08.08.2013 Views

Majalah Santunan edisi November 2011 - Kementerian Agama Prov ...

Majalah Santunan edisi November 2011 - Kementerian Agama Prov ...

Majalah Santunan edisi November 2011 - Kementerian Agama Prov ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Laporan Utama<br />

Drs. Ridwan Qari, Kabid Urais Kanwil Kemenag <strong>Prov</strong>insi Aceh<br />

Kesadaran Kolektif, bukan Ego Sektoral<br />

Mencermati tingginya semangat<br />

berkurban dari masyarakat, perlukah<br />

Kemenag mengelola qurban ini?<br />

Kita pikir pengelolaan ini perlu. Sebab<br />

qurban selama ini hanya kita tunaikan<br />

mungkin di kantor, masjid, meunasah, atau<br />

lembaga lain, yang dagingnya hanya untuk<br />

orang kantor sendiri, kampung sendiri, tapi<br />

untuk orang kampung lain, selain kampung<br />

orang yang berkurban, seakan hubungan<br />

itu terputus. Di sini ada hal yang terpilah.<br />

Padahal meskipun dilakukan di kantor,<br />

di kampung kita di sini, ada hak untuk<br />

orang kampung asal orang yang berkurban.<br />

Jika qurban sudah banyak, saya rasa perlu<br />

dikelola.<br />

Perintah, “Kuluu waddakhiruu watashaddaquu,<br />

itu ada tiga segmen pendistribusian<br />

qurban. Kita buat tiga prioritas, dan ini perlu<br />

koordinasi. Porsinya, ahli bait 1/3, kerabat<br />

1/3 (jadi tetangga yang kaya pun boleh<br />

menikmati qurban), dan yang penting 1/3<br />

untuk fakir dan miskin. Yusuf Al-Qardhawy<br />

pernah khutbahkan, kalau orang miskin<br />

banyak, jangan kasih 1/3, sebab porsi<br />

itu akan sedikit bagiannya. Jika mereka<br />

sedikit jumlah, baru boleh kita berikan<br />

1/3, sehingga mereka mendapat jatah yang<br />

besar.<br />

Kemenag punya wewenang untuk<br />

ini?<br />

Kemenag punya kewenangan, walau<br />

selama ini belum berjalan. Kita punya<br />

sejenis blanko F, yaltu format laporanlaporan<br />

yang di antara data qurban itu.<br />

Sekarang, dari input data, jika kita baca<br />

dari <strong>Prov</strong>insi Aceh, belum bisa diukur dan<br />

terukur datanya, walaupun bersyiar sekali<br />

di tengah masyarakat.<br />

Selama ini qurban terkesan dikelola<br />

masing-masing, langkah apa yang perlu<br />

kita ambil?<br />

Menyongsong tahun baru 2012/1433<br />

H, kita sampaikan pada Kemenag kabupten/<br />

kota, untuk membangun kesadaran kolektif,<br />

bukan hanya sektoral, bukan egosektoral.<br />

Di Arab Saudi misalnya, qurban bukan<br />

hanya untuk orang miskin di Arab, tapi<br />

didistribusikan hingga melampua batasbatas<br />

negara. Kita juga berkoordinasi dengan<br />

MPU, Dinas Syariat, dan lainnya, dalam<br />

pengelolaan qurban itu, selain zakat dan<br />

8 <strong>Santunan</strong> NOVEMBER <strong>2011</strong><br />

wakaf. Koordinasi dengan MPU mungkin<br />

ada hambatan, yang seharusnya mereka<br />

juga besuara yang sama untuk pengelolaan<br />

ini.<br />

Kita dapat informasi, masyarakat<br />

keberatan jika qurban dikelola seperti<br />

itu, gejala apa ini?<br />

Itulah sektoral, egosektoral orang kita.<br />

Orang Islam, padahal “kajasadil waahid”,<br />

kayak satu tubuh. Aspek ini seperti belum<br />

mendapat perhatian kuat dari umat.<br />

Dianggap qurban itu hak kampung kita,<br />

padahal mestinya, bagaimana itu menjadi<br />

kesadaran kolektif. Jangan bertumpuk<br />

di satu kampung, padahal kampung itu<br />

sejahtera dan kaya. Konsep bertetangga<br />

dalam ayat “waljaridzil junubi, wajaridzil<br />

qurba” itu perlu perhatian, itu kesatuan<br />

Islam, bukan hanya tetangga sekampung.<br />

Perangkat KUA, Penyuluh PNS dan<br />

non PNS, mungkin bisa membantu<br />

sosialisasikan ini?<br />

Ini salah satu tugas Binmas Islam.<br />

Dalam konteks wilayah, ada Penamas dan<br />

Urais. Imam juga bisa kita jadikan saluran<br />

pemahaman, bagaimana semangat qurban<br />

dikelola dengan bagus. Lewat majelis<br />

taklim, pesan itu juga bisa. Kurikulum<br />

untuk penyuluh juga sdudah ada ke arah<br />

itu. Tinggal bagaimana memberi stressing,<br />

bagian terpenting, yang selama ini masih<br />

terbatas.<br />

Pesan Anda kepada jajaran Kemenag<br />

seluruh Aceh!<br />

Syariat Islam itu membawa keadilan.<br />

Bagaimana jika orang miskin tetap begitu,<br />

lalu kita bilang bersyariat. Wawasan<br />

bersyariat harus luas, dan tidak kaku. Jangan<br />

kita bertanggung jawab hanya untuk sektor<br />

kita sendiri. Kita yang terbaik, yang banyak<br />

memberi manfaat. Juga bagaimana kampung,<br />

kecamatan, kabupaten bisa bermanfaat<br />

banyak bagi kampung, kecamatan, dan<br />

kabupaten lainnya. Walaupun jabatan kita<br />

bukan penyuluh, tapi tiap hari kita bisa<br />

menyuluh. Konon lagi ramai penyuluh non<br />

PNS kita, yang jika pesan humanisme ini<br />

bisa kita sampaikan, misi Islam akan jalan<br />

sempurna. nmulyadi nurdin/yyy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!