LATAR BELAKANG - Direktorat Jenderal Industri Agro
LATAR BELAKANG - Direktorat Jenderal Industri Agro
LATAR BELAKANG - Direktorat Jenderal Industri Agro
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
kompetisi pasar. Integrasi ditentukan oleh unsur perencanaan dan<br />
ketersediaan kapital.<br />
• Di berbagai negara yang telah mengembangkan klaster industri<br />
petrokimia, pemeran kunci (champion) dari suatu klaster industri<br />
petrokimia adalah industri kilang minyak.<br />
• Di Singapura, klaster petrokimia di Pulau Jurong diawali dengan<br />
dibangunnya bebrapa industri kilang minyak cukup besar di Pulau Ayer<br />
Chawan, Pulau Pesek, dan Pulau Merlimau. Setelah pengilangan<br />
berdiri, komplek petrokimia pertama Singapura didirikan di Pulau Ayer<br />
Merbau.<br />
• Di Port Antwerp – Belgia, industri petrokimia juga berkembang dengan<br />
sistem klaster, dimana pemeran kuncinya (champion) adalah dua buah<br />
industri refinery di Port of Antwerp dan Unit Petrochim’s Ethylene<br />
Oxide di Marshal Doc. Klaster dikelola oleh suatu badan otoritas<br />
tersendiri.<br />
• Di Belanda, klaster industri petrokimia berada di Pelabuhan<br />
Rotterdam, yang merupakan salah satu pusat utama industri minyak<br />
bumi dan kimia pada beberapa dekade ini.<br />
1.4. Permasalahan yang Dihadapi <strong>Industri</strong> Petrokimia<br />
a. Permasalahan yang dihadapi industri petrokimia secara umum :<br />
• Bahan baku khususnya naphta dan kondensat masih diimpor,<br />
sementara industri migas nasional mengekspor naphta dan<br />
kondensat;<br />
• Pabrik pupuk di Indonesia pada umumnya berusia tua dengan<br />
konsumsi gas bumi sebagai bahan baku dan energi yang tidak<br />
efisien;<br />
• Belum terintegrasinya industri migas dengan industri petrokimia<br />
hulu, industri petrokimia antara dan industri petrokimia hilir;<br />
3