berkualitas secara sosial,<br />

spritual dan emosional. “Insya Allah,<br />

ibadah puasa tahun ini akan mendidik<br />

semua kita senantiasa bersikap<br />

egaliter.”<br />

BPPD Programkan<br />

Ma’had Ali<br />

pEmBENtUkaN BPPD oleh<br />

Pemerintah <strong>Aceh</strong> sangat membantu<br />

dalam mendongkrak kualitas santri<br />

dayah. Selain mengucurkan anggaran<br />

untuk pembangunan infrastruktur<br />

dayah, optimalisasi managemen<br />

dayah, standarisasi pendidikan<br />

dayah, BPPD mulai tahun <strong>2011</strong> telah<br />

memprogramkan Ma’had Ali (setara<br />

S1) guna meningkatkan kualitas<br />

lulusan dayah di <strong>Aceh</strong>.<br />

Prosedur Bantuan<br />

Anak Yatim<br />

pEmERiNtah <strong>Aceh</strong> manyatakan<br />

komitmen melanjutkan Program<br />

penyaluran bantuan anak yatim dan<br />

piatu. Alasannya, karena program ini<br />

merupakan program wajib pemerintah<br />

yang mutlak harus dilaksanakan dalam<br />

rangka pemberantasan kebodohan dan<br />

pemertaan pendidikan.<br />

MEMBANGUN<br />

GENERASI ISLAMI<br />

foto: IRfAn M. nuR


2<br />

<strong>Tabloid</strong> TabaNGUN aCEH - <strong>Edisi</strong> <strong>16</strong> | aGUsTUs <strong>2011</strong><br />

Pembangun <strong>Aceh</strong> Harus Fokus<br />

<strong>Aceh</strong> harus melepaskan ketergantungan<br />

ekonominya pada Sumatera utara, salah<br />

satunya adalah menjadikan Sabang sebagai<br />

outlet ekspor-impor, pusat perdagangan serta<br />

sorga belanja dan hiburan khususnya untuk<br />

warga <strong>Aceh</strong> daratan dan warga Indonesia<br />

lainnya maupun manca negara<br />

Pemerintah <strong>Aceh</strong> melalui Bappeda<br />

<strong>Aceh</strong> telah menyusun Rencana Pembangunan<br />

<strong>Aceh</strong> Jangka Panjang (RPJP<br />

<strong>Aceh</strong>) yang memuat Visi <strong>Aceh</strong> 2025 dan<br />

langkah-langkah menuju masyarakat <strong>Aceh</strong><br />

yang Islami, Maju, Damai dan Sejahtera. Untuk<br />

mewujudkan hal tersebut pembangunan<br />

<strong>Aceh</strong> harus dilaksanakan secara fokus dan<br />

terkoordinasi serta tersosialisasi dengan baik<br />

dengan seluruh stakeholder <strong>Aceh</strong> seperti<br />

DPRA, Pemerintah Kabupaten/Kota, Perguruan<br />

Tinggi, Pengusaha, LSM dan unsur<br />

terkait lainnya.<br />

Hal tersebut sangat beralasan karena<br />

<strong>Aceh</strong> pasca tsunami dan konflik memiliki<br />

potensi yang sangat besar untuk dikembangkan<br />

menjadi suatu wilayah yang maju dengan<br />

rakyatnya sejahtera, untuk mencapai hal<br />

tersebut Pembangunan harus dilaksanakan<br />

secara fokus, konsisten dan berkesinambungan<br />

menuju ke arah tersebut. Pada kenyataan<br />

sekarang ini masih terkesan stakeholder <strong>Aceh</strong><br />

bekerja masing-masing termasuk Pemerintah<br />

Kabupaten/Kota dan Perguruan Tinggi,<br />

LSM dan kelompok masyarakat lainnya sehingga<br />

menjadi kendala utama mewujudkan<br />

visi besar <strong>Aceh</strong> tersebut, “mungkin hal ini<br />

terjadi karena euphoria otonomi daerah yang<br />

berlebihan dan <strong>Aceh</strong> baru lepas dari konflik”.<br />

Sebagai contoh Pemerintah telah memprioritaskan<br />

untuk mengembangkan sektor<br />

pertanian, perikanan, kelautan, perkebunan<br />

dan kehutanan sebagai sektor andalan <strong>Aceh</strong><br />

Salam Redaksi<br />

SEjak dahulu kala <strong>Aceh</strong> telah dikenal sebagai basis Islam,<br />

bahkan mendapat julukan sebagai Serambi Mekkah. <strong>Aceh</strong> dan<br />

Islam seakan tidak dapat dipisahkan hingga muncul hadih maja<br />

“adat ngen agama lagee zat ngen sifeut”. Hadih maja ini bermakna<br />

masyarakat <strong>Aceh</strong> mampu menghiasi seluruh kehidupannya dengan<br />

nilai-nilai Islam, sehingga agama Islam itu terlihat sangat dinamis.<br />

Pemerintah Indonesia menghargai dan menghormati kerifan<br />

lokal masyarakat <strong>Aceh</strong> dalam kehidupan beragama. Ini antara<br />

lain dijabarkan dalam uuPA tentang Syariat Islam. Dalam rangka<br />

mengimplementasikan uuPA yang menjadi kekhususan <strong>Aceh</strong> itu,<br />

Pemerintah <strong>Aceh</strong> menyusun berbagai strategi untuk mewujudkan<br />

masyarakat <strong>Aceh</strong> yang berkarakter mulia dan sejalan dengan nilainilai<br />

Islam. Bahkan ditetapkan dalam visi pembangunan jangka<br />

panjang yaitu: ACEH YAnG ISLAMI, MAJu, DAMAI DAn SEJAHtERA”.<br />

Islami yang dimaksudkan dalam visi pembangunan jangka<br />

panjang tersebut adalah kondisi masyarakat <strong>Aceh</strong> yang secara<br />

utuh menjalankan seluruh aspek kehidupannya berdasarkan<br />

nilai-nilai Islam serta memiliki akhlak mulia yang toleran, santun,<br />

taat beribadah, memiliki etika, mencintai perdamaian, memiliki<br />

Redaksi<br />

masa depan pasca migas. Namun pengembangan<br />

sektor tersebut masih dilakukan secara<br />

partial, tradisional, dan tidak terintegrasi<br />

dengan baik. Instansi pemerintah lingkup<br />

sektor pertanian tidak terkoneksi dengan<br />

baik dengan Dinas Sumber Daya Air, begitu<br />

juga dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan<br />

dan Pengembangan UKM, sehingga<br />

gagasan besar <strong>Aceh</strong> membutuhkan waktu<br />

lama untuk mewujudkannya. Program-program<br />

yang dilaksanakan masih terkesan berorientasi<br />

menghabiskan anggaran (APBN,<br />

APBA, APBK) dengan outcome yang rendah,<br />

seharusnya pendekatan diarahkan ke<br />

sektor agribisnis dan agroindustri sebagai<br />

suatu sistem untuk meningkatkan nilai tambah<br />

produk pertanian. Pola ini harus dilakukan<br />

secara terpadu, terintegrasi dan modern<br />

guna meningkatkan kesejahteraan petani dan<br />

masyarakat <strong>Aceh</strong> secara keseluruhan.<br />

Pendekatan Pembangunan Terpadu dari<br />

hulu-hilir ini harus dilakukan Pemerintah<br />

<strong>Aceh</strong> untuk mengejar ketertinggalan selama<br />

ini termasuk melibatkan pakar-pakar<br />

dan ahli dari perguruan tinggi seperti ahli<br />

perberasan dan ahli-ahli komoditi unggulan<br />

<strong>Aceh</strong> lainnya pada dinas terkait. Sebenarnya<br />

hama pala di <strong>Aceh</strong> Selatan akan cepat teratasi<br />

apabila Pemerintah Kabupaten <strong>Aceh</strong><br />

Selatan dan Dinas Perkebunan dan Kehutanan<br />

<strong>Aceh</strong> tanggap terhadap masalah ini<br />

dan melibatkan para ahli untuk mengatasinya,<br />

tidak seperti selama ini sehingga hama<br />

ketahanan dan daya juang tinggi, cerdas, taat aturan, kooperatif<br />

dan inovatif serta menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.<br />

Visi pembangunan <strong>Aceh</strong> yang islami dapat dicapai dengan<br />

adanya dukungan, partisipasi dan komitmen dari semua<br />

komponen masyarakat <strong>Aceh</strong>. Pemerintah tidak akan mampu<br />

mewujudkan visi itu jika kesadaran dan dukungan dari masyarakat<br />

rendah. Pemerintah berada pada posisi mengatur regulasi tentang<br />

Syariat Islam dan merealisasikannya melalui aparatur serta<br />

pengganggaran. Sedangkan nilai-nilai Islam yang sangat luas dan<br />

menyentuh semua sendi kehidupan akan terwujud dengan adanya<br />

kesadaran publik dalam mengamalkan norma-norma agama.<br />

Pemerintah <strong>Aceh</strong> dibawah kepemimpinan Gubernur<br />

Irwandi Yusuf-Muhammad nazar, memberikan perhatian<br />

sangat besar dalam memakmurkan kehidupan beragama bagi<br />

masyarakat. Berbagai instansi pemerintah untuk mengurus dan<br />

mengaktulisasikan norma-norma Islam telah dibentuk, seperti<br />

Dinas Syariat Islam (DSI), Badan Pembinaan Pendidikan Dayah<br />

(BPPD), Majelis Permusyawaratan ulama (MPu), Baitul Mal, Majelis<br />

Adat <strong>Aceh</strong> (MAA), Dewan Kemakmuran Masjid <strong>Aceh</strong> (DKMA),<br />

oleh: Dr. M. Nasir, MA<br />

telah menghabiskan ratusan hektar tanaman<br />

andalan petani <strong>Aceh</strong> Selatan itu termasuk<br />

juga penyakit udang dan lain-lain. Pengembangan<br />

komoditi-komoditi unggulan pada<br />

masing-masing daerah harus diarahkan pada<br />

komoditi strategis serta memiliki prospek<br />

pasar dunia serta dikembangkan dalam skala<br />

ekonomi yang menguntungkan. Semua potensi<br />

tersebut harus diarahkan untuk diolah<br />

dan diproduksi di <strong>Aceh</strong> dengan orientasi ekspor.<br />

Untuk memajukan sektor pertanian ini,<br />

Pemerintah <strong>Aceh</strong> dapat memberikan proteksi<br />

dan insentif sehingga petani <strong>Aceh</strong><br />

terdorong untuk berproduksi dan mengembangkan<br />

komoditas seperti yang dilakukan<br />

Pemerintah Thailand dan Jepang serta negara-negara<br />

maju lainnya. Pemerintah <strong>Aceh</strong><br />

juga harus turut bertanggungjawab atas<br />

kegagalan panen yang dihadapi petani dan<br />

memberi insentif untuk mengembangkan<br />

komoditi-komoditi unggulan yang menjadi<br />

andalan Pemerintah <strong>Aceh</strong>.<br />

Bermuara ke satu titik<br />

Untuk berkembang dan maju <strong>Aceh</strong> ke<br />

Bersama Mewujudkan <strong>Aceh</strong> Islami<br />

Dewan Pengarah Gubernur <strong>Aceh</strong>, Wakil Gubernur <strong>Aceh</strong>, Sekretaris Daerah, Asisten I, II dan III Setda <strong>Aceh</strong> | Penanggung Jawab Kepala Bappeda <strong>Aceh</strong> | Wakil Penanggung Jawab Sekretaris Bappeda<br />

<strong>Aceh</strong> | Pemimpin umum Kasubbag. umum Bappeda <strong>Aceh</strong> | Pemimpin Redaksi Aswar Liam, Redaktur Pelaksana fauzi umar | Dewan Redaksi Hasrati, Ridwan, Emma, |Sekretaris Redaksi farid Khalikul Reza,<br />

Ahmad Rozi | Bendahara Zulliani | Konsultan Hasan Basri M. nur | Editor Zamnur usman | Reporter Heri Hamzah, D Zamzami | Lay out & editor foto Irvan | Ilustrasi kartun dan grafis Jalaluddin Ismail |<br />

fotografer Suvie Hendra | It Candra | Staf Logistik dan Layanan umum Bulqaini Ilyas, Rizki Ratih Emelia, Sarini.<br />

OPINI<br />

hingga mendeklarisikan Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji.<br />

Seluruh instansi di atas dibangun untuk mengkoordinir berbagai<br />

aspek kehidupan beragama masyarakat. Anggaran puluhan miliar<br />

rupiah dikucurkan oleh Pemerintah <strong>Aceh</strong> untuk mengoptimalkan<br />

peran lembaga-lembaga tersebut dalam melayani umat. Setiap<br />

tahun Pemerintah <strong>Aceh</strong> mengucurkan anggaran untuk mensubsidi<br />

kehidupan dayah (pesantren), balai pengajian, masjid, meunasah,<br />

hingga subsidi biaya pendidikan bagi anak-anak yatim dan fakir<br />

miskin di seluruh <strong>Aceh</strong>.<br />

Meski demikian, kesadaran dan partisipasi masyarakat tetap<br />

berada di urutan nomor satu dalam mewujudkan visi masyarakat<br />

<strong>Aceh</strong> yang islami. Sebagai contoh, pemerintah tidak mungkin<br />

dapat menjangkau pembinaan anak-anak dalam rumah tangga,<br />

menggedor setiap rumah agar mengaji di waktu maghrib atau<br />

menggeladah kekayaan setiap orang agar mengeluarkan zakat<br />

dan sebaginya. Jadi, terwujudnya visi masyarakat <strong>Aceh</strong> yang islami<br />

akan dapat diraih dengan adanya komitmen dan dukungan seluruh<br />

masyarakat sebagaimana substansi hadih maja di atas. Semoga!<br />

n ir iskandar msc<br />

Alamat Redaksi Bappeda <strong>Aceh</strong> Jl.tgk. H. Muhammad Daud Beureueh no. 26 Banda <strong>Aceh</strong> telp. (0651) 21440 fax. (0651) 33654 | Web: bappeda.acehprov.go.id email: tabangunaceh@yahoo.com, tabangunaceh@gmail.com<br />

Redaksi menerima kiriman berita kegiatan pembangunan <strong>Aceh</strong> dan opini dari masyarakat luas. Tulisan diketik dengan spasi ganda dan disertai identitas dan foto penulis, dapat pula dikirim melalui pos atau e-mail<br />

Cover: Sejumlah Santri di Balai Pengajian Yayasan ummi Gampong Aree, Pidie.<br />

depan, <strong>Aceh</strong> harus melepaskan ketergantungan<br />

ekonominya pada Sumatera Utara, salah<br />

satunya adalah menjadikan Sabang sebagai<br />

outlet ekspor-impor, pusat perdagangan serta<br />

sorga belanja dan hiburan khususnya untuk<br />

warga <strong>Aceh</strong> daratan dan warga Indonesia<br />

lainnya maupun manca negara. Kalau hal ini<br />

tidak serius dilakukan maka <strong>Aceh</strong> tidak bisa<br />

melepas ketergantungan ekonominya pada<br />

wilayah lain. Apalagi pada saat sekarang ini<br />

lebih dari 80% uang <strong>Aceh</strong> dibelanjakan di<br />

luar <strong>Aceh</strong> khususnya Sumatera Utara dan<br />

Jakarta. Pengembangan ini juga di arahkan<br />

pada pelabuhan Kuala Langsa, Krueng Geukeh<br />

dan Malahayati serta Calang khususnya<br />

untuk ekspor hasil-hasil industri pengolahan<br />

pertanian (agroindustri). Sabang dapat dikembangkan<br />

seperti Pulau Penang Malaysia<br />

menjadi tempat transit kapal pesiar (cruiser)<br />

dengan industri-industri turunan seperti industri<br />

manufacturing dan industri perkapalan<br />

lainnya, semoga.....<br />

n Penulis adalah Dosen Fakultas Ekonomi<br />

Universitas Syiah Kuala


CERMIN<br />

Tafakkur Oleh: Ir. Faizal Adriansyah, M.Si<br />

BULAN PENSUCIAN<br />

iSlam memandang manusia dari<br />

dua perspektif. Pertama, mahluk suci dan<br />

mulia sebagaimana firmannya dalam surah<br />

At-tin ayat 4: “Sesungguhnya Kami telah<br />

menciptakan manusia itu dalam bentuk<br />

yang sebaik-baiknya”, dan dalam surah<br />

Al-Isra ayat 70. “Dan sesungguhnya telah<br />

Kami muliakan anak-anak Adam, Kami<br />

angkut mereka di daratan dan di lautan,<br />

Kami beri mereka rezeki dari yang baikbaik<br />

dan Kami lebihkan mereka dengan<br />

kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah<br />

Kami ciptakan.”<br />

Bentuk kesucian manusia terlihat dari penyebutan hati<br />

(qalbu) dengan istilah nurani yang berasal dari kata ‘nuur’ artinya<br />

cahaya. Dengan demikian ketika kita menyebut ‘hati nurani’<br />

terkandung maksud bahwa hati kita itu memiliki kemampuan<br />

untuk ‘mencahayai’ atau ‘menerangi’ jalan hidup kita. Itulah<br />

sebabnya Rasulullah SAW ketika ditanya sahabat Wabisah al<br />

Ashadi tentang cara membedakan mana perbuatan yang baik<br />

dan mana perbuatan buruk, beliau menjawab: “Tanyalah kepada<br />

hatimu!”<br />

Perspektif kedua, Islam memandang manusia sebagai mahluk<br />

lemah sebagaimana dalam surah An-nisa ayat 4 “… dan manusia<br />

dijadikan bersifat lemah”. Kelemahan manusia di sini adalah<br />

kelemahan jiwa. terbukti manusia mudah tergoda untuk berbuat<br />

dosa sehingga mengotori kesucian jiwanya. Kelemahan inilah yang<br />

membuat manusia keluar dari kesuciaan dan kemuliaanya. Dalam<br />

kondisi jiwa yang kotor penuh dosa maka derajat manusia jatuh<br />

bahkan lebih rendah dari binatang, sebagaimana firman Allah<br />

dalam surah Al-Araf ayat 179; … mereka seperti hewan ternak,<br />

bahkan lebih sesat lagi...”<br />

terhadap manusia yang “terpeleset” jatuh dalam dosa<br />

dan kehinaan, Allah dengan sifat Rahman dan Rahimnya selalu<br />

memberi kesempatan dan memberi banyak sekali fasilitas untuk<br />

membersihkan diri dan keluar dari dosa. Diantaranya dengan<br />

istighfar, shalat lima waktu, shalat Jumat ke Jumat. Dan yang<br />

paling istimewa adalah Ramadhan sebagaimana sabda Rasulullah:<br />

“Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman<br />

dan perhitungan, maka akan diampuni segala dosanya di masa<br />

lalu dan di masa yang akan datang.” (H.R. Ahmad)<br />

www.acehimage.com<br />

iSlam mewajibkan kepada umatnya<br />

untuk berpuasa selama sebulan penuh<br />

setiap tahun. Puasa wajib di bulan<br />

Ramadhan ini tentu mempunyai makna<br />

sangat dalam bagi umat Islam dalam<br />

menjalani hidup. Pelajaran utama dari<br />

berpuasa adalah munculnya sikap dan<br />

kemampuan mengendalikan diri serta rasa<br />

solidaritas untuk berbagi dengan sesama<br />

insan, terutama dengan orang-orang miskin.<br />

Dengan berpuasa kita dapat<br />

merasakan bagaimana sebenarnya<br />

kehidupan fakir miskin yang sepanjang<br />

hidupnya kekurangan makanan, dan<br />

dari situ diharapkan lahir solidaritas,<br />

<strong>Tabloid</strong> TabaNGUN aCEH - <strong>Edisi</strong> <strong>16</strong> | aGUsTUs <strong>2011</strong> 3<br />

Balas Dendam Saat Buka<br />

muncul sikap saling berbagi rezeki dan<br />

mampu mengendalikan hawa nafsu dalam<br />

menjalani hidup.<br />

Akan tetapi, kita sering melihat<br />

sebagian orang yang berpuasa seperti tak<br />

mampu mengambil pelajaran dari intisari<br />

puasa. Hal itu antara lain dapat kita lihat<br />

manakala waktu berbuka sebagian orang<br />

makan dengan lahap dan menyikat apa<br />

saja yang ada di hadapannya. Mereka<br />

bahkan mempersiapkan diri sejak sore<br />

dengan membeli berbagai makanan dalam<br />

jumlah banyak untuk disantap.<br />

Setelah disantap terlalu banyak dan<br />

menyebabkan perut super kenyang,<br />

mereka pun terlihat kesulitan untuk<br />

bernafas, tak sanggup lagi berjalan<br />

dan bahkan terpaksa harus berbaring.<br />

Sehingga adakala tertinggal shalat<br />

maghrib. Sungguh bukan puasa seperti<br />

ini yang diharapkan oleh Islam, melainkan<br />

puasa yang benar-benar mengambil<br />

hikmah dan memberi bekas kepada orang<br />

yang berpuasa sepanjang hidupnya yaitu<br />

lahirnya sikap solidaritas dan kemampuan<br />

mengendalikan diri sehingga tidak<br />

terjerumus pada hal-hal yang terlarang.<br />

Muhammad Banta<br />

Warga ulee Kareng, Banda <strong>Aceh</strong>


4<br />

LAPORAN UTAMA<br />

Membangun <strong>Aceh</strong> dengan Hati Bersih<br />

<strong>Tabloid</strong> TabaNGUN aCEH - <strong>Edisi</strong> <strong>16</strong> | aGUsTUs <strong>2011</strong><br />

