Banjarmasin Post Kamis, 24 Juli 2014
NO. 151524 TH XLII/ ISSN 0215-2987
NO. 151524 TH XLII/ ISSN 0215-2987
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong><br />
22 KAMIS <strong>24</strong> JULI <strong>2014</strong><br />
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO<br />
GUBERNUR LAGI - Presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi) kembali menjalankan tugas sebagai gubernur<br />
DKI Jakarta, seusai masa cutinya. Rabu (23/7), dia mengikuti rapat paripurna di DPRD. Setelah lebaran,<br />
Jokowi akan mengundurkan diri sebagai gubernur dan menunggu pelantikan dirinya sebagai presiden pada<br />
Oktober <strong>2014</strong> mendatang.<br />
Jokowi dan Kapal Itu....<br />
Sambungan hal 1<br />
itu kondisinya sedang<br />
penuh muatan, sehingga<br />
dalam posisi rendah dan<br />
gampang untuk dinaiki.<br />
“Kapal ini dibuat pada<br />
2005 tetapi baru saya pakai<br />
pada 2008 lalu. Biasanya<br />
mengangkut semen, beras<br />
dan bahan pokok lainnya ke<br />
Pulau Sumatera, Sulawesi,<br />
Kalimantan dan Jawa.<br />
Mampu menampung<br />
muatan sampai 1.500 ton,”<br />
tegasnya.<br />
Munawir mengatakan<br />
nama Hati Buana Setia<br />
bukan tanpa makna.<br />
Melalui nama itu, dia ingin<br />
mengingatkan bahwa<br />
semua pekerjaan diawali<br />
dengan kata hati. Begitupun<br />
saat membuat dan<br />
mengemudikan kapal,<br />
harus diawali dengan<br />
kecintaan dan penuh rasa<br />
setia kepada keluarga.<br />
“Kapal ini milik keluarga<br />
besar saya. Namanya<br />
diberikan oleh kakek saya,<br />
Abdulrahim Daeng Malandre,”<br />
kata pria asal Bugis,<br />
Sulsel itu.<br />
Pemilihan kapal pinisi di<br />
Pelabuhan Sunda Kelapa<br />
sebagai tempat penyampaian<br />
pidato kemenangan<br />
adalah ide<br />
Jokowi. Semula tim pemenangan<br />
yang dikoordinasi<br />
Aria Bima menawarkan tiga<br />
lokasi yakni Monumen<br />
Nasional (Monas), Gedung<br />
Arsip Nasional, dan Tugu<br />
Proklamasi.<br />
“Tetapi, Pak Jokowi<br />
Ibu Tewas, Anak Hilang<br />
Sambungan hal 1<br />
ang ditemukan tewas dan dua<br />
orang lainnya belum ditemukan.<br />
Diduga keduanya terseret<br />
arus.<br />
Informasi yang dihimpun<br />
B<strong>Post</strong> menyebutkan speedboat<br />
yang dikemudikan Filiansyah<br />
alias Entol itu berlayar dari<br />
<strong>Banjarmasin</strong> menuju Pagatan.<br />
“Ada seorang pria yang<br />
menangis sembari terus menanyakan<br />
kepada polisi tentang<br />
perkembangan pencarian<br />
para korban. Anaknya berada<br />
di kapal itu,” kata seorang<br />
warga sekitar Dermaga Pagatan,<br />
Supian.<br />
Selain kapal cepat yang nahas<br />
itu, pada waktu hampir<br />
bersamaan, sekitar pukul 08.00<br />
Wita, berlayar pula speedboat<br />
berpenumpang 11 orang yang<br />
dikemudikan Husni. Mereka<br />
berangkat dari Dermaga<br />
Kampung Sasirangan, Jalan<br />
Seberang Masjid.<br />
Belum jelas penyebab<br />
speedboat yang dikemudikan<br />
Entol bisa menabrak batu besar,<br />
antara kehilangan kendali<br />
<strong>24</strong>07/B22<br />
sesuai konsepnya tentang<br />
kelautan, maritim, bahari,<br />
