08.08.2013 Views

Majalah Santunan edisi Juni 2011 - Kementerian Agama Prov Aceh

Majalah Santunan edisi Juni 2011 - Kementerian Agama Prov Aceh

Majalah Santunan edisi Juni 2011 - Kementerian Agama Prov Aceh

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Opini<br />

pertaniannya untuk masyarakat di kota<br />

Bangkok dari hasil peternakan dan<br />

pertanian mereka.<br />

Uniknya, kehidupan komunitas<br />

muslim di Kaewnimit ini, jumlah perempuan<br />

lebih banyak dari laki-laki,<br />

karena mereka berpoligami yang<br />

mereka yakini sebagai Sunnah Rasul.<br />

Demikian pula cara mareka makan,<br />

dalam satu talam makanan, mereka<br />

bisa makan secara bersamaan lima<br />

sampai sepuluh orang. Cara makan<br />

seperti ini juga mereka yakini sebagai<br />

bagian dari kebiasaan Rasulullah yang<br />

harus mereka teladani.<br />

Jadi memelihara jenggot bagi mereka<br />

sudah merupakan suatu keyakinan<br />

dari kewajiban kaum laki-laki dalam<br />

Sunnah Rasul. Karena tak heran kalau<br />

semua laki-laki muslim di Kaewnimit<br />

Thailand ini hampir tidak ada yang tidak<br />

berjenggot. Keutamaan memelihara<br />

jenggot bagi mereka mungkin didasarkan<br />

pada beberapa Hadist yang menyuruh<br />

umat Islam (laki-laki) untuk<br />

memanjangkan jenggot dan mencukur<br />

kumis.<br />

Di antara Hadis-hadis itu ada yang<br />

dari Abu Hurairah ra. Rasulullah bersabda:<br />

“Guntinglah kumismu dan tumbuhkan<br />

jenggotmu, karena dengan demikian<br />

kamu menentang kaum Majusi<br />

(penyembah api)”, kata Rasulullah dalam<br />

Shahih Muslim.<br />

Hadis lain yang dikutip Maulana<br />

Muhammad Zakaria (2001) dalam kitab<br />

Mutaffaq Alaih-Misykat, hal. 380, Ibnu<br />

Umar r.a mengatakan, Rasulullah bersabda:<br />

“Tentanglah orang-orang musyrik<br />

dengan memanjangkan jenggotmu dan<br />

menggunting kumismu”.<br />

Pertanyaan kita, apa karena pengaruh<br />

Hadis ini sehingga dalam banyak<br />

kasus penentangan kemaksiatan yang<br />

terjadi dalam masyarakat kita, terutama<br />

kemaksiatan di kota-kota besar, lebih<br />

banyak dilakukan komunitas jamaah<br />

Islamiyah yang kelihatan rata-rata<br />

mereka memiliki jenggot. Dari cara<br />

tindakan menentang kemaksiatan yang<br />

mereka lakukan memang tergambar<br />

bahwa mereka sepertinya menjalankan<br />

perintah Hadist itu, sesuai bunyi Hadis:<br />

“Tentanglah orang-orang musyrik dengan<br />

memanjangkan jenggotmu dan<br />

menggunting kumismu”.<br />

Jenggot dan kumis keduanya memang<br />

memberikan pelambangan bagi<br />

seorang laki-laki. Bila laki-laki tidak<br />

berkumis dan tidak berjenggot kadang<br />

sering disebut banci. Namun antara<br />

kumis dan jenggot dalam Islam, mana<br />

yang harus lebih diutamakan. Apakah<br />

kumisnya atau jenggotnya yang harus<br />

dipelihara. Dua Hadis di atas jelas menginformasikan<br />

bahwa memelihara<br />

jenggot lebih diutamakan dalam Islam<br />

daripada memelihara kumis. Hal ini<br />

ditegaskan dalam Hadis riwayat Imam<br />

Ahmad, Turmizi, dan Nasa’i. Rasulullah<br />

bersabda: “Barangsiapa tidak mencukur<br />

kumisnya, maka dia bukanlah dari<br />

golongan kami”.<br />

Untuk mengetahui kenapa kaum<br />

laki-laki dalam Islam disuruh memelihara<br />

jenggot dan menggunting kumis.<br />

Jawabannya karena ada Hadis dari riwayat<br />

Abu Hurairah ra. yang menye-<br />

butkan Rasulullah bersabda: “Bahwa di<br />

