Banjarmasin Post Jumat, 5 September 2014
NO. 151561 TH XLIII/ ISSN 0215-2987
NO. 151561 TH XLIII/ ISSN 0215-2987
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
8<br />
ambun Bungai<br />
<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong><br />
JUMAT 5 SEPTEMBER <strong>2014</strong><br />
ILUSTRASI<br />
Dulin Senang Dapat Material Bangunan<br />
WAJAH Dulin (50) begitu semringah,<br />
Kamis (4/9). Petugas kebersihan<br />
di lingkungan kantor Pemerintah<br />
Kota Palangkaraya, ini sangat<br />
senang setelah menerima sejumlah<br />
material bahan bangunan.<br />
Warga Kelurahan Petuk Ketimpun<br />
RT 04 RW 2, Kecamatan Jekanraya,<br />
Palangkaraya, itu kini bisa bernafas<br />
lega karena bisa segera memperbaiki<br />
rumah kayunya yang mulai reot. Ini<br />
setelah ia mendapatkan bantuan material<br />
bahan bangunan dari Kementerian<br />
Pembangunan Perumahan Rakyat.<br />
Ia tak mau senang sendiri. Dulin<br />
juga mengajak rekannya yang senasib<br />
untuk bisa mendapatkan bantuan<br />
perumahan tersebut.<br />
“Sungguh saya sangat senang, karena<br />
untuk mencari uang sendiri guna<br />
memperbaiki rumah, cukup sulit. Pekerjaa<br />
saya hanya petugas bersihbersih,”<br />
ucap Dulin.<br />
Baginya, bantuan semacam itu memang<br />
sangat ia butuhkan. Soalnya,<br />
selama ini bangunan rumahnya serta<br />
rumah beberapa warga setempat lainnya<br />
rata-rata terbuat dari bahan kayu<br />
yang mulai lapuk.<br />
Melalui Bappeda Kota Palangkaraya,<br />
ditargetkan sebanyak 305 kepala<br />
keluarga berpenghasilan rendah<br />
pada empat kelurahan di Kecamatan<br />
Jekanraya, Palangkaraya, Kalimantan<br />
Tengah, menerima bantuan tersebut.<br />
Mereka yang berhak menerima<br />
bantuan tersebut berupa bahan bangunan<br />
untuk pembangunan lantai,<br />
dinding dan atap rumah dengan total<br />
nilai Rp7,5 juta untuk rumah yang tidak<br />
layak huni.<br />
Asisten Deputi Sumber Daya Swadaya,<br />
bidang perumahan swadaya,<br />
Kementerian Perumahan Rakyat,<br />
Srinurhyati, mengatakan kriteria rumah<br />
tidak layak huni yakni jika bagian<br />
atap, lantai, dan dinding tidak layak.<br />
Seperti berbahan daun rumbia, atau<br />
papan berlubang serta lantai lapuk<br />
atau berlubang.<br />
“Yang seperti itu yang layak diberi<br />
bantuan sesuai dengan kriteria kami.<br />
Dengan begitu bisa ditingkatkan<br />
kualitasnya jadi lebih layak huni,”<br />
katanya.<br />
Sementara itu, Wakil Wali Kota Palangkaraya,<br />
Mofit Saptono Subagio,<br />
mengatakan, bantuan pembangunan<br />
perumahan tersebut sangat diharapkan<br />
bagi warga Palangkaraya.<br />
Apalagi sampai saat ini memang<br />
masih banyak warga berpenghasilan<br />
rendah yang memerlukan dana perbaikan<br />
perumahan. “Kami sangat berterima<br />
kasih atas adanya bantuan<br />
tersebut,” katanya. (tur)<br />
Rp 1,3 Triliun<br />
Dana Kehutanan<br />
Mengendap<br />
■ Terganjal Kaveling Izin Lahan<br />
PALANGKARAYA, BPOST -<br />
Banyaknya perizinan yang<br />
selama ini diberikan pada kawasan<br />
hutan, menjadi ganjalan<br />
utama pelaksanaan program<br />
Rehabilitasi Hutan dan<br />
Lahan (RHL) di Kalteng. Akibatnya,<br />
sekitar Rp 1,3 triliun<br />
Dana Bagi Hasil (DBH) Dana<br />
Reboisasi yang dialokasikan<br />
pemerintah tak semua bisa<br />
termanfaatkan.<br />
Bak menepuk air di dulang,<br />
para bupati/wali kota se-Kalteng<br />
pun ramai-ramai meminta<br />
agar pemerintah pusat<br />
menerbitkan regulasi baru.<br />
