30.12.2014 Views

Buletin Diare - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Buletin Diare - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Buletin Diare - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

tenaga kesehatan yang dapat melakukan<br />

tatalaksana kepada penderita diare. Tempat yang<br />

dapat dijadikan sebagai Pusat Rehidrasi adalah<br />

tempat yang terdekat dari lokasi KLB diare dan<br />

terpisah dari pemukiman.<br />

Tugas-tugas di Pusat Rehidrasi :<br />

1) Memberikan pengobatan penderita diare<br />

sesuai dengan tatalaksana standar serta<br />

mencatat perkembangan penderita<br />

2) Melakukan pencatatan penderita : nama, umur,<br />

jenis kelamin, alamat lengkap, masa inkubasi,<br />

gejala, diagnosa/klasifikasi dan lain-lain.<br />

3) Mengatur logistik obat–obatan dan lain lain.<br />

4) Pengambilan sampel usap dubur penderita<br />

sebelum diterapi.<br />

5) Penyuluhan kesehatan kepada penderita dan<br />

keluarganya.<br />

6) Menjaga agar Pusat Rehidrasi tidak menjadi<br />

sumber penularan (dengan mengawasi<br />

pengunjung, isolasi dan desinfeksi).<br />

7) Membuat laporan harian/mingguan penderita<br />

diare baik rawat jalan maupun rawat inap.<br />

8) Sistem rujukan<br />

c. Penemuan penderita <strong>Diare</strong> secara aktif untuk<br />

mencegah kematian di masyarakat, dengan<br />

kegiatan :<br />

1) Penyuluhan intensif agar penderita segera<br />

mencari pertolongan.<br />

2) Mengaktifkan Posyandu sebagai Pos Oralit.<br />

3) Melibatkan Kepala Desa/RW/RT atau tokoh<br />

masyarakat untuk membagikan oralit kepada<br />

warganya yang diare<br />

d. Analisis tatalaksana penderita untuk memperoleh<br />

gambaran :<br />

1) Ratio pengunaan obat (oralit, Zinc, RL,<br />

antibiotika)<br />

2) Proporsi derajat dehidrasi<br />

3) Proporsi penderita yang dirawat di Pusat<br />

Rehidrasi.<br />

4) Dan lain-lain<br />

Pra dan Saat KLB<br />

Setelah KLB/wabah tenang, beberapa kegiatan yang perlu<br />

dilakukan :<br />

a. Pengamatan intensif masih dilakukan selama 2<br />

minggu berturut-turut (2 kali masa inkubasi<br />

terpanjang), untuk melihat kemungkinan timbulnya<br />

kasus baru.<br />

b. Perbaikan sarana lingkungan yang diduga<br />

penyebab penularan.<br />

c. Promosi kesehatan tentang PHBS<br />

PENCEGAHAN DIARE<br />

Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan<br />

efektif yang dapat dilakukan adalah :<br />

Perilaku Sehat<br />

1. Pemberian ASI<br />

ASI adalah makanan paling baik untuk bayi.<br />

Komponen zat makanan tersedia dalam bentuk yang<br />

ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap secara<br />

optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup untuk<br />

menjaga pertumbuhan sampai umur 6 bulan. Tidak<br />

ada makanan lain yang dibutuhkan selama masa ini.<br />

ASI bersifat steril, berbeda dengan sumber susu lain<br />

seperti susu formula atau cairan lain yang disiapkan<br />

dengan air atau bahan-bahan dapat terkontaminasi<br />

dalam botol yang kotor. Pemberian ASI saja, tanpa<br />

cairan atau makanan lain dan tanpa menggunakan<br />

botol, menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan<br />

organisme lain yang akan menyebabkan diare.<br />

Keadaan seperti ini di sebut disusui secara penuh<br />

(memberikan ASI Eksklusif).<br />

Bayi harus disusui secara penuh sampai mereka<br />

berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan dari kehidupannya,<br />

pemberian ASI harus diteruskan sambil ditambahkan<br />

dengan makanan lain (proses menyapih).<br />

ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik<br />

dengan adanya antibodi dan zat-zat lain yang<br />

dikandungnya. ASI turut memberikan perlindungan<br />

terhadap diare. Pada bayi yang baru lahir, pemberian<br />

ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih<br />

besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang<br />

disertai dengan susu botol. Flora normal usus bayi<br />

yang disusui mencegah tumbuhnya bakteri penyebab<br />

botol untuk susu formula, berisiko tinggi menyebabkan<br />

diare yang dapat mengakibatkan terjadinya gizi buruk.<br />

23

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!