“Insya Allah, dengan<br />

menjalankan ibadah<br />

puasa, kita akan<br />

semakin matang dan<br />

berkualitas secara<br />

sosial, spiritual<br />

dan emosional,<br />

serta silaturrahmi,<br />

persaudaraan, dan<br />

kebersamaan di antara<br />

kita sebagai rakyat<br />

<strong>Aceh</strong> yang diikat kuat<br />

oleh aqidah Islamiah<br />

akan semakin baik<br />

lagi.”<br />

-- IRWAnDI YuSuf --<br />

Gubernur aceh<br />

Gubernur <strong>Aceh</strong> Irwandi Yusuf<br />

mengimbau seluruh kaum muslimin<br />

dan muslimat untuk memanfaatkan<br />

kedatangan bulan Ramadhan 1432 H secara<br />

optimal, untuk semakin mendekatkan<br />

diri kepada Sang Maha Pencipta, Allah Swt.<br />

Momen bulan Ramadhan, diharapkan menjadi<br />

sarana bagi rakyat <strong>Aceh</strong> untuk melakukan<br />

konsolidasi spiritual, membersihkan hati<br />

dari hasad dan dengki, serta bersatu padu<br />

dalam ukhuwwah dan silaturahim dalam<br />

rangka melanjutkan pembangunan <strong>Aceh</strong> ke<br />

depan.<br />

“Ukhuwwah, silaturrahmi dan hati yang<br />

bersih adalah modal utama untuk menyukseskan<br />

pembangunan <strong>Aceh</strong>,” ujar Gubernur<br />

Irwandi dalam sambutan Ramadhan, seperti<br />

disiarkan Humas Pemerintah <strong>Aceh</strong>, awal<br />

Ramadhan lalu.<br />

Pencanangan “Gerakan Masyarakat<br />

Maghrib Mengaji” yang dilaksanakan<br />

langsung oleh Menteri Agama RI Surya<br />

Dharma Ali, di Masjid Raya Baiturrahman,<br />

Banda <strong>Aceh</strong>, Minggu 24 Juli <strong>2011</strong> lalu, disambut<br />

antusias oleh jajaran Pemerintah <strong>Aceh</strong>.<br />

Gubernur <strong>Aceh</strong> Irwandi Yusuf mengatakan,<br />

kegiatan yang berlangsung di masjid<br />

kebanggaan rakyat <strong>Aceh</strong> itu, mempunyai<br />

dua makna yang cukup penting. Selain sebagai<br />

wujud dukungan penuh Pemerintah<br />

foto: HuMAS PEMERIntAH ACEH<br />

mENtERi Agama RI Suryadharma Ali, Gubernur Irwandi Yusuf, Wagub Muhammad nazar, serta para ulama, anggota DPR RI, serta kaum muslimin, kusyuk<br />

berzikir pada malam pencanangan Gemmar Mengaji, di Masjid Raya Baiturrahman, Banda <strong>Aceh</strong>, Minggu 24 Juli <strong>2011</strong><br />

Karena itu, kata Gubernur, bulan Ramadhan<br />

ini, sudah semestinya dimanfaatkan<br />

secara optimal, dengan meningkatkan segala<br />

bentuk ibadah, seperti qiyamul lail, bertadarrus<br />

(membaca dan memahami) Alquran, i’tikaf<br />

(berdiam diri di masjid), zikir, bershadaqah,<br />

berinfaq, membantu fakir miskin dan berbagai<br />

ibadah lainnya. “Karena kita tidak tahu<br />

apakah masih dapat bertemu lagi dengan bulan<br />

Ramadhan di tahun yang akan datang,”<br />

ujarnya.<br />

Gubernur pun mengimbau umat muslim<br />

di <strong>Aceh</strong> agar meramaikan masjid dan meunasah,<br />

serta menyemarakkan setiap malam<br />

di bulan Ramadhan, dengan Shalat Tarawih,<br />

witir, tadarus Alqur’an, zikir, i’tikaf, kajiankajian<br />

keislaman, dan berbagai ibadah sosial<br />

lainnya, termasuk memberikan berbagai<br />

kelebihan untuk berbuka puasa bagi orang<br />

dan rakyat <strong>Aceh</strong> terhadap gerakan moral<br />

“Gemmar Mengaji” yang dicanangkan Menteri<br />

Agama RI, juga sebagai tindak lanjut<br />

dari keprihatinan Pemerintah <strong>Aceh</strong> terhadap<br />

nyaris hilangnya keraifan lokal masyarakat<br />

yang selama ini diwariskan turun temurun,<br />

yaitu aktifitas mengaji habis magrib.<br />

“Merosotnya budaya mengaji habis<br />

magrib harus dibayar mahal dalam bentuk<br />

konsekwensi munculnya segelintir generasi<br />

muda <strong>Aceh</strong> yang buta huruf Alqur’an, se-<br />

yang berpuasa.<br />

“Mari kita beribadah, bekerja maksimal<br />

sesuai dengan tugas dan profesi kita masingmasing.<br />

Mari kita hidupkan dan semarakkan<br />

masjid, meunasah dan tempat-tempat pengajian.<br />

Sehingga syi’ar Islam benar-benar<br />

dirasakan oleh seluruh rakyat di <strong>Aceh</strong>. Saya<br />

juga mengimbau kepada saudara-saudara<br />

kita yang non-muslim untuk menghormati<br />

bulan Ramadhan dan orang-orang yang berpuasa<br />

di dalamnya,” kata Gubernur Irwandi.<br />

“Insya Allah, dengan menjalankan ibadah<br />

puasa, kita akan semakin matang dan<br />

berkualitas secara sosial, spritual dan emosional.<br />

Silaturrahmi, persaudaraan dan kebersamaan<br />

di antara kita sebagai rakyat <strong>Aceh</strong><br />

yang diikat kuat oleh aqidah Islamiah akan<br />

semakin baik lagi. Insya Allah, ibadah puasa<br />

tahun ini akan mendidik semua kita senantia-<br />

buah kondisi yang tempo dulu sulit ditemui<br />

di <strong>Aceh</strong>,” ungkap Gubernur Irwandi dalam<br />

sambutannya pada acara tersebut.<br />

Irwandi juga berharap, gerakan ini dapat<br />

menjadi media mengantisipasi paham radikal<br />

dan aliran sesat di tengah-tengah masyarakat.<br />

“Bisa saja, kemunculan aliran sesat di tengahtengah<br />

masyarakat, karena adanya kekosongan<br />

dakwah, dan untuk itu ‘Gemmar Mengaji’ kita<br />

harap dapat menutupi kekosongan itu,” ujarnya.<br />

Untuk menyukseskan gerakan moral ini,<br />

Gubernur Irwandi Yusuf mengajak seluruh<br />

komponen masyarakat <strong>Aceh</strong> untuk memberikan<br />

dukungan maksimal, baik secara kelembagaan,<br />

komunitas, keluarga, maupun pribadi.<br />

“Karena gerakan ini, mulai malam ini<br />

(pada malam dicanangkan-red), telah menjadi<br />

kebijakan Pemerintah <strong>Aceh</strong>. Saya minta kepada<br />

Dinas Syari’at Islam, Badan Pembinaan<br />

Pendidikan Dayah, Kanwil Kementerian<br />

Agama <strong>Aceh</strong>, serta Biro Keistimewaan dan<br />

Kesra untuk secepatnya berkoordinasi dengan<br />

Biro Hukum Dan Humas, guna mem-<br />

sa bersikap egaliter (menjunjung persamaan)<br />

ketika berhubungan sesama manusia,” imbuh<br />

Gubernur Irwandi Yusuf.<br />

Oleh sebab itu, kata Irwandi, sungguh<br />

merugi orang yang membiarkan Ramadhan<br />

berlalu begitu saja, tanpa mengisinya<br />

dengan terus meningkatkan amalan-amalan<br />

shalih. “Rasulullah SAW dalam hadisnya<br />

yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, menegaskan:<br />

satu kebajikan yang dilaksanakan<br />

kaum muslimin pada bulan Ramadhan, akan<br />

dilipatgandakan ganjaran sepuluh kali lipat<br />

(wal hasanatu bi’asyri amsaliha). Selain itu, Rasulullah<br />

SAW juga bersabda: “Barangsiapa<br />

yang berpuasa karena iman dan penuh perhitungan,<br />

maka Allah akan menghapus dosadosanya<br />

yang telah lalu,” ungkap Gubernur<br />

Irwandi. [zamnur usman]<br />

Mengaji Ba’da Maghrib, Kearifan Lokal yang Nyaris Punah<br />

n Gemmar Mengaji Ditetapkan Jadi Kebijakan Pemerintah <strong>Aceh</strong><br />

foto: HuMAS PEMERIntAH ACEH<br />

mENtERi Agama RI Suryadharma Ali, Gubernur Irwandi Yusuf, Wagub Muhammad nazar, serta para<br />

ulama, anggota DPR RI, serta kaum muslimin larut dalam zikir pada malam pencanangan Gemmar<br />

Mengaji, di Masjid Raya Baiturrahman, Banda <strong>Aceh</strong>, Minggu 24 Juli <strong>2011</strong><br />

“untuk menyukseskan gerakan moral ini, Gubernur<br />

Irwandi Yusuf mengajak seluruh komponen masyarakat<br />

<strong>Aceh</strong> untuk memberikan dukungan maksimal, baik secara<br />

kelembagaan, komunitas, keluarga, maupun pribadi.”<br />

persiapkan instruksi Gubernur <strong>Aceh</strong> terkait<br />

kebijakan ini,” tegas Irwandi.<br />

Penambahan kuota haji<br />

Pada kesempatan itu, Gubernur Irwandi<br />

Yusuf secara terbuka juga menyampaikan<br />

aspirasi masyarakat <strong>Aceh</strong> kepada Menteri<br />

Agama, terkait dengan penambahan kuota<br />

jamaah haji <strong>Aceh</strong> tahun <strong>2011</strong>. Rakyat <strong>Aceh</strong>,<br />

kata Irwandi, sangat apresiatif dengan penegasan<br />

Menag Suryadarma ali, saat pembukaan<br />

Muswil PPP <strong>Aceh</strong>, 5 Februari <strong>2011</strong><br />

lalu, di Takengon, bahwa kuota jamaah<br />

haji <strong>Aceh</strong> tahun <strong>2011</strong> akan digenapkan, dari<br />

3.924 orang menjadi 5.000 orang.<br />

“Ini tentu sangat membahagiakan kami,<br />

dan kami harap segera menjadi kenyataan.<br />

Harapan ini menjadi sangat penting kami<br />

sampaikan, karena sampai saat ini daftar tunggu<br />

jamaah haji <strong>Aceh</strong> mencapai angka 41.215<br />

orang. Artinya, kalau setiap tahun kuota untuk<br />

<strong>Aceh</strong> seperti biasa, maka daftar tunggu itu<br />

baru habis sebelas tahun ke depan,” ungkap<br />

Gubernur Irwandi. [usamah el madny]


LAPORAN UTAMA<br />

Hidup dan tinggal di kawasan perbatasan<br />

memang menjadi sebuah<br />

fenomena tersendiri. Pengaruh buruk<br />

dan baik bisa datang dalam waktu yang bersamaan.<br />

Tidak hanya dalam kehidupan sosial dan<br />

budaya, tapi juga dalam hidup beragama.<br />

<strong>Aceh</strong> sebagai daerah yang sudah<br />

mendeklarasikan ikon hidup dengan syariat<br />

islam, memiliki tantangan tersendiri dalam<br />

mengelola perbatasannya. Empat titik perbatasan<br />

<strong>Aceh</strong> dengan provinsi Sumatera<br />

Utara semakin diperkuat, hingga nuansa religi<br />

<strong>Aceh</strong> yang memang sudah diusung sejak<br />

zaman Sultan Iskandar Muda, tidak pudar<br />

didera noda dan masa.<br />

Apresiasi masyarakat akan kehadiran<br />

dayah-dayah di kawasan perbatasan pun, tak<br />

kalah optimisnya. “Hal ini terlihat dari mulai<br />

tingginya minat masyarakat untuk menyekolahkan<br />

anak-anak mereka di dayah,” sebut<br />

Ustad Muhammad Anggung SPd.I, Sekretaris<br />

Dayah Perbatasan Darul Amin, Kabupaten<br />

<strong>Aceh</strong> Tenggara.<br />

Untuk Darul Amin sendiri, sebut Ustad<br />

Muhammad Anggung, terjadi peningkatan<br />

jumlah santri yang mendaftar. “Untuk tahun<br />

ajaran 2010-<strong>2011</strong> ini kami memiliki santri<br />

226 orang, yang terdiri dari 123 santri putra<br />

dan 103 santri putri, meskipun kapasitas sarana<br />

fisik masih terbatas,” jelas Anggung.<br />

Santri pun mulai berdatangan tidak hanya<br />

dari kawasan sekitar dayah, melainkan dari<br />

beberapa daerah yang berjauhan khususnya<br />

dari Tanah Karo, hingga kota Medan.<br />

Kenaikan angka ini sebenarnya mengejutkan,<br />

kata Anggung. Ini menunjukkan kesadaran<br />

untuk memiliki pendidikan sudah<br />

t<br />

ak ada perubahan yang menonjol, selain<br />

rumput yang terus memenuhi bukit tanah<br />

yang terletak persis di depan komplek,<br />

sehingga sedikit menghalangi pandangan mata<br />

melihat komplek ini. Selain itu, papan nama pun<br />

belum terpasang, sehingga sedikit menyulitkan<br />

bagi pendatang untuk bisa menebak bangunan<br />

dan nama komplek ini.<br />

Bagitulah kesan pertama yang terasa ketika<br />

Tabangun <strong>Aceh</strong> menginjakkan kaki di komplek<br />

Dayah Perbatasan Manarul Islam, Kabupaten<br />

<strong>Aceh</strong> tamiang, beberapa waktu lalu. Komplek<br />

dayah ini berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat<br />

kota Kuala Simpang.<br />

Sejak diresmikan pendiriannya setahun lalu,<br />

Manarul Islam terus sarat aktifitas, dan peningkatan<br />

kualitas tak terkecuali di bulan Ramadhan<br />

ini. “Hanya saja kalau bulan Ramadhan pelajaran<br />

yang diberikan kepada santri lebih cenderung<br />

pada pelajaran ibadah dan agama, tidak fokus<br />

pada pelajaran umum. Ini untuk lebih meningkat-<br />

terus meningkat. “Bisa dibayangkan dengan<br />

kondisi sebelumnya Dayah Darul Amin hanya<br />

sebagai batu loncatan saja sekolah hanya<br />

sekedar sekolah, tapi kondisi itu perlahan<br />

mulai berubah,” ujar Anggung.<br />

Dari keempat dayah perbatasan di Propinsi<br />

<strong>Aceh</strong>, Darul Amin memang dayah dengan<br />

usia tertua, meski sebelumnya pendidikan<br />

dayah hanya sepintas berlaku di Darul<br />

Amin. “Artinya dulu, Darul Amin lebih dikenal<br />

sebagai sekolah umum, padahal ini dayah,<br />

karena tidak ada pemondokan disini, tapi<br />

kini kami mulai mengembalikan lagi citra<br />

dayah di Darul Amin, jadi setiap murid yang<br />

memang mau belajar disini, maka mereka<br />

harus mondok dan belajar dengan metode<br />

dayah terpadu,” sebut Anggung.<br />

Dan pengetatan sistem belajar ini masih<br />

menjadi kendala bagi masyarakat sekitar,<br />

yang memiliki pemikiran bahwa sekolah dan<br />

dayah hanya berlaku setengah hari.<br />

“Maksudnya, masyarakat di sekitar dayah<br />

masih memiliki pola pemikiran bahwa anakanak<br />

mereka masih berkewajiban membantu<br />

orangtua bekerja di kebun atau ladang. Jadi<br />

mereka tidak boleh mondok di dayah. Padahal<br />

kalau sistem dayah kan mesti tinggal di dayah.<br />

Jadi pemahaman itu yang kini kita terus sampaikan<br />

kepada masyarakat, dan tentu saja ini<br />

bagian dari dakwah, dan terus kita sosialisasikan<br />

kepada masyarakat,” jelas Anggung.<br />

Hal lain yang juga membanggakan bagi<br />

Darul Amin, sebut Anggung, adalah terus<br />

meningkatnya prestasi santri dan ustad. Di<br />

antaranya berhasilnya para santri menembus<br />

perempat final pada kejuaran liga sepakbola<br />

dan futsal antar santri dayah se-Sumatera dan<br />

kan pemahaman santri,” kata tengku Abdurrahman,<br />

seorang pengajar senior di Manarul Islam.<br />

Manarul Islam adalah dayah terpadu modern<br />

yang sengaja dibangun oleh Pemerintah <strong>Aceh</strong><br />

di kawasan perbatasan Provinsi <strong>Aceh</strong> dan Sumatera<br />

utara. tujuannya antara lain untuk penguatan<br />

kawasan perbatasan dari pengaruh buruk<br />

yang tidak hanya memberi pengaruh dalam<br />

kehidupan sosial dan budaya, tapi juga dalam<br />

hidup beragama.<br />

Bak oase di padang pasir, Manarul Islam<br />

menjadi sebuah kesejukan tersendiri di kawasan<br />

perbatasan ini. “Sejak awal pendiriannya,<br />

animo masyarakat sangat besar untuk<br />

mengirimkan anak-anak mereka agar bisa<br />

mengikuti pendidikan di sini. namun kapasitas<br />

dayah masih terbatas, sehingga tidak semua<br />

anak bisa kita tampung, sebelumnya mereka<br />

juga diseleksi untuk bisa menjadi santri di sini,”<br />

jelas tgk Abdurrahman.<br />

Santri yang mendaftar pun bukan hanya be-<br />

Kalimantan.<br />

“Kita memang belum jadi juara, namun<br />

sudah masuk perempat final itu sudah merupakan<br />

prestasi. Artinya dengan fasilitas yang<br />

minim sekali, kita berlatih keras dan bisa<br />

memberi yang terbaik,” ungkapnya.<br />

Hingga saat ini, sebut Anggung, Darul<br />

Amin tidak memiliki sarana olahraga, padahal<br />

ini dibutuhkan santri untuk mengembangkan<br />

bakat dan prestasinya.<br />

Selain itu Dayah yang berbatasan langsung<br />

dengan pemukiman Tanah Karo ini<br />

juga belum memiliki sarana laboratorium,<br />

baik laboratorium IPA maupun laboratorium<br />

bahasa, klinik kesehatan, dan fasilitas<br />

MCK yang memadai.<br />

“MCK dan pagar lahan, menjadi kebutuhan<br />

mendesak saat ini, karena tidak ada pagar<br />

dayah, beberapa kali penghuni dayah kehilangan<br />

barang-barang milik mereka, bahkan<br />

seorang ustad pernah kehilangan sepeda<br />

motornya. Kemudian fasilitas MCK juga<br />

mendesak, selama ini santri hanya menggunakan<br />

air yang mengalir di selokan sekeliling<br />

dayah untuk kebutuhan kakus, namun<br />

jika musim kemarau dan air mengalir sedikit.<br />

Bisa dibayangkan bagaimana para santri<br />

harus bersih-bersih kalau mau buang air,”<br />

jelas pria yang kini sedang mengikut matri-<br />

rasal dari masyarakat sekitar, melainkan juga<br />

dari luar kota bahkan hingga asal Kota Medan.<br />

untuk tahun pertama Manarul Islam hanya<br />

menerima 80 santri saja, dan memasuki tahun<br />

kedua jumlah santri bertambah menjadi <strong>16</strong>5<br />

santri perempuan dan laki-laki, dengan jumlah<br />

tenaga pengajar sebanyak 25 orang.<br />

“Karena ini dayah terpadu, kita punya dua<br />

sistem belajar yakni pelajaran umum dan dayah.<br />

untuk dayah kita menggunakan sistem dayah<br />

salafiyah murni, di mana sejak tahun pertama<br />

para santri sudah dikenalkan dengan dasar-dasar<br />

pelajaran kitab salafi,” kata Tgk Abdurrahman.<br />

minim fasilitas<br />

terus meningkatnya animo masyarakat untuk<br />

menyekolahkan anak-anak mereka ke dayah<br />

Manarul Islam, membuat pengurus dayah sedikit<br />

kelimpungan, mengingat kapasitas dayah yang<br />

masih minim fasilitas.<br />

“Kami membutuhkan biaya yang besar untuk<br />

operasional bulanan dayah, dan itu masih belum<br />

terpenuhi, kini beberapa bagian gedung asrama<br />

banyak yang bocor, dan pengurus dayah harus<br />

bisa mengakali biaya untuk mengatasi berbagai<br />

persoalan,” ujar tengku Syafrizal Ilyas.<br />

Menurut tgk Syafrizal, kebutuhan paling<br />

mendasar yang selalu menjadi kendala bagi aktiftas<br />

santri dan ustaz sehari-hari adalah kebutuhan<br />

air bersih untuk mandi, cuci, kakus (MCK).<br />

“Dayah tidak memiliki sumber air. Pemenuhan<br />

air sehari-hari didapat dari suplai air yang<br />

dibawa oleh mobil tangki air,” katanya.<br />

Kondisi mobil tangki air yang sudah sangat<br />

tua, sangat menyulitkan bagi petugas membawa<br />

air untuk harus bolak-bolik dari sumber air menuju<br />

dayah dengan jarak yang tidak dekat. “Mobil<br />

<strong>Tabloid</strong> TabaNGUN aCEH - <strong>Edisi</strong> <strong>16</strong> | aGUsTUs <strong>2011</strong> 5<br />