Tujuannya agar diberi kelonggaran<br />
dalam pemanfaatan<br />
dana dimaksud.<br />
“Sampai saat ini kami punya<br />
DBH untuk Kalteng sebesar<br />
Rp 1,3 triliun. Masalahnya,<br />
semua hutan produksi sudah<br />
dikaveling HPH,” ujar Dirjen<br />
Bidang Pemanfaatan Hutan Kemenhut<br />
Hilman Nugroho MD,<br />
Kamis (4/9), di Palangkaraya.<br />
Hilman berbicara pada rapat<br />
koordinasi dan bimbingan<br />
teknis percepatan pembangunan<br />
kesatuan pengelolaan<br />
hutan (KPH) serta kegiatan<br />
rehabilitasi hutan dan lahan<br />
dana bagi hasil SDA kehutanan<br />
dana reboisasi di Kalteng.<br />
Selain dari pejabat teknis kehutanan,<br />
peserta juga berasal<br />
dari bupati/wali kota se-Kalteng<br />
yang ketika itu langsung<br />
dipandu Gubernur Agustin<br />
Teras Narang.<br />
Menurut dia, DBH DR secara<br />
khusus diperuntukkan<br />
bagi kegiatan RHL. Sumbernya<br />
berasal dari perimbangan<br />
40 persen penerimaan Dana<br />
Provisi Sumber Daya Hutan<br />
(PSDH) Dana Reboisasi (DR)<br />
yang selama ini dibayar dari<br />
produksi kehutanan.<br />
Dengan kondisi banyak<br />
“<br />
Sampai saat ini kami<br />
punya DBH untuk<br />
Kalteng sebesar Rp<br />
1,3 triliun.<br />
Masalahnya, semua<br />
hutan produksi sudah<br />
dikaveling HPH<br />
“<br />
HILMAN NUGROHO MD<br />
Dirjen Pemanfaatan Hutan<br />
hutan dan lahan kritis yang<br />
telah diberikan perizinan,<br />
praktis program DBH DR<br />
tidak bisa dilaksanakan pada<br />
kawasan lahan dimaksud. Itu<br />
karena, dalam ketentuan lokasi<br />
kegiatan harus bebas perizinan,<br />
baik pada hutan produksi,<br />
konservasi, atau APL<br />
(Areal Penggunaan Lain) yang<br />
kondisinya kritis.<br />
Hilman menyebut, setidaknya<br />
ada 4,6 hektare lahan di<br />
Kalteng yang kondisinya kritis.<br />
Tiga juta hektare di antaranya<br />
berada di kawasan hutan<br />
dan selebihnya di luar hutan.<br />
Dari Rp 1,3 triliun DBH DR<br />
RHL Kalteng yang kini mengendap,<br />
alokasi terbesar antara<br />
lain bagi Barito Utara dan<br />
Kotawaringin Timur. Kedua<br />
kabupaten itu masing-masing<br />
diproyeksi mendapat Rp 170<br />
miliar dan Rp 120 miliar.<br />
“Kami berharap, ada regulasi<br />
yang memudahkan bagi<br />
kami untuk menggunakan<br />
dana yang ada. Belum seluruhnya<br />
dana digunakan karena<br />
kami tidak berani mengingat<br />
dulu pernah program reboisasi<br />
justru jadi bulan-bulanan<br />
padahal telah dilaksanakan,”<br />
komentar Plt Bupati Gunungmas<br />
Arton S Dohong.<br />
Dari 32 miliar DBH DR RHL<br />
yang dialokasi bagi Gunungmas,<br />
dinyatakan hanya Rp 8<br />
miliar yang bisa dimanfaatkan.<br />
Selebiihnya Rp 24 miliar, sama<br />
sekali tidak bisa mereka serap<br />
karena banyaknya kendala di<br />
lapangan.<br />
Hal serupa juga diakui Bupati<br />
Murungraya Perdie M<br />
Yoseph. “Apalagi di kawasan<br />
hutan atau lahan yang kepemilikannya<br />
telah diklaim masyarakat.<br />
Lokasi lahan kritis<br />
yang clean dan clear sulit ditemukan,”<br />
kata dia. (ami)<br />
Teras Merasa Malu<br />
GUBERNUR Teras Narang mengatakan permasalahan<br />
tersebut perlu jadi perhatian bersama. Mengingat, dana yang<br />
tersedia akan memberikan manfaat bagi masyarakat<br />
apabila dapat dilaksanakan sesuai ketentuan.<br />
“Secara nasional kita malu, karena tidak bisa menggunakan<br />
dana itu sepenuhnya. Tapi kita juga dihadapkan pada<br />
ketentuan yang ada,” ucap Teras.<br />