memilih di Pelabuhan<br />
Sunda Kelapa. Setelah kami<br />
cek, sekitar tiga hari lalu,<br />
lokasi yang tepat adalah di<br />
kawasan Pelabuhan Rakyat.<br />
Saya foto-foto lalu kirim ke<br />
Pak Jokowi. Dia setuju.<br />
Kami lantas berkoordinasi<br />
dengan otoritas pelabuhan<br />
dan kepolisian,” ucapnya.<br />
Semula, ungkap Bima,<br />
Jokowi direncanakan<br />
berpidato di panggung<br />
dengan latar belakang kapal<br />
pinisi. Tetapi, Jokowi malah<br />
memilih berpidato di atas<br />
kapal pinisi.<br />
“Dia juga meminta yang<br />
datang hanya jurnalis dalam<br />
dan luar negeri. Itu sesuai<br />
komitmennya tidak<br />
mengerahkan massa pada<br />
22 <strong>Juli</strong> <strong>2014</strong>,” ujar anggota<br />
DPR ini.<br />
Para jurnalis pun semula<br />
tidak mengetahui rencana<br />
itu. Selasa, sekitar pukul<br />
17.00 Wita, enam bus<br />
disiagakan di Media Centre<br />
JKW4P. Dengan bus-bus itu,<br />
rombongan jurnalis dibawa<br />
tim. Namun, tim tidak<br />
bersedia menyebutkan<br />
lokasi yang dituju.<br />
Setelah menempuh<br />
perjalanan sekitar 45 menit,<br />
bus-bus berhenti di salah<br />
satu restoran di kawasan<br />
Pelabuhan Sunda Kelapa.<br />
Tim media centre hanya<br />
mengatakan itu adalah<br />
tempat persinggahan<br />
sembari menunggu waktu<br />
berbuka puasa.<br />
Hingga pukul 22.30 Wita,<br />
mereka masih di restoran<br />
itu. Untuk mengisi waktu,<br />
mereka ‘nonton bareng’<br />
tayangan langsung hasil<br />
rekapitulasi suara akhir<br />
oleh Komisi Pemilihan<br />
Umum(KPU) yang diikuti<br />
Jokowi dan JK.<br />
Sekitar pukul 23.00 Wita,<br />
rombongan meninggalkan<br />
restoran dan bertolak ke<br />
Pelabuhan Sunda Kelapa. Di<br />
sanalah baru disampaikan<br />
bahwa Jokowi bakal<br />
menyampaikan pidato<br />
kemenangannya di atas<br />
kapal pinisi. Kapal yang<br />
dijadikan podium dihiasi<br />
beragam lampu warnawarni<br />
plus laser yang<br />
bergerak atraktif mengikuti<br />
dentuman musik.<br />
Sekitar 30 menit kemudian,<br />
Jokowi dan JK tiba.<br />
Mereka menumpang<br />
speedboat sebelum naik ke<br />
kapal pinisi. Jokowi<br />
membacakan pidato politik<br />
perdananya yang berisi<br />
ucapan syukur atas kemenangan<br />
dan imbauan agar<br />
rakyat bersatu. Ia juga<br />
berterima kasih kepada<br />
capres-cawapres Prabowo<br />
Subianto dan Hatta Rajasa<br />
yang telah menjadi sahabat<br />
dalam Pilpres <strong>2014</strong>.<br />
“Lupakanlah nomor<br />
satu, lupakanlah nomor<br />
dua. Marilah kita kembali<br />
ke Indonesia yang satu,<br />
Indonesia Raya. Kita kuat<br />
karena bersatu. Kita<br />
bersatu karena kuat. Salam<br />
tiga jari,” tegasnya sambil<br />
mengacungkan tiga jarinya.<br />
(tribunnews/kps)<br />
karena mengebut atau akibat<br />
empasan gelombang.<br />
“Selama ini yang kami kenal<br />
adalah Husni. Dia sudah biasa<br />
dan berpengalaman menyusuri<br />
perairan yang banyak<br />
batunya itu. Kalau, Entol, kami<br />
belum tahu. Yang biasa ke sini<br />
ya Husni,” ucap Supian.<br />
Saat dihubungi, Kapolsek<br />
Pagatan, AKP Sri Mulyono mengatakan,<br />
