Prosiding Workshop Nasional Jakarta 24 Juli 2007 - ITTO
Prosiding Workshop Nasional Jakarta 24 Juli 2007 - ITTO
Prosiding Workshop Nasional Jakarta 24 Juli 2007 - ITTO
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
IMPLEMENT ASI CITES<br />
01 INDONESIA<br />
• Contoh kasus: Perdagangan Ramin<br />
• Ekonomi<br />
Kayu Ramin merupakan spesies yang<br />
bernilai tinggi, dimana produknya<br />
sebagian besar untuk ekspor sehingga<br />
dapat meningkatkan PNBP negara<br />
• Ekologi<br />
Kayu Ramin merupakan spesies asH<br />
Indonesia sehingga keberadaan harus<br />
dipertahankan dan pemanfaatannya<br />
harus lestari.<br />
MENGAPA MEMASUKKAN<br />
RAMIN DALAM KONTROL<br />
CITES<br />
• Populasi Ramin Indonesia mengalami<br />
penurunan tajam dalam kurun waktu 20<br />
tahun sebesar 90% => perlu penanganan<br />
segera;<br />
• /IIegallogging sangat marak (termasuk<br />
ramin) -7dipicu oleh international demands;<br />
• Indikasi penurunan ramin di hutan produksi<br />
• Diperparah oleh maraknya illegal logging di<br />
kawasan konservasi (TN. Tanjung Puting);<br />
• CITES merupakan mekanisme kontrol yang<br />
saat ini ada di tingkat internasional.<br />
DATA PRODUKSI RAMIN<br />
Tahun Realisasi (m 3 ) Keterangan<br />
1991/1992 900.000<br />
1993 -<br />
1994 665,<strong>24</strong>5<br />
1995 655,366<br />
1996 601,130<br />
1997 489,298 termasuk dari<br />
PLG 1 juta ha<br />
1998 292,176<br />
1999 371,984<br />
2000 25,000<br />
2001 Stop Moratorium<br />
2002 I 8000<br />
RAMIN DALAM App III<br />
• Berlaku sejak 6 Agustus 2001<br />
• Appendix-Ill: jenis yang oleh negara tertentu<br />
diinginkan untuk dikontrol secara<br />
internasional melalui mekanisme CITES.<br />
• App III Anotasi #1, berarti seluruh bentuk<br />
spesimen baik dalam bentuk log, kayu<br />
gergajian, dan finished products dikontrol<br />
melalui sistem perijinan CITES.<br />
• seluruh perdagangan ramin memerlukan izin<br />
atau sertifikat yang diterbitkan oleh CITES<br />
Management Authority atau otorita yang<br />
kompeten.<br />
•<br />
Zero quota untuk 2001 -7 moratorium<br />
penebangan;<br />
•<br />
•<br />
•<br />
Inventarisasi stock ramin yang ditebang<br />
sebelum tahun 2001;<br />
S/d 31 Dec 2001 -7 hanya kayu stock dapat<br />
diekspor;<br />
Setelah 31 Dec 2001 -7 hanya HPH<br />
Sertifikat Pengelolaan Hutan Alam Lestari<br />
(SPHAL) bisa mengekspor dengan kuota -7<br />
hanya 1 perusahaan HPH: PT Diamond<br />
Raya Timber;<br />
• Kuota tahunan 8000 m3 ;<br />
•<br />
Peredaran dalam negeri -7 tetap<br />
menggunakan SKSHH), log tracking system<br />
EFFECTIVITAS ApPENDIXMIII<br />
LISTING<br />
Sampai batas tertentu -7 membantu<br />
•<br />
mengendalikan iIIegal/ogging dan iIIega/<br />
trade -7 illegal logging di Kawasan<br />
Konservasi menurun, sejalan dengan<br />
meningkatnya law enforcement;<br />
•<br />
•<br />
Digagalkan dan ditangkapnya<br />
penyelundupan di Malaysaia, Singapore,<br />
Inggris, USA, China dan Taiwan;<br />
Kerja sama internasional sangat diperlukan<br />
khususnya negara tujuan illegal trade<br />
(Malaysia dan Singapore).<br />
8 - PROSIDING WORKSHOP NASIONAL