antara fitrah Islam adalah menggunting<br />

kumis dan dan memanjangkan jenggot,<br />

karena sesungguhnya orang-orang Majusi<br />

memanjangkan kumis mereka dan<br />

mencukur jenggotnya. Maka berbedalah<br />

kalian dari mereka dengan cara<br />

mencukur kumis dan memanjangkan<br />

jenggotmu”.<br />

Menurut Hadis ini kalau ditafsirkan,<br />

maka jawaban yang kita temukan<br />

mengapa Islam lebih mengutamakan<br />

jenggot daripada kumis adalah untuk<br />

membedakan umat Islam dengan<br />

orang-orang yang beragama Majusi.<br />

Karena ada Hadis yang menyatakan:<br />

“Siapa yang menyerupai suatu kaum,<br />

maka akan dianggap sebagai kaum<br />

itu.”<br />

Lalu apakah risiko orang yang memelihara<br />

kumis dan mencukur jenggot<br />

ini ikut berdosa? Saya tidak cukup<br />

ilmu untuk memberikan jawaban atas<br />

pertanyaan ini. Yang saya tahu Islam<br />

34 <strong>Santunan</strong> JUNI <strong>2011</strong><br />

adalah agama yang paling indah. Seperti<br />

dikatakan Rusulullah: “Sesungguhnya<br />

Allah itu indah, dan sangat suka<br />

pada keindahan,” (al-Hadis). Saya kira<br />

sejauh kumis itu terurus dan terawat<br />

rapi hingga terkesan indah dan bersih,<br />

tidak menjijikkan tidak ada persoalan<br />

bagi orang yang memelihara kumis<br />

dengan selalu mengguntingkannya untuk<br />

terkesan indah dan rapi.<br />

Memang ada kisah yang menyebutkan,<br />

suatu ketika dua orang utusan<br />

Raja Kisra datang menghadap Rasulullah<br />

dengan kumis mereka yang tebal<br />

panjang, sedang jenggotnya telah dicukur<br />

bersih. Nabi bertanya: “Siapa yang<br />

menyuruh kalian berbuat seperti itu?”<br />

(maksut Nabi mengapa mereka mencukur<br />

jenggotnya sampai habis). Kedua<br />

utusan Raja Kisra menjawab: “Tuhan<br />

kami Raja Kisra memerintahkan kami<br />

seperti ini.” Lalu Rasulullah bersabda:<br />

“Tetapi Tuhanku memerintahkanku<br />

agar menumbuhkan jenggot dan mengguntingkan<br />

kumisku,” kata Nabi.<br />

Hadis ini mengindikasikan bahwa<br />

dalam Islam juga tidak ada larangan<br />

memakai kumis, sejauh kumis itu selalu<br />

digunting rapi untuk kelihatan indah.<br />

Hal ini juga didukung oleh sekumpulan<br />

pendapat para ulama yang menyatakan<br />

bahwa apa saja yang panjang melebihi<br />

genggaman tangan hendaknya harus<br />

dipotong. Panjang yang dimaksudkan<br />

di sini adalah bulu yang tumbuh<br />

pada bagian anggota tubuh, terutama<br />

jenggot yang batas guntingannya bila<br />

sudah melebihi genggaman tangan.<br />

Dari dialog Rasulullah dengan dua<br />

utusan Raja Kisra itu kita ketahui bahwa<br />

Rasulullah sendiri menumbuhkan<br />

jenggotnya dan menggunting kumisnya.<br />

Menurut Harun Keuchik Leumiek<br />

(2010), dalam bukunya “Menelusuri<br />

Jejak Sejarah Islam Melalui Ritual<br />

Ibadah Haji dan Umrah,” sampai kini<br />

bekas jenggot Rasulullah dapat dilihat<br />

di Museum Topkapi Istanbul Turki,<br />

sebagai museum terlengkap di dunia<br />

dalam menyimpan berbagai atribut<br />

sejarah peninggalan Islam, termasuk<br />

atribut peninggalan Rasulullah, mulai<br />

dari pedang bersarung emas dan permata<br />

yang pernah dipakai Nabi, sampai<br />

jenggot dan gigi Nabi masih tersimpan<br />

utuh di sebuah ruangan khusus<br />

Museum Topkapi, Istanbul, Turki. n<br />

Penulis, budayawan, tinggal di<br />

Banda <strong>Aceh</strong>.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!