Banjarmasin Post Jumat, 5 September 2014
NO. 151561 TH XLIII/ ISSN 0215-2987
NO. 151561 TH XLIII/ ISSN 0215-2987
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
18 Inter-Nasional<br />
JUMAT<br />
Florence Tegang<br />
Bertemu Sultan<br />
YOGYAKARTA, BPOST -<br />
Florence Sihombing ditemani<br />
Dekan Fakultas Hukum UGM<br />
Dr Paripurna dan Wakil Rektor<br />
Bidang SDM dan Aset U-<br />
GM Budi Santoso Wigyosukarto<br />
bertandang ke Kepatihan<br />
untuk menemui Gubernur<br />
DIY Sri Sultan Hamengku<br />
Buwono X, Kamis (4/9) sekitar<br />
pukul 12.50 WIB.<br />
Wajah Flo terlihat tegang<br />
saat berjalan menuju ruang<br />
tunggu di kantor Gubernur.<br />
Ia lebih banyak diam. Hanya<br />
sesekali saja ia berbincang<br />
dengan sang dekan yang duduk<br />
di sampingnya.<br />
“Sehat,” jawabnya singkat<br />
ketika ditanya wartawan. Flo<br />
mengenakan rok polkadot<br />
warna cokelat dan kemeja<br />
warna putih. Tak seperti biasanya,<br />
Flo menguncir rambutnya<br />
sehingga terlihat lebih<br />
rapi.<br />
Usai pertemuan, Sultan<br />
mengatakan dia berharap Flo<br />
bisa tetap tinggal di Yogyakarta<br />
dan menyelesaikan kuliah<br />
kenotariatannya di UGM.<br />
“Dia (Flo) tadi menyampaikan<br />
permintaan maaf kepada<br />
saya. Kewajiban saya<br />
adalah untuk memberikan<br />
maaf,” ujar Sultan kepada<br />
wartawan.<br />
Sultan mengungkapkan,<br />
jika masyarakat memberikan<br />
maaf, itu dapat menghilangkan<br />
rasa dendam, rasa emosi,<br />
dan amarah. Dengan demikian,<br />
segala apa yang terpendam<br />
dalam diri bisa lepas.<br />
“Saya berharap semua warga<br />
Yogya juga memaafkan,”<br />
ucapnya.<br />
Sultan meminta agar masyarakat<br />
Yogya memberikan<br />
kesempatan kepada Flo untuk<br />
bisa tinggal di Yogyakarta<br />
sehingga dia bisa belajar, tidak<br />
hanya pendidikan, tetapi<br />
juga belajar tentang nilai-nilai<br />
kehidupan di masyarakat.<br />
“Berilah kesempatan kepada<br />
Flo untuk tetap tinggal<br />
di sini karena sudah pilihan dia<br />
kuliah S-2 di Yogya. Semoga<br />
Flo bisa menyelesaikan kuliahnya,”<br />
ujarnya.<br />
Flo sendiri mengaku mendapatkan<br />
pelajaran berharga<br />
dari kasus yang dialaminya.<br />
“Pelajaran yang saya dapatkan<br />
adalah bagaimana kita<br />
harus menghargai orang<br />
lain,” kata Flo.<br />
Kendati sudah mengalami<br />
masa sulit akibat kasus yang<br />
menimpanya, Flo mengaku<br />
tidak trauma tinggal di Yogjakarta.<br />
“Harapan saya sekarang<br />
adalah warga Yogya memaafkan<br />
saya. Dan, saya ingin lulus<br />
dengan baik, menyandang<br />
nama baik UGM. Terutama,<br />
menjadi manusia yang berguna<br />
bagi Indonesia,” kata Flo.<br />
Florence Sihombing ditetapkan<br />
sebagai tersangka karena<br />
statusnya di situs jejaring<br />
sosial, Path, yang dianggap<br />
menghina warga Yogyakarta.<br />
Wanita berusia 26 tahun itu<br />
kemudian resmi ditahan di Ditreskrimsus<br />
Polda DIY dan ditetapkan<br />
sebagai tersangka<br />
pada Sabtu 30 Agustus <strong>2014</strong>.<br />
Senin lalu, penangguhan penahanan<br />
Florence dikabulkan,<br />
sehingga dia boleh keluar dari<br />
tahanan. (tribunnews/kps/vvn)<br />
KOMPAS.COM<br />
FLO (kanan) bertemu Sri Sultan Hamengku Buwono X, Kamis (4/9)<br />
Kontes Tari Perut<br />
Tak Bermoral<br />
KAIRO, BPOST - Badan negara pengawas agama di Mesir<br />
mengeluarkan fatwa yang meminta kontes tari perut di TV<br />
agar dihentikan. Dar al-Ifta dalam pernyataan Rabu (3/9)<br />
mengatakan program itu tidak bermoral dan bisa menjadi alasan<br />
