Majalah Santunan edisi Juni 2011 - Kementerian Agama Prov Aceh

More documents

Recommendations

Info

Sastra Manusia Merdeka Syari’at adalah tali yang tidak pernah menjerat Pengikat untuk kebebasan Manusia yang merdeka adalah yang mengikat dirinya dengan syari’at Allah Dia tidak pernah merasa ada tekanan dalam hidupnya Karena sebagian dari rasa tersebut merupakan ujian dari Sang Pencipta Setiap interaksi dalam kehidupan di semesta ini penuh dengan tantangan Tantangan haruslah dihadapi bukan malah dijauhi Karena tantangan itu selalu datang silih berganti Selama hayat masih dikandung badan Melalui tantangan Allah menguji manusia Dengan tantangan Allah mengangkat derjat manusia Menghadapi tantangan menuju kesuksesan Ujian adalah bukti Tuhan cinta hamba-Nya Ujian menjadi pelajaran yang penuh makna bagi peningkatan ketaqwaan kepada Sang Pencipta Manusia yang merdeka tidak pernah merasa resah apalagi meresahkan Manusia yang membawa keresahan hakikatnya menciptaka keresahan terhadap dirinya sendiri Itulah manusia yang tidak merdeka yang selalu melilit diri dengan jeratan syetan Semua orang menghendaki udara kebebasan Kita akan bebas dan merdeka bila hati kita bebas dari penyakit Menapaki jalan-jalan Allah kita akan mencapai kehadirat-Nya dengan hati yang selamat dan jiwa yang tenang Penuh dengan keridhaan-Nya. Kafrawi el-Hikam (Guru BK pada MIN Keumangan, Staf Pengajar PTI al-Hilal Sigli) Gelap Menerawang Langit gelap berselimut awan Jalan gelap berselimut kabut Malam gelap berselimut kelam Hati gelap berselimut nista Tabir, tabir, dibuka Membuka nestapa Menyikap misteri penuh arti Makna berarti yang tersembunyi Kini semua tak lagi gelap Malam kembali berbintang Siang kembali benderang Di sudut negeri Anak-anak beteka-teki Menyoal persoalan terkini Bagaimana nasib mereka nanti? Di pojok itu rupanya masih gelap Tak terang meski telah siang Banda Aceh, ba’da ashar 15 Mei 2011 Zarkasyi 56 Santunan JUNI 2011 MEMBACA Mari kita membaca Agar kita bisa Mari kita membaca Supaya bisa berkarya Mari kita membaca Sehingga jadi cendikia Membaca itu guru Sebab banyak kita tau Membaca itu modal Bila kita ingin banyak mengenal Membaca itu perintis Menuju kelingkungan akademis Membaca sangat utama Bila ingin meraih cita-cita Membaca itu ayat pertama Dalam Alquran pun sudah tertera Mari membaca bila ingin maju Mari membaca Bila ingin nomor Saturday Mari membaca Bila ingin nambah ilmu Dengan membaca Hidup didunia akan bahagia Dengan membaca Di akhirat pun mendapat pahala Erna Eliyawati, S.Ag Guru Bahasa Arab MTsN Jeureula Sibreh
MASJID NURUL HUDA, PULO KAMENG Sejarah Ringkas Masjid Nurul Huda Masjid Nurul Huda adalah Masjid tertua di wilayah Kluet, Masjid ini terletak di Desa Pulo Kameng, Kemukiman Sejahtera, Kec. Kluet Utara, Kab. Aceh Selatan. Berjarak sekitar 3 km dari Kota Fajar, ibukota Kecamatan Kluet Utara. Masjid ini dibangun pada masa Keujreun T. Raja Amansyah. Pembangunan masjid ini dimotifasi oleh kenyataan lemahnya pembinaan keagamaan di tengah masyarakat Kerajaan Kluet kala itu. Maka Keujreun T. Raja Amansyah berinisiatif mendirikan Masjid. Beliau mengajak masyarakat secara bergotong-royong untuk membangun masjid. Kerajaan Kluet kala itu meliputi tujuh kampung, maka masjid ini dibangung di pertengahan tujuh kampung itu. Ketujuh masyarakat kampung yang terlibat dalam pembangunan masjid ini adalah sebagai berikut: 1. Kampung Paya 2. Kampung Pulo Kameng 3. Kampung Sawah 4. Krueng Batu 5. Krueng Kluet 6. Kampung Tinggi 7. Kampung Ruak Pembangunan masjid ini terwujud pada tahun 1282 H, dan diberi nama Masjid Nurul Huda. Kini Masjid Nurul Huda Pulo Kameng telah menjadi saksi bisu, sejarah kejayaan Kerajaan Kluet, dan rekaman perjalanan perkembangan ajaran Islam di wilayah Kerajaan Kluet. Menurut informasi dari berbagai sumber, terpilihnya Desa Pulo Kameng sebagai lokasi pendirian Masjid Nurul Huda ditetapkan berdasarkan hasil musyawarah. Dalam musyawarah itu dipertimbangkan tiga landasan pemikiran sebagai berikut: 1. Penghormatan dari ketujuh kampung dalam wilayah Kerajaan Kluet, karena Desa Pulo Kameng merupakan ibukota kerajaan. 