Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Setelah wafatnya Panembahan Senopati, tahta jatuh kepada<br />
putranya yang bernama Mas Jolang. Berturut-turut, Mas Jolang<br />
harus menghadapi pemberontakan yang dilancarkan oleh<br />
Demak, Ponorogo, Surabaya, dan Gresik. Tahun 1613, dalam<br />
sebuah perjalanan pulang dari Surabaya setelah menumpas<br />
pemberontakan, Mas Jolang meninggal dunia di Desa Krapyak.<br />
Oleh karena itu, beliau dijuluki Panembahan Seda Krapyak.<br />
Kemudian, tahta beralih pada putra Mas Jolang yang bernama<br />
Raden Mas Rangsang.<br />
Di bawah pemerintahan Raden Mas Rangsang, cita-cita<br />
leluhurnya untuk mempersatukan seluruh wilayah Jawa di<br />
bawah Mataram dapat terlaksana. Masa kejayaan Mataram pun<br />
tercapai di bawah pemerintahannya.<br />
Sebagai raja besar yang sangat disegani, Raden Mas Rangsang<br />
bergelar Sultan Agung Hanyokrokusuma Senopati ing Alaga<br />
Ngabdurrahman Khalifatullah Pranotogomo.<br />
Sultan Agung wafat tahun 1645. Setelah itu, Mataram diperintah<br />
oleh raja-raja yang lemah. Hingga akhirnya pada tahun 1755,<br />
Mataram dipecah menjadi empat kerajaan, yakni Jogjakarta,<br />
Surakarta, Paku Alaman, dan Mangkunegaran. Maka,<br />
berakhirlah riwayat Kerajaan Mataram.<br />
8. Kerajaan Cirebon dan Banten<br />
Pada awal masa perkembangan Islam di Pulau Jawa, Cirebon<br />
dan Banten merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Kerajaan<br />
Pajajaran, kerajaan Hindu terakhir di Pulau Jawa. Kehadiran<br />
Syarif Hidayatullah yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan<br />
Gunung Jati di Cirebon perlahan mengubah agama dan<br />
kebudayaan masyarakat yang tinggal di sana. Hingga akhirnya,<br />
pada masa Kerajaan Demak, Sunan Gunung Jati memisahkan<br />
Cirebon dari Kerajaan Pajajaran dan menyatakan Cirebon<br />
sebagai wilayah bagian dari kekuasaan Demak.<br />
Karena perkembangan Kerajaan Demak yang terus diliputi oleh<br />
konflik berdarah, Sunan Gunung Jati melepaskan wilayah<br />
Cirebon, Jayakarta, dan Banten dari kekuasaan Demak.<br />
Menjelang wafatnya, Sunan Gunung Jati menyerahkan wilayah<br />
Banten dan Jayakarta untuk diurus oleh putranya yang bernama<br />
Hasanuddin, sementara wilayah Cirebon diserahkan pada<br />
putranya yang lain, yakni Panembahan Ratu. Panembahan Ratu<br />
wafat dan digantikan oleh putranya, Panembahan Giri Laya.<br />
Setelah Panembahan Giri Laya wafat, Kerajaan Cirebon terpecah<br />
menjadi dua, yakni Kasepuhan dan Kanoman. Di Banten,<br />
Hasanuddin berhasil mengembangkan kawasan tersebut<br />
menjadi pusat perdagangan baru.<br />
Setelah Hasanuddin wafat pada tahun 1570, Banten dipimpin<br />
oleh Panembahan Yusuf. Pada masa pemerintahan Panembahan<br />
Yusuf, Banten mampu menguasai seluruh wilayah Jawa Barat<br />
dan menghabisi kekuasaan Kerajaan Pajajaran di kawasan<br />
selatan. Dengan jatuhnya Pakuan ibu kota Kerajaan Pajajaran<br />
ke tangan Banten, kawasan pedalaman Jawa Barat yang semula<br />
Gambar 8.19 (a) Kasunanan Surakarta<br />
dibangun oleh Paku<br />
Buwono II pada tahun<br />
1745. (b) Kesultanan<br />
Yogyakarta berdiri<br />
sesuai dengan Perjanjian<br />
Giyanti.<br />
Sumber: Ensiklopedi Umum untuk<br />
Pelajar<br />
Tugas Bersama<br />
Diskusikan dengan temanmu<br />
sebangku!<br />
Hal-hal apa saja yang menjadi<br />
penyebab terjadinya perang<br />
saudara di Kerajaan Banten?<br />
Peradaban Masa Islam 231<br />
a<br />
b