02.07.2013 Views

Kelas 1 SMA Fisika Joko Sumarno

Kelas 1 SMA Fisika Joko Sumarno

Kelas 1 SMA Fisika Joko Sumarno

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

antena<br />

B.<br />

arah<br />

perambatan<br />

Gambar 8.3 Kuat medan listrik<br />

dan medan magnet.<br />

Pancaran elektromagnetik<br />

membentuk seluruh spektrum<br />

gelombang yang panjangnya<br />

berbeda-beda. Cahaya merah<br />

misalnya, mempunyai panjang<br />

gelombang kira-kira 650 nanometer<br />

(1 nanometer = 10 -9 m).<br />

190 <strong>Fisika</strong> X untuk <strong>SMA</strong>/MA<br />

Nilai E dan B pada medan radiasi diketahui berkurang<br />

terhadap jarak dengan perbandingan 1/r. Energi yang<br />

dibawa oleh gelombang elektromagnetik (gelombang pada<br />

umumnya) sebanding dengan kuadrat amplitudo (E 2 atau<br />

B 2 ), sehingga intensitas gelombang berkurang sebanding<br />

dengan 1/r 2 .<br />

Bila ggl sumber berubah secara sinusoidal, kuat medan<br />

listrik dan medan magnet pada medan radiasi juga akan<br />

berubah secara sinusoidal. Sifat sinusoidal gelombang<br />

elektromagnetik ditunjukkan pada Gambar 8.3, yang<br />

menunjukkan kuat medan yang digambarkan sebagai fungsi<br />

posisi. Arah getaran B dan E tegak lurus satu sama lain, dan<br />

tegak lurus terhadap arah rambatannya. Gelombang ini<br />

disebut gelombang elektromagnetik (EM). Gelombang<br />

elektromagnetik termasuk jenis gelombang transversal.<br />

Gelombang elektromagnetik dihasilkan oleh muatan<br />

listrik yang berosilasi, yang mengalami percepatan. Secara<br />

umum dapat dikatakan bahwa muatan listrik yang<br />

dipercepat menimbulkan gelombang elektromagnetik.<br />

Kecepatan atau cepat rambat gelombang elektromagnetik<br />

di udara atau ruang hampa dirumuskan:<br />

v = å 0ì 0 ........................................................... (8.1)<br />

Persamaan (8.1) tersebut, diturunkan sendiri oleh<br />

Maxwell, kemudian dengan memasukkan nilai dari<br />

-12<br />

å0 = 8,<br />

85×<br />

10 C 2 /M.m2 -7<br />

, danμ 0 = 4 π×<br />

10 N.s 2 /C 2 didapatkan:<br />

1<br />

v =<br />

å ì<br />

0 0<br />

= 2,99792458 × 108 m/s ≈ 3,00 × 108 m/s ..... (8.2)<br />

Nilai v ≈ 3,00 × 108 m/s tersebut sama dengan laju<br />

cahaya yang diukur. Di mana ε 0 adalah tetapan permitivitas<br />

ruang hampa dan μ 0 adalah tetapan permeabilitas<br />

ruang hampa.<br />

Cahaya sebagai Gelombang Elektromagnetik dan<br />

Spektrum Elektromagnetik<br />

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan<br />

Maxwell, kecepatan gelombang elektromagnetik di ruang<br />

hampa adalah sebesar 3 × 10 8 m/s, yang nilainya sama<br />

dengan laju cahaya terukur. Hal ini membuktikan bahwa<br />

cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Pernyataan<br />

Maxwell diperkuat oleh Heinrich Hertz (1857 -<br />

1894).

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!