Darul Amin,<br />

Prestasi di Lintas Batas<br />

“untuk tahun ajaran 2010-<strong>2011</strong> ini kami<br />

memiliki santri 226 orang, yang terdiri<br />

dari 123 santri putra dan 103 santri<br />

putri, meskipun kapasitas sarana fisik<br />

masih terbatas.”<br />

-- muhammad anggung --<br />

Sekretaris Dayah Darul Amin<br />

“Karena ini dayah terpadu, kita punya dua<br />

sistem belajar yakni pelajaran umum dan<br />

dayah. untuk dayah kita menggunakan<br />

sistem dayah salafiyah murni.”<br />

-- tengku abdurrahman –<br />

Pengajar Senior Manarul Islam<br />

kulasi untuk melanjutkan studi strata 2 ini.<br />

Prestasi lainnya yang terus menggeliat<br />

di Dayah Darul Amin ini adalah berhasilnya<br />

beberapa orang ustad memperoleh beasiswa<br />

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang<br />

yang lebih tinggi, sehingga ini akan bisa<br />

mendukung perkembangan santri dan dayah.<br />

“Selain itu dayah juga menjalin kerja<br />

sama pendidikan dengan lembaga Sekolah<br />

Ekonomi Bisnis Islam (SEBI) Jakarta, bahkan<br />

dua orang tamatan Aliyah Darul Amin<br />

mendapatkan beasiswa pendidikan di SEBI,”<br />

ungkap Anggung.<br />

Selain menciptakan generasi muda yang<br />

tangguh dalam bidang keimanan dan akhlak,<br />

dayah diharapkan juga akan bisa menciptakan<br />

generasi muda yang berjiwa mandiri.<br />

Tak pelak lagi kebutuhan pelatihan kewirausahaan<br />

dan kemandirian menjadi hal penting<br />

pula dalam kehidupan dayah.<br />

Selaku rumah lintas batas, ada banyak<br />

harapan yang masih terus ditebar oleh<br />

Dayah Darul Amin. Selain berharap pemerintah<br />

terus bisa melengkapi berbagai fasilistas<br />

pendidikan di dayah, masyarakat juga<br />

diharapkan bisa menjadi bagian dari dayah,<br />

sehingga hubungan timbal balik antara<br />

masyarakat dan dayah bisa terus terbina dengan<br />

baik. [yayan zamzami]<br />

foto: YAYAn ZAMZAMI<br />

SaNtRi Darul Amin <strong>Aceh</strong> tenggara dalam sebuah upacara pramuka di pekarangan dayah.<br />

Manarul Islam, Tetap Favorit Meski Minim Fasilitas<br />

lebih sering rusak, dan membutuhkan biaya perawatan<br />

yang besar, sementara sumber pemasukan<br />

dayah hanya dari pendaftaran santri,” kata tgk<br />

Syafrizal diamini oleh tgk Abdurrahman.<br />

“Penghuni dayah pernah memanfaatkan air<br />

yang jumlahnya sedikit untuk pemenuhan bersuci<br />

saja, namun demikian kondisi ini tidak pernah<br />

menyurutkan semangat para santri untuk terus<br />

belajar di dayah ini,” ungkap tgk Syafrizal.<br />

fasilitas lain yang kini juga menjadi kebutuhan<br />

mendesak bagi para santri adalah ketersediaan<br />

laboratorium bahasa, laboratorium IPA,<br />

perpustakaan, klinik kesehatan, balai pengajian,<br />

serta sarana olahraga.<br />

“Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin<br />

pesat menuntut para santri harus bisa<br />

meningkatkan kualitas mereka. Sehingga dayah<br />

perbatasan ini benar-benar menjadi lembaga<br />

yang menghasilkan sumber daya manusia yang<br />

cerdas iman dan ketaqwaannya, maupun ilmu<br />

pengetahuannya,” jelas tgk Syafrizal.<br />

Syafrizal berharap adanya perhatian dari<br />

berbagai pihak untuk peningkatan fasilitas<br />

dayah. “tidak hanya dari pemerintah, bisa juga<br />

dari kelompok masyarakat yang peduli terhadap<br />

kehidupan dayah, karena saat ini jika mengharapkan<br />

kemandirian dayah belum bisa diwujudkan<br />

karena dayah memang masih baru berdiri dan<br />

masih butuh sokongan dari kiri kanan,” urainya.<br />

Sambil mengaminkan apa yang menjadi<br />

harapan pengurus dayah dan masyarakat <strong>Aceh</strong>,<br />

sangat diharapkan bahwa apa yang menjadi<br />

harapan masyarakat di <strong>Aceh</strong>, akan hadirnya generasi<br />

muda yang tangguh secara akhlak dan keimanan,<br />

bisa terwujud dari sini, dari perbatasan.<br />

[yayan zamzami]


6<br />

LAPORAN UTAMA<br />

<strong>Tabloid</strong> TabaNGUN aCEH - <strong>Edisi</strong> <strong>16</strong> | aGUsTUs <strong>2011</strong><br />

DSI, Pilar Penerapan Syariat Islam<br />

<strong>Aceh</strong> adalah satu-satunya propinsi di<br />

Indonesia yang memiliki hak untuk<br />

menerapkan Syari’at Islam secara<br />

penuh. Sejak tahun 1999, <strong>Aceh</strong> secara perlahan-lahan<br />

telah mulai meletakkan sebuah<br />

kerangka kelembagaan untuk menegakkan<br />

Syari’at Islam.<br />

Beberapa regulasi pun sudah menjadi hukum<br />

positif yang kemudian semakin menguatkan<br />

penegakkan hukum syariat Islam di <strong>Aceh</strong>.<br />

Regulasi tersebut di antaranya UU no 44 tahun<br />

1999, UU no 18 tahun 2001, UU no 1 1tahun<br />

2006 hingga Qanun no 11 tahun 2007.<br />

Penerapan syariat Islam era otonomi<br />

khusus untuk <strong>Aceh</strong> akrab dengan kata-kata<br />

penerapan syariat Islam secara kaffah, ini diartikan<br />

sebagai usaha untuk memberlakukan<br />

Islam sebagai dasar hukum dalam tiap tindaktanduk<br />

umat muslim di <strong>Aceh</strong> secara sempurna.<br />

Pelaksanaan syariat Islam secara kaffah<br />

mempunyai beberapa tujuan, di antaranya :<br />

» Alasan agama: pelaksanaan syariat Islam<br />

merupakan perintah agama untuk dapat<br />

menjadi muslim yang lebih baik, sempurna,<br />

lebih dekat dengan Allah.<br />

» Alasan psikologis: masyarakat akan merasa<br />

aman dan tenteram karena apa yang mereka<br />

jalani dalam pendidikan, dalam kehidupan<br />

sehari-hari sesuai dan sejalan dengan<br />

kesadaran dan kata hati mereka sendiri.<br />

» Alasan hukum: masyarakat akan hidup<br />

dalam tata aturan yang lebih sesuai dengan<br />

BPPD Programkan Ma’had ‘Ali di <strong>Aceh</strong><br />

“Setelah lulus Ma’had Ali, mereka<br />

pun bisa melanjutkan strata dua<br />

dan selanjutnya, sehingga dengan<br />

sistem ini para lulusan dayah akan<br />

memiliki kualitas terbaik.”<br />

-- azhaRi USmaN --<br />

Kepala BPPD <strong>Aceh</strong><br />

Badan Pembinaan Pendidikan Dayah<br />

(BPPD) mengemban misi untuk<br />

meningkatkan peran dayah sebagai<br />

lembaga pendidikan untuk mencetak generasi<br />

<strong>Aceh</strong> berbasis Islam yang kuat.<br />

Kepala BPPD <strong>Aceh</strong>, Drs H Azhari Usman<br />

M.Si, kepada Tabangun <strong>Aceh</strong> pertengahan<br />

Ramadhan lalu, menyebutkan, sejak<br />

berdirinya BPPD hingga saat ini, BPPD memang<br />

masih memprioritaskan pada pembangunan<br />

fisik dayah-dayah di <strong>Aceh</strong>, khususnya<br />

dayah-dayah di kawasan perbatasan.<br />

Mulai tahun <strong>2011</strong>, BPPD mengarahkan<br />

program prioritas pembinaan ke arah sum-<br />

kaNtoR Badan Pembinaan Pendidikan Dayah (BPPD) di Jalan Pocut Baren Banda <strong>Aceh</strong>.<br />