bagi kaum ekstrimis untuk mengatakan masyarakat Mesir anti-<br />
Islam.<br />
Kontes tari perut merupakan acara kompetisi pertama<br />
yang digelar di TV Mesir, dengan salah seorang presenter<br />
adalah penari terkenal Mesir, Dina. Episode kedua yang<br />
mestinya ditayangkan Selasa waktu setempat sudah dibatalkan.<br />
Sebagian kalangan di Mesir menganggap, tari perut merupakan<br />
hal yang tidak bermoral.<br />
Sementara para wartawan melaporkan, tindakan ini sebagai<br />
upaya pemerintah untuk memperlihatkan mereka menentang<br />
Islam sebagai kekuatan politik namun pada saat bersamaan<br />
menghargai nilai-nilai konservatif Islam. (kps)<br />
Makam Nabi<br />
Tak Akan Dipindah<br />
JAKARTA, BPOST - Menteri<br />
Agama, Lukman Hakim Saifuddin,<br />
menyatakan bahwa<br />
pemerintah Arab Saudi tidak<br />
memiliki rencana untuk memindahkan<br />
makam Nabi Muhammad<br />
SAW di Masjid Nabawi,<br />
Madinah.<br />
Pernyataan itu disampaikan<br />
Luman setelah melakukan<br />
tabayyun (mengkonfirmasi<br />
informasi secara langsung<br />
dengan otoritas resmi)<br />
kepada duta besar Arab Saudi<br />
di Indonesia, Mustafha bin<br />
Ibrahim Al-Mubarok.<br />
“Pak Dubes sampaikan<br />
bahwa pemerintah Arab<br />
Saudi tidak memiliki rencana<br />
untuk memindahkan makam<br />
Rasulullah. Beliau berkali-kali<br />
menyampaikan, A-<br />
rab Saudi sebagai pelayan<br />
dari dua tanah suci, yaitu<br />
Makkah dan Madinah, memiliki<br />
komitmen yang tinggi<br />
untuk melindungi keberadaan<br />
makam itu,” ujarnya<br />
dalam konferensi pers yang<br />
diadakan di kantor Kementerian<br />
Agama, Jakarta Pusat,<br />
Kamis (4/9).<br />
Menurut Lukman, isu tentang<br />
rencana pemindahan makam<br />
ini bermula dari pemberitaan<br />
yang dilakukan oleh<br />
The Independent, sebuah surat<br />
kabar dari Inggris. Dia<br />
menilai, berita tersebut merupakan<br />
suatu bentuk fitnah<br />
yang disebarkan kepada masyarakat<br />
luas.<br />
“Pak Dubes mengklarifikasi<br />
bahwa berita itu sama<br />
Tetua Desa Ingin Buang Sial<br />
■ Mangli Dipaksa Menikahi Seekor Anjing<br />
INDIA, BPOST - Seorang<br />
gadis remaja, Mangli Munda<br />
(18), yang tinggal di sebuah<br />
desa terpencil di wilayah timur<br />
India, dipaksa menikahi seekor<br />
anjing bernama Sheru oleh<br />
para tetua desa. Alasannya,<br />
pernikahan itu akan menyingkirkan<br />
roh jahat dari diri remaja<br />
tersebut.<br />
Seorang tetua desa mengatakan<br />
kepada kedua orangtua<br />
Mangli bahwa remaja itu dirasuki<br />
roh jahat yang membawa<br />
nasib buruk dan jika<br />
gadis itu menikahi seorang<br />
pria, keluarga dan desa akan<br />
tertimpa bencana.<br />
Lalu, seekor anjing bernama<br />
Sheru “ditunjuk” menjadi<br />
“pengantin pria” bagi<br />
Mangli. Anjing yang kebingungan<br />
itu dibawa ke pesta<br />
pernikahan dengan menggunakan<br />
sebuah mobil dan disambut<br />
meriah para tetamu.<br />
Mangli, yang tak pernah<br />
duduk di bangku sekolah,<br />
mengatakan dia sangat tidak<br />
bahagia dipaksa menikahi<br />
MIRROR<br />
GADIS India ini dipaksa menikahi seekor anjing oleh tetua desa.<br />
seekor anjing. Meski demikian,<br />
dia yakin jika dia menjalani<br />
ritual itu, peruntungannya<br />
akan berubah.<br />
“Saya menikahi seekor anjing<br />
karena para tetua desa<br />
yakin roh jahat yang membawa<br />
nasib buruk bisa dialihkan<br />
ke anjing itu. Setelah semua<br />
ini dilaksanakan, pria<br />
yang akan saya nikahi kelak<br />
bakal berumur panjang,” kata<br />
Mangli.<br />
Sementara itu, ayah sang<br />
