29.01.2015 Views

April 2013 - Sysmex Indonesia

April 2013 - Sysmex Indonesia

April 2013 - Sysmex Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Online Version<br />

Pembaca Yth,<br />

Selamat datang di Infinity Online edisi <strong>April</strong><br />

<strong>2013</strong>!<br />

Pada edisi ini, PT <strong>Sysmex</strong> <strong>Indonesia</strong> akan membahas topik<br />

skrining thalassemia dan kaitannya dengan indeks<br />

retikulosit, serta topik protein C dan protein S.<br />

Selain itu, kami juga membahas <strong>Sysmex</strong> Hemostasis User<br />

Meeting Group <strong>2013</strong> yang diadakan di Hotel Arya Duta,<br />

Jakarta.<br />

SKRINING<br />

THALASSEMIA DAN<br />

KAITANNYA DENGAN<br />

INDEKS RETIKULOSIT<br />

PROTEIN C & PROTEIN S<br />

SYSMEX HEMOSTASIS<br />

USER GROUP MEETING<br />

<strong>2013</strong><br />

Kami mengajak para pembaca setia Infinity Online untuk<br />

berpartisipasi dalam <strong>Sysmex</strong> POP QUIZ yang dengan<br />

"Hadiah Menarik" untuk 3 pengirim pertama yang dapat<br />

menjawab pertanyaan dengan benar. Kami tunggu<br />

partisipasi Anda.<br />

Untuk masukan, saran, atau kritik, dapat dikirim ke:<br />

infinity@sysmex.co.id.<br />

Selamat membaca!<br />

PRO version<br />

Are you a developer Try out the HTML to PDF API<br />

pdfcrowd.com


PRO version<br />

Are you a developer Try out the HTML to PDF API<br />

SKRINING THALASSEMIA DAN<br />

KAITANNYA DENGAN INDEKS<br />

RETIKULOSIT<br />

Thalassemia dan hemoglobinopati merupakan penyakit<br />

kelainan gen tunggal (single gene disorders) terbanyak<br />

jenis dan frekuensinya di dunia. Penyebaran penyakit ini<br />

mulai dari Mediterania, Timur Tengah, Anak Benua (subcontinent)<br />

India dan Myanmar, serta di daerah sepanjang<br />

garis antara Cina bagian selatan, Thailand, semenanjung<br />

Malaysia, kepulauan Pasifik dan <strong>Indonesia</strong>. Di <strong>Indonesia</strong>,<br />