“Lembaga ini berkewajiban untuk terus<br />

menyebarluaskan informasi syariat<br />

Islam ke tengah masyarakat, apalagi<br />

masyarakat terus dihadapkan dengan<br />

kehidupan yang serba global,”<br />

kesadaran hukum, rasa keadilan dan nilainilai<br />

yang tumbuh dan berkembang di tengah<br />

masyarakat.<br />

» Alasan ekonomi dan kesejahteraan sosial:<br />

nilai tambah pada kegiatan ekonomi,<br />

serta kesetiakawanan sosial dalam bentuk<br />

tolong menolong, baik untuk kegiatan<br />

ekonomi atau kegiatan sosial akan lebih<br />

mudah terbentuk dan lebih solid.<br />

Untuk Dinas Syariat Islam, yang dibentuk<br />

atas dasar UU Nomor 18 tahun 2001,<br />

menjadi salah satu pilar penerapan syariat<br />

Islam di provinsi berjuluk Serambi Mekkah<br />

ini. Sesuai dengan visinya yakni terwujudnya<br />

masyarakat <strong>Aceh</strong> yang adil dan makmur serta<br />

bermartabat dalam tuntunan syariat islam.<br />

“Ini bukan berarti bahwa jika tidak ada<br />

lembaga ini, berarti masyarakat telah keluar<br />

dari tuntunan syar’i. Namun lembaga ini<br />

berkewajiban untuk terus menyebarluaskan<br />

informasi syariat Islam ke tengah masyarakat,<br />

apalagi masyarakat terus dihadapkan dengan<br />

ber daya dan managemen. Menurut Azhari,<br />

ada empat program prioritas yang harus dituntaskan<br />

untuk meningkatkan mutu dan<br />

kualitas santri dayah, menuju kesetaraan<br />

pendidikan umum secara akademik.<br />

Prioritas tersebut adalah: 1) Penyelenggaraan<br />

lembaga pendidikan Ma’had ‘Ali (sekolah<br />

tinggi) di dayah. 2) Pemberlakuan<br />

akreditasi dayah. 3) Profesionalisme manajemen<br />

dayah. 4) Peningkatan kompetensi guru<br />

dayah. “Keempat hal ini menjadi program<br />

utama tahun <strong>2011</strong>, selain selebihnya adalah<br />

melanjutkan program pembinaan dayah<br />

yang sebelumnya, seperti terus menyempur-<br />

foto: SuVIE<br />

Rusjdi MuhaMMad<br />

kehidupan yang serba global,” ujar Kepala<br />

Dinas Syariat Islam <strong>Aceh</strong>, Prof Dr H Rusjdi<br />

Ali Muhammad SH.<br />

Memberi pemahaman syariat kepada<br />

masyarakat, sebut Rusjdi, tidak hanya melulu<br />

melalui aspek hukum jinayah, namun harus<br />

menyentuh aspek kehidupan sosial lainnya.<br />

Sehingga masyarakat tidak dihadapkan pada<br />

ketakutan-ketakutan, melainkan pada sikap<br />

yang bertanggung jawab.<br />

Tahun <strong>2011</strong>, program-program penyebarluasan<br />

informasi syariat Islam lebih ditekankan<br />

pada aspek hukum rumah tangga<br />

dan keluarga. Melalui keluarga dan rumah<br />

tangga diharapkan penguatan kehidupan beragama<br />

sebagai pondasi akan semakin kuat.<br />

Apalagi kehidupan beragama muslim di<br />

<strong>Aceh</strong> baru-baru ini sedikit terusik dengan<br />

adanya penyebaran aliran agama yang menyimpang<br />

(sesat) yang banyak menjadikan generasi<br />

muda sebagai target pengembangannya.<br />

“Selain sekolah dan kampus, maka pen-<br />

nakan sarana dan prasarana dayah,” jelasnya.<br />

Seiring dengan itu, penguatan program<br />

pengembangan penguatan kelembagaan pun<br />

mulai dilancarkan. Misalnya dengan penguatan<br />

kapasitas guru dan ustaz, dengan memberikan<br />

kesempatan belajar ke luar <strong>Aceh</strong>,<br />

hingga pemberian beasiswa untuk santri.<br />

Mahasantri<br />

Saat ini sudah delapan Ma’had ‘Ali (MA)<br />

terbentuk di <strong>Aceh</strong>. Pembentukan MA ini<br />

bertujuan untuk memunculkan santri dengan<br />

pendidikan tinggi alias mahasantri.<br />

“Dengan mengikuti pendidikan MA para<br />

santri diharapkan bisa menjadi guru unggulan<br />

bagi dayah-dayah, karena mereka yang<br />

memang memahami tentang pendidikan<br />

dayah,” jelas Azhari Usman.<br />

Para mahasantri ini tidak perlu khawatir<br />

tidak bisa mendapat predikat strata satu, karena<br />

mereka bisa melanjutkan pendidikan<br />

ke Perguruan Tinggi Islam hanya dengan<br />

mengikuti 20 SKS mata kuliah yang belum<br />

didapat saat mengikuti pendidikan di MA.<br />

Konsep kemandirian di dayah serta<br />

• tahun berdiri: 2008<br />

• Dasar pembentukan: undang-undang<br />

Pemerintahan <strong>Aceh</strong> (uuPA) no. 11 tahun<br />

2006.<br />

• Qanun no. 5 tahun 2007 tentang Susunan<br />

organisasi dan tata Kerja Dinas, Lembaga<br />

tehnis Daerah dan Lembaga Daerah<br />

Provinsi nanggroe <strong>Aceh</strong> Darussalam<br />

• Qanun nomor 5 tahun 2008 tentang<br />

Penyelenggaraan Pendidikan di <strong>Aceh</strong><br />

Visi :<br />

“terwujudnya dayah sebagai lembaga<br />

pendidikan dan pembinaan masyarakat yang<br />

mampu melahirkan generasi muda yang dapat<br />

memfungsikan dirinya dalam masyarakat.<br />

misi :<br />

- Meningkatkan peran dayah sebagai<br />

lembaga yang favorit dan diminati oleh<br />

masyarakat.<br />

- Meningkatkan mutu pendidikan dayah<br />

- Menyediakan sarana dan prasarana yang<br />

memadai<br />

- Memperkenalkan system manajemen yang<br />

modern<br />

- Meningkatkan peran dayah dalam<br />

pembangunan masyarakat madani.<br />

- Memperkenalkan pendidikan ketrampilan<br />

hidup (Al-Maharah Al-Hayatiyah)<br />

guatan hukum agama ini juga harus dilakukan<br />

dari lembaga yang namanya rumah tangga,<br />

sehingga proteksi yang didapat benarbenar<br />

kuat,” jelas pria yang pernah menjabat<br />

rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)<br />

Ar-Raniry Banda <strong>Aceh</strong> ini.<br />

Program prioritas pembinaan syariat Islam<br />

lainnya adalah penguatan ekonomi syariah.<br />

Disadari atau tidak kondisi ekonomi sebuah<br />

rumah tangga juga menjadi faktor sangat penentu<br />

keutuhan kehidupan beragama umat.<br />

Dan bulan Ramadhan tahun ini, tambah<br />

Rusji Ali Muhammad juga dijadikan sebagai<br />

momentum untuk bisa menguatkan kehidupan<br />

syariah umat. “Kondisi ini bisa disosialisasikan<br />

lewat berbagai even kuliah Ramadhan<br />

dan safari Ramadhan,” katanya.<br />

Penguatan ketiga adalah penguatan hukum<br />

acara jinayah. Diharapkan berbagai kebijakan<br />

yang sudah dikeluarkan pemerintah<br />

bisa terus disempurnakan.<br />

“Lembaga sendiri masih sangat mengharapakan<br />

bahwa qanun hukum acara jinayah<br />

bisa disahkan untuk masyarakat, karena<br />

di dalam qanun tersebut ada banyak<br />

aturan yang sebenarnya sangat penting. Selama<br />

ini kan hanya satu point saja yang menjadi<br />

persoalan, yakni hukum potong tangan.<br />

Padahal selain itu ada banyak aturan lainnya<br />

yang penting, mudah-mudahan ini bisa dibicarakan<br />

dan dibahas lagi,” ujar Rusjdi. [yayan<br />

zamzami]<br />

kewirausahaan, juga menjadi bagian penting<br />

dalam pembangunan dayah-dayah di <strong>Aceh</strong>.<br />

Untuk para guru dayah diberi kesempatan<br />

meningkatkan daya kompetensi guru,<br />

dengan memberi pendidikan dan beasiswa,<br />

agar keampuan mereka meningkat.<br />

Selain membangun sarana dan prasarana<br />

fisik, kini BPPD pun tengah merancang sebuah<br />

konsep kurikulum standarisasi dayah,<br />

sehingga pendidikan dayah bisa memiliki sebuah<br />

keseragaman.<br />

Saat ini sedikitnya ada 965 dayah dan lembaga<br />

pengajian, 350 ribu santri dan 715 ribu<br />

guru dayah serta 90 guru kontrak dayah yang<br />

diberi bantuan dana melalui APBA <strong>2011</strong> dengan<br />

total nilai mencapai Rp 98 miliar lebih.<br />

“Kita berharap masyarakat bisa menjadikan<br />

dayah sebagai pilihan utama untuk<br />

sarana pendidikan bagi anak-anaknya karena<br />

dayah pun sudah terakreditasi sehingga<br />

jangan khawatir tidak ada ijazah apalagi tidak<br />

diakui. Dengan demikian ilmu agama dan<br />

ilmu umum bisa setara didapatkan,” sebut<br />

Azhari. [yayan zamzami]<br />

Profil Badan Pembinaan Pendidikan Dayah (BPPD) <strong>Aceh</strong><br />

- Memfasilitasi dayah agar memiliki unit<br />

ekonomi produktif sehingga mampu<br />

membiayai rumah tangganya sendiri (self<br />

finance)<br />

- Menguapayakan agar dayah di <strong>Aceh</strong><br />

mampu bekerja sama dengan umara dalam<br />

membangun daerah.<br />

- Menciptakan dayah yang moderat dan<br />

toleran dengan mengacu pada dakwah yang<br />

bersifat Ruhama u Bainahum<br />

► Anggaran tA <strong>2011</strong>: Rp 98.962.767.922<br />

► Program prioritas <strong>2011</strong>:<br />

- Pembentukan dan Pengembangan<br />

Ma’had ‘Ali.<br />

- Akreditasi dayah<br />

- Peningkatan Profesionalisme Manajemen<br />

DayahPeningkatan<br />

- Kompetensi guru<br />

◊ Ma’had ‘Ali yang sudah dibentuk di <strong>Aceh</strong> :<br />

◊ MA Malikul Saleh <strong>Aceh</strong> utara<br />

◊ MA Insis Baktiya <strong>Aceh</strong> utara<br />

◊ MA Darul ulum tanoh Mirah Bireun<br />

◊ MA Dayah Mudi Mesra Bireun<br />

◊ MA Dayah Darul Munawarah Pidie Jaya<br />

◊ MA Dayah Abu Lam-u Banda <strong>Aceh</strong><br />

◊ MA Dayah Babussalam Meulaboh<br />

◊ MA Dayah Darussalam Labuhan Haji <strong>Aceh</strong><br />

Selatan


LAPORAN UTAMA<br />

Dayah Darul Ulum Putra memiliki<br />

santri sekitar 300 orang, Darul<br />

Ulum Putri memiliki santriwati<br />

sekitar 250 orang dan Ma’had Ali yang baru<br />

dimulai tahun <strong>2011</strong> memiliki santri 40 orang.<br />

Dari amatan Tabangun <strong>Aceh</strong>, sebagai institusi<br />

pendidikan, dayah ini masih memiliki keterbatasan<br />

beberapa infrastruktur, terutama asrama<br />

(kamar tidur) dan ruang laboratorium.<br />

Belasan kamar tidur dari kayu usang dan<br />

beratapkan daun rumbia masih berdiri di<br />

pekarangan kampus Darul Ulum. Baik Tgk<br />

Al-Ghazali maupun Marzuki mengaku belum<br />

dapat membongkar semua bangunan<br />

dari kayu lapuk itu, karena asrama permanen<br />

yang ada tidak mampu menampung jumlah<br />

santri. Keduanya berharap mendapat bantuan<br />

dari donator agar asrama usang itu dapat<br />

segera diganti dengan yang beton.<br />

Memang, sejak tahun 2008 lalu seiring<br />

didirikannya BPPD oleh Pemerintah <strong>Aceh</strong>,<br />

Dayah Darul Ulum telah beberapa kali mendapat<br />

suntikan dana yang bersumber dari<br />

APBA. Menurut Tgk Marzuki, Dayah Darul<br />

Ulum Putri pada tahun 2008 dan 2009 pernah<br />

mendapat bantuan sekitar Rp 250 juta<br />

dan diperuntukkan untuk pembangunan<br />

mushalla putri, serta Rp 97 juta untuk pembangunan<br />

fasilitas MCK.<br />

Selanjutnya pada tahun 2010 mendapat<br />

suntikan dana dari dana aspirasi anggota<br />

DPRA sebesar Rp 350 juta untuk membangun<br />

asrama putri. Asrama putri yang dirancang<br />

berlantai dua itu tampak belum selesai<br />

100 persen, terutama untuk bagian lantai<br />

dua. Pagar komplek Dayah Darul Ulum juga<br />

telah terbangun dari beton dengan dana dari<br />

APBA tahun 2010.<br />

Begitu juga Dayah Darul Ulum Putra<br />

telah beberapa kali mendapat bantuan dari<br />

anggaran APBA (baik dari BPPD maupun<br />

dana aspirasi dewan), dengan nilai lebih<br />

satu miliar rupiah yang diperuntukkan untuk<br />

pembangunan ruang belajar SMP dan<br />

SMA berlantai 3 dengan ruang belajar sebanyak<br />

18 ruang. Gedung belajar ini telah<br />

dapat digunakan meskipun belum selesai<br />

pengecatan. Di bagian dalam telah terisi<br />

bangku-bangku belajar, papan tulis, dan<br />

lantai keramik.<br />

Untuk tahun <strong>2011</strong> dana aspirasi dewan<br />

senilai Rp.1.860.000.000 diperuntukkan untuk<br />

pembangunan gedung Ma’had Ali. Saat<br />

ditinjau Tabangun <strong>Aceh</strong>, alat berat sedang<br />

bekerja membersihan lahan (land clearing)<br />

untuk pertapakan pembangunan gedung<br />

<strong>Tabloid</strong> TabaNGUN aCEH - <strong>Edisi</strong> <strong>16</strong> | aGUsTUs <strong>2011</strong> 7<br />

Menghidupkan Dayah dengan Bisnis<br />

“Saat ini Dayah Darul ulum<br />

memiliki lahan sawit sekitar 30<br />

hektar dan peternakan lembu di<br />

Krueng Simpo. Ada sekitar 20 ekor<br />

sapi yang dikembangbiakkan. Setiap<br />

bulan sekitar 2 sampai 3 ekor sapi<br />

bisa dijual,”<br />

Membangun intitusi pesantren<br />

(dayah) bukanlah pekerjaan gampang.<br />

Butuhkan biaya sangat besar<br />

meliputi lahan, pembangunan infrastruktur<br />

dan yang sangat utama adalah biaya<br />

operasional rutin. Bantuan dari pihak luar<br />

terkadang sangat terbatas dan tidak mampu<br />

menjamin kelangsungan operasionalnya. Di<br />

sinilah tantangan utama yang kerap dihadapi<br />

ulama sebagai warasatul anbiya dalam menjaga<br />

pendidikan dan moral bangsa melalui dayah<br />

yang dipimpinnya.<br />

Menyadari keadaan itu, Dayah Darul<br />

Ulum Tanoh Mirah, Kecamatan Peusangan,<br />

Kabupaten Bireuen, melakukan terobosan<br />

dalam bidang dunia usaha agar mempunyai<br />

dana rutin demi kelangsungan pendidikan di<br />

dayah. Berawal sebagai dayah salafi (tradisional)<br />

yang didirikan sekitar tahun 1968,<br />

Dayah Darul Ulum sejak beberapa tahun<br />

terakhir mengembangkan bisnis di sektor<br />

perkebunan dan peternakan.<br />

Tabangun <strong>Aceh</strong>, Selasa (9/8/<strong>2011</strong>), menyempatkan<br />

berkunjung ke dayah yang dipimpin<br />

Tgk H Muhammad Wali Al-Khalidy<br />

bin Abdullah Hanafi itu. “Walid (pimpinan<br />

dayah, red) baru saja berangkat ke Banda<br />

<strong>Aceh</strong>. Jika membutuhkan informasi tentang<br />

dayah ini dapat saya berikan penjelasan,” ungkap<br />

Tgk Muhammad Hafiz, Ketua Umum<br />

Santri Darul Ulum periode 2008-<strong>2011</strong>.<br />

Menurut pemuda yang telah 12 tahun<br />

menimba ilmu di sana, pimpinan Dayah<br />

Darul Ulum mempunyai visi besar untuk<br />

menjamin kelangsungan dayah, dan sebagian<br />

besar biaya operasional dayah berasal dari<br />

lahan usaha yang dibangun pimpinan. “Saat<br />

ini Dayah Darul Ulum memiliki lahan sawit<br />

sekitar 30 hektar di Krueng Simpo,” papar<br />

Tgk Hafiz sembari menunjuk ke arah dua<br />

mobil operasional sawit yang terparkir di<br />

pekarangan dayah.<br />

Selain lahan sawit, kata Tgk Hafiz, dayah<br />

itu juga memiliki peternakan lembu di Krueng<br />

Simpo. “Ada sekitar 20 ekor sapi yang<br />

dikembangbiakkan. Setiap bulan sekitar 2<br />

sampai 3 ekor sapi bisa dijual,” katanya.<br />

Ditambahkan, para santri dilibatkan<br />

dalam mengelola unit bisnis itu, dan tentunya<br />

tetap dibayar sesuai jerih masing-masing.<br />

“Jadi bisa dibilang dari kita untuk kita. Kalau<br />

iuran dari santri untuk operasional dayah ini<br />

foto: HASAn BASRI M. nuR<br />

tGk mUhammaD Hafiz berdiri di depan kendaraan operasional penggerak bisnis sawit Dayah Darul<br />

ulum, dengan latar belakang gedung belajar berlantai tiga yang terbangun dari dana APBA.<br />

tak seberapa, hanya 250 ribu rupiah/santri/<br />

tahun,” ujar pemuda asal Lamno itu.<br />

3 in 1<br />

Berawal sebagai dayah salafi yang didirikan<br />

oleh Tgk Abdullah Hanafi, kini Dayah<br />

Darul Ulum telah mengembangkan sayap<br />

menjadi tiga institusi pendidikan terpisah<br />

tapi tetap terpadu dalam satu komplek dan<br />

satu manajemen di bawah pimpinan tertinggi<br />

Tgk Muhammad Wali Al-Khalidy.<br />

Dayah Darul Ulum terdiri dari tiga intitusi<br />

pendidikan di dalamnya dan dipimpin oleh<br />

tiga bersaudara, yaitu Dayah Darul Ulum<br />

Putra dipimpin Tgk Al-Ghazali bin Abdullah<br />

Hanafi, Dayah Darul Ulum Putri di bawah<br />

pimpinan Tgk Marzuki bin Abdullah Hanafi,<br />

serta Ma’had Ali Darul Ulum dibawah asuhan<br />

Tgk Muhammad Wali Al-Khalidy. Ulama<br />

yang yang disebut terakhir ini merangkap<br />

sebagai mursyidul ‘am (pembina) untuk<br />

seluruh institusi termasuk 32 cabang dayah<br />

yang kini telah menyebar di berbagai daerah<br />

di <strong>Aceh</strong> dan beberapa provinsi lain. [hasan<br />

basri m nur]<br />

APBA untuk Pencerdasan Umat<br />

foto: HASAn BASRI M. nuR<br />

paRa pekerja merakit besi untuk pertapakan bangunan Ma’had Ali Dayah Darul ulum tanoh Mirah, Kecamatan<br />

Peusangan, Kabupaten Bireuen. foto direkam Selasa (9/8/<strong>2011</strong>)<br />

Kucuran dana aspirasi dari APBA<br />

dalam jumlah besar ini dinilai sangat<br />

berguna untuk pembangunan<br />

infrastruktur yang akan menjadi<br />

tempat penggemblengan otak dan<br />

moral generasi bangsa.<br />

Ma’had Ali di bagian paling belakang komplek<br />

dayah yang memang masih luas.<br />

Di bawah sengatan sinar matahari, para<br />

pekerja bangunan terlihat sedang merakit<br />

besi ukuran <strong>16</strong> dan 14 untuk pertapakan<br />

bangunan Ma’had Ali yang direncanakan<br />

akan dibangun berlantai 3. “Besi-besi ukuran<br />

<strong>16</strong> dan 14 ini diperuntukkan untuk pertapakan<br />

gedung berlantai 3 yang akan segera<br />

dibangun di lahan yang sedang dibersihahkan<br />

itu,” ujar seorang pekerja saat ditanya<br />

Tabangun <strong>Aceh</strong>.<br />

Kucuran dana aspirasi dari APBA dalam<br />

jumlah besar ini dinilai sangat berguna untuk<br />

pembangunan infrastruktur yang akan menjadi<br />

tempat penggemblengan otak dan moral<br />

generasi bangsa. Kucuran dana dalam jumlah<br />

besar akan lebih membekas dan dapat<br />

dirasakan manfaatnya karena infrastruktur<br />

yang dibangun akan dapat segera digunakan<br />

dan dapat dicegah dari dampak terbengkalai.<br />

Semoga Dayah Darul Ulum mampu mengaktualisasikan<br />

namanya sebagai “rumah<br />

ilmu” dan memberi kontribusi nyata dalam<br />

mencerdaskan masyarakat <strong>Aceh</strong>. [hasan<br />

basri m nur]


8<br />

<strong>Tabloid</strong> TabaNGUN aCEH - <strong>Edisi</strong> <strong>16</strong> | aGUsTUs <strong>2011</strong><br />

StAI Al-Aziziyah<br />

Ma’had Ali Lokal Berstandar Internasional<br />

Perkembangan dan kemajuan zaman<br />

yang sedemikian pesat tanpa dapat<br />

dihambat, telah menimbulkan tantangan<br />

berat bagi umat Islam se-dunia, termasuk<br />

di Provinsi <strong>Aceh</strong> yang bergelar Serambi<br />

Mekkah. Jika tidak pandai menyikapi, maka<br />

umat Islam akan tergilas dan menjadi korban<br />

kemajuan. Padahal dalam kesehariannya<br />

umat Islam harus tetap mampu selaras<br />

dengan syari’ah yang diturunkan Allah sebagai<br />

titian jalan kehidupannya.<br />

Di <strong>Aceh</strong> khususnya, secara realitas ummat<br />

Islam harus berhadapan dengan westernisasi<br />

dan sekularisasi yang sedikit demi<br />

sedikit menghancurkan ke-khasan ciri Islam<br />

yang sebenarnya.<br />

Forum-forum kajian keagamaan menjadi<br />

kurang diminati, generasi muda lebih suka kepada<br />

kegiatan-kegiatan atau kajian-kajian yang<br />

jauh dari nilai-nilai Islami. Sebuah fenomena<br />

yang memprihatinkan masyarakat Islam dan<br />

harus dijawab dengan kegiatan dan pendidikan<br />

Islam yang mampu memberikan pengetahuan<br />

yang berbasis moral dan Agama.<br />

Bertolak dari pemikiran ini, yayasan Pen-<br />

mahaSiSwi StAI Al-Aziziyah di laboratorium komputer dayah setempat.<br />

Sejalan dengan seruan Gubernur Irwandi<br />

Yusuf yang meminta umat Islam<br />

<strong>Aceh</strong> mengisi bulan suci Ramadhan<br />

dengan aktivitas keagamaan dan menghidupkan<br />

tradisi baca Alquran, Balai Pengajian<br />

Ummi Gampong Aree, Pidie, memiliki<br />

agenda rutin tadarrus Alquran setiap bulan<br />

Ramadhan. Sejak empat tahun terakhir, Balai<br />

Pengajian ini mengisi waktu luang di bulan<br />

Ramadhan bagi anak-anak desa dengan kegiatan<br />

tadarrus hingga khatam.<br />

Ketua dewan guru Balai Pengajian<br />

Ummi, Aisyaton Radhiah, menyebutkan,<br />

kegiatan tadarrus ini diselenggarakan setiap<br />

hari, dari pagi hingga sore hari. “Para peserta<br />

didikan Islam Al-Aziziyah ikut mengambil bagian<br />

untuk merevitalisasi semangat Islam dan<br />

membentuk kader-kader yang kuat beragama<br />

(‘aqidah dan ibadahnya), memiliki pemahaman<br />

dan wawasan Keislaman dan keilmuan<br />

yang tinggi, menguasai teknologi dan bahasa<br />

asing serta siap berdakwah di segala tingkatan<br />

masyarakat kosmopolit sekarang ini.<br />

Berdiri tanggal 20 September 2003, Sekolah<br />

Tinggi Agama Islam (Ma’had ‘Ali/<br />

MA) Al-Aziziyah lahir menjawab kebutuhan<br />

lembaga MA di <strong>Aceh</strong>.<br />

Letak geografis STAI Al-Aziziyah sangat<br />

mempengaruhi kondisi atmosfir akademik<br />

yang berlaku di lembaga tersebut. Letaknya<br />

kampus yang persis berada di depan konplek<br />

Dayah MUDI Mesjid Raya (Dayah terbesar<br />

di <strong>Aceh</strong>) STAI Al-Aziziyah menyebabkan<br />

bahwa dominan mahasiswanya adalah santri<br />

dayah tersebut.<br />

Ketua STAI Al-Aziziyah Samalanga,<br />

Tgk. Muntasir A.Kadir S.Ag, M.A mengatakan,<br />

pendidikan Islam harus berani melakukan<br />

investasi sumber daya manusia untuk<br />

menjaring intelektual muslim sejati yang me-<br />

foto: YAYAn ZAMZAMI<br />

seluruhnya adalah anak-anak sekolah dasar<br />

berjumlah 75 orang. Mereka berasal dari<br />

beberapa desa di Kemukiman Gampong<br />

Aree,” ujar Aisyaton kepada Tabangun <strong>Aceh</strong>,<br />

Minggu (21/8/<strong>2011</strong>).<br />

Aisyaton merincikan, tadarrus dibagi<br />

dalam beberapa kelas sesuai tingkatan kemampuan<br />

baca Alquran para santri, yaitu<br />

Kelas Lancar Putra, Kelas Lancar Putri, Kelas<br />

Kurang Lancar Putra dan Kelas Kurang Lancar<br />

Putri. “Yang lancar dikelompokkan dalam<br />

kelas sama-sama lancar, begitu juga kelas<br />

kurang lancar. Sehingga tidak ada alasan bagi<br />

anak-anak untuk tidak bertadarrus,” katanya.<br />

Ditambahkan, untuk menggalakkan para<br />

santri cilik itu, Balai Pengajian Ummi membungkus<br />

tadarrus dalam bentuk lomba. Para<br />

santri didorong untuk tidak absen dalam kegiatan<br />

tadarrus sehingga mampu mengkhatam<br />

Alquran minimal satu kali selama Ramadhan.<br />

“Khatam satu kali adalah batas minimum<br />

bagi setiap santri. Mereka sangat antusias<br />

dan sebagian dari santri cilik itu mampu<br />

menamatkan bacaan Alquran hingga tiga kali<br />

dalam tempo 20 hari,” sambung Aisyaton<br />

yang di kalangan santri akrab disapa Ummi.<br />

Hari Sabtu bertepatan 20 Ramadhan<br />

1432 Hijriah, pengelola Balai Pengajian<br />

Ummi mengadakan evaluasi sekaligus memberikan<br />

penghargaan kepada para santri yang<br />

telah mengikuti tadarrus sejak hari pertama<br />

bulan puasa. Dari Kelas Lancar Putra, juara<br />

I M.Ferdiansyah, juara II Mukhlis, juara III<br />

Riski Juanda. Dari Kelas Lancar Putri, juara I<br />

miliki kemampuan menyeluruh namun tetap<br />

sebagai seorang insan yang mengabdi kepada<br />

Allah dan Rasul-Nya.<br />

“Dasar pemikiran itulah kemudian melahirkan<br />

minat kami mendirikan lembaga<br />

Perguruan Tinggi atau Sekolah Tinggi Agama<br />

Islam Al-Aziziyah serta tetap mempertahankan<br />

eksistensi dayah dengan sistem salafinya,”<br />

katanya.<br />

Alasan lain yang mendorong pendirian<br />

STAI ini, sebut Tgk Muntasir A. Kadir, adalah<br />

kecenderungan para pelajar dayah untuk<br />

mengikuti pendidikan formal pada bangku<br />

perkuliahan telah menjadi amalan yang populer.<br />

Hal ini dilihat dari banyaknya pelajar yang<br />

meninggalkan lembaga pendidikan dayah untuk<br />

mengikuti SPMB pada setiap tahunnya.<br />

Secara umumnya mereka meninggalkan<br />

dayah pada saat-saat mereka sedang<br />

dikaderkan untuk menjadi tenaga pengajar<br />

atau guru. “Artinya pada setiap tahun kita<br />

kehilangan kader-kader untuk mengajar<br />

generasi selanjutnya. Untuk itu sebagai alternatif<br />

untuk mengantisipasi hal tersebut<br />

sehingga kegiatan pendidikan dari segi kualitas<br />

dan kuantitas tetap bertahan, maka kami<br />

mengambil kebijakan mendirikan lembaga<br />

perkuliahan di dayah ini,” jelasnya.<br />

Memiliki mahasantri sebanyak 1.581<br />

orang dan dengan pengajar lulusan strata 2<br />

dan 3 dari berbagai perguruan tinggi internasional,<br />

sistem belajar di STAI Al-Aziziyah<br />

sama dengan sistem pada perguruan tinggi<br />

lainnya, yaitu dengan menggunakan standar<br />

belajar dengan sistem SKS.<br />

Alisra Rahmatia, juara II RA.Maratun Shalihah,<br />

juara III Sulfira.<br />

Sementara dari Kelas Kurang Lancar Putra,<br />

juara I Mudassir, juara II Khairun Nizam,<br />

juara III M.Nasruddin. Dari Kelas Kurang<br />

Lancar Putri, juara I Mikiyal Faratul, juara II<br />

Ulfa Natasya, juara III Della Salsabila.<br />

“Kepada para juara diberikan hadiah bingkisan<br />

dan amplop. Sementara untuk anakanak<br />

yang belum mendapatkan juara juga di-<br />

LAPORAN UTAMA<br />

“Aktifitas jadwal belajar yang ketat ini<br />

menjadikan mereka menguasai materi<br />

pendidikan secara mendalam khususnya ilmu<br />

pengetahuan agama.”<br />

-- muntasir a kadir --<br />

Ketua StAI Al-Aziziyah<br />

“Hanya saja yang menjadi ciri khas di sini<br />

adalah jadwal pendidikan yang sangat ketat.<br />

Jadwal belajar mereka mulai dari pukul 8.00<br />

pagi sampai dengan pukul 24.00 malam. Aktifitas<br />

jadwal belajar yang ketat ini menjadikan<br />

mereka menguasai materi pendidikan secara<br />

mendalam khususnya ilmu pengetahuan<br />

agama,” jelas Tgk Muntasir.<br />

Keberadaan STAI Al-Aziziyah diharapkan<br />

sebagai pelopor reintegrasi (penyatuan<br />

kembali) antara pendidikan agama dan<br />

umum di <strong>Aceh</strong> sebagai landasan dan syarat<br />

utama untuk kemajuan <strong>Aceh</strong>.<br />

Walau sudah berjalan enam tahun,<br />

STAIA masih belum mandiri secara keseluruhan.<br />

Hanya bersandar pada pendanaan<br />

dari para mahasantri, STAIA berjalan menembus<br />

segala kendala yang selama ini masih<br />

bercokol, satu di antaranya memenuhi sarana<br />

dan prasana bagi mahassantri.<br />

“Kalau berharap dari pemerintah sepertinya<br />

kami tidak terlalu berani lagi. Biaya<br />

operasional lainnya harus dicari dari berbagai<br />

sumber lainnya termasuk sumbangan alumni<br />

yang diberikan secara sukarela. Namun tuntutan<br />

peningkatan kualitas memerlukan dana<br />

yang lebih besar seperti biaya peningkatan<br />

kualitas tenaga pengajar dan lain sebagainya,”<br />

ujar Tgk Muntasir.<br />

Cita-cita untuk menjadi Sekolah Tinggi<br />

yang mampu melahirkan intelektual muslim<br />

yang berbasis kepada ketinggian moral dan<br />

pemahaman dan pengamalan agama, terus<br />

dijadikan spirit dalam perjalanan STAI Al-<br />

Aziziyah. [yayan zamzami]<br />

Menggalakkan Tadarrus untuk Santri Cilik<br />

“Khatam satu kali<br />

adalah batas minimum<br />

bagi setiap santri.<br />

Mereka sangat antusias<br />

dan sebagian dari<br />

santri cilik itu mampu<br />

menamatkan bacaan<br />

Alquran hingga tiga kali<br />

dalam tempo 20 hari,”<br />

-- aisyaton Radhiah--<br />

Ketua Dewan Guru<br />

Yayasan ummi<br />

berikan bingkisan sebagai wujud apresiasi atas<br />

kesungguhan mereka,” tambah Ummi.<br />

Menurut Aisyaton, Balai Pengajian<br />

Ummi konsen dalam memberantas buta<br />

huruf Alquran bagi anak-anak. Sementara<br />

dalam pengajian rutin di luar bulan Ramadhan,<br />

selain memberi tekanan pada kemampuan<br />

baca Alquran, Balai Pengajian itu juga<br />

mengajarkan materi aqidah, ibadah dan pidato.<br />

[hasan basri m nur]<br />

foto: RA. SAIfuLLAH<br />

paRa ustazah Balai Pengajian ummi sedang membagi hadiah kepada para santri cilik pada acara<br />

evaluasi tadarrus Ramadhan, 20 Agustus <strong>2011</strong>.