langsung melakukan<br />
pencarian begitu mendapat<br />
kabar kecelakaan kapal itu.<br />
Berdasar pendataan, ada dua<br />
korban yang ditemukan tewas.<br />
Yakni, seorang perempuan<br />
dewasa, Iin (27) asal Katingan<br />
dan seorang perempuan anakanak,<br />
Ulfa (10). Sementara dua<br />
korban yang belum ditemukan,<br />
kesemuanya anak-anak,<br />
Fahri (4) dan Wahyu (5). Fahri<br />
adalah anak Iin. Penumpang<br />
lainnya selamat, meski ada<br />
yang luka-luka ringan.<br />
“Speedboat itu pecah di perjalanan.<br />
Kami belum mengetahui<br />
secara persis penyebabnya,<br />
karena tiba-tiba saja pecah<br />
dan karam. Dugaan sementara<br />
akibat tingginya gelombang<br />
dan cuaca buruk. Pengemudinya<br />
masih kami periksa,”<br />
ucap dia.<br />
Salah satu korban hilang,<br />
Wahyu adalah keponakan Rujito<br />
(43), warga kawasan Guntung<br />
Manggis, Banjarbaru. Saat<br />
ditemui di dermaga Pasar Lama,<br />
<strong>Banjarmasin</strong>, dia mengatakan<br />
Wahyu adalah anak pasangan<br />
Fitri (18) dan Titin (23).<br />
“Saya ke sini untuk memastikan<br />
benar tidaknya kecelakaan<br />
itu, ternyata benar.<br />
Titin dan istrinya Fitri dan<br />
Wahyu ke Katingan untuk<br />
berlebaran. Titin itu orang Katingan,”<br />
katanya.<br />
Bagi sesama pengemudi<br />
atau motoris speedboat di <strong>Banjarmasin</strong>,<br />
Entol sangat dikenal.<br />
Entol yang bertubuh tinggi<br />
besar itu memiliki tiga anak.<br />
“Semoga Entol baik saja.<br />
Itu speedboat bermesin ganda.<br />
Panjangnya sekitar 12 meter<br />
sehingga bisa membawa penumpanghingga<br />
25 orang,”<br />
kata seorang motoris yang<br />
biasa ‘mangkal’ di kawasan<br />
Jembatan Merah, Amat.<br />
Speedboat yang dikemudikan<br />
Entol dan Husni adalah<br />
milik CV YL, perusahaan transportasi<br />
air dengan jurusan<br />
<strong>Banjarmasin</strong>-Pagatan dan<br />
<strong>Banjarmasin</strong>-Katingan.<br />
“Penumpangnya sudah<br />
kayak keluarga karena memang<br />
orang itu-itu saja yang<br />
kerap menggunakan speedboat<br />
kami. Motorisnya ratarata<br />
bukan orang <strong>Banjarmasin</strong>,”<br />
kata seorang staf perusahaan<br />
itu, Iwan.<br />
Dia mengungkapkan, biasanya<br />
penumpang memesan<br />
tempat melalui telepon. Kapal<br />
baru diberangkatkan a-<br />
pabila penumpangnya sudah<br />
mencapai 10 hingga 15 orang.<br />
Pada hari biasa, pemberangkatan<br />
dilakukan seminggu<br />
dua kali. Namun, selama Ramadan<br />
ini, hanya sekali dalam<br />
seminggu.<br />
“Para penumpang itu mau<br />
pulang kampung, mudik. Jika<br />
tidak terjadi kecelakaan itu, 15<br />
menit lagi sudah sampai dermaga,”<br />
katanya.(kur/tur/buy)<br />
KPK-DPD Sepakat Lawan UU MD3<br />
Akan Ajukan Uji Materi ke Mahkamah Konstitusi<br />
JAKARTA, BPOST - Komisi<br />
Pemberantasan Korupsi (KPK)<br />
sepakat dengan Dewan Perwakilan<br />
Daerah (DPD) untuk menolak<br />
Undang Undang MPR,<br />
DPR, DPD, dan DPRD (MD3)<br />
yang baru disahkan. Wakil Ketua<br />
KPK Busyro Muqoddas menilai,<br />
UU MD3 mengorupsi kewenangan<br />