thalassemia merupakan kelainan genetik yang paling<br />

banyak ditemukan. Angka pembawa sifat thalassemia-β<br />

adalah 3-5%, bahkan di beberapa daerah mencapai 10%,<br />

sedangkan angka pembawa sifat HbE berkisar antara<br />

1,5-36%. 1<br />

Thalassemia diartikan sebagai sekumpulan gangguan<br />

genetik yang mengakibatkan berkurang atau tidak ada<br />

sama sekali sintesis satu atau lebih rantai globin.<br />

Klasifikasi thalassemia didasarkan atas jenis subunit<br />

globin yang mengalami defek, yaitu thalassemia α,<br />

thalassemia β, thalassemia δβ, dan thalassemia δγβ.<br />

Sejauh ini, jenis thalassemia α dan β dianggap yang<br />

cukup penting. Pada populasi, yang banyak ditemukan<br />

adalah thalassemia β, juga sering dijumpai varian gen<br />

hemoglobin seperti Hb S, C, dan E. Penyakit yang penting<br />

pada golongan ini adalah sickle cell thalassemia dan Hb E<br />

thalassemia. 1,2<br />

Menurut defek yang terjadi, ditemukan beberapa jenis<br />

thalassemia namun tipe yang paling sering, dengan<br />

tanda klinis yang umumnya berat adalah thalassemia β<br />

(kelainan pada rantai β ) dan thalassemia α (kelainan<br />

pada rantai α). Thalassemia β adalah hasil dari mutasi<br />

rantai globin β, baik berupa hilangnya rantai β<br />

Dade®Innovin® -<br />

better solution for PT<br />

analysis<br />

Dade®Innovin® is our<br />

newly introduced PT<br />

reagent m ade from<br />

purified recom binant<br />

hum an tissue factor to<br />

enhance your PT analysis<br />

with som e added values<br />

such as<br />

- ISI value approx to 1.0,<br />

specific value for each lot<br />

and type of instrum ent is<br />

available<br />

- Clear, no sedim entation<br />

- Longer stability after<br />

reconstitution, both on<br />

board inside instrum ent<br />

or in refrigerator 2-8C<br />

- Easier reagent<br />

preparation, no<br />

incubation at 37C<br />

required<br />

- Heparin insensitivity up<br />

to 2 U/m l plasm a<br />

Dade®Innovin® is<br />

applicable for all Sysm ex<br />

hem ostasis instrum ent.<br />

Requires CA Clean II for<br />

instrum ent CA-1500 and<br />

CS-Series.<br />

pdfcrowd.com


PRO version<br />

rantai globin β, baik berupa hilangnya rantai β<br />

(thalassemia β0) atau berkurangnya rantai β (thalassemia<br />

β+). Keadaan ini menyebabkan ketidakseimbangan<br />

sintesis rantai globin yang mengakibatkan berlebihnya<br />

rantai α sehingga terjadi presipitasi prekursor eritrosit,<br />

yang pada gilirannya menyebabkan kerusakan sel darah<br />

merah di sumsum tulang dan perifer. Keseluruhan proses<br />

tersebut mengakibatkan terjadinya anemia yang parah,<br />

yang selanjutnya akan menyebabkan peningkatan<br />

produksi eritropoietin dan ekspansi sumsum tulang yang<br />

tidak efektif, deformitas tulang, pembesaran limpa dan<br />

hati, serta hambatan pertumbuhan. Perjalanan penyakit<br />

selanjutnya tergantung apakah pasien mendapat<br />

transfusi yang memadai atau tidak. Bila diberikan<br />

transfusi yang adekuat, pasien dapat tumbuh dan<br />

kembang dengan normal tanpa kelainan klinis. Komplikasi<br />

dapat muncul pada akhir dekade pertama sebagai akibat<br />

dari penumpukan zat besi akibat transfusi berulang.<br />

Penumpukan zat besi ini dapat diatasi dengan pemberian<br />

kelasi besi. Thalassemia β mayor adalah thalassemia<br />

dengan gejala klinis yang paling berat. Bentuk yang lebih<br />

ringan, dimana gejala klinis baru muncul pada usia yang<br />

lebih tua dan pasien tidak memerlukan transfusi atau<br />

jarang memerlukan transfusi disebut thalassemia β<br />

intermedia. Sementara individu yang merupakan karier<br />

disebut thalassemia β minor, dimana pasien tidak<br />

menunjukkan gejala klinis dan kelainan baru diketahui<br />