2. Tempat ini dipandang lebih aman dan nyaman. 3. Letak Desa Pulo Kameng yang berada di tengah-tengah dari ketujuh kampung dalam Kerajaan Kluet. Fisik bangunan Masjid Nurul Huda berkonstruksi kayu. Gaya arsitekturnya mengikuti bentuk bangunan masjid tradisional Aceh. Masjid ini berukuran 15 x 15 m dengan 12 tiang penyangga yang besar, dan kokoh setinggi lebih Rubrik ini diangkat berdasarkan buku Masjid Bersejarah di Nanggroe Aceh, jilid II, diterbitkan oleh Bidang Penamas Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, 2010. Santunan JUNI 2011 Ensiklopedi kurang 10 m. Hal yang cukup artistik, empat tiang utama yang berada tepat di tengah-tengah bangunan masjid dihiasi dengan ukiran-ukiran kaligrafi Arab. Kaligrafi itu berupa tulisan kalimat basmalah, kalimat tauhid “La ilaha illallah-Muhammad Rasulullah” yang diukir berselang-seling dengan tulisan Arab Jawi. Pada dua tiang depan, diukir nama raja, atau keujruen yang pernah memimpin, sedangkan pada dua tiang belakang, diukir nama pengurus dan imam masjid. Tidak diketahui kriteria apa yang dijadikan dasar memilih nama-nama itu untuk diukir. Masyarakat sekitar masjid percaya bahwa masjid ini memiliki kemuliaan tersendiri (karamah). Indikatornya adalah salah satu tiangnya yang selalu lembab, tapi tidak melapuk meski telah terjadi ratusan tahun. Banyak masyarakat yang membasuh muka di tiang ini, atau memandikan anaknya dalam rangkaian upacara turun tanah. Tokoh masyarakat yang sempat diwawancarai ada yang membenarkan peristiwa pengembunan pada tiang ini, namun ada juga yang menyatakan cerita ini tidak benar. Pengembunan itu justru terjadi karena air yang dibawa oleh orang yang membasuh muka, atau memandikan anak (turuntanah) di tiang itu. Terlepas dari cerita itu, sekarang tiang itu tidak lagi mengembun. Masjid ini tidak pernah sepi oleh pengunjung baik dari masyarakat Aceh Selatan maupun masyarakat dari luar Kabupaten Aceh Selatan. Biasanya mereka datang untuk melepas nazar, memberikan sedekah, atau kunjungan wisata rohani untuk menyaksikan kemegahan serta keindahan masjid yang menjadi bukti kejayaan Islam masa Kerajaan Kluet. 57
Page 3 and 4:
Tafsir: Azab Perpecahan Hal. 30 Irj
Page 5 and 6: Sertifikasi saya bagaimana? Assalam
Page 7 and 8: saweue sikula (kunjungan ke sekolah
Page 9 and 10: Santunan JUNI 2011 Laporan Utama Dr
Page 11 and 12: Usai pengumuman sebagian nilai UN (
Page 13 and 14: layu ndak mungkin berbuah. Seperti
Page 15 and 16: Ruang Hazawa Launching Siskohat Onl
Page 17 and 18: Ruang Urais Laporan Alfirdaus Putra
Page 19 and 20: Santunan-Banda Aceh. Kelompok Kerja
Page 21 and 22: Sinabang - Santunan. Madrasah Ibtid
Page 23 and 24: Santunan-Sigli. Pagi Rabu, 14 Mei 2
Page 25 and 26: Santunan JUNI 2011 Peristiwa MTsN T
Page 27 and 28: Santunan JUNI 2011 Peristiwa Diklat
Page 29 and 30: gendali dan penyuluh moga ulet dan
Page 31 and 32: pohon korma yang telah kosong (lapu
Page 33 and 34: Pada suatu ketika di Universitas Al
Page 35 and 36: Kepala dan seluruh Keluarga Besar K
Page 37 and 38: Pengukuran yang tak Mengukur Musim
Page 39 and 40: Banyak peristiwa yang mendera masya
Page 41 and 42: Santunan JUNI 2011 Opini Tanpa Akhl
Page 43 and 44: Minus” Pengawas Madrasah Oleh Naz
Page 45 and 46: Konsultasi BP4 Diasuh oleh Drs. H.
Page 47 and 48: Santunan JUNI 2011 Bahasa Arab Dias
Page 49 and 50: Pengalaman hidup setiap orang tidak
Page 51 and 52: Life Style Ketika Anak tinggal di K
Page 53 and 54: Santunan JUNI 2011 Komputer Membasm
Page 55: kan kaki menuju tempat menambang em
Page 59: Santunan JUNI 2011 59
show all

Majalah Santunan edisi Juni 2011 - Kementerian Agama Prov Aceh

Create successful ePaper yourself

Delete template?

Save as template?