<strong>Tabloid</strong> TabaNGUN aCEH - <strong>Edisi</strong> <strong>16</strong> | aGUsTUs <strong>2011</strong> 9


10<br />

<strong>Tabloid</strong> TabaNGUN aCEH - <strong>Edisi</strong> <strong>16</strong> | aGUsTUs <strong>2011</strong><br />

Provinsi <strong>Aceh</strong> memiliki keistimewaan<br />

di bidang agama, pendidikan dan<br />

budaya. Dalam rangka memperkuat<br />

keistimewaan itu, berbagai instansi terkait<br />

pun dibangun, baik di level provinsi maupun<br />

kabupaten/kota. Pemerintah Kabupaten Bireun<br />

menyediakan lokasi strategis dan berhadapan<br />

dengan kantor bupati untuk pembangunan<br />

gedung keistimewaan itu.<br />

Dari master plan yang ada, gedung keistimewaan<br />

Kabupaten Bireun dirancang secara<br />

terpadu untuk melayani umat dalam<br />

aspek keislaman, pendidikan dan budaya.<br />

Gedung itu nantinya diperuntukkan untuk<br />

Dinas Syariat Islam (DSI), Majelis Permusyawaratan<br />

Ulama (MPU), Majelis Adat<br />

<strong>Aceh</strong> (MAA), Majelis Pendidikan Daerah<br />

(MPD), Baitul Mal, Ikatan Persaudaraan Haji<br />

Indonesia (IPHI) dan Dewan Kemakmuran<br />

Masjid <strong>Aceh</strong> (DKMA). Untuk memanjakan<br />

pengurusnya, direncanakan juga bakal<br />

dibangun rumah dinas kepala di komplek itu.<br />

Pemerintah <strong>Aceh</strong> menyambut baik usulan<br />

Pemerintah Bireun untuk pembangunan<br />

A<br />

ceh sebagai wilayah Syariat Islam<br />

mempunyai peluang besar untuk peningkatan<br />

ekonomi masyarakat melalui<br />

sektor Zakat. Zakat dapat menjadi salah<br />

satu sumber Pendapatan Asli <strong>Aceh</strong> (PAA) di<br />

masa akan datang. Potensi dan peluang itu<br />

sangat besar dan perlu diidentifikasi dan dilakukan<br />

terobosan baru dalam pengelolaaan<br />

Zakat. Hal itu disampaikan Hendra Saputra,<br />

S.Ag, Kepala Bidang Pendistribusian dan<br />

Pendayagunaan Zakat Baitul Mal <strong>Aceh</strong> ketika<br />

menerima Tabangun <strong>Aceh</strong> di ruang kerjanya,<br />

Rabu (3/8/<strong>2011</strong>).<br />

Menurut Hendra, saat ini belum ada satu<br />

negara pun yang menerapkan zakat sebagai<br />

sumber penerimaan negara/daerah. Di Indonesia<br />

sendiri hanya <strong>Aceh</strong> yang dapat dilegitimasi<br />

untuk mengimplementasikan ketentuan<br />

sesuai amanah undang-undang no.11/2006<br />

tentang Pemerintahan <strong>Aceh</strong>, khususnya<br />

Pasal 180 ayat (1) huruf d menyebutkan:<br />

“Zakat merupakan salah satu sumber Penerimaan<br />

Daerah (PAD) <strong>Aceh</strong> dan PAD Kabupaten/Kota”,<br />

dan Pasal 191: “Zakat, harta<br />

wakaf, dan harta agama dikelola oleh Baitul<br />

gedung keistimewaan di daerahnya. “Sejak<br />

tahun 2009 Pemerintah <strong>Aceh</strong> secara bertahap<br />

menganggarkan dana miliaran rupiah<br />

dari APBA untuk pembangunan gedung<br />

keistimewaan untuk Kaputen Bireun. Kami<br />

berharap gedung itu dapat segera dirampungkan<br />

agar dapat dihuni oleh intansiintansi<br />

terkait,” ujar Kepala Dinas Syariat<br />

Islam Kabupaten Bireun Drs H Umar Budiman<br />

saat ditemui Tabangun <strong>Aceh</strong> di ruang<br />

kerjanya, Selasa (9/8/<strong>2011</strong>).<br />

Kabid Dayah Salafi dan Terpadu DSI<br />

Bireun, Hamdani S.Ag, secara khusus mengajak<br />

Tabangun <strong>Aceh</strong> untuk meninjau kondisi<br />

gedung keistimewaan yang mereka juluki<br />

sebagai Islamic Development Building itu. Terletak<br />

di areal luas nan strategis di Jalan Raya<br />

Banda <strong>Aceh</strong> – Medan di bilangan Cot Gapu,<br />

gedung itu saat ini terlihat berdiri megah<br />

meskipun belum dapat difungsikan.<br />

Gedung berlantai tiga termasuk basement<br />

dengan ukuran 40 x 31 meter itu saat<br />

ditinjau Tabangun <strong>Aceh</strong> terlihat sepi dari hiruk<br />

pikuk pekerja. Dari amatan Tabangun <strong>Aceh</strong>,<br />

Mal <strong>Aceh</strong> dan Baitul Mal Kabupaten/Kota<br />

yang diatur dalam<br />

Qanun”, serta Pasal 192: “Zakat<br />

yang dibayar menjadi pengurang<br />

terhadap jumlah Pajak Penghasilan<br />

(PPh) terhutang dari wajib<br />

pajak.”<br />

“Apabila amanah undangundang<br />

ini dapat diimplementasikan<br />

dengan baik dan sungguhsungguh<br />

serta adanya kesadaran<br />

kolektif rakyat <strong>Aceh</strong> untuk menunaikan<br />

zakat, Insya Allah banyak<br />

mustahiq yang dapat terbantu<br />

dan terberdayakan dengan zakat ini,” kata<br />

Hendra.<br />

Pemerintah <strong>Aceh</strong> mempunyai otoritas penuh<br />

untuk memungut dan mengoptimalkan<br />

pengelolaan potensi zakat. “Pemerintah <strong>Aceh</strong><br />

dapat juga memaksa penduduknya yang beragama<br />

Islam untuk menunaikan zakat, sehingga<br />

apabila hal ini dapat dilaksanakan,<br />

maka jumlah zakat yang dikumpulkan akan<br />

terus meningkat secara signifikan. Dengan<br />

demikian semakin banyak kaum dhuafa<br />

beberapa bagian dari gedung keistimewaan<br />

itu masih belum selesai dikerjakan, meliputi<br />

keramik, instalasi listrik, instalasi air bersih,<br />

basement, cat, taman, lapangan upacara serta<br />

pekerjaan finishing lainnya.<br />

“Kami tak tahu kenapa pada tahun ini<br />

belum mulai dikerjakan pembangunan yang<br />

diproyeksikan secara multi years itu. Kabarnya<br />

untuk tahun <strong>2011</strong> akan dibangun pagar.<br />

Kami berharap gedung ini dapat segera<br />

dipacu pengerjaannya agar dapat difungsikan<br />

secepatnya atau paling lambat dapat<br />

dipakai pada tahun 2012 mendatang,” harap<br />

Hamdani.<br />

Menurut Hamdani, gedung keistime-<br />

yang terbantu dan terberdayakan”,<br />

ungkap Hendra.<br />

Saat ini, kata Hendra, zakat<br />

yang berhasil dikumpulkan Baitul<br />

Mal <strong>Aceh</strong> tahun 2010 hanya sebesar<br />

Rp.10.608.890.378.01. Jumlah<br />

ini sangat kecil dibandingkan<br />

dengan potensi zakat yang ada.<br />

Zakat pada Baitul Mal <strong>Aceh</strong> saat ini<br />

baru dipungut dari pegawai/PnS di<br />

lingkup Pemerintah <strong>Aceh</strong> dan hasil<br />

keuntungan perusahaan yang<br />

mengerjakan proyek dari APBA.<br />

Selain itu, Baitul Mal <strong>Aceh</strong> telah<br />

berhasil menyalurkan Rp 5.000.000.000,. (lihat<br />

tabel penyaluran zakat)<br />

Menurut Hendra, penyaluran zakat<br />

tersebut dibagi dua bentuk yaitu konsumtif<br />

dan produktif. untuk konsumtif program<br />

yang menjadi unggulan ialah santunan kepada<br />

fakir uzur. fakir uzur ialah orang tua<br />

yang masuk dalam katagori jompo, berasal<br />

dari keluaga fakir, dan tidak sanggup untuk<br />

bekerja. Mereka diberikan santunan sebesar<br />

Rp.200.000,-/bulan. Santunan ini terus<br />

LAPORAN KHUSUS<br />

Gedung Keistimewaan yang<br />

belum Istimewa<br />

waan itu sangat ditunggu-tunggu masyarakat<br />

Bireun untuk memudahkan koordinasi<br />

antarlembaga keislaman, pendidikan dan budaya<br />

di daerah setempat. Apalagi, kata dia,<br />

saat ini beberapa instansi keistimewaan Bireun<br />

tidak memiliki kantor sendiri.<br />

“Dinas Syariat Islam masih numpang di<br />

lantai 3 kantor Bupati, MAA dan MPD terpaksa<br />

menyewa kantor, sementara DKMA<br />

berkantor di masjid kantor bupati. Semuanya<br />

terpencar. Makanya gedung keistimewaan<br />

yang pembangunannya sudah dimulai sejak<br />

tahun 2009 itu belum istimewa di mata<br />

instansi-instansi tersebut,” ujar Hamdani.<br />

[hasan basri m nur]<br />

foto: HASAn BASRI M nuR<br />

hamDaNi, pegawai Dinas Syariat Islam Bireun, menunjuk ke arah gedung Keistimewaan Kabupaten<br />

Bireun yang belum rampung.<br />

Zakat sebagai Sumber Pendapatan Daerah<br />

No URaiaN 2005 2006 2007 2008 2009 2010 jUmlah<br />

a zakat/aSNaF<br />

“Pemerintah <strong>Aceh</strong> secara bertahap<br />

menganggarkan dana miliaran rupiah<br />

dari APBA untuk pembangunan gedung<br />

keistimewaan untuk Kabupaten Bireun.<br />

Kami berharap gedung itu dapat segera<br />

dirampungkan agar dapat dihuni oleh<br />

intansi-intansi terkait,”<br />

-- Drs h Umar Budiman --<br />

Kepala Dinas Syariat Islam Bireun<br />

hendRa saputRa<br />

REKAPITULASI PENYALURAN ZAKAT BAITUL MAL ACEH TAHUN 2005 S/D 2010<br />

1 fakir 17.232.000,00 113.050.000,0 297.750.000,00 412.870.000,00 489.027.000,00 937.395.000,00 2.267.324.000,00<br />

2 Miskin 155.679.360,00 1.054.443.505,4 595.294.000,00 752.575.000,00 846.356.400,00 896.211.000,00 4.300.559.265,40<br />

3 Amil <strong>16</strong>.592.839,00 86.317.131,7 120.839.000,00 226.600.400,00 235.536.600,00 413.834.500,00 1.099.720.470,70<br />

4 Muallaf 10.000.000,00 220.000,0 49.250.000,00 46.339.000,00 71.550.000,00 118.462.000,00 295.821.000,00<br />

5 fisabilillah 91.375.000,00 119.400.000,0 261.575.000,00 251.200.000,00 222.800.000,00 356.575.000,00 1.302.925.000,00<br />

6 Ibnu Sabil 81.510.000,00 223.860.000,0 453.800.000,00 479.500.000,00 568.500.000,00 832.500.000,00 2.639.670.000,00<br />

7 Gharim 920.000,00 - 148.650.000,00 232.129.000,00 44.185.000,00 39.005.000,00 464.889.000,00<br />

Sub jumlah 373.309.199,00 1.597.290.637,10 1.927.158.000,00 2.401.213.400,00 2.477.955.000,00 3.593.982.500,00 12.370.908.736,10<br />

B iNFak - - 1.485.284.000,00 967.330.000,00 20.474.900,00 2.500.000,00 2.475.588.900,00<br />

Sub jumlah - - 1.485.284.000,00 967.330.000,00 20.474.900,00 2.500.000,00 2.475.588.900,00<br />

jumlah a + B<br />

SumBeR: BAITul mAl <strong>Aceh</strong><br />

373.309.199,00 1.597.290.637,10 3.412.442.000,00 3.368.543.400,00 2.498.429.900,00 3.596.482.500,00 14.846.497.636,10<br />

diberikan sampai mereka meninggal dunia.<br />

Disamping itu, tempat tinggal mereka yang<br />

tidak layak huni akan direnovasi, sehingga<br />

menjadi layak huni.<br />

“untuk kesehatan, mereka diperiksa oleh<br />

dokter yang telah ditunjuk Baitul Mal, kemudian<br />

mereka juga diberikan alat kesehatan<br />

seperti kursi roda, tongkat dan sebagainya<br />

sesuai kebutuhan. Jumlah fakir uzur sampai<br />

dengan saat ini sebanyak 450 orang. Ke<br />

depan direncanakan akan ditambah sebanyak<br />

100 orang lagi,” sambung Hendra.<br />

Sementara untuk produktif, program<br />

yang menjadi unggulan ialah program zakat<br />

produktif dalam bentuk modal usaha. Zakat<br />

produktif ini dikelola oleh unit Pengelola<br />

Zakat Produktif (uPZP) yang telah terbentuk<br />

sejak tahun 2006. Kriteria penerima zakat<br />

produktif ini ialah memiliki iman dan taqwa,<br />

jujur dan amanah, dari keluarga kurang<br />

mampu, penghasilan lebih kecil dari kebutuhan<br />

hidup sehari-hari, memiliki tempat<br />

usaha yang tetap dan sanggup menjalankan<br />

semua ketentuan yang telah ditetapkan<br />

uPZP. Jumlah penerima zakat produktif ini<br />

sebanyak 1.700 orang lebih. Jumlah ini akan<br />

terus bertambah dalam tahun <strong>2011</strong>.<br />

Zakat Produktif ini sendiri terbagi kepada<br />

3 sektor, yaitu sektor perdagangan, pertanian,<br />

peternakan dan becak mesin. Modal<br />

usaha yang diberikan uPZP bervariasi tergantung<br />

pada usaha yang dijalankan. Zakat<br />

produktif ini bila dikelola dengan baik akan<br />

dapat meningkatkan perekonomian asnaf<br />

zakat/kaum dhuafa karena zakat yang disalurkan<br />

dalam bentuk modal usaha.<br />

Di samping kedua program unggulan<br />

tersebut, terdapat program lain yang tidak<br />

kalah penting yaitu bantuan beasiswa kepada<br />

mahasiswa kurang mampu yang sedang<br />

menyelesaikan studi, beasiswa kepada santri,<br />

santunan kepada keluarga miskin menjelang<br />

hari raya, pemibinaan daerah rawan<br />

akidah yang berada di daerah perbatasan<br />

seperti <strong>Aceh</strong> – Sumatera utara. [fzu]


LAPORAN KHUSUS<br />

Kepala Dinas Pendidikan<br />

<strong>Aceh</strong>, Drs Bakhtiar Ishak<br />

mengatakan, keresahan<br />

yang dialami para wali anak yatim<br />

atau piatu dan pengasuh anak yatim<br />

piatu terhadap kelanjutan biaya<br />

pendidikan anak asuhnya itu hal<br />

yang sangat wajar. Karena, mereka<br />

takut ganti pemimpin ganti program.<br />

Untuk program penyaluran bantuan<br />

pendidikan bagi anak yatim piatu ini, tegas<br />

Bakhtiar Ishak, tetap akan dilanjutkan. Alasannya,<br />

karena program ini merupakan program<br />

wajib Pemerintah yang mutlak harus<br />

dilaksanakan untuk pemberantasan kebodohan<br />

dan menunrunkan jumlah buta huruf<br />

dan angka masyarakat.<br />

Kedua program bantuan pendidikan bagi<br />

anak yatim piatu ini, memberikan dampak<br />

langsung kepada masyarakat, terutama terhadap<br />

menurunkan jumlah anak putus sekolah.<br />

Bahkan setelah program bantuan pendidikan<br />

bagi anak yatim piatu ini dilaksanakan<br />

empat tahun, tingkat bersekolah<br />

anak di <strong>Aceh</strong> mulai jenjang<br />

pendidikan SD, SMP sampai<br />

SMA, peringkatnya sudah berada<br />

jauh di atas rata-rata nasional.<br />

Itu artinya, kata Bakhtiar<br />

Ishak, bahwa program bantuan<br />

pendidikan bagi anak kurang<br />

mampu dari segi ekonomi ini<br />

sangat dibutuhkan dan jika pempimpin yang<br />

baru tidak melanjutkannya maka ia akan<br />

digugat dan dihujat rakyatnya.<br />

“ Jadi, dari beberapa hal tersebut di atas<br />

tadi, program bantuan pendidikan bagi anak<br />

yatim, piatu, yatim piatu, miskin, putus sekolah<br />

dan terlantar yang telah memberikan<br />

dampak yang sangat luas bagi dunia pendidikan<br />

di <strong>Aceh</strong> tetap dilanjutkan. DPRA, MPD,<br />

MPU, dan semua komponen masyarakat<br />

<strong>Aceh</strong> mendukung program ini wajib diteruskan<br />

dengan sistem yang lebih baik lagi,” tutur<br />

Kadis Pendidikan <strong>Aceh</strong> itu. [heri hamzah]<br />

Gubernur <strong>Aceh</strong> Irwandi Yusuf dan<br />

Wakilnya, Muhammad Nazar tidak<br />

lama lagi akan mengakhiri masa<br />

tugasnya sebagai Kepala Pemerintahan dan<br />

Wakil Kepala Pemerintahan <strong>Aceh</strong>, tepatnya<br />

pada tanggal 8 Februari 2012 mendatang.<br />

Berbagai pertanyaan pun mencuat di<br />

tengah masyarakat <strong>Aceh</strong>. Di luar proses suksesi<br />

(pilkada), masyarakat tentunya bertanyatanya<br />

dengan kelanjutan program prorakyat<br />

yang selama ini telah dijalankan kedua pemimpin<br />

tersebut.<br />

Salah satu kalangan yang paling menantikan<br />

kabar ini adalah para wali anak<br />

yatim, piatu, pengasuh anak yatim piatu,<br />

dan masyarakat miskin di <strong>Aceh</strong>. Kabar<br />

yang paling mereka nantikan adalah, program<br />

penyaluran bantuan pendidikan Rp<br />

1,8 juta setiap tahun untuk anak yatim,<br />

piatu, yatim piatu, miskin, putus sekolah,<br />

dan terlantar.<br />

Bukan apa-apa, persoalannya program<br />

bantuan pendidikan bagi anak yatim, piatu,<br />

yatim piatu, miskin, serta anak putus sekolah<br />

dan terlantar, dalam jumlah mencapai<br />

ratusan ribu orang itu, baru ada pada masa<br />

pemerintahan Gubernur Irwandi Yusuf dan<br />

Wakilnya Muhammad Nazar.<br />

Sebelum Irwandi-Nazar memimpin<br />

<strong>Tabloid</strong> TabaNGUN aCEH - <strong>Edisi</strong> <strong>16</strong> | aGUsTUs <strong>2011</strong> 11<br />