melalui pemeriksaan hematologi berupa anemia hipokrom<br />

mikrositer dan peningkatan kadar Hb Sedangkan pada<br />

thalassemia α karena rantai α juga terdapat pada Hb F<br />

(fetal haemoglobin) dan Hb A (adult haemoglobin), maka<br />

penyakit ini dapat terjadi pada masa janin dan usia<br />

dewasa. Lebih lanjut, kelebihan rantai γ dan β tidak<br />

langsung mengalami presipitasi di sumsum tulang seperti<br />

rantai α, namun memproduksi tetramer yang tidak stabil<br />

γ4 (Hb Bart’s) dan β4 (Hb H). Komponen genetik<br />

thalassemia α lebih kompleks dari thalassemia β , dimana<br />

komposisinya bisa berupa αα/ αα, -/αα (hilangnya kedua<br />

α gen pada kromosom, disebut thalassemia α0), - α/αα<br />

(hilangnya salah satu gen α, disebut thalassemia α+).<br />

Biasanya hilangnya gen α ini terjadi karena delesi,<br />

Are you a developer Try out the HTML to PDF API<br />

SYSMEX POP QUIZ<br />

Dapatkan "Hadiah Menarik"<br />

dari kami PT. <strong>Sysmex</strong><br />

<strong>Indonesia</strong> bagi 3 pengirim<br />

pertama yang menjawab<br />

dengan benar.<br />

Caranya mudah!<br />

Kirimkan jawaban yang<br />

benar untuk 3 pertanyaan di<br />

bawah dengan menyertakan<br />

data pribadi Anda (nama,<br />

nomor telpon, dan email) ke:<br />

infinity@sysmex.co.id<br />

Jawaban Anda kami terima<br />

paling lambat pada tanggal 1<br />

Mei <strong>2013</strong>.<br />

Pemenang quiz akan kami<br />

umumkan di Infinity Online<br />

edisi Mei <strong>2013</strong>.<br />

Pertanyaan 1: Instrumen<br />

apa yang dipromosikan pada<br />

Infinity On Line edisi Januari<br />

<strong>2013</strong><br />

Pertanyaan 2: Sebutkan<br />

salah satu keunggulan<br />

instrument yang ada pada<br />

edisi Februari <strong>2013</strong>!<br />

Pertanyaan 3: Pada edisi<br />

Maret <strong>2013</strong>, hematology is a<br />

closed system mengacu pada<br />

panduan apa<br />

Hint : Pertanyaan di atas<br />

mengacu pada artikel Infinity<br />

edisi Januari - Maret <strong>2013</strong>.<br />

pdfcrowd.com


Biasanya hilangnya gen α ini terjadi karena delesi,<br />

walaupun dapat juga akibat mutasi seperti pada<br />

thalassemia β. Bentuk homozigot dari thalassaemia α°<br />

menyebabkan kematian intrauterin dimana janin<br />

mengalami anemia yang hebat dan hidropik, sering<br />

disebut dengan sindroma hidrop fetal hemoglobin Bart.<br />

Ibu hamil dengan bayi sindroma hidrop fetal biasanya<br />

mengalami toksemia gravidarum dan perdarahan<br />

postpartum. Sementara bentuk heterozigot thalassemia α<br />

(α0 thalassemia dan α+) menunjukkan gejala yang lebih<br />

ringan berupa anemia dan splenomegali. Bentuk terakhir<br />

(--/-α) disebut juga dengan penyakit Hb H. Karier<br />

thalassaemia α° (–/αα) dan homozigot thalassemia (-α/-<br />

α) memiliki gambaran klinis anemia hipokrom ringan.<br />

Sementara karier thalassaemia α+ tidak menunjukkan<br />

kelainan haematologis. 1,3,4<br />

Diagnosis thalassemia ditegakkan dengan berdasarkan<br />

kriteria anamnesis, pemeriksaan fisis, dan laboratorium.<br />

Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis<br />

thalassemia meliputi pemeriksaan darah tepi lengkap<br />

(complete blood count/CBC), khususnya nilai eritrosit<br />

rerata seperti MCV (mean corpuscular volume), MCH<br />

(mean corpuscular haemoglobin), MCHC (mean<br />

corpuscular haemoglobin concentration) dan RDW (red<br />

blood cell distribution width). Selain itu perlu dievaluasi<br />

gambaran darah tepi, badan inklusi HbH dan analisis<br />

hemoglobin yang meliputi pemeriksaan elektroforesis Hb,<br />

kadar HbA2, HbF. 1,4<br />

Kuis ini tidak berlaku untuk<br />

karyawan dan distributor<br />

<strong>Sysmex</strong>.<br />

EVENT PARTICIPATION<br />

APRIL-MAY <strong>2013</strong><br />

CPD-CPLM Joglo Semar<br />