Secara khusus sampai akhir pertemuan, belum ada kesimpulan<br />
mendasar atas keinginan terhadap perubahan<br />
regulasi yang kini menjadi penyebab kegalauan para kepala<br />
daerah dalam pemanfaatan DBH DR RHL tersebut. Apalagi<br />
berbicara kewenangan, kebijakan membuat regulasi berada<br />
di Menteri Kehutanan. (ami)<br />
Kios Sepi, Ratna Ingin Pindah<br />
KUALAKAPUAS, BPOST -<br />
Pasar blok R di Jalan Anggrek,<br />
Kapuas, tahun lalu telah dibangun<br />
permanen. Bahkan,<br />
dilengkapi kios rolling door<br />
serta lapak untuk penjual sayuran.<br />
Namun sampai sekarang<br />
pemanfaatannya belum maksimal.<br />
Masih ada lapak yang<br />
kosong dan kios yang tidak<br />
ditempati. Tapi, anenya Dinas<br />
Perindustrian, Perdagangan<br />
dan Koperasi berencana untuk<br />
memperluas pasar tersebut.<br />
Konsepnya pun sama<br />
yaitu bangunan pasar yang<br />
dilengkapi dengan 46 kios<br />
dan lapak. Tak tanggungtanggung,<br />
Disperindagkop<br />
membangun pasar dengan<br />
biaya Rp 2.4 miliar dan ditambah<br />
dengan pembangunan<br />
kios yang dikerjakan oleh<br />
Dinas Pekerjaan Umum dengan<br />
anggaran Rp 1 miliar.<br />
Pembangunan rencananya<br />
dilakukan tepat disebelah pasar<br />
block R yang lama, dengan<br />
luas 18x50 meter. Namun sayangnya<br />
rencana ini tak sepenuhnya<br />
didukung oleh para<br />
pedagang.<br />
Seperti yang diungkapkan<br />
oleh Ratna, pedagang beras<br />
yang berjual di kios yang baru<br />
saja dibangun dengan biaya<br />
sewa 1.390.000 pertahun.<br />
Ia mengaku berencana untuk<br />
pindah karena sangat sepi<br />
pembeli. Pembeli lebih memilih<br />
untuk membeli di pasar<br />
Block R lama. “Harganya<br />
memang sedikit berbeda, karena<br />
kami juga dibebani dengan<br />
biaya sewa kios,” ungkapnya,<br />
Kamis (4/9).<br />
Ratna mengatakan saat<br />
baru buka memang banyak<br />
pedagang yang berebut untuk<br />
bisa menyewa kios, namun<br />
setelah beberapa bulan<br />
berjualan dan ternyata sepi<br />
banyak yang ingin pindah.<br />
“Lihat saja masih siang sudah<br />
banyak yang tutup karena<br />
sepi pembeli,” ujarnya.<br />
Pembangunan Pasar Block<br />
R juga terkesan seadanya.<br />
Pekerjaan yang baru selesai<br />
dikerjakan Desember 2013<br />
lantainya sudah banyak yang<br />
retak dan berlubang. Tiga toilet<br />
yang terdapat dibelakang<br />
pasar pun seperti belum jadi,<br />
banyak lantai dan dinding<br />
yang telah terkikis air karena<br />
hanya di semen.<br />
Kepala Bidang Perdagangan<br />
Disperindagkop Bahruddin<br />
mengaku pelebaran pasar<br />
Block R dilakukan untuk mengurangi<br />
banyaknya pedagang<br />
liar yang berjualan di<br />
badan Jalan Mawar yang dapat<br />
mengganggu lalu lintas.<br />
Direncanakan pembangunan<br />
pasar yang baru akan<br />
lebih sempurna karena berlantai<br />
keramik. Bahruddin menambahkan<br />
selain pembangunan<br />
pasar juga sekaligus<br />
pembuatan irigasi. “Kenapa<br />
anggarannya banyak, karena<br />
memang banyak yang dikerjakan<br />
sehingga pasar bisa<br />
langsung jadi secara keseluruhan,”<br />
ungkapnya.<br />
Pembangunan direncakana<br />
BANJARMASIN POST GROU/RENI KURNIA WATI<br />
BEGINILAH kondisi Pasar Blok R yang sepi aktivitas.<br />
dimulai pada Oktober <strong>2014</strong>.<br />
“Kami yakin akan selesai pekerjaan<br />
selama tiga bulan,”<br />
ungkapnya.<br />
Saat pembangunan, pedagang<br />
akan dipindahkan<br />
sementara ke Jalan Melati dan<br />
