18.08.2013 Views

Sumatera Ekspres - ScraperOne

Sumatera Ekspres - ScraperOne

Sumatera Ekspres - ScraperOne

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

SUMSEL<br />

<strong>Sumatera</strong> <strong>Ekspres</strong> RABU, 31 OKTOBER 2012 25<br />

SEMENTARA ITU...<br />

FOTO: GUS MUNIR/SUMEKS<br />

DONOR DARAH: Salah satu anggota KNPI OKU<br />

saat mendonorkan darahnya.<br />

Hilangkan Image<br />

Negatif Pemuda<br />

BATURAJA – Banyak cara dilakukan untuk menghilangkan<br />

image negatif pemuda. Salah satunya<br />

seperti yang dilakukan KNPI OKU, yakni menggelar<br />

donor darah dan penanaman pohon. Kegiatan ini<br />

sekaligus untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda<br />

ke-84. “Kegiatan ini salah satu upaya kami untuk<br />

menjauhkan pemuda dari aktivitas yang menjerumuskan<br />

ke hal negatif. Kami berharap sekarang dan ke<br />

depan, image negatif hilang dari diri pemuda,” kata<br />

Ketua DPD KNPI OKU Imron HS saat donor darah di<br />

Sekretariat KNPI OKU, kemarin.<br />

Kepala Dinas Pemuda Olahraha Kebudayaan dan<br />

Pariwisata (Disporabudpar) OKU, Aufa Syahrizal mengatakan,<br />

semakin banyak kegiatan positif yang dilakukan<br />

pemuda, semakin kecil peluang untuk melakukan<br />

kegiatan yang melanggar norma. “Kegiatan ini juga untuk<br />

menghimpun kepedulian pemuda dengan sumbang<br />

pemikiran yang positif,” katanya. (gsm/ce5)<br />

Tabrakan KA Maut<br />

Segera Sidang<br />

MUARA ENIM – Pemeriksaan kasus tabrakan<br />

maut Kereta Api Batu Bara Rangkaian Panjang<br />

(Babaranjang) BBR 36 dengan KA Batu Bara Sukacinta<br />

II memasuki babak baru. Kapolres Muara Enim<br />

AKBP Budi Suryanto SH MSi melalui Kasat Reskrim<br />

AKP Maruli Pardede mengatakan, kasus ini tinggal<br />

menunggu penetapan resmi P-21 dari kejaksaan.<br />

“Berkasnya memang sempat bolak balik untuk dilengkapi,”<br />

kata Maruli.<br />

Dikatakan Maruli, lamanya pengusutan kasus<br />

tersebut karena pihaknya menunggu persetujuan<br />

PT KAI pusat. “Sebelumnya, kita sudah berkoordinasi<br />

dengan PT KAI tentang masalah penyitaan<br />

alat blackboard (rekaman percakapan). Alat ini akan<br />

dijadikan barang bukti (BB),” jelasnya.<br />

Dalam kasus ini, lanjutnya, ada dua tersangka,<br />

yakni DR dan RA, petugas PT KAI di bagian sinyal.<br />

“Karenanya, sesuai petunjuk jaksa, berkas perkara dipisah<br />

alias displit. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan<br />

adanya dugaan kelalaian,’’ katanya. (bis/ce5)<br />

Sepakat Berdamai<br />

BANYUASIN - Konfl ik warga Desa Lubuk Rengas<br />

dan Lubuk Saung awal Oktober berakhir damai. Kesepakatan<br />

damai dilakukan di Polres Banyuasin. Kades<br />

Lubuk Rengas Mohammad Eni<br />

mengaku bersyukur karena<br />

Desa Lubuk Saung membuka<br />

tangan untuk saling menerima<br />

atas keinginan untuk berda-<br />

Kita berjanji tak<br />

akan menuntut<br />

dan samasama<br />

bersepakat<br />

berdamai dan<br />

menyelesaikan<br />

secara<br />

kekeluargaan.”<br />

Dodi M Fisol<br />

mai. Senada dikatakan Kades<br />

Lubuk Saung Dodi M Fisol. “Kita<br />

berjanji tak menuntut dan samasama<br />

bersepakat menyelesaikannya<br />

secara kekeluargaan,”<br />

katanya. Lalu, dalam perjanjian<br />

tersebut, 10 KK di perbatasan<br />

kini disepakati untuk masuk<br />

Desa Lubuk Saung. Untuk rumah<br />

Yaumi yang diamuk warga<br />

ditanggung bersama.<br />

Kapolres Banyuasin AKBP<br />

Agus Setyawan melalui Kasat Reskrim AKP Ali Rojikin<br />

mengharapkan perdamaian ini jangan hanya di<br />

atas surat, tetapi juga disosialisasikan ke seluruh<br />

penduduk di dua desa yang berbatasan. “Kalau hal<br />

serupa tetap terjadi, kami tak segan-segan menegakkan<br />

proses hukum,” katanya. (ayi/ce5)<br />

