01.11.2014 Views

Pengembangan Program PRIMA TANI - Pusat Sosial Ekonomi dan ...

Pengembangan Program PRIMA TANI - Pusat Sosial Ekonomi dan ...

Pengembangan Program PRIMA TANI - Pusat Sosial Ekonomi dan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Prima Tani berhasil mengintroduksikan inovasi teknologi, membina <strong>dan</strong><br />

memotivasi kelembagaan kelompok tani untuk bangkit <strong>dan</strong> menumbuhkan<br />

kelembagaan penunjangnya, sehingga mereka dapat mengadopsi inovasi<br />

komponen teknologi yang diperbaiki (PTT padi sawah) <strong>dan</strong> sudah mulai<br />

mengadopsi inovasi paket teknologi introduksi (seperti pengembangan<br />

semangka).<br />

34. <strong>Pengembangan</strong> Prima Tani menjadi kelembagaan agroindustrial pedesaan (AIP)<br />

memerlukan waktu, partisipatif, kepercayaan masyarakat, pelayanan, pembinaan<br />

terpadu secara intensif, jaminan keberhasilan <strong>dan</strong> manfaat bagi masyarakat. Hal<br />

ini karena kondisi masyarakat petani masih perlu banyak pemberdayaan.<br />

Disamping itu, masalah utama dalam pengembangan kelembagaan AIP adalah<br />

sulitnya membuat keterkaitan yang saling menguntungkan antar kelembagaan,<br />

aturan main yang kurang jelas, lemahnya dukungan kebijakan, mental pasif dari<br />

masyarakat <strong>dan</strong> belum jelasnya tolok ukur keberhasilan.<br />

35. Agar dalam pelaksanaan mengembangkan Prima Tani dapat terlaksana sesuai<br />

rancang bangun yang dibuat maka perlu untuk dilihat <strong>dan</strong> disusun kembali secara<br />

lebih jelas peran, keterkaitan <strong>dan</strong> langkah–langkah pengembangannya sehingga<br />

tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi. Untuk memudahkan evaluasi,<br />

sebaiknya target yang ingin dicapai dalam roadmap harus jelas tolok ukurnya,<br />

maka dalam melaksanakannya perlu ada dokumen dari semua kegiatan yang<br />

dilakukan baik <strong>dan</strong>a yang digunakan, pengelolaannya, kegiatannya sendiri <strong>dan</strong><br />

output yang dihasilkan dari kegiatan tersebut.<br />

36. Pembentukan lembaga, apalagi lembaga Kelompok Kolaborasi, perlu pendekatan<br />

yang sangat partisipatif dari seluruh masyarakat, <strong>dan</strong> hindari dominasi sedikit elit<br />

saja. Khusus untuk lembaga yang sifatnya sekunder (representatif <strong>dan</strong><br />

koordinatif), pembentukan <strong>dan</strong> manajemen operasionalnya tetap membutuhkan<br />

partisipasi warga, meskipun secara tidak langsung.<br />

37. Di Kabupaten Magelang (Jateng), berdasarkan faktor – faktor keberhasilan <strong>dan</strong><br />

beberapa kelemahan yang ada tersebut disarankan a<strong>dan</strong>ya tindak lanjut untuk<br />

keberlanjutan usaha ternak sapi potong yaitu perlu ditinjau kembali apakah model<br />

kelompok atau rumah tangga yang sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi <strong>dan</strong><br />

budaya masyarakat setempat. Peternak hendaknya diberi keleluasaan memilih<br />

model usahatani ternak potong yang sesuai. Dikawatirkan bahwa sistem<br />

kan<strong>dan</strong>g kelompok yang ada hanya merupakan model percontohan bukan model<br />

yang diinginkan masyarakat. Hal ini yang menggambarkan belum optimalnya<br />

PRA yang dilaksanakan di Prima Tani Magelang. Perlu dijajagi model usaha<br />

ternak terpadu skala rumah tangga, karena kemungkinan besar skala rumah<br />

tangga lebih bisa diterima masyarakat petani secara luas, tentunya dibawah<br />

pembinaan Gapoktan sebagai lembaga usaha bersama.<br />

38. Respon <strong>dan</strong> partisipasi aktif masyarakat Banyuroto distimulasi oleh kemampuan<br />

tokoh masyarakat untuk ikut memberikan pemahaman, pan<strong>dan</strong>gan ke depan (cita<br />

RE-9

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!