ke bagian depan atau halaman<br />
pasar block R lama. Ini karena<br />
akan dilakukan pembongkaran<br />
total.<br />
Tahun <strong>2014</strong> hanya pembangunan<br />
pasar block R yang<br />
mendapatkan anggaran. Sedangkan<br />
untuk pasar tradisional<br />
di kecamatan tidak ada<br />
yang mendapat anggaran perbaikan.<br />
BANJARMASIN POST GROUP/FATURAHMAN<br />
WISATA BANTARAN - Pemerintah Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, mulai membenahi bantaran Sungai Kahayan sebagai kawasan<br />
wisata. Salah satunya membenahi siring yang ada di tepi sungai tersebut sehingga kini makin banyak dikunjungi warga.<br />
KUALAKAPUAS, BPOST -<br />
Distribusi air bersih (leding)<br />
Perusahaan Daerah Air Minum<br />
(PDAM) sampai sekarang<br />
masih belum sepenuhnya<br />
lancar. Di beberapa lingkungan<br />
permukiman bahkan<br />
masih sering tersendat.<br />
Keluhan warga pun sering<br />
terdengar. Seperti yang dialami<br />
Ira Paramita, warga Jalan<br />
Jawa, Kecamatan Selat,<br />
yang harus rela menunggu<br />
hingga tengah malam untuk<br />
sekadar mendapatkan air<br />
bersih.<br />
Ia mengaku air hanya akan<br />
mengalir saat malam sekitar<br />
pukul 22.00 WIB. Jika ada<br />
mengalir sebelum jam itu pasti<br />
dengan aliran air yang sangat<br />
kecil. Hal ini bukan hanya<br />
dirasakannya, karena ketika<br />
bertanya kepada tetangganya<br />
pun mengalami hal yang<br />
sama.<br />
Padahal tak sedikit pasar<br />
tradisional yang rusak parah<br />
seperti di Desa Lupakdalam<br />
yang menjadi pasar pusat<br />
kecamatan Kapuaskuala.<br />
Meskipun pasar tersebut<br />
sempat digadang-gadang<br />
akan mendapat perbaikan<br />
tahun ini.<br />
Tapi, sepertinya warga Desa<br />
Lupakdalam harus lebih<br />
bersabar lagi. “Rencananya<br />
Pasar Lupakdalam memang<br />
akan diperbaiki tahun ini,<br />
namun ternyata diundur. Semoga<br />
bisa direalisasikan tahun<br />
depan lagi,” tambah Bahruddin.<br />
(nia)<br />
Ira Terpaksa Begadang<br />
Tunggu Air Mengalir<br />
“Tidak nyenyak tidur karena<br />
air hanya mengalir dimalam<br />
hari, setelah penuh di<br />
bak mandi memindahkan<br />
lagi ke penampungan air<br />
yang khusus untuk memasak.<br />
Kalau sudah pagi tidak<br />
mengalir lagi,” ungkap Ira,<br />
kemarin.<br />
Hal seperti itu kerap membuatnya<br />
geram, karena saat<br />
ingin mencuci disiang hari ternyata<br />
air tidak mengalir. Bahkan<br />
tak jarang Ira harus menunggu<br />
hingga malam hari<br />
untuk mandi. “Air mengalir<br />
lancar pada siang hari hanya<br />
pada hari Sabtu dan Minggu,”<br />
tambahnya.<br />
Ia mengaku memang belum<br />
sempat melakukan pengaduan<br />
kepada PDAM meskipun<br />
hal ini sudah terjadi sekitar<br />
tiga bulan terakhir. Pasalnya<br />
banyak pekerjaan rumah<br />
yang harus ia tangani.<br />
Direktur PDAM Kapuas<br />
Widodo mengatakan distribusi<br />
air bersih untuk wilayah<br />
Kualakapuas tidak ada gangguan.<br />
“Lancar saja selama 24<br />
jam.”<br />
Jika ada yang mengalir hanya<br />
malam saja, Widodo mengatakan<br />
kemungkinan hanya<br />
ada gangguan lokal. Hal<br />
itu bisa terjadi karena beberapa<br />
kemungkinan. Di antaranya<br />
sambungan PDAM sudah<br />
sangat lama, ada penyumbatan<br />
pada pipa, meteran tersumbat<br />
tersumbat atau tetangga<br />
sedang mengambil air secara<br />
bersamaan yang kemungkinan<br />
aliran air kecil.<br />
“Tapi itu pun tidak mati total.<br />
Hanya aliran air saja yang<br />
