18.01.2015 Views

Volume 13, No. 1 (2010) - jurnal mipa universitas airlangga - Unair

Volume 13, No. 1 (2010) - jurnal mipa universitas airlangga - Unair

Volume 13, No. 1 (2010) - jurnal mipa universitas airlangga - Unair

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

HASIL DAN PEMBAHASAN<br />

Pada saat dilakukan proses rekonstruksi hologram<br />

yaitu penyinaran kembali hologram dengan berkas acuan,<br />

akan terbentuk dua bayangan, yaitu bayangan nyata dan<br />

bayangan maya. Bayangan nyata yaitu bayangan yang<br />

tampak di layar yang berupa rumbai, sedangkan bayangan<br />

maya yaitu bayangan tiga dimensi gigi yang terekam pada<br />

saat perekaman dan bayangannya terletak di belakang plat<br />

film hologram. Bayangan maya yang tampak kemudian<br />

ditangkap menggunakan sensor kamera digital merek<br />

Canon A640 resolusi 10.0 Megapiksel dan Canon A580<br />

resolusi 8.0 Megapiksel.<br />

Pada penelitian ini pengambilan gambar bayangan hasil<br />

rekonstruksi hologram untuk citra morfologi gigi insisivus<br />

kedua atas dilakukan pada sudut 80° dan 90°, sedangkan<br />

pengambilan gambar bayangan untuk citra morfologi gigi<br />

premolar pertama atas diambil pada sudut 60°, 70°, 80°,<br />

dan 90°. Hal ini karena hanya pada sudut-sudut tersebut<br />

bayangan gigi dapat ditangkap oleh sensor berdasarkan<br />

penelitian Apsari et al., (2008). Adapun hasil rekonstruksi<br />

tersebut kemudian diolah menggunakan program Image<br />

Processing of Hologram yang telah dibangun dengan<br />

bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0.<br />

Gambar 3. Tampilan program pengolahan citra digital<br />

untuk filter spasial<br />

Gambar 4. Tampilan program pengolahan citra digital<br />

untuk histogram<br />

Hasil tampilan yang didapatkan pada pengolahan citra<br />

digital dengan metode filter spasial disajikan pada Gambar<br />

3 dan 4.<br />

Ada 3 jenis pemfilteran dalam domain spasial yang<br />

didesign untuk memperbaiki image maya yang dihasilkan<br />

sistem, yaitu: filter median, filter lolos tinggi (high pass<br />

filtering), filter lolos rendah (low pass filtering). Metode<br />

filter spasial merupakan metode pemfilteran yang langsung<br />

menerapkan konvolusi matriks filter pada tiap-tiap piksel<br />

penyusun citra. Dari analisis digital yang telah dilakukan,<br />

diketahui bahwa filter lolos rendah (low pass filtering)<br />

cocok digunakan pada sistem interferometri holografi untuk<br />

dokumentasi morfologi gigi tiruan. Tujuan dari pemfilteran<br />

ini adalah bagaimana image yang dihasilkan menjadi lebih<br />

baik dari aslinya dan tidak mengubah informasi yang<br />

mendasar dari morfologi gigi yang diharapkan. Adapun<br />

contoh analisis image menggunakan filter lolos rendah<br />

(low pass filtering) disajikan pada Gambar 5–7. Dari ketiga<br />

gambar tersebut diketahui bahwa terjadi pergeseran puncak<br />

intensitas dan peningkatan/penurunan frekuensi intensitas<br />

pada masing-masing gambar. Dapat disimpulkan bahwa<br />

filter yang telah didesign mampu mendeteksi perubahan<br />

intensitas image maya yang dihasilkan. Gambar 5 dan 7<br />

menunjukkan bahwa informasi image awal tidak mengalami<br />

perubahan, tetapi kecerahan gambar meningkat setelah<br />

difilter. Namun begitu dari pengamatan visual, menunjukkan<br />

bahwa filter median hanya mampu menampilkan warna gray<br />

scale dan tidak mampu menunjukkan warna merah yang<br />

merupakan karakteristik asli dari image yang diproduksi<br />

sistem interferometri holografi. Dari analisis digital, dapat<br />

diketahui bahwa high pass filtering menyebabkan terjadinya<br />

bluur pada image setelah difilter. Dapat disimpulkan bahwa<br />

filter yang sudah dibangun mampu memperbaiki citra maya<br />

yang dihasilkan sistem. Namun begitu filter tersebut di<br />

atas masih berada dalam domain spasial, sehingga perlu<br />

dioptimasi menjadi domain frekuensi dengan tranformasi<br />

fourier. Untuk itu, dibutuhkan kalibrasi dan optimasi<br />

berdasarkan hasil penelitian ini dengan menggunakan<br />

sistem holografi digital yang dibangun untuk sampel gigi<br />

manusia.<br />

Penelitian ini lebih baik dari penelitian sebelumnya<br />

karena telah mampu membangun program pengolahan<br />

citra digital untuk meningkatkan kualitas citra morfologi<br />

gigi hasil rekonstruksi hologram dan telah mengembangkan<br />

metode pemfilteran dengan metode filter frekuensi.<br />

Namun demikian, penelitian ini hanya menerapkan<br />

pemfilteran terhadap citra morfologi gigi hasil rekonstruksi<br />

hologram dengan satu kali pemfilteran saja, sehingga<br />

20 Jurnal Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol. <strong>13</strong> <strong>No</strong>. 1 Juni <strong>2010</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!