02.01.2015 Views

Media Future: - Jabatan Kemajuan Islam Malaysia

Media Future: - Jabatan Kemajuan Islam Malaysia

Media Future: - Jabatan Kemajuan Islam Malaysia

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

atau institusi besar dalam politik dan ekonomi serta sosial dengan masyarakat. Corak<br />

aliran kuasa penentu dalam membuat transofrmasi dan reformasi seperti semakin pantas<br />

berpihak pada internet dan media-medianya. Institusi sistem parti telah turut berubah<br />

dengan tekanan media-media baru ini, sekira dahulunya ia hanya menjadi semacam milik<br />

kumpulan dinasti yang mengawal segala proses hubungan terhadap informasi, dengan<br />

masyarakat maka hari ini internet telah mengheret setiap individu memasuki ruang politik<br />

secara efektif.<br />

Graviti ekoposial elitis semakin melemah, dan internet telah menjadi suatu perkara yang<br />

boleh mengubah kepercayaan politik dalam hanya beberapa saat, sebaik informasi<br />

dibentuk dan disebarkan. Meski informasi masih lagi subjektif, namun akibat kekuatan<br />

graviti internet dengan jumlah pengguna yang semakin berkembang, seperti Facebook<br />

misalnya dengan penyertaan 1 bilion berpartisipasi maka tentulah informasi dalam bentuk<br />

apapun, akan berubah makna, fungsi dan nilainya. Suatu ketika dahulu ia seperti kisah<br />

dongeng dalam hikayat-hikayat, namun sebalik dongeng ini disebarkan selepas dibentuk,<br />

proses merealisasikan faktualnya akan terjadi, dan inilah informasi.<br />

Persepsi Adalah Informasi.<br />

Weblog/blogosfera dan media sosial (sosialsfera) telah berkembang dengan terlalu pesat<br />

dan berada dalam posisi paling berpengaruh dalam kepolitikan <strong>Malaysia</strong>. Potensi media<br />

baru dan teknologi kreatif sebagai jentera pemacu kepercayaan dan pengaruh telah<br />

berkembang dengan luarbiasanya dalam persaingan politik di kalangan politikawan di<br />

seluruh dunia, dan persepsi-persepsi telah ditaburkan dan disebarluaskan non-henti<br />

sehingga stagnansi kepercayaan politik akhirnya bergerak dan berubah. Nilai-nilai<br />

singularisme dalam media tradisi akhirnya terpanah dan terpasung dengan kemunculan<br />

blog dan aplikasi jaringan sosial yang begitu pluralisme, dan saling reaktif dan responsif.<br />

<strong>Media</strong>-media konvensional ini akhirnya terperangkap dalam tekanan partisipasi sosial<br />

serta demokrastisasi media yang dibangunkan oleh internet, menjadikan bentuk dan<br />

kandungan media tradisi seperti akhbar dan televisyen lebih mengarah untuk mengikut<br />

rentak-rentak perilaku kelompok pengguna media baru yang masih ghairah dengan<br />

kebebasan teknologinya. Ini menyebabkan media konvensional terpaksa mengubah<br />

perilakunya untuk seiring dengan perilaku sosial yang sedang terjadi, lalu media tradisi ini<br />

akhirnya terperangkap apabila media baru dengan menggunakan fungsi-fungsi ‘link’ dan<br />

‘search’ lebih memudahkan informasi dinilai, diteliti dan ditentukan perilakunya manakala<br />

media konvensional telah dianggap kembali ke sisi primitif . <strong>Media</strong> baru telah mengubah<br />

hampir keseluruhan cara bekerja dengan informasi, terutama di kalangan remaja dan<br />

profesional sehingga mengubah struktur ekoposial dan penghidupan.<br />

Masakini memperlihatkan lebih ramai orang berpindah ke Internet untuk mencari apa<br />

yang berlaku di dunia (Hachten and Scotton 2007, 58, 56), dan organisasi-organisasi<br />

berita yang dilanggani oleh khalayak-khalayak pasif akhirnya terpaksa berurusan dengan<br />

pengguna-pengguna internet yang telah mencampak jauh sumber-sumber berita dari<br />

media tradisi ini dalam menemukan apakah yang diinginkan oleh mereka sekira ingin<br />

mengembalikan pengaruh kepercayaan ini. Tentulah bukan hanya kebimbangan dengan<br />

sirkulasi yang semakin merosot, dan jumlah kutipan dari iklan-iklan semakin mengecil<br />

kerana semuanya bergerak menuju ke ruang internet yang semakin membesar pasaran<br />

penggunanya. Kawalan media-media tradisi terhadap agenda berita dan informasi<br />

mereka mula terbuka pada cabaran yang dihasilkan oleh gejuis-gejuis atau para blogger<br />

yang tidak terkira jumlahnya dan begitu mudah menerbitkan informasi dan komentarkomentar<br />

ekoposial yang mereka merasakan sangat relevan dan penting. Dan Gillmor<br />

(2006: 26) berpandangan sikap, idealisme dan operasional media baru dan internet yang<br />

kontras sama sekali dengan amalan singularisme atau dari satu kepada ramai dalam<br />

alamiah media tradisi seperti akhbar dan televisyen; kepada amalan dari ramai kepada<br />

ramai dalam alamiah blog, media sosial seperti Facebook dan Twitter yang distinksi di<br />

15

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!