sekali tidak benar dan bukanlah<br />
sikap resmi pemerintah<br />
Arab Saudi,” ucapnya.<br />
Terhadap klarifikasi yang<br />
telah diberikan itu, Lukman<br />
pun mengharapkan agar u-<br />
mat muslim di Indonesia tak<br />
tersulut emosinya dan tetap<br />
bisa berpikir jernih dalam menghadapi<br />
pemberitaan yang<br />
tidak jelas seperti itu.<br />
“Sesungguhnya telah jelas<br />
bahwa pemberitaan itu tidak<br />
benar. Semua umat muslim<br />
dan semua ormas Islam, mudah-mudahan<br />
bisa menerima<br />
konfirmasi ini dan tidak perlu<br />
terlalu menguras emosi kita<br />
lagi hanya karena berita yang<br />
berdasarkan sumber yang<br />
tidak jelas seperti itu,” ucapnya.<br />
(vvn)<br />
<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong><br />
5 SEPTEMBER <strong>2014</strong><br />
ANTARA FOTO/MUHAMMAD ARIF PRIBADI<br />
SEJUMLAH petugas dari Tim Gegana Polda Sumbar memeriksa kawasan di Pengadilan Negeri Padang, Sumbar, Kamis (4/9). Delapan orang tim Gegana dan Penjinak Bom,<br />
diturunkan untuk mencari bom terkait adanya teror bom yang dikirimkan lewat pesan singkat pada salah seorang pegawai Pengadilan Negeri Padang yang mengatasnamakan "ISIS<br />
Organisasi", namun tidak ada bom di temukan.<br />
mempelai perempuan, Sri<br />
Amnmunda, menyetujui usulan<br />
para tetua desa. Dia bahkan<br />
mencari anjing yang akan<br />
dinikahkan dengan putrinya.<br />
“Para tetua desa mengatakan,<br />
kami harus menggelar<br />
pernikahan ini secepatnya.<br />
Kami harus memastikan roh<br />
jahat ini dihancurkan. Menikahi<br />
anjing adalah satu-satunya<br />
jalan untuk menyingkirkan<br />
nasib buruk,” ujar Ahnmunda.<br />
(tribunnews/mir)<br />
AL-ARABIYA<br />
The Independent Keliru Menerjemahkan<br />
MOWAFAQ al-Nowaysar, pemimpin<br />
redaksi Makkah Newspaper, mengatakan<br />
The Independent keliru menerjemahkan<br />
laporan mengenai rencana<br />
pemerintah Arab Saudi terhadap makam<br />
Rasulullah.<br />
“Dalam artikel asli yang ditulis wartawan<br />
kami dan dalam Bahasa Arab,<br />
tidak ada kalimat pemerintah Arab Saudi<br />
berencana membongkar makam rasulullah<br />
dan memindahkan sisa jenazahnya<br />
ke Al Baqi,” ujar Al-Nowaysar.<br />
“Yang ada adalah pemerintah Arab<br />
Saudi akan mengisolasi makam Rasulullah<br />
agar tidak hancur,” lanjutnya.<br />
Al Nowaysar juga menuduh The Independent<br />
mencuri seluruh isi korannya, dan<br />
JAKARTA,BPOST - Lima pemuda<br />
menggugat Undang-<br />
Undang Nomor 1 tahun 1974<br />
tentang perkawinan yang<br />
mengharuskan perkawinan<br />
seagama ke Mahkamah Konstitusi<br />
(MK). Mereka merasa<br />
hak konstitusional mereka<br />
berpotensi dirugikan atas UU<br />
itu.<br />
Lima pemuda itu adalah<br />
Damian Agata Yuvens, Rangga<br />
Sujud Widigda, Varida Megawati<br />
Simarmata dan Anbar<br />
Jayadi. Mereka merasa telah<br />
dirugikan hak konstitusionalnya<br />
dengan berlakunya Pasal<br />
2 ayat (1) yang menyebutkan<br />
‘Perkawinan adalah sah apabila<br />
dilakukan menurut hukum<br />
masing-masing agamanya<br />
dan kepercayaannya i-<br />
tu.”<br />
Menurut pemohon, aturan<br />
perkawinan dalam undang-undang<br />
tersebut akan<br />
berimplikasi pada tidak sahnya<br />
perkawinan yang dilakukan<br />
di luar hukum masing-masing<br />
agama dan ke-<br />
menerjemahkannya ke dalam Bahasa<br />
Inggris. Makkah Newspaper menurunkan<br />
artikel itu 25 Agustus <strong>2014</strong>. Sedangkan The<br />
Independent mempublikasikannya 2 <strong>September</strong>.<br />
Omar al-Mudhwani, wartawan yang<br />