Memerdekakan Anak Yatim dari Kebodohan<br />

foto: IRfAn M. nuR<br />

SEjUmlah santri usai mengaji di balai pengajian tahzibul Akhlak, Addarul Munawarah, Paloh<br />

Gadeng, nisam.<br />

Kadis Pendidikan:<br />

Harus Tetap Dilanjutkan<br />

BakhtiaR ishak<br />

laporan penyaluran dana bantuan pendidikan<br />

bagi anak yatim, piatu, yatim piatu, miskin,<br />

terlantar, dan putus sekolah.<br />

Data jumlah anak yatim, piatu, yatim piatu, miskin, terlantar dan putus sekolah per<br />

kabupaten/kota penerima dana bantuan pendidikan tahun ajaran <strong>2011</strong>/2012<br />

kabupaten/kota : SD/mi Smp/mtsN Slta Dayah<br />

Sabang 277 180 135 3<br />

Banda <strong>Aceh</strong> 1.993 1.328 1.389 -<br />

<strong>Aceh</strong> Besar 2.660 2.287 1.268 189<br />

Pidie 4.460 3.138 2.255 122<br />

Pidie Jaya 1.145 632 737 94<br />

Bireuen 4.596 3.200 2.078 107<br />

Lhokseumawe 1.699 1.368 949 110<br />

<strong>Aceh</strong> utara 6.879 2.839 2.704 182<br />

<strong>Aceh</strong> timur 4.215 2.692 1.601 65<br />

Langsa 1.300 1.036 792 32<br />

<strong>Aceh</strong> tamiang 1.947 1.414 826 -<br />

<strong>Aceh</strong> tenggara 2.271 1.386 1.225 -<br />

Gayo Lues 950 617 446 13<br />

<strong>Aceh</strong> tengah 1.347 1.386 664 -<br />

Bener Meriah 1.355 857 723 -<br />

<strong>Aceh</strong> Jaya 1.059 739 507 55<br />

<strong>Aceh</strong> Barat 2.022 1.244 925 87<br />

nagan Raya 1.502 921 572 6<br />

<strong>Aceh</strong> Barat Daya 397 434 442 121<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan 2.819 1.954 1.364 207<br />

Singkil 1.347 865 505 -<br />

Subulussalam 1.261 662 423 -<br />

Simeulue<br />

Sumber Dinas Pendidikan <strong>Aceh</strong><br />

745 627 545 -<br />

Program bantuan pendidikan untuk kalangan<br />

tidak mampu ini, merupakan refleksi dari<br />

ajaran Islam yang memerintahkan umatnya,<br />

terutama para pemimpin dan orang mampu,<br />

untuk menyantuni, mengasihi, dan menjamin<br />

pendidikan anak yatim, piatu, yatim piatu,<br />

miskin, putus sekolah, dan terlantar.<br />

<strong>Aceh</strong>, program yang sama memang sudah<br />

ada, tapi hanya berlaku dalam wilayah yang<br />

terbatas dengan jumlah yang terbatas pula.<br />

Tidak meluas seperti yang dilakukan Irwandi<br />

Yusuf dan Muhammad Nazar.<br />

Saat ini, setiap tahunnya tidak kurang<br />

dari 80.000-100.000 anak yatim, piatu, yatim<br />

piatu, miskin, serta anak putus sekolah<br />

dan terlantar, diberikan bantuan pendidikan<br />

sebesar Rp 1,8 juta. Tahun ini targetnya<br />

mencapai 115.000 anak dengan pagu anggaran<br />

Rp 188,7 miliar.<br />

Bagi Irwandi-Nazar, program bantuan<br />

pendidikan untuk kalangan tidak mampu<br />

ini, merupakan refleksi dari ajaran Islam<br />

yang memerintahkan umatnya, terutama<br />

para pemimpin dan orang mampu, untuk<br />

menyantuni, mengasihi, dan menjamin pendidikan<br />

anak yatim, piatu, yatim piatu, miskin,<br />

putus sekolah, dan terlantar. Apalagi,<br />

dalam undang-undang juga sudah disebutkan<br />

bahwa negara bertanggung jawab negara<br />

untuk memastikan kelanjutan pendidikan<br />

kalangan yang kurang beruntung ini.<br />

Tapi, tanpa ada itikad yang kuat dari para<br />

pemimpin negerinya, kewajiban menyantuni,<br />

mengasihi dan menyekolahkan anak yatim<br />

piatu tidak akan terprogram dengan baik dan<br />

berlanjut. [heri hamzah]<br />

• Setiap anak diberikan dana bantuan pendidikan Rp 1,8 juta/tahun<br />

• Batas penyaluran bantuan pendidikan untuk anak yatim, piatu, yatim piatu, miskin, putus<br />

sekolah dan terlantar sampai lulus SLtA (SMA/SMK/MA).


12<br />

<strong>Tabloid</strong> TabaNGUN aCEH - <strong>Edisi</strong> <strong>16</strong> | aGUsTUs <strong>2011</strong><br />

Menyahuti UUPA tentang Syariat<br />

Islam, Pemerintah <strong>Aceh</strong> telah menyusun<br />

berbagai strategi untuk<br />

mewujudkan masyarakat <strong>Aceh</strong> yang berkarakter<br />

mulia dan sejalan dengan nilai-nilai Islam.<br />

Pemerintah <strong>Aceh</strong> telah menetapkannya<br />

dalam visi pembangunan jangka panjang yaitu:<br />

ACEH YANG ISLAMI, MAJU, DAMAI<br />

DAN SEJAHTERA”.<br />

Islami yang dimaksudkan dalam visi<br />

pembangunan jangka panjang tersebut<br />

adalah kondisi masyarakat <strong>Aceh</strong> yang secara<br />

utuh menjalankan seluruh aspek kehidupannya<br />

berdasarkan nilai-nilai Islam serta memiliki<br />

akhlak mulia yang toleran, santun, taat<br />

beribadah, memiliki etika, mencintai perdamaian,<br />

memiliki ketahanan dan daya juang<br />

tinggi, cerdas, taat aturan, kooperatif dan<br />

inovatif serta menjunjung tinggi harkat dan<br />

martabat manusia.<br />

Demikian dikatakan Kepada Bappeda<br />

<strong>Aceh</strong>, Ir Iskandar M.Sc dalam wawancara<br />

dengan Tabangun <strong>Aceh</strong>, Senin (<strong>16</strong>/8/<strong>2011</strong>), di<br />

ruang kerjanya. ”Masyarakat <strong>Aceh</strong> yang islami<br />

dicirikan dengan terlaksananya pelaksanaan<br />

Syari’at Islam secara kaffah dalam semua sendi<br />

kehidupan dan terciptanya kerukunan hidup<br />

beragama,” kata mantan Deputi Pemberdaya-<br />

Tim Pemerintah <strong>Aceh</strong> yang dikoordinir<br />

oleh Bappeda <strong>Aceh</strong> dengan<br />

beberapa unsur SKPA lainnya dan<br />

melibatkan beberapa tokoh agama, unsur<br />

pimpinan Ormas melalukan kunjungan<br />

Safari Ramadhan 1432 H di tiga kabupaten<br />

yaitu <strong>Aceh</strong> Barat, Nagan Raya dan <strong>Aceh</strong> Jaya.<br />

Tujuan Safari Ramadhan ini adalah untuk<br />

meningkatkan ukhuwah dengan membangun<br />

komunikasi dan silaturrahmi sekaligus<br />

menyerap berbagai informasi pembangunan<br />

dan menampung aspirasi masyarakat sebagai<br />

bahan masukan untuk kebijakan pembangunan<br />

<strong>Aceh</strong> ke depan yang adil dan merata berdasarkan<br />

potensi dan karakteriktik daerah.<br />

Melakukan start pertama di kabupaten<br />

<strong>Aceh</strong> Barat, Tim Safari Ramadahan Pemerintah<br />

<strong>Aceh</strong> melakukan pertemuan dengan unsur<br />

pemerintah kabupaten <strong>Aceh</strong> Barat yang<br />

diterima oleh Sekdakab <strong>Aceh</strong> Barat. Kepala<br />

Bappeda <strong>Aceh</strong>, Ir Iskandar M.Sc, selaku Ketua<br />

Tim Safari Ramadhan Pemerintah <strong>Aceh</strong>,<br />

menyampaikan tujuan kedatangan tim adalah<br />

dalam rangka menghidupkan syiar agama<br />

dalam bulan Ramadhan, meningkat ukhuwah<br />

islamiah dengan saling bersilaturrahmi<br />

dan menjadi media penyampaian pesan dan<br />

informasi pembangunan kepada masyarakat<br />

dengan harapan masyarakat akan mengetahui<br />

dengan baik dinamika pembangunan<br />

<strong>Aceh</strong> yang telah, sedang dan akan berlangsung<br />

di <strong>Aceh</strong>. Hal yang sama juga disampai-<br />

kan kepada jajaran Pemkab Nagan Raya dan<br />

<strong>Aceh</strong> <strong>Aceh</strong> Jaya.<br />

Untuk mengefektifkan komunikasi<br />

dengan masyarakat, pada malam hari tim<br />

mengunjungi masjid-masjid gampong.<br />

Rombongan berinteraksi langsung dengan<br />

masyarakat setempat melalui berdiskusi,<br />

Shalat Isya dan Shalat Tarawih bersama. Di<br />

<strong>Aceh</strong> Barat, masjid yang dikunjungi adalah<br />

mesjid Gampong Manuang Tanjung Kawai<br />

XVI. Dalam kesempatan itu, Ketua Tim<br />

Safari Ramadhan, Iskandar, menyampaikan<br />

Bantuan Gubernur <strong>Aceh</strong> Irwandi Yusuf untuk<br />

pembangunan masjid dan diterima langsung<br />

oleh ketua panitia mesjid setempat.<br />

Di Nagan Raya, rombongan Safari Ramadhan<br />

mengunjungi Masjid Jami’ Jeuram.<br />

Dalam kunjungan itu Iskandar mewakili<br />

Gubernur <strong>Aceh</strong> juga menyerahkan Bantuan<br />

Pembangunan Masjid kepada Panitia Pembangunan<br />

Mesjid setempat.<br />

Kehadiran rombongan Safari Ramadhan<br />

mendapat sambutan hangat dari masyarakat<br />

setempat. Mereka sangat mendambakan<br />

kehadiran aparatur pemerintah di tengahtengah<br />

masyarakat untuk berdiskusi tentang<br />

arah pembangunan yang sedang dilakukan.<br />

Masyarakat menyambut kehadiran tim dengan<br />

suasana hangat dan penuh keakraban.<br />

Meski rombongan Pemerintah <strong>Aceh</strong> ini<br />

dibungkus dalam bingkai Safari Ramadhan,<br />

namun Ketua Tim mengkoordinir jajarannya<br />

untuk meluangkan waktu guna melakukan<br />

monitoring dan evaluasi terhadap proyekproyek<br />

yang sedang dilaksanakan.<br />

“Jika pada malam hari digelar pertemuan<br />

dengan masyarakat usai Shalat Tarawih,<br />

maka pada siang hari rombongan melakukan<br />

peninjauan lapangan atas proyek-proyek<br />

yang sedang dijalankan di daerah tersebut.<br />

Jadi ada manfaat ganda yang diperoleh, yaitu<br />

input dari masyarakat sekaligus melakukan<br />

monev,” ujar Ketua Rombongan Ir Iskandar<br />

kepada Tabangun <strong>Aceh</strong>, di sela-sela kunjungannya.<br />

Di Kabupaten <strong>Aceh</strong> Barat tim Safari<br />

Ramadhan meninjau beberapa proyek bersumber<br />

dari dana APBA, baik dalam bidang<br />

ekonomi, infrastruktur, pendidikan dan kesehatan.<br />

Selain itu, ditinjau pula kegiatan yang<br />

bersumber dari dana APBN seperti program<br />

peningkatan ekonomi rakyat yang didanai<br />

oleh Multi Donor Fund (MDF) yaitu program<br />

<strong>Aceh</strong> Economic Development Financing<br />

Facility (EDFF) yang dikoordinir oleh<br />

Bappenas dan Bappeda <strong>Aceh</strong>.<br />

Rombongan juga meluangkan waktu<br />

HABA <strong>BAPPEDA</strong><br />

Strategi Mewujudkan<br />

Masyarakat <strong>Aceh</strong> Berkarakter Islami<br />

Islami yang dimaksudkan dalam<br />

visi pembangunan jangka panjang<br />

adalah kondisi masyarakat <strong>Aceh</strong><br />

yang secara utuh menjalankan<br />

seluruh aspek kehidupannya<br />

berdasarkan nilai-nilai Islam serta<br />

memiliki akhlak mulia yang toleran,<br />

santun, taat beribadah, memiliki<br />

etika, mencintai perdamaian<br />

an Ekonomi dan Usaha Badan Rehabilitasi dan<br />

Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias itu.<br />

Untuk tercapainya tujuan tersebut, tambah<br />

Iskandar, dapat ditempuh melalui penetapan<br />

sasaran-sasaran pokok, arah kebijakan<br />

dan tahapan pelaksanaan pembangunan<br />

masyarakat <strong>Aceh</strong> yang berakhlak mulia sesuai<br />

dengan nilai-nilai Islam diarahkan untuk<br />

memantapkan fungsi dan peran masyarakat<br />

dalam pembangunan dengan landasan moral<br />

dan etika sehingga menjadi kekuatan pendorong<br />

utama untuk terciptanya masyarakat<br />

yang sejahtera, aman dan damai. Sistem Pendidikan<br />

Islami merupakan sistem pendidikan<br />

yang didasarkan pada nilai-nilai Islam (Islamic<br />

value-based education), yang di dalamnya juga<br />

mengandung komponen-komponen pendidikan<br />

umum lainnya, seperti kurikulum, pengajaran,<br />

guru, siswa, manajemen, dan fasilitas.<br />

Iskandar menuturkan, ada empat pilar<br />

kebijakan yang harus ditempuh untuk mencapai<br />

sasaran pokok pembangunan jangka<br />

panjang tersebut, yaitu membangunan sumberdaya<br />

manusia yang islami, meningkatkan<br />

kualitas kerukanan hidup dalam masyarakat,<br />

pembangunan pemerintah yang baik dan<br />

bersih (clean and good governance) dan<br />

peningkatan pelaksanaan syari’at Islam.<br />

Sedangkan secara jangka menengah<br />

seperti tertera RPJM <strong>Aceh</strong>, kata Iskandar,<br />

ada beberapa strategi yang dilakukan oleh<br />

Pemerintah <strong>Aceh</strong> untuk pembangunan<br />

Syari’at Islam. Pertama, meningkatkatkan<br />

peran ulama dalam semua sektor kehidupan<br />

pemerintah dan masyarakat, meningkatkan<br />

kerja sama dan koordinasi keagamaan (baik<br />

dengan instansi terkait maupun lembaga<br />

keagamaan pada berbagai level). Kedua, meningkatkan<br />

kualitas pendidikan agama di<br />

sekolah-sekolah dan perguruan tinggi agar<br />

meningkatnya pengetahuan, pemahaman<br />

dan kesadarakan masyarakat tentang pelaksanaan<br />

Syari’at Islam. Ketiga, meningkatkan<br />

pengawasan tentang pelaksanaan syari’at Islam,<br />

serta keempat, meningkatkan pemberdyaan<br />

lembaga keagamaan dalam melakukan<br />

sertifikasi, penataausahaan, pengelolaan dan<br />

pemberdayaan harta agama. [aswarliam]<br />

Monitoring di Sela Safari Ramadhan<br />

untuk mengefektifkan komunikasi dengan<br />

masyarakat, pada malam hari tim Safari<br />

Ramadhan mengunjungi masjid-masjid<br />

gampong. Mereka berinteraksi langsung<br />

dengan masyarakat setempat melalui diskusi,<br />

Shalat Isya dan tarawih bersama, serta<br />

menyerahkan bantuan pembangunan masjid<br />

dari Gubernur <strong>Aceh</strong>.<br />

iskandaR<br />

untuk mengunjungi kantor Caritas Checz<br />

Republic (CCR) <strong>Aceh</strong> Barat yang melakukan<br />

program pembangunan ekonomi rakyat<br />

khususnya petani nilam. Kepala Bappeda<br />

juga turut berdialog langsung dengan petani<br />

nilam, koordinator koperasi industri petani<br />

nilam terkait permasalahan yang dihadapi<br />

di lapangan serta progres sejauh mana program<br />

itu telah berjalan.<br />

Sedangkan di Kabupaten Nagan Raya,<br />

selain berkunjung pada proyek APBA dan<br />

APBN, tim Safari Ramadhan juga berkempatan<br />

mengunjungi kegiatan yang didanai<br />

oleh Multi Donor Fund (MDF) yaitu program<br />

peningkatan pembangunan ekonomi<br />

rakyat EDFF di Nagan Raya, Canadian Cooperatives<br />

Association (CCA) yang menjalankan<br />

program pembudidayaan ikan air<br />

tawar, lahan percontohan pembudidayaan<br />

ikan air tawar di Desa Lhokseumot Kecamatan<br />

Beutong dengan luas area 4500 m2 serta<br />

berdiskusi langsung dengan Project Manager<br />

CCA Henny Butfheim dan para fasilitator<br />

program tersebut mengenai permasalahan<br />

yang terjadi di lapangan. [aswar liam, sari]<br />

DoK. <strong>BAPPEDA</strong><br />

tim Safari Ramadhan Pemerintah <strong>Aceh</strong> berdiskusi dengan staf pengelola project EDff di tempat<br />

pembudidayaan ikan tawar (project EDff) di nagan Raya.