lembaga lain, termasuk<br />
mengorupsi konstitusi.<br />
“Kami sepakat pada pertemuan<br />
awal ini, kami akan tindak<br />
lanjuti dan bersama-sama<br />
menyatakan penolakan secara<br />
resmi atas disahkannya UU<br />
MD3 ini dengan sejumlah alasan<br />
yang tadi disampaikan,” kata<br />
Busyro di Jakarta, Rabu (23/7).<br />
Pernyataan itu dilontarkan<br />
setelah pimpinan KPK bertemu<br />
dengan Ketua DPD Irman<br />
Gusman dan sejumlah anggota<br />
DPD, yakni John Pieris<br />
serta Wayan Sudirta. Menurut<br />
Busyro, KPK sepakat dengan<br />
DPD untuk menolak UU MD3<br />
karena UU tersebut disusun<br />
Meleset Jauh<br />
Sambungan hal 1<br />
Mahfud-Akbar Saling Tuding<br />
Sambungan hal 1<br />
lam kondisi baik meskipun gagal<br />
terpilih menjadi wapres.<br />
KPU telah menetapkan pasangan<br />
Joko Widodo (Jokowi)<br />
dan Jusuf Kalla (JK) sebagai<br />
presiden dan wakil presiden<br />
terpilih. Pasangan itu meraih<br />
dukungan 70.997.833 suara<br />
atau 53,15 persen. Sementara<br />
pasangan Prabowo-Hatta didukung<br />
62.576.444 atau 46,85<br />
persen suara.<br />
“Alhamdulillah sampai kami<br />
kumpul malam tadi (Selasa<br />
malam), Pak Hatta sehat walafiat,<br />
tidak tampak down atau<br />
stres,” ujar Teguh.<br />
Terkait sikap Hatta dan<br />
PAN menyikapi hasil pilpres,<br />
Teguh mengatakan masih menunggu<br />
masukan dari DPW<br />
dan DPD se-Indonesia. “Kami<br />
mengajak seluruh DPW dan<br />
DPD untuk memberikan masukan<br />
atas langkah Ketum<br />
DPP ke depan,” katanya.<br />
Sebelumnya, Wakil Ketua<br />
Umum DPP PAN Drajad Wibowo<br />
mengatakan ada tugas<br />
khusus yang membuat Hatta<br />
tidak bisa mendampingi dan<br />
menandatangani surat penolakan<br />
hasil rekapitulasi suara<br />
pilpres. Dia membantah hubungan<br />
Hatta dan Prabowo<br />
telah retak.<br />
“Soal anggapan beda pandangan,<br />
jawaban saya ya biarkan<br />
saja hal tersebut sebagai<br />
anggapan. Penyikapan terhadap<br />
keputusan KPU itu hanya<br />
salah satu agenda. Kami masih<br />
tetap di Koalisi Merah Putih.<br />
Banyak agenda yang akan<br />
Mahitung Puasa<br />
Sambungan hal 1<br />
Napa Bus nang dihitung?<br />
ujar Palui handak tahu.<br />
Kada karasa-an labih satangah<br />
bulan kita puasaan,<br />
ujar Garbus mamanderi Palui.<br />
Hitung bujur-bujur Bus ai,<br />
bujur kada labih satangah<br />
bulan? sahut Palui.<br />
Bujur labih satangah bulan<br />
Lui ai karna kita mulai puasaan<br />
hari tanggal 29 Juni wan<br />
hari ini sudah tanggal 23 <strong>Juli</strong>,<br />
ujar Garbus.<br />
Ikam salah hitung Bus ai,<br />
aku yakin banar bahwa puasa<br />
ikam kada sampai satangah<br />
bulan, paling-paling saminggu,<br />
ujar Palui.<br />
Kita kada kawa mangaramputakan<br />
hitungan hari,<br />
Jumat ka Jumat hitungannya<br />
8 hari. Parasaan sudah tiga<br />
hari Jumat kita lalui, ditambah<br />
dengan tidak transparan dan<br />
terkesan terburu-buru.<br />
Selain itu, menurut Busyro,<br />
penyusunan UU MD3 kurang<br />
melibatkan stakeholder atau<br />
pemegang kepentingan terkait.<br />
KPK dan DPD juga menganggap<br />
