02.07.2013 Views

Kelas 1 SMA Fisika Joko Sumarno

Kelas 1 SMA Fisika Joko Sumarno

Kelas 1 SMA Fisika Joko Sumarno

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

R<br />

A v 1<br />

C<br />

Δθ<br />

Δθ<br />

v 2<br />

Δ l<br />

R<br />

v 1<br />

Δv = v 2 – v 1<br />

Gambar 3.7 Menentukan<br />

perubahan kecepatan pada<br />

gerak melingkar beraturan.<br />

Berikut ini beberapa rumus<br />

penting:<br />

f<br />

1<br />

=<br />

T<br />

1<br />

→ T = f<br />

2π ω =<br />

T →ω = 2 π f<br />

v = ω R<br />

v<br />

as =<br />

R<br />

2<br />

62 <strong>Fisika</strong> X untuk <strong>SMA</strong>/MA<br />

B<br />

v 2<br />

(a)<br />

(b)<br />

Jika kita tentukan Δ t sangat kecil (mendekati nol), maka<br />

Δ l dan Δ θ juga sangat kecil dan v hampir paralel dengan<br />

2<br />

v , dan Δ v akan tegak lurus terhadap keduanya. Dengan<br />

1<br />

demikian Δ v menuju ke arah pusat lingkaran. Karena a,<br />

menurut definisi di atas mempunyai arah yang sama<br />

dengan Δ v , a juga harus menunjuk ke arah pusat<br />

lingkaran. Dengan demikian, percepatan ini disebut<br />

percepatan sentripetal (percepatan “yang mencari pusat”)<br />

atau percepatan radial (karena mempunyai arah sepanjang<br />

radius, menuju pusat lingkaran), dan diberi notasi as. Bagaimana cara menentukan percepatan sentripetal<br />

(as)? Karena CA tegak lurus terhadap v , dan CB tegak<br />

1<br />

lurus v , berarti Δ θ yang didefinisikan sebagai sudut<br />

2<br />

antara CA dan CB, juga merupakan sudut antara v dan 1<br />

v . Dengan demikian, vektor v , v , dan Δ v , tampak seperti<br />

2 2 1<br />

pada Gambar 3.7(b), membentuk segitiga yang sama secara<br />

geometris dengan segitiga ABC pada Gambar 3.7(a).<br />

Dengan mengambil Δ θ yang kecil (dengan memakai Δt<br />

sangat kecil) dapat dituliskan:<br />

Δv<br />

Δl<br />

≈<br />

v R<br />

Kita telah menentukan v = v = v , karena besar kecepatan<br />

1 2<br />

dianggap tidak berubah. Persamaan tersebut tepat jika<br />

Δ t mendekati nol, karena dengan demikian panjang busur<br />

Δ l sama dengan panjang tali busur AB. Untuk<br />

memperoleh percepatan sesaat, di mana Δ t mendekati<br />

nol, kita tuliskan persamaan di atas dalam bentuk:<br />

Δ v =<br />

v<br />

Δl<br />

R<br />

Untuk mendapatkan percepatan sentripetal a , kita s<br />

bagi Δ v dengan Δ t :<br />

Δ v<br />

a = =<br />

v Δl<br />

s Δt<br />

R Δt<br />

dan karena<br />

Δ l<br />

adalah laju linier ‘v’ dari benda itu, maka:<br />

Δt<br />

v<br />

a = s R<br />

2<br />

............................................................ (3.7)<br />

dengan:<br />

a s = percepatan sentripetal (m/s 2 )<br />

v = kecepatan linier (m/s)<br />

R = jari-jari lintasan (m)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!