20.07.2013 Views

Ketika_Cinta_Bertasbih_Episode_2Bab25-Tamat

Ketika_Cinta_Bertasbih_Episode_2Bab25-Tamat

Ketika_Cinta_Bertasbih_Episode_2Bab25-Tamat

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

”Terima kasih Mas.”<br />

Azzam dirawat di rumah sakit selama sepuluh hari. Selama sepuluh<br />

hari, hampir setiap hari selalu ada yang datang menjenguk. Selain<br />

warga dukuh Sraten, karyawannya di bisnis bakso dan foto copy,<br />

banyak juga jamaah pengajian Al Hikam yang datang. Setiap kali ada<br />

yang datang, semangat hidup Azzam berkobar, semangatnya untuk<br />

sembuh menyala.<br />

Dalam sebuah perenungan akan duka yang dialaminya, Azzam<br />

menulis puisi dalam hatinya untuk meneguhkan jiwanya:<br />

dalam duka<br />

kita berguru pada hujan<br />

yang terus menyiram<br />

arang hitam<br />

dengan kesabaran<br />

siang malam<br />

kuncup-kuncup pun bermekaran<br />

meneguhkan harapan-harapan<br />

Pada hari ke delapan dan ke sembilan Azzam dilatih bagaimana<br />

menggunakan krek. Setelah dilihat bisa menggunakan krek dengan<br />

baik dan pengaruh gegar kepalanya hilang Azzam diperbolehkan<br />

pulang. Dokter menyarankan untuk banyak di rumah dulu dan<br />

menasihati untuk tidak sekali-kali berjalan atau berdiri tanpa<br />

bersandar pada krek.<br />

”Kau boleh lepas krek, kalau aku sudah mengatakan kau boleh<br />

lepas!” Demikian kata Dokter Yusuf sesaat sebelum pulang.<br />

Pada saat ia siap untuk keluar kamar Kiai Lutfi datang, bersama Bu<br />

Nyai dan Anna. Kiai Lutfi minta maaf kepada Azzam atas peristiwa<br />

387<br />

Edited Edited Edited Edited by by by by : : : : Bon Bon----q97 Bon Bon q97 q97 q97

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!