Hotel Paragon Solo, 18-20<br />

<strong>April</strong> <strong>2013</strong><br />

Visit our booth for XP-<br />

Series Simulation<br />

The 13th Jakarta<br />

Nephrology and<br />

Hypertension Course<br />

Hotel Borobudur Jakarta, 3-5<br />

May <strong>2013</strong><br />

Booth <strong>Sysmex</strong> at #19<br />

The 11th Quality Seminar<br />

& Workshop in<br />

Laboratory and Medicine<br />

<strong>2013</strong><br />

Hotel Borobudur Jakarta, 10-<br />

12 May <strong>2013</strong><br />

Visit our booth at #3 and<br />

attend our Lunch<br />

Symposium on Saturday,<br />

11 May <strong>2013</strong><br />

PRO version<br />

Banyak studi menunjukkan bahwa program pencegahan<br />

thalassemia akan lebih menguntungkan daripada<br />

mengobati penderita yang terus bertambah. Salah satu<br />

caranya ialah melalui skrining thalassemia terutama pada<br />

pasangan usia subur yang dilanjutkan dengan diagnosis<br />

pranatal. Biaya pemeriksaan skrining thalassemia sekitar<br />

350-400 ribu rupiah/orang. Jumlah ini tentu jauh lebih<br />

murah dibandingkan dengan biaya penanganan satu<br />

orang pasien selama setahun. Skrining ini bertujuan<br />

Are you a developer Try out the HTML to PDF API<br />

pdfcrowd.com


orang pasien selama setahun. Skrining ini bertujuan<br />

untuk mengidentifikasi individu dan pasangan karier, dan<br />

menginformasikan kemungkinan mendapat anak dengan<br />

thalassemia dan pilihan yang dapat dilakukan untuk<br />

menghindarinya. Target utama skrining adalah penemuan<br />

β- dan αo thalassemia, serta Hb S, C, D, E.. Metoda<br />

pemeriksaan thalassemia yang definitif dan akurat<br />

meliputi pemeriksaan kualitatif HbA2, HbF, rasio sintesis<br />

rantai globin dan analisis DNA untuk mengetahui mutasi<br />

spesifik. Namun, semua pemeriksaan ini mahal. Pasien<br />

thalassemia selalu mengalami anemia hipokrom (MCH <<br />

26 pg) dan mikrositik (MCV < 75 fl), karenanya kedua<br />

kelainan ini tepat digunakan untuk pemeriksaan awal<br />

karier thalassemia. Kemungkinan anemia mikrositik akibat<br />

defisiensi besi harus disingkirkan melalui pemeriksaan<br />

porfirin bebas eritrosit, feritin serum atau kadar besi<br />

serum, dengan total iron-binding capacity. 1<br />

Penelitian di luar menunjukkan bahwa analisis retikulosit<br />

dengan metoda flowsitometri baik berupa jumlah absolut<br />

maupun berupa tingkat pematangan retikulosit mampu<br />

digunakan dalam mengevaluasi eritropoiesis inefektif<br />

pada kasus thalassemia. Proses eritropoiesis inefektif<br />

terjadi terutama karena peningkatan apoptosis yang<br />

disebabkan adanya pengendapan rantai α berlebihan<br />

seperti yang terjadi pada thalassemia β. Adanya<br />

peningkatan retikulosit imatur menunjukkan peningkatan<br />

eritropoiesis namun dengan tidak meningkatnya jumlah<br />

eritrosit matang di darah perifer menunjukkan suatu<br />

proses eritropoiesis yang tidak efektif. 5,6<br />

Penelitian lain menunjukkan bahwa hasil indeks<br />

retikulosit baik MFR (medium fluorescence),HFR (high<br />

fluorescence), maupun IRF (immature reticulocyte fraction)<br />

yang meningkat pada penderita thalassemia-β trait<br />

berbeda bermakna (nilai p


References:<br />

1. Pencegahan thalassemia. HTA-Health Technology<br />

Assessment <strong>Indonesia</strong>. 2010.<br />

2. Lamchiagdhase P, Pattanapanysat K, Muangsup W.<br />

Reticulocyte counting in thalassemia using different<br />

automated technologies. Laboratory Hematology. 2000;<br />

6:p.73-8.<br />

3. Muncie HL, Campbell JS. Alpha and beta thalassemia.<br />

2009 Aug 15 [cited <strong>2013</strong> Apr 1]; 80:p.339-344. Available<br />

from:www.aafp.org/afp.<br />

4. <strong>Sysmex</strong> Xtra Online. Thalassemia. Nov 2010:1-10.<br />