HABA <strong>BAPPEDA</strong><br />

<strong>Tabloid</strong> TabaNGUN aCEH - <strong>Edisi</strong> <strong>16</strong> | aGUsTUs <strong>2011</strong> 13<br />

Pemerintah <strong>Aceh</strong> Mensosialisasikan<br />

Formulasi Dana TDBH Migas dan Otsus 2012<br />

tahun 2012 merupakan tahun terakhir<br />

pelaksanaan RPJM <strong>Aceh</strong> periode kepemimpinan<br />

Gubernur Irwandi Yusuf dan<br />

Muhammad nazar, namun masih banyak<br />

program prioritas yang belum terlaksana<br />

secara tuntas seperti JKA, BKPG, Beasiswa<br />

Anak Yatim dan Beasiswa S1, S2<br />

dan S3 bagi masyarakat <strong>Aceh</strong> yang berprestasi.<br />

Karena kegiatan tersebut dianggap<br />

sangat urgen, maka perlu dilakukan kesinambungan<br />

pada tahun 2012.<br />

Untuk menyamakan visi tentang formulasi<br />

TDBH Migas dan Dana Otsus<br />

tahun 2012, Bappeda menggelar<br />

pertemuan dengan para bupati/walikota<br />

se-<strong>Aceh</strong>, DPRK se-<strong>Aceh</strong>, para Kepala Bappeda<br />

kabupaten/kota se–<strong>Aceh</strong>, para Kepala<br />

SKPA dan Tim Anggaran Pemerintah <strong>Aceh</strong><br />

(TAPA). Pertemuan itu dibuka oleh Sekretaris<br />

Daerah <strong>Aceh</strong> Teuku Setia Budi berlangsung<br />

Senin (25/7/<strong>2011</strong>) di Aula Majid Ibrahim<br />

Bappeda <strong>Aceh</strong>.<br />

Menurut Setia Budi, alokasi Pagu Indikatif<br />

Dana TDBH Migas dan Otsus untuk<br />

Tahun 2012 telah dialokasikan sesuai surat<br />

Gubernur <strong>Aceh</strong> No. 902/2741 tanggal 2<br />

Februari <strong>2011</strong> perihal Program dan Kegiatan<br />

Kabupaten/Kota Sumber TDBH Migas dan<br />

Dana Otsus tahun 2012. Pagu indikatif dana<br />

otsus sebesar Rp.4.510.656.496.500 dan<br />

TDBH Migas Rp.612.542.382.000. Namun<br />

setelah dilakukan perkiraan kembali, maka total<br />

dana Otsus tahun 2012 disesuaikan kembali<br />

menjadi Rp.4.750.000.000.000 dan dana<br />

TDBH Migas sebesar Rp.726.135.103.000.<br />

Lebih lanjut Setia Budi menyebutkan, tahun<br />

2012 merupakan tahun terakhir pelaksanaan<br />

RPJM <strong>Aceh</strong> periode kepemimpinan<br />

Irwandi Yusuf - Muhammad Nazar, namun<br />

masih banyak program prioritas yang belum<br />

terlaksana secara tuntas seperti JKA,<br />

BKPG, Beasiswa Anak Yatim dan Beasiswa<br />

S1, S2 dan S3 bagi masyarakat <strong>Aceh</strong> yang<br />

berprestasi. Karena kegiatan tersebut dianggap<br />

sangat urgen, maka perlu dilakukan<br />

kesinambungan pada tahun 2012. Untuk<br />

itu, Pemerintah <strong>Aceh</strong> mengambil kebijakan<br />

penganggaran bersama antara Pemerintah<br />

Provinsi dan Kabupaten/Kota berdasarkan<br />

formulasi dana Otsus dan TDBH Migas<br />

sesuai Qanun No.2/2008. Untuk itu,<br />

dia meminta kearifan semua pihak untuk<br />

mencermati kembali alokasi dana tersebut<br />

dengan menyesuaikan program kegiatan<br />

untuk tahun 2012.<br />

Dr Islahuddin M.Sc yang bertindak sebagai<br />

narasumber formulasi pembagian otsus<br />

dan TDBH Migas. Namun belum habis<br />

Islahuddin menyampaikan materinya terjadi<br />

beberapa kali instruksi dari peserta sehingga<br />

forum sedikit tegang. Beberapa peserta dari<br />

kabupaten/kota memprotes terhadap kebijakan<br />

Pemerintah <strong>Aceh</strong> tentang adanya kegiatan<br />

prioritas provinsi dijadikan beban anggaran<br />

bersama dengan kabupaten/kota dari<br />

sumber dana otsus. Hal ini dikawatirkan akan<br />

berkurang jatah kabupaten/kota dari sumber<br />

dana Otsus dan Migas sehingga memberikan<br />

dampak perubahan pembangunan kabupaten/kota<br />

yang telah disepakati dengan DPRK<br />

ADCF, Wadah Lembaga Donor dan NGO di <strong>Aceh</strong><br />

Pada umumnya lembaga-lembaga<br />

internasional dalam kerangka kerjanya<br />

berbasis pada fakta-fakta pencapaian<br />

Tujuan Pembangunan Millennium<br />

(Millennium Development Goals/MDGs)<br />

dan target-target global lainnya. Oleh karenanya,<br />

ini adalah peluang terbaik untuk memanfaatkan<br />

dana-dana internasional untuk<br />

membantu Pemerintah <strong>Aceh</strong> dalam melaksanakan<br />

berbagai strategi dalam penanganan<br />

masalah-masalah besar dan kompleks.<br />

Beberapa lembaga donor seperti World<br />

Bank, GIZ, IDB, USAID, Ausaid, MDF,<br />

Uni Eropa, UN agency dan lain-lain,<br />

tetap menjalankan programnya di <strong>Aceh</strong><br />

sampai tahun 2012. Dibantu oleh NGO<br />

internasional dan nasional serta lokal sebagai<br />

pihak yang melaksanakan programprogram<br />

donor juga berkomitmen untuk<br />

membantu kesinambungan pembangunan<br />

<strong>Aceh</strong>, terutama membantu meningkatkan<br />

kapasitas masyarakat.<br />

ADCF dibentuk sebagai lembaga yang<br />

mewakili pemerintah <strong>Aceh</strong> dalam menfasilitasi<br />

hubungan kerjasama dengan lembaga-lembaga<br />

donor dan NGO. Kegiatan<br />

utama dari ADCF adalah mengkoordinir<br />

lembaga-lembaga donor dan mitra pelaksana<br />

untuk menyusun rencana kerjanya di<br />

<strong>Aceh</strong>, memantau proses pelaksanaan, serta<br />

mengevaluasi hasilnya untuk kemudian<br />

akan dirumuskan dalam sebuah feedback<br />

bagi lembaga donor sendiri. Komunitas<br />

forum ini dinahkhodai oleh Muzaillin Af-<br />

-- t Seutia Budi --<br />

Sekda <strong>Aceh</strong><br />

Lingkup Kerja ADCF<br />

fan yang sehari-hari sebagai akademisi di<br />

Universitas Syiah kuala.<br />

Beberapa aktivitas ADCF yang akan<br />

dilaksanakan diantaranya adalah, Donor<br />

Coordination Meeting, Consultative Meeting,<br />

pertemuan informal antardonor dan<br />

antara donor dengan lembaga pelaksana,<br />

serta pembentukan Steering Committeeyang<br />

bertujuan untuk memberikan pertimbangan<br />

terhadap intervensi donor di <strong>Aceh</strong>.<br />

Selain itu juga ADCF bisa melakukan<br />

Monitoring dan Evaluasi terhadap kegiatan<br />

yang dijalankan lembaga donor dan mitra<br />

pelaksananya dan memberikan rekomendasi<br />

kepada pemerintah <strong>Aceh</strong>.<br />

Kegiatan ADCF selama ini mendapat<br />

dukungan dari UNICEF dan LOGICA<br />

2-Ausaid sehingga sekretariat bisa terus<br />

berfungsi. Nantinya akan dibuat satu<br />

website atau blog yang akan dikoneksikan<br />

langsung dari website Bappeda <strong>Aceh</strong><br />

dan sekretariat Provinsi <strong>Aceh</strong> sehingga<br />

bisa diakses oleh semua orang. Forum ini<br />

juga akan memanfaatkan data-data dari<br />

RAN Database dan akan mengefektifkan<br />

penggunaan media tersebut untuk memfasilitasi<br />

penyediaan informasi mengenai<br />

aktivitas donor.<br />

ADCF berkantor di <strong>BAPPEDA</strong> <strong>Aceh</strong>,<br />

Jl. Tgk Mohd Daud Beureueh No.26 Telp<br />

(0651)21440 Fax(0651)33654, Banda<br />

<strong>Aceh</strong>.Coordinator sekretariat Sdr Chaidir<br />

(HP. 081360986600), Humas Sdr Samsuar<br />

(HP.08126903714).c<br />

foto: DEDEK MG<br />

paRa pejabat dari seluruh kabupaten/kota di <strong>Aceh</strong> hadir dalam sosialisasi formulasi tDBH Migas dan<br />

Dana otsus 2012 di Aula Majid Ibrahim Kantor Bappeda <strong>Aceh</strong>, Senin (25/7/<strong>2011</strong>).<br />

Setelah berakhirnya masa rehabilitasi<br />

dan rekonstruksi <strong>Aceh</strong> yang ditandai<br />

bubarnya Badan Rehabilitasi dan<br />

Rekonstrukdi (BRR) NAD-Nias disusul<br />

Badan Kesinambungan Rekontruksi <strong>Aceh</strong><br />

(BKRA), keberadaan lembaga-lembaga donor<br />

dan NGO di <strong>Aceh</strong> seperti kehilangan<br />

arah. Mereka tampak seperti berjalan sendiri-sendiri,<br />

kesulitan dalam koordinasi, sharing,<br />

sering tumpang tindih program dan<br />

kurangnya pengawasan dari pemerintah<br />

daerah. Sementara pada sisi lain, keberadaan<br />

mereka masih sangat dibutuhkan dan dirasakan<br />

cukup membantu pemerintah <strong>Aceh</strong><br />

dalam mengisi kesinambungan pembangunan<br />

<strong>Aceh</strong> pascabencana tsunami.<br />

Lembaga donor dan implementernya<br />

seringkali hanya melihat output dari sebuah<br />

program/project, tanpa memperhatikan<br />

impact dan benefit kepada masyarakat luas.<br />

Ini diakibatkan dari kurangnya respons dari<br />

lembaga-lembaga pemerintah sendiri untuk<br />

memberikan arah yang jelas dalam menyalurkan<br />

bantuan bagi masyarakat.<br />

Beranjak dari realita di atas, Bappeda<br />

<strong>Aceh</strong> sebagai badan yang mengkoordinir<br />

pembangunan <strong>Aceh</strong>, merasa perlu membentuk<br />

suatu lembaga atau forum yang<br />

bisa memfasilitasi dan menjadi mediasi bagi<br />

lembaga-lembaga donor dan NGO-NGO<br />

yang ingin berpartisipasi dalam membangun<br />

<strong>Aceh</strong>. Karenanya, Bappeda <strong>Aceh</strong> menginisiasi<br />

pembentukan suatu lembaga yang<br />

diberi nama <strong>Aceh</strong> Development Community<br />

Forum (ADCF) sebagai solusinya.<br />

Kepala Bappeda <strong>Aceh</strong> Ir Iskandar M.Sc<br />

mengatakan, dengan dibentuknya ADCF sebagai<br />

lembaga yang dibentuk Bappeda <strong>Aceh</strong>,<br />

khusus mewadahi lembaga donor dan NGO<br />

masing-masing kabupaten/kota.<br />

Menanggapi permasalahan tersebut,<br />

Kepala Bappeda <strong>Aceh</strong>, Ir Iskandar, mengatakan<br />

bahwa pagu yang disosialisasi hari itu<br />

masih dalam bentuk indikatif atau belum<br />

final dan masih memungkinkan terjadi perubahan.<br />

“Karena itulah acara ini dilakukan<br />

agar kita dapat mencermati dan memberi<br />

kontribusi,” tutur Iskandar.<br />

Di penghujung acara, Iskandar menyampaikan<br />

bahwa pagu definitif mengenai otsus<br />

dan migas akan ditetapkan pada bulan September<br />

setelah pembahasan dengan DPRA,<br />

sedangkan mengenai dengan penolakan terhadap<br />

pembebanan anggaran bersama pada<br />

beberapa kegiatan prioritas Pemerintah <strong>Aceh</strong><br />

oleh sebagian kabupaten/kota akan disampaikan<br />

ke Gubernur <strong>Aceh</strong> untuk mengambil<br />

kebijakan lebih lanjut. [aswar liam]<br />

yang melakukan aktifitas di <strong>Aceh</strong>, maka forum<br />

ini dapat dijadikan sebagai wadah untuk<br />

diskusi dan sharing informasi mengenai<br />

implementasi, kerjasama dan permasalahan<br />

tentang program yang sedang dijalankan<br />

oleh lembaga donor dan NGO sebagai mitra<br />

kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong>.<br />

“Kegiatan utama dari ADCF adalah<br />

mengkoordinir lembaga-lembaga donor dan<br />

mitra pelaksana untuk menyusun rencana<br />

kerjanya di <strong>Aceh</strong>, memantau proses pelaksanaan,<br />

serta mengevaluasi hasilnya untuk<br />

kemudian akan dirumuskan dalam sebuah<br />

feedback bagi lembaga donor sendiri,” ungkap<br />

Iskandar dalam pertemuan perdana ADCF<br />

beberapa waktu lalu.<br />

Lebih lanjut Iskandar mengatakan, forum<br />

ini diharapkan dapat memainkan peran<br />

penting untuk memberikan objective yang<br />

jelas dan meng-effective-kan bantuan-bantuan<br />

luar negeri, baik yang dikelola oleh pemerintah<br />

maupun yang dilaksanakan oleh UN<br />

Agencies, NGO (nasional/internasional),<br />

dan pihak swasta lainnya. “Forum ini ke<br />

depan bisa lebih banyak lagi perannya dalam<br />

memfasilitasi dan memediasi lembaga-lembaga<br />

donor dan NGO yang bekerja membantu<br />

<strong>Aceh</strong>, katanya.<br />

“Pemerintah <strong>Aceh</strong> sangat mengharapkan<br />

dan terus berupaya mengundang<br />

lembaga-lembaga donor dan NGO internasional<br />

untuk terus berpartisipasi membantu<br />

<strong>Aceh</strong> dalam melanjutkan kesinambungan<br />

pembangunan pascaberakhirnya era rehab<br />

rekon, ujar Iskandar seraya mengharapkan<br />

agar lembaga-lembaga donor, NGO internasional/nasional/lokal<br />

untuk berpartisipasi<br />

dalam forum itu. [Samsuar, Public Communication<br />

ADCF]


14 <strong>Tabloid</strong> TabaNGUN aCEH - <strong>Edisi</strong> <strong>16</strong> | aGUsTUs <strong>2011</strong> APA KATA MEREKA<br />

DAyAh DI <strong>Aceh</strong><br />

Hari ini, masyarakat<br />

dayah sudah bisa<br />

berbangga hati karena<br />

pendidikan dayah sudah<br />

mendapat perhatian<br />

dari pemerintah,<br />

sejak dibentuknya<br />

Badan Pembinaan Pendidikan<br />

dayah (BPPD).<br />

Ibaratnya, kami-kami<br />

di dayah ini sudah ada<br />

orangtua tempat mengadu jika menghadapi<br />

permasalahan.<br />

Pemerintah sudah melakukan banyak<br />

hal untuk membantu pembangunan dayahdayah<br />

di <strong>Aceh</strong>. Ini sebuah kemajuan yang<br />

sangat baik jika dibandingkan dengan kondisi<br />

dayah sebelumnya.<br />

Kuasa Usaha Kedutaan RI untuk<br />

Kerajaan Belanda, Umar Hadi,<br />

membuka pertemuan bisnis delegasi<br />

Pemerintah Kota Sabang dan BPKS dengan<br />

30 pengusaha Belanda di Kedubes RI di Den<br />

Haag Kamis (21/07/<strong>2011</strong>) siang. Delegasi<br />

Jika ada kemauan, apa saja dapat dikerjakan<br />

dalam upaya mendulang rupiah.<br />

Memiliki rumah di lokasi strategis tentu<br />

sangat menguntungkan jika kita memiliki<br />

jiwa bisnis. Sebaliknya, membiarkan rumah<br />

itu terbengkalai sama artinya melarang rupiah<br />

untuk singgah memasuki kocek kita.<br />

Bisnis butuh keberanian dan inovasi.<br />

Dengan keyakinan inilah, Zulhadi Usman<br />

(29) melakukan terobosan dan memberanikan<br />

diri terjun dalam bisnis. Dengan modal<br />

rumah milik keluarga di Jalan T Nyak Arif,<br />

lelaki ulet ini menyulap rumah tua berukuran<br />

besar itu untuk menjajakan aneka makanan<br />

dan minuman demi memanjakan lidah warga<br />

Banda <strong>Aceh</strong>.<br />

Rumah besar yang terletak sekitar 100<br />

meter dari lampu stop Jambo itu kini telah<br />

dipermak dan ditata dengan nuansa mewah<br />

untuk memberikan kenyamanan bagi penikmat<br />

makanan. Diakui Zulhadi, awal mula<br />

keberanian menggerakkan bisnis kuliner ini<br />

adalah dalam rangka menyambut Visit Banda<br />

<strong>Aceh</strong> Year <strong>2011</strong> yang dicanangkan Pemko<br />

Banda <strong>Aceh</strong>.<br />

“Tempat ini kami desain cocok untuk<br />

semua kelas masyarakat, pebisnis, muda mudi<br />

dan tentunya sangat nyaman bagi keluarga<br />

yang hendak makan bareng. Apalagi tempat<br />

ini sangat mudah dijangkau dan lahan parkir<br />

Untuk ke depannya, pemerintah juga<br />

perlu memperhatikan program pendidikan<br />

informasi dan teknologi (IT) di setiap dayah<br />

yang ada di <strong>Aceh</strong>, terutama dayah-dayah terpadu.<br />

Karena perkembangan IT begitu pesat<br />

saat ini, sehingga mulai menjadi kebutuhan<br />

bagi pendidikan di dayah.<br />

Bisa dilihat perkembangan saat ini. Jika<br />

santri mendapatkan waktu libur dan bisa keluar<br />

dari dayah, mereka langsung dihadapkan<br />

dengan kehidupan perkembangan tekonologi<br />

yang begitu pesat, mulai dari telpon seluler<br />

hingga internet.<br />

ntuk itu, pemberian fasilitas dan ilmu<br />

tentang teknologi informasi ini menjadi<br />

penting bagi perkembangan dayah. Dengan<br />

memahami IT para santri juga bisa mengembangkan<br />

ilmunya dengan mendapat infor-<br />

Sabang yang sudah hampir seminggu melakukan<br />

promosi pariwisata dan investasi di<br />

negara-negara Eropa tersebut dipimpin oleh<br />

Walikota Sabang Munawar Liza Zainal. Sedangkan<br />

kalangan pengusaha Belanda yang<br />

hadir termasuk dari perusahaan perkapalan,<br />

sangat memadai,” ujar Zulhadi kepada Tabangun<br />

<strong>Aceh</strong>, Selasa (<strong>16</strong>/8/<strong>2011</strong>) malam.<br />

Pemuda kelahiran Lhokseumawe 29 September<br />

1982 ini memberi nama untuk badan<br />

usahanya itu “Banda Steak”, karena menu<br />

utama yang ditawarkan adalah steak, selain<br />

menyediakan berbagai makanan cita rasa nasional<br />

dan manca negara.<br />

Zulhadi menawarkan berbagai makanan<br />

yang cocok untuk segala kalangan, baik masyarakat<br />

lokal, wisatawan nasional dan juga<br />

turis mancanegara. “Harga sangat terjangkau<br />

untuk semua kantong, termasuk terjangkau<br />

bagi kalangan mahasiswa dan pelajar,” ungkap<br />

pria yang juga mengelola Jroeh Studio.<br />

Di antara menu yang ditawarkan Banda<br />

Steak adalah: Beef Steak, Chicken Steak,<br />

Sirloin Steak, Tender Loin Steak, Chicken<br />

Grilles, Soup Iga, Soto Ayam, Nasi Goreng,<br />

Ayam Khalifah, Ice Cream. Selain itu juga<br />

menyediakan aneka juice termasuk juice<br />

strawbery sebagai andalan. “Usai puasa nanti,<br />

kita akan sediakan juga mie spagheti khas<br />

Italia dan beberapa menu Eropa lainnya,”<br />

sambung Zulhadi ramah.<br />

“Untuk menyiapkan aneka makanan itu,<br />

kami mendatangkan koki ahli dari luar <strong>Aceh</strong>.<br />

Saat ini kami memiliki karyawan 7 orang.<br />

Mereka siap melayani tamu dengan ramah<br />

dan santun dengan menempatkan pelang-<br />

masi dari berbagai lembaga pendidikan Islam<br />

di luar <strong>Aceh</strong>, bahkan di luar negeri.<br />

Tengku Iqbal Hanafiah<br />

Pimpinan Dayah Babul Khairi,<br />

Julok-<strong>Aceh</strong> Timur<br />

_________<br />

Pemerintah harus<br />

memperhatikan kesejahteraan<br />

guru-guru<br />

di dayah. Saat ini sangat<br />

tidak proporsional<br />

jumlah honor yang diterima<br />

guru dayah dengan<br />

aktifitas dan pengabdian<br />

yang diberikan<br />

para guru.<br />

Walikota Sabang Paparkan Potensi <strong>Aceh</strong><br />

kepada Pengusaha Belanda<br />

foto: fAuZI uMAR<br />

walikota Sabang Munawar Liza Zainal sedang memaparkan sejumlah potensi dan peluang usaha<br />

di Kawasan Sabang di Ruang nusantara KBRI Den Haag (21 Juli <strong>2011</strong>).<br />