Tak Simetris<br />

Struktur Jembatan Air Saka<br />

MUARADUA - Pengerjaan<br />

pembangunan Jembatan Air<br />

Saka yang menggunakan anggaran<br />

tahun jamak (multiyears)<br />

di Muaradua Kisam menuai<br />

kritik dari anggota DPRD OKU<br />

Selatan. Struktur rangka baja<br />

Jembatan Air Saka yang hampir<br />

rampung dikerjakan itu dinilai<br />

tak semetris.<br />

Tokoh masyarakat setempat,<br />

Rudi Hermawan yang juga<br />

anggota DPRD OKU Selatan<br />

mengatakan, antara pangkal<br />

dan ujung jembatan melenceng<br />

dari titik nol pondasi.<br />

“Terlihat sudut kanan dan kiri<br />

sisi jembatan ada sebagian<br />

yang sudah mentok, sementara<br />

di bagian sisi lainnya berjarak<br />

renggang,” katanya<br />

Jembatan Komering I Martapura,<br />

OKUT menjadi saksi bisu<br />

perjuangan pahlawan merebut<br />

kemerdekaan. Jembatan yang<br />

membentang di atas Sungai<br />

Komering ini merupakan jembatan<br />

pertama yang dibangun<br />

untuk menghubungkan Lampung-Palembang.<br />

ADE ROSAD - Martapura<br />

BANGUNAN Jembatan I Komering<br />

Jalan Lintas Tengah <strong>Sumatera</strong><br />

(Jalintengsum) berada di Desa Kotabaru-Desa<br />

Tanjung Kemala, Martapura,<br />

OKUT memiliki sejarah<br />

yang patut diketahui. Jembatan ini<br />

Untuk menghindari hal yang<br />

tak diinginkan, jauh-jauh hari<br />

Rudi meminta pihak yang berhubungan<br />

dengan pengerjaan<br />

jembatan melakukan pengawasan<br />

ketat dan memberi teguran.<br />

“Terutama pada pelaksanaan<br />

pembangunan jembatan Air<br />

Saka pada pihak ketiga yang<br />

mengerjakan,” katanya.<br />

Kepala Dinas PU OKU Selatan<br />

Ir Sudirman MM tak menampik<br />

jika struktur rangka baja<br />

tak simetris dengan pondasi.<br />

“Saya sudah mendapat laporan,<br />

bahkan sudah turun langsung<br />

ke lapangan untuk melihat<br />

kondisi jembatan yang tengah<br />

dikerjakan itu. Memang benar,<br />

itu masih dibenahi mengingat<br />

masih dalam masa pengerjaan.<br />

Tidak ada yang salah, dan<br />

kita sendiri sudah menegur<br />

yang mengerjakan untuk mem-<br />

merupakanjembatan pertama yang<br />

dibangun pada zaman Belanda.<br />

Struktur bangunannya cukup<br />

sederhana, tapi kekokohannya<br />

jangan diragukan. Hingga kini, jembatan<br />

tersebut masih bisa dilalui.<br />

Kemiripan ornamen bangunannya<br />

sama seperti Jembatan Komering<br />

Desa Bantan dan Jembatan Ogan<br />

I Baturaja. Di zaman perjuangan<br />

melawan penjajah Belanda, lokasi<br />

tersebut menjadi medan pertempuran<br />

sengit. “Zaman perjuangan<br />

dulu, Jembatan Komering I Martapura<br />

menjadi daerah pertempuran,”<br />

ujar Mansyur Abas, tokoh adat dan<br />

pemuka masyarakat Martapura.<br />

Dikatakan, Martapura merupakan<br />

kota tua, bahkan menjadi<br />

benahi posisi jembatan yang tak<br />

simetris itu,” ujarnya.<br />

Dikatakan Sudirman, pengerjaan<br />

proyek jembatan rangka<br />

baja Air Saka satu paket dengan<br />

pengerjaan jalan dari Desa<br />

Simpang Jaya Kecamatan Muaradua<br />

Kisam hingga Desa Padang<br />

Bindu Kecamatan Kisam<br />

Tinggi, serta dua jembatan lain<br />

Air Kisam dan Air Cemedang<br />

sepanjang 12 km. “Pengerjaan<br />

proyek dilakukan kontraktor<br />

CV Cahaya Gunung Mas,” ujar<br />

Sudirman. (dwa/ce5)<br />

DISOAL<br />

Struktur Jembatan Air Saka<br />

yang dinilai tak simetris dan<br />

meminta terkait melakukan<br />

pengawasan.<br />

FOTO: DIDI/SUMEKS<br />

kota kewedanaan. “Inilah alasan<br />

jika Martapura menjadi ibu kota<br />

kabupaten. Jembatan Komering I<br />

merupakan jembatan pertama yang<br />

dibangun untuk menghubungkan<br />

jalur Lampung menuju Palembang<br />

saat itu,” katanya yang menyebutkan<br />