undang-undang ini<br />
hanya mengakomodasi kepentingan<br />
anggota DPR.<br />
“Ini suatu UU yang substansinya<br />
holistik, sistemik. Itu<br />
harusnya membawa konsekuensinya,<br />
dilakukan dengan<br />
menjaga marwah DPR disusun<br />
secara cermat naskah a-<br />
kademiknya, disusun dengan<br />
melibatkan semua stakeholder<br />
secara transparan. Pembahasannya<br />
tidak terburu-buru.<br />
Yang kami dengar pembahasan<br />
dari 8 Juni hingga 8 <strong>Juli</strong><br />
<strong>2014</strong>. Itu berapa hari yang<br />
dipakai, berapa jam, dan siapa<br />
saja yang diundang? Kesannya<br />
tidak begitu transparan,”<br />
ucap mantan ketua Komisi<br />
Yudisial (KY) itu.<br />
didukung 47,95 persen suara.<br />
Selasa (22/7), Komisi Pemilihan<br />
Umum (KPU) melalui<br />
real count menyatakan Jokowi-<br />
Jk sebagai presiden dan wapres<br />
terpilih dengan dukungan<br />
53,15 persen suara. Mereka<br />
mengungguli Prabowo-Hatta<br />
yang meraih 46,85 persen.<br />
Dari segi selisih dengan real<br />
count, kedua lembaga survei<br />
itu jauh berbeda. Puskaptis<br />
memiliki perbedaan angka sebesar<br />
5,20 persen, sementara<br />
IRC selisihnya 4,26 persen.<br />
Padahal mereka sama-sama<br />
mematok margin error +-1%.<br />
Artinya, dalam prediksi<br />
mereka, kemungkinan perbedaan<br />
data dengan real count<br />
tidak akan lebih dari 1 persen.<br />
Namun kenyataannya sangat<br />
jauh. Dari segi pengambilan<br />
sampel, Puskaptis menggunakan<br />
1.250 TPS (tempat pemungutan<br />
suara), sedangkan<br />
IRC memakai sampel 2.000<br />
TPS.<br />
Dua lembaga survei lain<br />
yang memenangkan Prabowo-Hatta<br />
adalah JSI (Jaringan<br />
Survei Indonesia) dan LSN<br />
(Lembaga Survei Nasional).<br />
Prediksi keduanya juga memiliki<br />
selisih cukup jauh dari<br />
real count. JSI berbeda 2,99<br />
persen dan LSN 2,96 persen.<br />
Namun dalam margin error,<br />
keduanya masih masuk dalam<br />
zona aman. Sebab bila<br />
dikurangi satu persen, maka<br />
hasilnya bisa memenangkan<br />
Jokowi-JK.<br />
IRC dalam quick count lalu<br />
didanai MNC Group, seperti<br />
RCTI, MNC TV dan Global TV.<br />
Perusahaan milik taipan Hary<br />
Tanoesoedibjo itu menggelontorkan<br />
dana hingga Rp<br />
2,5miliar untuk quick count.<br />
Sementara Puskaptis menghabiskan<br />
dana hingga Rp 1,2<br />
sampai hari ini Lui ai, balas<br />
Garbus.<br />
Bujur haja hitungan u-<br />
rang puasa labih satangah<br />
bulan malah tinggal tiga<br />
balas hari haja lagi, tapi puasa<br />
ikam kada sampai saminggu,<br />
ujar Palui.<br />
Puasaku kaya orang jua<br />
hitung hari bulan puasanya,<br />
ujar Garbus. Kada usah bakaramput<br />
Bus ai, salawas saminggu<br />
ini aku babarapa kali<br />
malihat ikam masuk ka warung<br />
sakadup, ujar Palui.<br />
Wahhhh.......... ikam mambuka<br />
rahasiaku, sahut Garbus.<br />
Kuta kita ini halus jadi kada<br />
kawa bakaramput, tiap masuk<br />
ka warung sakadup puluhan<br />
mata nang malihatnya, ujar<br />
Palui.<br />
Tapi kanapa maka ikam tahu<br />
aku rancak masuk ka warung<br />