5. Cortellazzi LC, Teixeira SM, Borba R, Gervasio S, Cintra<br />

CS, Grotto HZW. Reticulocyte Parameters in<br />

Hemoglobinopathies and Iron Deficiency Anemia.<br />

2003;25(2):p.97-102.<br />

6. Rivella S. The role of ineffective erythropoiesis in nontransfusion-dependent<br />

thalassemia. Blood Reviews.<br />

2012;S12-14.<br />

7. Wagner SC, Grando AC, Castro SM. Reticulocytes<br />

indices in β thalassemia trait individuals. Rev Bras<br />

Hematol Hemoter. 2011;33(5):393-7.<br />

PROTEIN C DAN PROTEIN S<br />

Thrombophilia merupakan suatu kondisi terjadinya<br />

kecenderungan peningkatan pembentukan bekuan (clot).<br />

Keadaan ini bisa terjadi baik karena herediter yaitu<br />

diturunkan oleh salah satu atau kedua orang tua maupun<br />

didapat, misalnya pasca operasi, penyakit keganasan,<br />

kehamilan, dan pemakaian obat tertentu, misalnya obat<br />

kontrasepsi dan hormonal. Kasus thrombophilia herediter<br />

yang terutama adalah pada faktor V Leiden dan mutasi<br />

gen 20210 thrombin. Penderita thrombophilia baik<br />

herediter maupun didapat, umumnya memiliki defisiensi<br />

antikoagulan alamiah, yaitu protein C dan protein S serta<br />

anti thrombin. 1<br />

PRO version<br />

Are you a developer Try out the HTML to PDF API<br />

pdfcrowd.com


Jika terjadi jejas pada dinding pembuluh darah, maka<br />

akan terjadi ekspresi tissue factor sehingga<br />

menyebabkan aktivasi koagulasi dengan hasil akhir<br />

pembentukan plug yang stabil. Adanya pembentukan<br />

thrombin sebagai hasil aktivasi koagulasi ini mesti<br />

dinetralisir untuk mencegah pembentukan fibrin yang<br />

berlebihan. Hal ini mampu ditangani oleh adanya anti<br />

koagulan alamiah baik berupa anti thrombin, protein C<br />

maupun protein S. Jejas pada endotel menyebabkan<br />

ekspresi thrombomodulin sehingga thrombin mampu<br />

membentuk ikatan kompleks dengan thrombomodulin.<br />

Kompleks ini kemudian akan menyebabkan ikatan protein<br />

C ke reseptornya (EPCR/endothelial protein C receptor) di<br />

endotel kemudian diaktivasi menjadi APC (activated<br />

protein C). Adanya kofaktor protein S, maka APC mampu<br />

menghambat aktivasi Faktor Va dan VIIIa. 2<br />

Protein C merupakan salah satu dari kelompok protein<br />

koagulasi tergantung vitamin K. Protein C disintesis di<br />

hati dan bersirkulasi dalam kadar yang sangat rendah<br />

yaitu sekitar 70 nM. Plasma protein C teraktivasi setelah<br />

difasilitasi oleh kompleks thrombin-thrombomodulin.<br />

Adanya kofaktor protein S dan faktor V serta kofaktor lipid<br />

akan menghambat aktivasi faktor V dan VIII. Umumnya<br />

fungsi APC juga diperlukan dalam kasus dengan sepsis<br />

karena fungsi APC umumnya menurun disebabkan pada<br />

sepsis sitokin proinflamasi yaitu interleukin 1 dan TNF<br />

(tumour necrosis factor) memediasi perubahan transkripsi<br />

protein dengan akibat menurunkan sintesis anti thrombin,<br />

protein C dan protein S. Namun sebaliknya juga<br />

meningkatkan protein protrombotik seperti faktor VIII,<br />

vWf, dan fibrinogen. 3,6<br />

PRO version<br />

Protein S juga merupakan salah satu dari kelompok<br />

protein koagulasi tergantung vitamin K yang berfungsi<br />

sebagai kofaktor dalam meningkatkan aktivasi APC<br />

menghambat kerja faktor Va dan faktor VIIIa. Selain itu<br />

protein S juga berperan sebagai faktor independen yang<br />

Are you a developer Try out the HTML to PDF API<br />

pdfcrowd.com


protein S juga berperan sebagai faktor independen yang<br />

meningkatkan aktivasi TFPI (tissue factor pathway<br />

inhibitor). Protein S berikatan dengan fosfolipid dan<br />

membantu melokalisir kerja APC pada domain faktor Va<br />

dan VIIIa. Kadar protein S di sirkulasi adalah sekitar 350<br />

nM. 4,7<br />