menulis artikel itu, mengatakan; “Jika<br />
The Independent ingin mempublikasikan<br />
artikel saya, editorial koran Inggris itu<br />
seharusnya meminta saya menerjemahkannya<br />
dengan akurat. Saya akan senang<br />
sekali.”<br />
Kepada situs alarabiya.net, Al-Mudhwahi<br />
mengatakan ia menulis artikel itu<br />
setelah membaca laporan studi akademik<br />
Dr Ali bin Abdulaziz al-Shabal dalam<br />
publikasi atas namaPemimpin Besar dua<br />
Masjid Suci.<br />
Mengomentari tuduhan Makkah<br />
Newspaper, managing editor The Independent<br />
Will Gore mengatakan dirinya<br />
tidak menyadari terjadi kesalahan penerjemahan<br />
itu.<br />
“Informasi untuk artikel itu juga kami<br />
dapat dari Dr Irfan al-Alawi, yang telah<br />
membaca langsung karya Dr Ali bin<br />
Abdulaziz al-Shabal,” ujar Gore.<br />
Dr Al-Alawi, masih menurut Gore,<br />
sangat prihatin dengan pendekatan yang<br />
dilakukan pemerintah Arab Saudi terhadap<br />
situs-situs suci di Makkah dan<br />
Madinah. The Independent mengklaim<br />
artikel itu eksklusif, dan banyak situs<br />
yang mendiskreditkan. (ini)<br />
5 Pemuda Merasa Dirugikan<br />
■ UU Pernikahan Harus Seagama Digugat<br />
“<br />
Negara harus<br />
membiarkan<br />
masyarakat yang<br />
memutuskan<br />
berdasarkan hati<br />
nurani dan<br />
keyakinannya sendiri<br />
untuk mengikuti atau<br />
tidak mengikuti<br />
ajaran agama dan<br />
kepercayaan yang<br />
dianutnya<br />
”<br />
Pemohon<br />
percayaannya. Atau dengan<br />
kata lain, negara ‘memaksa’<br />
agar setiap warga negaranya<br />
untuk mematuhi hukum a-<br />
gama dan kepercayaannya<br />
masing-masing dalam perkawinan.<br />
“Perkawinan yang tercantum<br />
dalam aturan tersebut<br />
akan berimplikasi pada tidak<br />
sahnya perkawinan yang dilakukan<br />
di luar hukum masing-masing<br />
agama dan kepercayaannya,”<br />
ujar pemohon<br />
dalam persidangan di<br />
gedung Mahkamah Konstitusi<br />
(MK), Jakarta Pusat, Kamis<br />
(4/9).<br />
Menurut Pemohon, peraturan<br />
tersebut menyebabkan<br />
ketidakpastian hukum bagi<br />
orang-orang yang hendak<br />
melakukan perkawinan di<br />
Indonesia karena penerapan<br />
hukum agama dan kepercayaan<br />
sangatlah bergantung<br />
pada interpretasi baik secara<br />
individual maupun secara institusional.<br />
Dalam permohonannya,<br />
Pemohon menegaskan sudah<br />
saatnya melepaskan ‘beban’<br />
negara untuk menanamkan<br />
nilai-nilai luhur agama dan<br />
kepercayaan kepada tiap warga<br />
negaranya.<br />
“Tanggung jawab tersebut<br />
harus dipikul sendiri oleh<br />
warga negara dan negara harus<br />
membiarkan masyarakat<br />
yang memutuskan berdasarkan<br />
hati nurani dan keyakinannya<br />
sendiri untuk mengikuti<br />
atau tidak mengikuti<br />
ajaran agama dan kepercayaan<br />
yang dianutnya,” ujar<br />
pemohon.<br />
Dalam petitumnya, pemohon<br />
memohon kepada Mahkamah<br />
untuk menyatakan<br />
Pasal 2 ayat (1) UU Nomor 1<br />
tahun 1974 tentang perkawinan<br />
bertentangan dengan<br />
Pasal 27 ayat (1), Pasal 28B<br />
ayat (‘1), Pasal 28D ayat (1),<br />
Pasal 28E ayat (1) dan (2), Pasal<br />
28I ayat (1), dan Pasal 29 ayat<br />
(2) tidak memiliki kekuatan<br />
hukum mengikat.<br />
Mahkamah Konstitusi (M-<br />
K) hari ini akan menggelar<br />
sidang pemeriksaan pendahuluan<br />
perkara uji materi Undang-Undang<br />
Nomor 1 tahun<br />
1974 tentang Perkawinan<br />
terhadap UUD 1945.<br />
Mahkamah akan menggelar<br />
sidang pemeriksaan perdana<br />
hari ini pukul 14.00 WIB.<br />
(tribunnews/kps/dtk)<br />
■<br />
0509/B18