sakadup? balas Garbus.<br />
Lebih jauh, dia memaparkan,<br />
KPK dan DPD sepakat<br />
menilai UU MD3 telah mengorupsi<br />
kewenangan lembaga<br />
lain, terutama penegak<br />
hukum seperti KPK, kepolisian,<br />
dan Kejaksaan Agung.<br />
UU itu juga mengorupsi kewenangan<br />
DPD dan mengorupsi<br />
konstitusi.<br />
Busyro mencontohkan<br />
proses pembahasan RUU<br />
MD3 yang tidak melibatkan<br />
DPD secara maksimal. DPD<br />
mengaku hanya dilibatkan selama<br />
dua jam dalam rapat<br />
pembahasanUU tersebut.<br />
Padahal, putusan Mahkamah<br />
Konstitusi pada 27 Maret<br />
2013 memberikan wewenang<br />
bagi DPD untuk ikut mengusulkan<br />
UU dan ikut dalam<br />
pembahasan daftar inventaris<br />
masalah (DIM).<br />
Sementara Irman menyatakan<br />
kualitas UU MD3 buruk<br />
sekali. Menurut dia, UU MD3<br />
pantas ditolak dan diperbaiki.<br />
miliar. Mereka mengklaim<br />
dananya berasal dari pribadi,<br />
namun publikasinya dibantu<br />
oleh tvOne.<br />
Eksekutif Puskaptis Husin<br />
Yazid pernah sesumbar, bila<br />
prediksi quick count mereka<br />
berbeda jauh dengan real count<br />
KPU, maka lembaganya<br />
siap dibubarkan.<br />
Beberapa waktu lalu, dia<br />
juga enggan mengikuti audit<br />
yang digelar Persepsi (Perhimpunan<br />
Survei Opini Publik<br />
Indonesia), meski sebelumnya<br />
menyatakan siap diaudit<br />
kapan saja.<br />
Sementara peneliti IRC,<br />
Natalia Christanto, menilai<br />
wajar jika hasil quick count<br />
lembaganya meleset. Menurut<br />
dia, kredibiltas lembaga<br />
survei tak hanya dilihat dari<br />
hasil prediksi, tetapi juga metodologi<br />
dan proses pengambilan<br />
sampel.<br />
Natalie mengatakan, ada<br />
Biarpun urang kada malihat<br />
Bus ai, Tuhan tahu haja. Jadi<br />
kita di banua ini kada kawa<br />
bakaramput dan kada kawa<br />
balindung-lindung, ujar Palui.<br />
Aku hiran banar kanapa<br />
maka ikam tahu samunyaan<br />
warung-warung yang kumasuki.<br />
Musti ada nang mamadahakan,<br />
ujar Garbus.<br />
Sumpah nah, kadada urang<br />
nang mamadahakan, ujar<br />
Palui.<br />
Kalu kaya itu aku curiga,<br />
musti ada mata-mata ikam,<br />
ujar Garbus manggasak.<br />
Sudah kupadahakan bahwa<br />
kadada urang nang mamadahakan<br />
dan kadada jua matamataku,<br />
ujar Palui.<br />
Aku hiran banar kanapa<br />
maka ikam tahu harinya, tahu<br />
jamnya wan tahu warung sakadupnya<br />
wayah aku masuk<br />
DPD pun berencana untuk<br />
mengajukan judicial review<br />
atau uji materi atas UU MD3.<br />
“Kesimpulannya DPD akan<br />
melakukan judicial review bukan<br />
hanya terbatas DPD, melainkanmenyeluruh<br />
karena satu<br />
aspirasi dengan KPK, BPK<br />
(Badan Pemeriksa Keuangan),<br />
dan lembaga hukum lainnya<br />
agar menghasilkan undang undang<br />
yang baik. DPR bekerja tidak<br />
menyimpang, semangatnya<br />
itu,” ujar Irman.<br />
Selain prosedur pemeriksaan<br />
anggota DPR yang lebih<br />
rumit, UU MD3 dianggap tidak<br />
pro-pemberantasan korupsi<br />
karena menghapus kalimat<br />
yang melarang anggota<br />
DPR menerima gratifikasi.<br />