jembatan ini dibangun tahun 1940.<br />

Senada dikatakan tokoh masyarakat<br />

Martapura, Fauzi Bakrie.<br />

Ia tak menyangkal jika bangunan<br />

Jembatan Komering I Martapura<br />

adalah jembatan pertama yang<br />

dibangun di Sungai Komering.<br />

“Tentunya kita mendukung pelestarian<br />

bangunan yang memiliki sejarah<br />

bagi bangsa kita. Setidaknya,<br />

untuk pengetahuan penerus kita<br />

mendatang,” terangnya. (*/ce5)<br />

FOTO: ADE ROSAD/SUMEKS<br />

BASMI TIKUS: Petani melakukan perburuan terhadap hama tikus.<br />

Ribuan Tikus Dibasmi<br />

MARTAPURA – Pembasmian<br />

hama tikus terus ditabuh di kalangan<br />

petani. “Kecamatan Buay<br />

Madang dan Belitang merupakan<br />

daerah rawan hama tikus pada<br />

setiap musim tanam. Tapi, pada<br />

dasarnya semua daerah patut<br />

waspada karena hama tikus ini<br />

memiliki populasi berbeda dengan<br />

hama lain,” kata Kadis TPH OKUT<br />

Ir H Tubagus Sunarseno.<br />

Sejak ditabuhnya perang melawan<br />

hama tikus awal bulan lalu,<br />

setidaknya sudah ada ribuan ekor<br />

yang berhasil dibasmi. “Tapi, untuk<br />

sementara baru Kecamatan<br />

Buay Madang yang melaporkan<br />

hasilnya, sementara daerah lain<br />

terus dihimpun,” ujarnya.<br />

Dikatakan, tikus merupakan<br />

hama utama tanaman padi yang<br />

dapat menurunkan hasil produksi<br />

cukup tinggi. Umumnya<br />

tikus sawah tinggal di persawahan<br />

dan sekitarnya, mempunyai<br />

kemampuan berkembang biak<br />

sangat pesat. Secara teoritis,<br />

satu pasang ekor tikus mampu<br />

berkembang biak menjadi 1.270<br />

ekor per tahun. “Memang kondisi<br />

itu jarang terjadi, tapi itu<br />

menggambarkan betapa pesatnya<br />

populasi jenis hama itu,”<br />

terangnya. (asa/ce5)<br />

Cerita di Balik Jembatan Komering I Martapura<br />

Jadi Medan Pertempuran, Pertama Dibangun di Sungai Komering<br />

mrloperkoran @ <strong>ScraperOne</strong> & Kaskus<br />

Usia Muda Rawan Cerai<br />

BATURAJA – Pasangan usia<br />

muda sangat riskan bercerai. Data<br />

yang masuk di Pengadilan Agama<br />

OKU, hampir 80 persen yang<br />

mengajukan cerai adalah pasangan<br />

muda. “Dari perkara yang<br />

ada, usia muda mendominasi<br />

mengajukan cerai. Usianya antara<br />

19 hingga 36 tahun. Mungkin ini<br />

disebabkan belum mantapnya<br />

berumah tangga, faktor ekonomi,<br />

atau faktor lainnya,” kata Panitra<br />

Muda Pengadilan Agama OKU, H<br />

Khairuddin SAg SH.<br />

Hingga Oktober 2012, ada 982<br />

perkara yang sudah masuk ke<br />

Pengadilan Agama OKU. Jumlah<br />

ini jauh lebih tinggi dibandingkan<br />

2011 lalu dengan 928 perkara. “Bisa<br />

jadi jumlah ini bertambah hingga<br />

Desember, kalau ada tambahan<br />

bisa tembus seribu perkara. Jumlah<br />

paling banyak berasal dari OKU.<br />

Kalau tahun lalu, OKU Timur yang<br />

paling banyak mengajukan perkara<br />

perceraian,” lanjutnya.<br />

Untuk memudahkan pelayanan,<br />

PA OKU melakukan sidang<br />

keliling. “Sidang keliling ini kami<br />

lakukan di dua kabupaten yang<br />

dipusatkan di Muaradua untuk<br />

OKU Selatan dan Gumawang,<br />

Belitang untuk OKU Timur, sementara<br />

untuk OKU tetap di PA<br />

OKU,” jelasnya.<br />

Untuk ongkos sidang tidak<br />

mengalami penambahan. Jumlah<br />

panjar biaya perkara terdiri cerai<br />

talak biaya kisaran Rp441.000<br />

hingga Rp1.141.000. Kemudian cerai<br />

gugat sebesar Rp341.000 hingga<br />

Rp841.000. Volunter atau permohonan<br />

antara Rp241.000 hingga<br />

Rp541.000. (gsm/aba/ce5)<br />

FOTO: ADE ROSAD/SUMEKS<br />

TERPELIHARA: Meski usianya sudah tua, Jembatan Komering I<br />

Martapura, OKUT hingga kini tetap terpelihara.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!