perusahaan travel, asosiasi pengusaha perikanan,<br />

konsultan keuangan dan para pengusaha<br />

lainnya yang tertarik mempelajari potensi<br />

investasi di Sabang.<br />

Dalam pembukaan pertemuan tersebut<br />

Umar Hadi mengatakan bahwa Sabang<br />

dan <strong>Aceh</strong> merupakan wilayah yang sangat<br />

strategis serta mempunyai potensi yang sangat<br />

besar untuk dikembangkan. Karena itu<br />

pihaknya siap memfasilitasi dan mempromosikan<br />

Sabang untuk mempercepat kemajuan<br />

dimasa akan datang. Umar juga menawarkan<br />

agar Sabang dan <strong>Aceh</strong> dapat berpartisipasi<br />

pada Pasar Malam Indonesia di Malieveld<br />

Den Haag yang akan digelar pada awal tahun<br />

2012.<br />

Sementara itu, Walikota Sabang Munawar<br />

Liza Zainal memaparkan 3 hal di depan<br />

para pengusaha Belanda yang memadati ruang<br />

Nusantara KBRI, yaitu letak geografi<br />

Sabang, sejarah hubungan Sabang dan <strong>Aceh</strong><br />

dengan Belanda serta potensi dan keunggulan<br />

Sabang. Munawar juga menyampaikan<br />

beberapa insentif bagi kalangan penguasaha<br />

yang berminat berusaha di Sabang seperti<br />

adanya kebijakan bebas bea masuk dan pajak<br />

barang mewah di kawasan Sabang, serta<br />

Menyulap Rumah Jadi Café<br />

gan sebagai raja,” ungkap suami dari Meilina<br />

Novita itu.<br />

“Ke depan kami akan menyiapkan ruang<br />

khusus untuk meeting dan family room. Sehingga<br />

dapat melayani mereka yang ingin kumpul-kumpul,<br />

buka puasa bareng, reunian, arisan,<br />

halal bi halal, dan lain-lain,” sambungnya.<br />

Pemilik Banda Steak memiliki solidaritas<br />

tinggi dan mau berbagi atas keuntungan<br />

yang diperoleh dengan anak-anak. Ini antara<br />

paRa tamu memadati Cafe Banda Steak menjelang waktu berbuka puasa.<br />

Bisa dibayangkan dengan jumlah honor<br />

Rp 1 juta per tahun, dengan biaya hidup para<br />

guru yang besar, tentunya angka ini tidak<br />

mencukupi.<br />

Dayah adalah pondasi bagi pendidikan<br />

generasi penerus di provinsi <strong>Aceh</strong>. Bisa<br />

dibayangkan jika para guru tidak bisa bekerja<br />

secara profesional dan optimal hanya<br />

karena harus melakukan pekerjaan sampingan<br />

untuk memenuhi kebutuhan hidup<br />

mereka.<br />

Kami sangat berharap perhatian semua<br />

pihak, pemerintah dan masyarakat, agar bisa<br />

membantu meningkatkan kesejahteraan para<br />

guru dayah.<br />

M. Hasyim Usman<br />

Warga Banda <strong>Aceh</strong><br />

kemudahan perizinan satu atap yang dikoordinir<br />

BPKS.<br />

Selain itu, Munawar juga menyampaikan<br />

bahwa pertemuan dengan pengusaha Belanda<br />

ini dimaksudkan untuk mempromosikan<br />

potensi alam dan pariwisata <strong>Aceh</strong> kepada<br />

masyarakat Belanda. “Belanda merupakan<br />

pintu gerbang Eropa yang sangat penting<br />

dan strategis untuk memajukan suatu kawasan<br />

pariwisata Sabang dan <strong>Aceh</strong>”, kata<br />

Munawar didampingi Deputi Umum BPKS<br />

Lukman Age, Kepala Bidang Promosi Dinas<br />

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sabang M.<br />

Ali Taufik, Dr. Muhammad Subhan, anggota<br />

DPRK Kota Banda <strong>Aceh</strong> Mukhtar, Zulfan<br />

dan Muhammad Taufik.<br />

Pada pertemuan tersebut, sejumlah pengusaha<br />

menyatakan minat untuk melihat<br />

langsung potensi Sabang, dan menjajaki untuk<br />

melakukan kunjungan langsung ke Sabang<br />

dalam waktu dekat. Bahkan salah satu<br />

pengusaha Tour dan Travel, yakni Deva Tour<br />

yang berbasis di Utrech akan menjual paket<br />

promosi ke Sabang dengan harga khusus<br />

discount hingga 50 % dalam rangka menyukseskan<br />

Sabang Regata Internasional pada<br />

bulan September <strong>2011</strong> mendatang. [fzu]<br />

lain ditandai kesediaan pemilik Banda Steak<br />

menyediakan voucer makan gratis bagi murid<br />

TK, SD/MIN yang menjadi pemenang<br />

Lomba Mewarnai dan TTS yang digelar <strong>Tabloid</strong><br />

Tabangun <strong>Aceh</strong> setiap edisi.<br />

“Dengan berbagi, rezeki semakin berkah<br />

dan anak-anak yang mendapat voucer<br />

makan gratis juga akan merasa mendapat<br />

penghargaan atas prestasi yang diraihnya.<br />

bulqaini ilyas<br />

foto: DoK. BAnDA StEAK


<strong>Edisi</strong> <strong>16</strong><br />

nama : ................................................................<br />

Alamat Rumah : ................................................................<br />

Sekolah / Alamat : ................................................................<br />

Kelas : ................................................................<br />

mendatar :<br />

1.Perkakas untuk memukul atau menancapkan paku 3.teman makan nasi 5.Hari raya setelah<br />

bulan ramadhan 9.Kata untuk melarang 10.nama buah untuk sayuran 11.ular besar dalam<br />

dongeng Cina 13.Mulut sungai, tempat bertemunya sungai dan laut 14.Sari, pati <strong>16</strong>.tidak<br />

mudah berubah, teguh pendiriannya 19.tidak sakit 22.tahun Islam 26.Bulan dimana umat<br />

Islam diwajibkan berpuasa 30.Jika 31.Binatang (Bhs. Inggris) 33.Enak (Bhs. <strong>Aceh</strong>) 35.Salah<br />

satu waktu shalat 37.Sebutan lain untuk tanah air Indonesia 39.upah 41.Kartu Hasil Studi<br />

(singkat) 42/55.Salah satu Pahlawan nasional dari <strong>Aceh</strong> 44.Yang ditangkap oleh indera<br />

penciuman 45.Saya dan kamu 47.nama nabi 48.Sekolah Menengah umum (singkat) 49.Sial,<br />

apes 52.tidak jinak, bukan peliharaan 54.Salah satu Kabupaten di pantai barat <strong>Aceh</strong> 56.Alas<br />

kaki 57.Air yang diperas dari isi buah kelapa.<br />

menurun :<br />

1.Kapan (Bhs. <strong>Aceh</strong>) 2.Sebutan lain untuk binatang bersayap 3.Angkasa 4.Peralatan masak<br />

5.tidak lupa 6.Cerdik pandai atau pemikir dalam Islam 7.Beranda 8.Cantik dan sedap dipandang<br />

mata 12.Makna 15.Sampai 17.udang kering 18.Kain (Bhs. <strong>Aceh</strong>) 20.Membaca huruf demi huruf<br />

21.Sedia, tersedia 22.Kosong 23.Jaminan Kesehatan <strong>Aceh</strong> (singkat) 24.Harga (Bhs. <strong>Aceh</strong>)<br />

25.tidak kasar 26.Hutan 27.Madrasah Aliyah negeri (singkat) Panas (Bhs. Inggris) 29.tidak<br />

sekarang 32.Lawan syurga 34.Cantik mempesona 36.Bersih, tak bernoda 37.Kebangsaan<br />

38.Mobil pengangkut orang sakit 40.Berhenti atau istirahat sejenak 42.Alat penjepit 43.umur<br />

45.Ruang belajar 46.taman Pendidikan Al-Qur’an 50.Mesin uang, Automatic teller Machine<br />

(singkat) 51.usul, nasehat 53.Merah (Bhs. Inggris) 55.ujian Akhir nasional (singkat).<br />

jawaBaN ttS EDiSi 15 :<br />

mendatar :<br />

1.Paru, 3.Air, 5.Pala, 7.nil, 9.Adam, 10.Ikan, 12.Kuda, 13.RSu, 15.Arab, <strong>16</strong>.unta, 18.Akal,<br />

20.Bunga, 23.Sawit, 25.Rimba, 27.Pulau, 28.Inong, 31.Gaun, 33.Asia, 35.Pikun, 38.Selasar,<br />

41.Ingin, 44.utara, 46.India, 48.teman, 51.untung, 54.Jantho, 57.Alpa, 58.Pena, 59.Hilang,<br />

60.Gol, 61.Ibarat.<br />

menurun :<br />

1.Pengkab, 3.undang, 3.Alur, 4.Rabu, 5.Pusaka, 6.Akibat, 9.Abu, 11.nol, 14.Subulussalam,<br />

17.nadi, 19.Amin, 21.ulangan, 22.Alpen, 23.Sauna, 24.Irigasi, 25.Ranup, 26.Milik, 29.obel,<br />

30.Gurun, 32.uks, 34.SAR, 36.Insan, 37.utu, 39.Erat, 40.Asin, 42.nya, 43.Indah, 45.ton, 47.Iba,<br />

49.Elang, 50.Aspal, 51.upah, 52.Asia, 53.Gang, 54.Jari, 55.naga, 56.naga.<br />

<strong>Tabloid</strong> TabaNGUN aCEH - <strong>Edisi</strong> <strong>16</strong> | aGUsTUs <strong>2011</strong> 15<br />

Nama-nama pemenang ttS tabloid tabangun aceh <strong>Edisi</strong> 15<br />

1.m.irfan, Kelas III-B, SDn Arun, Jln Balik Papan (Komplek Pt.Arun) Batuphat Lhoksumawe, 2.halyssa Febrina, Kelas IV-a, Lut tawar, takengon, 3.Raihanatu Fajriati putri, Kelas VI, SDn 8 Sabang, 4.laina<br />

misqa Nadhifa, kelas V –b, SDn I Blang Mangat Punteut, aceh utara, 5.zammara amelia putri, Kelas V-a, SDn I Matang Seulimeng Langsa, 6.Firman Syah, Kelas VI, MIn Bandar Khalifah, sugai Iyu, Kec.<br />

Bendahara, <strong>Aceh</strong> teuming.<br />

ttS ini diperuntukkan bagi siswa-siswi SD/MI. Kirimkan jawaban ke alamat redaksi, d/a Bappeda <strong>Aceh</strong>, Jl.Muhammad Daud Beureueh Banda <strong>Aceh</strong>, dengan menyertai potongan ttS dan menulis identitas diri (nama, ttL, Alamat<br />

Sekolah). Di sudut kiri amplop ditulis ttS Anak. Hadiah akan dikirim ke alamat sekolah masing-masing (redaksi)<br />

BRi (Bank Rakyat indonesia) menyediakan bingkisan untuk masing-masing pemenang:<br />

Gambar mewarnai di atas diperuntukkan bagi siswa-siswi tK/SD/MI. Warnailah, lebih baik menggunakan paStEl/kRaYoN. Gunting (boleh difoto copy) dan kirimkan ke alamat redaksi d/a Bappeda<br />

<strong>Aceh</strong> Jl.Muhammad Daud Beureueh Banda <strong>Aceh</strong>, dengan mengisi identitas diri. Di sudut kiri amplop ditulis “MEWARnAI”. BRI (Bank Rakyat Indonesia) menyediakan 6 bingkisan sekolah kepada 6 karya<br />

terbaik. Hadiah akan dikirim ke alamat sekolah masing-masing.<br />

nama Siswa : ................................................................<br />

nama Sekolah : ................................................................<br />

<strong>Edisi</strong> <strong>16</strong><br />

Nama-nama pemenang mewarnai tabloid tabangun aceh <strong>Edisi</strong> 15<br />

1.Nisaul munawarah, Kelas V, SDn I Simpang ulim, <strong>Aceh</strong> timur, 2.m.akmal, Kelas IV-b, SDn Lampeunurut, 3.Nathasya aida Fitri, Kelas o,Besar, tK Muskana, Jl.Pocut Baren Banda <strong>Aceh</strong>, 4.Naufal akram,<br />

Kelas I, SDn 9, Jln Sudirman tapaktuan, <strong>Aceh</strong> Selatan, 5.putri Nursabila, kelas II, SDn Bunga Bangsa Lamie, kec.Darul Makmu, nagan Raya, 6. Melia Ula Safira, Kelas IV, SDn 3 Percontohan, Pante Gajah Matang<br />

Glumpang II, Kab.Biereun<br />

Rubrik Kreatifitas Anak terselenggara<br />

atas dukungan dan kerjasama dengan<br />

Kepada pemenang Rubrik Anak juga diberikan<br />

voucher makan gratis di Khalifah Resto Cafe.<br />

Alamat Sekolah : ................................................................<br />

Kelas : ................................................................


<strong>16</strong><br />

<strong>Tabloid</strong> TabaNGUN aCEH - <strong>Edisi</strong> <strong>16</strong> | aGUsTUs <strong>2011</strong><br />

Pelopor Pendidikan <strong>Aceh</strong><br />

Kerja keras Gubernur <strong>Aceh</strong> Drh<br />

Irwandi Yusuf MSc untuk membangkitkan<br />

kembali dunia pendidikan<br />

<strong>Aceh</strong> pascakonflik dan bencana<br />

tsunami, mendapat simpati dari masyarakat<br />

internasional. Bahkan, sebuah universitas<br />

terkemuka di Malaysia (University Pendidikan<br />

Sulthan Idris/UPSI), memberikan<br />

pengakuannya atas kerja keras Pemerintah<br />

<strong>Aceh</strong>, dengan menganugerahkan gelar<br />

Doktor Kehormatan (Honoris Causa/HC)<br />

kepada sang Gubernur Irwandi Yusuf.<br />

Gelar Doktor HC tersebut disematkan<br />

kepada Gubernur Irwandi --yang juga dosen<br />

Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah--<br />

dalam acara Wisuda Akbar (Convocation)<br />

Ke-13 UPSI, Selasa (26/07/<strong>2011</strong>) lalu.<br />

Adapun gelar yang diberikan adalah dalam<br />

bidang Kepemimpinan dan Pembangunan<br />

Pendidikan.<br />

Gelar DR HC ini sebagai bukti pengakuan<br />

UPSI atas kepeloporan Irwandi<br />

Yusuf dalam membangkitkan kembali dunia<br />

pendidikan <strong>Aceh</strong> yang sempat terpuruk<br />

pascakonflik panjang dan bencana tsunami<br />

yang meluluhlantakkan hampir sepanjang<br />

pesisir <strong>Aceh</strong>, 26 Desember 2004 lalu.<br />

Anugerah Doktor Kehormatan ini<br />

terasa semakin istimewa karena diberikan<br />

hanya sepekan menjelang peringatan hari<br />

hari ulang tahun ke-51 Irwandi Yusuf, yang<br />

tahun pada 2 Agustus lalu.<br />

Namun demikian, gelar ini tidak serta<br />

merta membuat Irwandi jumawa. Seperti<br />

dilansir Kompas.com, Rabu (27/07/<strong>2011</strong>),<br />

Irwandi akan menjadikan penghargaan ini<br />

untuk terus mempersembahkan yang terbaik<br />

bagi rakyat <strong>Aceh</strong>.<br />

“Rasanya biasa saja, sama seperti sebelumnya.<br />

Tetapi, bagaimana pun, saya pastilah<br />

berterima kasih kepada Universiti Pendidikan<br />

Sulthan Idris yang telah memberikan penghargaan<br />

ini. Paling tidak, efeknya terhadap<br />

saya adalah saya harus terus mengembangkan<br />

dunia pendidikan dan teknologi di <strong>Aceh</strong>,” uja<br />

rnya kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu<br />

(27/7/<strong>2011</strong>).<br />

Saat menerima anugerah itu di UPSI,<br />

Gubernur Irwandi menyampaikan orasi ilmiah<br />

terkait dengan implementasi tiga program<br />

utama pembangunan di <strong>Aceh</strong>, yaitu<br />

pengembangan sumber daya manusia melalui<br />

Komisi Beasiswa <strong>Aceh</strong> (KBA), Jaminan<br />

Kesehatan <strong>Aceh</strong> (JKA), dan pembangunan<br />

ekonomi rakyat, seperti melalui Program<br />

Bantuan Keuangan Peumakmu Gampong<br />

(BKPG) dan lainnya.<br />

Sekadar diketahui, untuk mengatasi<br />

keterpurukan <strong>Aceh</strong> akibat konflik dan tsunami,<br />

Pemerintah <strong>Aceh</strong> di bawah kepemimpinan<br />

Irwandi Yusuf membentuk Komisi<br />

Beasiswa <strong>Aceh</strong> (KBA). Lembaga yang<br />

kini dinamai Lembaga Peningkatan Sumber<br />

Daya <strong>Aceh</strong> (LPSDM) ini memberikan beasiswa<br />

kepada putra-putri <strong>Aceh</strong> untuk melanjutkan<br />

studi program magister (S2) dan<br />

doktoral (S3). Terutama ke luar negeri, di<br />

antaranya ke Eropa, Australia, Amerika,<br />

dan Timur Tengah.<br />

Menurut Irwandi, program investasi<br />

sumber daya manusia (SDM) yang dibiayai<br />

Pemerintah Provinsi <strong>Aceh</strong> ini memberangkatkan<br />

ratusan pelajar <strong>Aceh</strong> belajar ke<br />

universitas-universitas terkemuka di dunia<br />

setiap tahun.<br />

“Kami perkirakan, <strong>Aceh</strong> akan memiliki<br />

sedikitnya 2.000 doktor dari berbagai<br />

disiplin ilmu pada tahun 2020 yang akan<br />

menjalankan pembangunan <strong>Aceh</strong> ke depan.<br />

Termasuk memanfaatkan sumber daya<br />

alam guna meningkatkan kesejahteraan dan<br />

keadilan bagi rakyat,” kata pria, yang terkenal<br />

dengan nama Teungku Agam saat konflik<br />

mendera <strong>Aceh</strong>, ini optimistis.<br />

Dalam orasi ilmiahnya di UPSI, Tgk<br />

Agam mengatakan, pembangunan yang<br />

sedang dijalankan Pemerintah <strong>Aceh</strong> adalah<br />

pembangunan seimbang antara pembangunan<br />

lahiriah-material dan spiritual-batiniah.<br />

[zamnur usman]<br />

untuk<br />

foto: HuMAS PEMERIntAH ACEH<br />

GUBERNUR <strong>Aceh</strong> Irwandi Yusuf (tengah) bersama jajaran Senat universitas Pendidikan Sulthan Idris (uPSI) Malaysia, pada acara Wisuda Akbar (Convocation) Ke-13 uPSI, Selasa<br />

(26/07/<strong>2011</strong>) lalu.<br />

Sekilas Tentang UPSI<br />

Universitas Pendidikan Sultan Idris (uPSI)<br />

adalah sebuah universitas publik di kota tanjung<br />

Malim, Perak. uPSI didirikan pada tahun 1922<br />

dan tercatat sebagai salah satu lembaga<br />

pendidikan tinggi tertua di Malaysia. Awalnya<br />

dikenal dengan nama Sultan Idris training<br />

College (SItC) dan didirikan oleh Sir Ro Winstedt<br />

sebagai akademi pelatihan untuk guru Melayu.<br />

nama Idris merujuk kepada Sultan dari Perak,<br />

Idris Azam Shah Sultan Murshidul.<br />

Dalam Bahasa Melayu, SItC dikenal dengan<br />

nama Maktab Perguruan Sultan Idris (Bahasa<br />

Inggris: Sultan Idris teachers College ) atau<br />

MPSI. Pada tahun 1976, MPSI menjadi copendidikan<br />

dengan pengakuan batch pertama<br />

dari 150 siswa perempuan. Pada tahun 1987,<br />

MPSI ditingkatkan dan namanya menjadi Institut<br />

Perguruan Sultan Idris (Bahasa Inggris: Sultan<br />

Idris teachers Institute) atau IPSI dan program<br />

baru dibuat mengarah ke gelar yang diberikan<br />

oleh universiti Pertanian Malaysia (sekarang<br />

dikenal sebagai universiti Putra Malaysia).<br />

IPSI ditingkatkan menjadi sebuah universitas<br />

penuh bantalan namanya sekarang pada tanggal<br />

1 Mei 1997 disesuaikan dengan rencana oleh<br />

Malaysia untuk meningkatkan jumlah guru<br />

lulusan di sekolah dasar dan menengah.<br />

• kampus<br />

Kampus utama uPSI terletak di lokasi seluas<br />

80 hektar di kota tanjung Malim yang mencakup<br />

kawasan perbatasan Perak dan Selangor. Sebuah<br />

kampus baru sedang dibangun pada areal seluas<br />

800-acre (3,2 km 2) di kota baru Proton Kota,<br />

sekitar 5 kilometer dari kampus saat ini .<br />

• akademisi<br />

uPSI menawarkan program sarjana dan<br />

pascasarjana di 8 fakultas, yaitu: fakultas<br />

Musik dan Seni Pertunjukan, fakultas Bisnis<br />

dan Ekonomi, fakultas Ilmu Kognitif dan<br />

Pembangunan Manusia, fakultas teknologi<br />

Informasi dan Komunikasi, fakultas Bahasa,<br />

fakultas Sains dan teknologi, fakultas Ilmu<br />

Sosial dan Humaniora, fakultas Ilmu olah Raga.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!