Undang undang tersebut<br />
juga menghapus Badan Akuntabilitas<br />
Keuangan Negara<br />
DPR dan memberikan kewenangan<br />
kepada DPR untuk<br />
membahas anggaran hingga<br />
satuan tiga. (dtn/kps)<br />
tiga ukuran untuk menguji<br />
kinerja lembaga survei yang<br />
melakukan quick count, yakni<br />
metodologi, proses, dan hasil.<br />
Dalih dia, yang menjadi<br />
indikator bukanlah prediksi<br />
pemenang dan kubu yang kalah,<br />
melainkan sejauh apa perbedaan<br />
hasil yang didapatkan<br />
lembaga survei dengan hasil<br />
yang dikeluarkan KPU untuk<br />
masing-masing calon.<br />
“Prediksi bisa saja salah. Masalahnya,<br />
berapa selisih hasil<br />
quick count pasangan dengan<br />
real count KPU. Kalaupun Jokowi-JK<br />
dinyatakan menang,<br />
memang prediksi kami salah.<br />
Namun, bukan berarti lembaga<br />
survei kami tidak akurat<br />
dan kredibel. Atau meskipun<br />
Prabowo-Hatta yang dinyatakan<br />
menang, belum tentu<br />
lembaga surveinya yang paling<br />
akurat. Harus dilihat metodologi<br />
dan prosesnya,” ujarnya.<br />
(kps/dtn)<br />
diperjuangkan secara bersama-sama<br />
terutama di parlemen,”<br />
imbuh dia.<br />
Sementara pengamat komunikasi<br />
politik dari Universitas<br />
Paramadina Jakarta, Hendri<br />
Satrio, mengatakan dugaan<br />
terjadinya keretakan tidak bisa<br />
disalahkan karena sikap Hatta<br />
yang masih memilih ‘menghilang’<br />
dari publik.<br />
“Di satu sisi, sikap itu bisa<br />
dipersepsikan Hatta menerima<br />
hasil rekapitulasi KPU. Secara<br />
tersirat, Hatta mengakui<br />
kemenangan lawan. Namun<br />
di sisi lain, itu menunjukkan<br />
komunikasi politik Prabowo<br />
dan Hatta yang tidak sejalan.<br />
Hatta seharusnya menunjukkan<br />
sikap politik yang jelas,”<br />
tegasnya.<br />
Untuk mendapatkan pernyataan<br />
langsung, Tribunnews<br />
(group B<strong>Post</strong>) meminta<br />
bantuan seorang seorang pengusaha<br />
yang biasanya memiliki<br />
akses langsung ke Hatta.<br />
Setelah beberapa menit,<br />
pengusaha itu mengatakan<br />
telah menghubungi Hatta.<br />
“Tetapi Pak Hatta belum<br />
bersedia diwawancarai pers.<br />
Nanti kalau sudah bersedia,<br />
saya kabari. Pak Hatta berada<br />
di suatu tempat untuk cooling<br />
down,” ucap dia.<br />
Berbeda dengan Hatta, Prabowo<br />
secara terbuka telah menyatakan<br />
sikapnya yang menolak<br />
keputusan KPU. Sikap<br />
itu memunculkan pertanyaan,<br />
siapa yang ‘membisiki’<br />
mantan Danjen Kopassus sehingga<br />
melakukan perlawanan?<br />
Mantan Ketua Tim Pemenangan<br />
Prabowo-Hatta, Mahfud<br />
MD memiliki jawabannya.<br />
Dia mengatakan ide penolakan<br />
berasal dari Ketua Dewan<br />
Pertimbangan Partai Golkar<br />
Akbar Tandjung. Ide itu<br />
disepakati sebagian besar<br />
pimpinan partai pendukung<br />
karena menilai ada kecurangan<br />
sistematis.<br />
“Menurut Akbar, itu lebih<br />
terhormat daripada menerima<br />
keputusan KPU,” ujar Mahfud.<br />
Mantan ketua Mahkamah<br />
Konstitusi (MK) itu mengaku<br />
dirinya berbeda pandangan.<br />
Dia lebih setuju menerima<br />
