08.08.2013 Views

Majalah Santunan edisi Juni 2011 - Kementerian Agama Prov Aceh

Majalah Santunan edisi Juni 2011 - Kementerian Agama Prov Aceh

Majalah Santunan edisi Juni 2011 - Kementerian Agama Prov Aceh

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pada suatu ketika di Universitas<br />

Al-Azhar Kairo dulu, katanya,<br />

pernah diberlakukan semacam<br />

perlombaan. Bagi mahasiswa yang<br />

jenggotnya panjang, rapi, dan indah,<br />

mereka diberikan beasiswa oleh<br />

Universitas. Sehingga pada masa itu<br />

banyak mahasiswa di Universitas Al-<br />

Azhar berlomba-lomba memelihara<br />

jenggot, dengan harapan mereka<br />

dapat terpilih menjadi kategori jenggot<br />

terpanjang dan terindah untuk<br />

mendapat beasiswa dari Universitas.<br />

Perkara jenggot ini mengingatkan<br />

saya pada Senda Gurau Orang-orang<br />

Terkenal di Dunia yang dikumpulkan<br />

Suetoyo M.D (1990). Dalam buku humor<br />

itu diceritakan tentang sebuah pertemuan<br />

yang dihadiri Tjokroaminoto,<br />

dan Haji Agus Salim. Sebelum acara<br />

dimulai, pada saat Tjokroaminoto memasuki<br />

ruangan, tiba-tiba salah seorang<br />

pemuda yang ikut dalam pertemuan<br />

itu langsung berdiri sambil berteriak:<br />

Islam, Jenggot, dan Kumis<br />

Oleh Nab Bahany As<br />

“Siapa yang punya kumis, tapi tak<br />

punya jenggot?” Teriakan anak muda<br />

ini dijawab serentak oleh peserta:<br />

“Kucing.” Jawaban ini dialamatkan<br />

pada Tjokroaminoto, karena beliau<br />

berkumis tapi tidak berjenggot.<br />

Kemudian Haji Agus Salim pun<br />

masuk ke ruangan. Beriringan dengan<br />

itu pemuda tadi kembali berteriak:<br />

“Siapa yang punya jenggot, tapi<br />

tidak punya kumis?” Pertanyaan ini<br />

juga dijawab serentak oleh peserta:<br />

“Kambing.” Jawaban itu jejas tertuju<br />

pada Haji Agus Salim, karena beliau<br />

memiliki jenggot tapi tidak memiliki<br />

kumis.<br />

Setelah itu, dengan penuh wibawa<br />

Haji Agus Salim dipersilahkan naik ke<br />

podium untuk berpidato. Sebelum<br />

memulai pidatonya, Agus Salim lebih<br />

dulu bertanya: “Siapa yang tidak punya<br />

kumis dan tidak punya jenggot?” Pertanyaan<br />

ini tidak ada yang menjawab,<br />

semua hadirin terdiam. Karena pertanyaannya<br />

tak ada yang menjawab.<br />

Maka Haji Agus Salim langsung memberi<br />

tahu jawabannya. “Yang tidak<br />

punya kumis dan tidak punya jenggot<br />

adalah anjing,” jelas Haji Agus Salim<br />

yang membuat hadirin serentak tertawa<br />

mendengar jawaban itu.<br />

Begitu cara orang besar berdiplomasi<br />

dalam sebuah forum ketika menyikapi<br />

pertanyaan yang dimunculkan oleh<br />

anak muda tadi. Mungkin Haji Agus<br />

Salim tidak bermaksud mengalamatkan<br />

jawaban pertanyaannya kepada anak<br />

muda itu. Tapi karena anak muda<br />

yang berteriak tadi kebetulan tidak<br />

berkumis dan tidak berjenggot, maka<br />

<strong>Santunan</strong> JUNI <strong>2011</strong><br />

Opini<br />

ia merasa telah dipojokkan oleh Haji<br />

Agus Salim.<br />

Persoalan jenggot yang pernah jadi<br />

perdebatan masyarakat dengan Bupati<br />

<strong>Aceh</strong> Selatan dulu bisa jadi mungkin<br />

karena sang Bupati tidak mendalami<br />

keyakinan orang memelihara jenggot<br />

dalam perspektif Islam. Atau bisa<br />

juga untuk sebuah sensasi yang tak<br />

mau kalah dengan Bupati <strong>Aceh</strong> Barat<br />

yang memperbupkan wajib memakai<br />

rok bagi perempuan di wilayahnya.<br />

Sehingga Bupati Husni Yusuf melarang<br />

pegawainya memakai jenggot. Larangan<br />

yang menuai protes, dan kritik.<br />

Akhirnya sang Bupati harus minta<br />

pada masyarakat dan pegawainya atas<br />

keseleoan ngomong yang tak masuk<br />

akal.<br />

Memelihara jenggot bagi yang berkeyakinan<br />

mengikuti sunnah adalah<br />

kewajiban yang harus dilakukan.<br />

Dan bila sekali waktu Anda akan<br />

ke Bangkok, di sana di pinggir kota<br />

Bangkok ada sebuah daerah bernama<br />

Kaewnimit. Daerah ini merupakan<br />

sebuah pemukiman komunitas Islam<br />

terbesar di Thailand setelah Patani.<br />

Semua laki-laki komunitas muslim<br />

yang mendiami daerah Kaewnimit di<br />

pinggiran kota Bangkok ini tidak ada<br />

yang tidak berjenggot. Pemerintah<br />

Thailand tidak melarang mereka untuk<br />

tidak memelihara jenggot.<br />

Komunitas muslim di Kaewnimit<br />

ini adalah petani dan peternak.<br />

Pemerintah Thailand sangat terbantu<br />

dengan adanya komunitas Islam di<br />

Kaewnimit ini, karena mereka dapat<br />

mensuplai kebutuhan daging dan hasil<br />

33

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!