kecil,” ujarnya saat ditemui<br />
B<strong>Post</strong> diruangannya, Kamis<br />
(4/9).<br />
Dikatakannya, yang mengalami<br />
gangguan justru di<br />
Kelurahan Barimba, karena<br />
pipa PDAM hanya ada satu<br />
yang menyebabkan pengaliran<br />
air baru bisa dilakuakan sekitar<br />
pukul 15.00 WIB. Saat<br />
pagi dan siang hari pipa digunakan<br />
untuk mengalirkan<br />
air yang dari Barimba ke Kapuas.<br />
Warga juga diminta untuk<br />
berhemat karena sudah dua<br />
bulan air asin. Kandungan<br />
garam masih sangat tinggi,<br />
dalam satu liter air terdapat<br />
172 mili gram kadar garam<br />
dimana normalnya untuk<br />
bisa langsung diolah adalah<br />
dibawah 20 miligram per<br />
liternya.<br />
“Tidak bisa dipastikan sampai<br />
kapan, karena masih ada<br />
kemungkinan terjadi pasang<br />
pendua dimana ketika air asin<br />
belum surut tapi sudah pasang<br />
lagi yang juga air asin,” terang<br />
Widodo. (nia)<br />
Warga Ramai-ramai Bayar Pajak<br />
PALANGKARAYA, BPOST -<br />
Kantor pelayanan pajak daerah,<br />
Dinas Pendapatan Daerah<br />
Kota Palangkaraya, Kamis (4/<br />
9) ramai didatangi warga. Mereka<br />
berbondong-bondong<br />
ingin membayar pajak bumi<br />
dan bangunan (PBB).<br />
Saking ramainya, meja pelayanan<br />
pengurusan PBB pun<br />
ditambah yang awalnya hanya<br />
tiga meja saat ini mencapai<br />
enam meja.<br />
Ruangan pada bangunan<br />
kantor tersebut tidak memungkinkan<br />
untuk memberikan<br />
pelayanan.<br />
Petugas pelayanan pembayaran<br />
pajak pun akhirnya<br />
ditempatkan di teras kantor<br />
pelayanan pajak daerah tersebut.<br />
Itu pun belum bisa secara<br />
cepat dalam memberikan<br />
pelayanan pajak kepada warga<br />
yang ingin membayar PBB<br />
tersebut, sehingga banyak warga<br />
yang tepaksa antre untuk<br />
menunggu giliran membayar.<br />
Beberapa warga yang mengurus<br />
pembayaran PBB, mengatakan,<br />
mereka memang<br />
sengaja datang untuk membayar<br />
PBB. Soalnya, selain<br />
pembayaran pajak dilakukan<br />
secara gratis, pihaknya juga<br />
akan memberi doorprize yang<br />
diundi tiap kupon pembayaran<br />
pajak.<br />
“Saya bersama keluarga<br />
datang ke sini karena ada sosialisasi.<br />
Katanya, jika membayar<br />
PBB kurun waktu dua<br />
hari ini akan diberi hadiah,”<br />
ucap Marzuki, warga.<br />
Kepala Dispenda Pemko<br />
Palangkaraya, Hera Nugrahayu,<br />
mengatakan pihaknya<br />
memang menyediakan sejumlah<br />
doorprize kepada warga<br />
yang membayar PBB.<br />
Itu dikatakannya sebagai<br />
stimulan agar warga menjadi<br />
terangsang dalam membayar<br />
PBB. “Ada berbagai hadiah<br />
yang kami sediakan, tetapi<br />
yang mengurus PBB pada hari<br />
ini saja, besok udiannya diberikan.<br />
Kami menargetkan<br />
sebanyak-banyaknya pembar<br />
pajak,” katanya.<br />
Menurut dia, sesuai target<br />
untuk pemasukan dari PBB<br />
yang awalnya kami rencanakan<br />
sebesar Rp 7 miliar tahun<br />
ini. Soalnya, animo masyarakat<br />
cukup tinggi pihaknya<br />
meningkatkan jadi Rp 9 miliar.<br />
“Saat ini, 40 persennya sudah<br />
masuk, semoga dalam<br />
waktu beberapa bulan ini yang<br />
tersisa, target yang kami i-<br />
nginkan bisa tercapai,” sebut<br />
Mantan Kadisperindagkop<br />
Palangkaraya ini. (tur)<br />
BANJARMASINPOST GROUP/FATURAHMAN<br />
RATUSAN warga, Kamis (4/9), berjubel mendatangi kantor pelayanan<br />
pajak daerah untuk membayar PBB karena disediakan hadiah.