keputusan KPU secara lapang<br />
dada dan tidak perlu membawa<br />
kasus sengketa Pilpres ke MK.<br />
“Selisih suaranya delapan<br />
juta lebih. Pengalaman saya di<br />
MK, tidak akan bisa menang<br />
kalau selisih suaranya sebesar<br />
itu,” kata Mahfud yang juga<br />
mengungkapkan Hatta sejalan<br />
dengan pemikirannya.<br />
Diungkapkan dia, saat rapat<br />
ada tiga usulan yang muncul.<br />
Usul pertama adalah menunggu<br />
keputusan KPU dan menerima<br />
secara apang dada.<br />
Kedua, tetap menunggu<br />
KPU mengumumkan, tapi setelah<br />
itu menyatakan sikap<br />
kalau tidak terima. Dan, usulan<br />
ketiga adalah langsung menolak.<br />
Usulan ini awalnya menuai<br />
perdebatan, tapi akhirnya<br />
disepakati.<br />
Saat dikonfirmasi, Akbar<br />
mengelak. Dia mengatakan sikap<br />
Prabowo adalah kesepakatan<br />
bersama. Akbar pun<br />
menegaskan Mahfud menyetujui<br />
sikap penolakan tersebut.<br />
“Itu semuanya masukan<br />
dari ahli hukum, rekomendasi<br />
dari pakar hukum. Kami sudah<br />
melaporkan kecurangan<br />
ke Bawaslu, menuntut pemilihan<br />
ulang, tetapi tidak dipenuhi<br />
KPU. Jadi kami sepakat<br />
menolak. Itu keputusan bersama,<br />
bukan usulan dari saya<br />
atau tim saya. Pak Mahfud juga<br />
ikut membahas dan dia setuju,”<br />
tegas Akbar.<br />
Gugat ke MK<br />
Mengenai langkah setelah<br />
menolak, Direktur Hukum dan<br />
Advokasi Tim Pemenangan<br />
Prabowo-Hatta, Ahmad Yani<br />
mengatakan kemungkinan<br />
besar kubunya mengajukan<br />
gugatan ke MK. “Sembilan puluh<br />
persen, kami ke MK. Ini bukan<br />
karena kami tidak siap menerima<br />
kekalahan, tetapi bentuk<br />
hak warga negara untuk<br />
mengklarifikasi terkait persoalan<br />
kecurangan dan penyimpangan<br />
di pilpres,” ucap dia.<br />
Menanggapi itu, Komisioner<br />
Divisi Hukum KPU Idha<br />
Budiarti mengatakan lembaganya<br />
siap mempertanggungjawabkan<br />
seluruh proses<br />
pemilu.<br />
“Kami tidak ragu dengan<br />
keputusan yang sudah ditetapkan.<br />
Kami sudah menyiapkan<br />
pengacara,” tegasnya.<br />
Idha mengatakan, gugatan<br />
hanya bisa diajukan dalam<br />
waktu 3x<strong>24</strong> jam sejak keputusan<br />
ditetapkan. Jadi, gugatan<br />
harus sudah didaftarkan<br />
maksimal pada Jumat (25/7)<br />
malam besok. (tribunnews/<br />
kps/tik/dtn)<br />
kasitu, balas Garbus.<br />
Kada usah hiran dan kada<br />
usah bingung Bus ai, Palui tahu<br />
samunyaan warung-warung<br />
sakadup wadah makan<br />
nang ikam masuki, ujar Tulamak<br />
nang hanyar datang<br />
umpat bapander. Bila kadada<br />
bukti wan saksi sama wan<br />
fitnah, sahut Garbus.<br />
Kada usah takabur Bus ai,<br />
karna satiap ikam tuntung<br />
makan lalu kaluar.......... maka<br />
Paluilah nang masuk mangganti<br />
bakas kadudukan ikam<br />
itu, sahut Tulamak.<br />
Ada saksinya ujar Palui.<br />
Satiap aku masuk mangganti<br />
bakas kadudukan ikam itu<br />
aku kada saurangan tapi pasti<br />
badua wan Tulamak ujar Palui<br />
mangalakak tatawa kada hakun<br />
kalah karna sama-sama<br />
tabuka rahasianya kada pamuasa.<br />
(rep/ivd)