Panduan ISLH (International Society of Laboratory<br />

Hematology) tahun 2012 tentang protein C dan protein S<br />

menyatakan bahwa kadar protein C bervariasi dan<br />

umumnya rendah pada bayi dan anak dan semakin<br />

meningkat pada usia dewasa. Umumnya kadar protein C<br />

akan meningkat sekitar 20% pada wanita hamil dan<br />

pasca melahirkan. Oleh sebab itu untuk interpretasi hasil<br />

pemeriksaan kadar protein C mesti menyertakan identitas<br />

dan usia subyek. Sedangkan protein S sendiri sekitar 60-<br />

70% terikat pada protein komplemen yaitu C4bBP<br />

(complement 4b binding protein) dan sisa yang tidak<br />

terikat (bebas) digunakan untuk menentukan aktivitas<br />

protein S sebagai kofaktor APC. Oleh sebab itu protein S<br />

bebas merefleksikan protein S aktif di plasma. Aktivitas<br />

protein S bebas dipengaruhi oleh proses pra analitik<br />

sehingga sampel darah yang terlambat dianalisis, waktu<br />

inkubasi yang terlalu lama serta kesalahan pengenceran<br />

akan menyebabkan peningkatan palsu aktivitas protein S<br />

terutama pada kasus sampel penderita defisiensi protein<br />

S. Selain itu karena protein S dihasilkan di hati dan<br />

merupakan kelompok protein koagulasi tergantung<br />

vitamin K maka pemeriksaan protein S pada kelompok<br />

penderita gangguan fungsi hati dan pemakai antagonis<br />

vitamin K tidak akurat. Oleh sebab itu pemeriksaan<br />

immunoassay untuk deteksi akivitas protein S lebih<br />

disarankan karena adanya variasi aktivitas protein S yang<br />

cukup lebar. 5,6,7<br />

PRO version<br />

PT <strong>Sysmex</strong> <strong>Indonesia</strong> memiliki reagen untuk deteksi<br />

aktivitas protein C yang dikenal dengan nama<br />

Berichrom® Protein C dan deteksi aktivitas protein S yang<br />

dikenal dengan nama Protein S Ac. Berichrom ® Protein C<br />

Are you a developer Try out the HTML to PDF API<br />

pdfcrowd.com


dikenal dengan nama Protein S Ac. Berichrom ® Protein C<br />

digunakan untuk mendeteksi defisiensi protein C baik<br />

bawaan maupun didapat, menentukan level defisiensi<br />

protein C, dan monitoring pengobatan menggunakan<br />

protein C konsentrat pada kasus defisiensi protein C<br />

bawaan. Prinsipnya adalah protein C dalam sampel<br />

subyek direaksikan dengan bisa ular sebagai spesifik<br />

activator menjadi APC kemudian dengan menambahkan<br />

substrat maka APC akan memecah substrat menjadi<br />

kompleks warna yang kemudian diukur serapannya pada<br />

panjang gelombang 405 nm. Nilai rentang rujukan normal<br />

untuk aktivitas protein C adalah 70-140%. Sedangkan<br />

Protein S Ac digunakan untuk mengetahui aktivitas<br />

fungsional protein S pada plasma subyek dengan<br />

diagnosis defisiensi protein S bawaan maupun didapat.<br />

Prinsipnya adalah reagen dengan defisiensi aktivitas<br />

protein S (namun memiliki faktor fibrinogen, faktor V dan<br />

faktor koagulasi yang cukup) dicampur dengan sampel<br />

subyek yang dicurigai menderita defisiensi protein S.<br />

Koagulasi akan terjadi karena adanya aktivitas faktor X<br />

oleh reagen yang mengandung RVV (Russel Viper Venom)<br />

dengan hasil pembentukan thrombin dengan bantuan<br />

faktor V. Thrombin kemudian akan mengkonversi<br />

fibrinogen menjadi fibrin. Waktu pembekuan yang terjadi<br />

diukur sebagai petanda aktivitas protein S. Pengukuran<br />

aktivitas protein S bisa dilakukan baik dengan metoda<br />

optik maupun mekanik. Nilai rentang rujukan normal<br />

untuk aktivitas protein S adalah 60-130%. 6,7<br />

PRO version<br />

References:<br />

1. Lipe B, Ornstein DL. Deficiencies of natural<br />

anticoagulants, protein C, protein S, and antithrombin.<br />

Published by American Heart Association. Greenville<br />

Avenue:Dallas; 2011;124:e365-8.<br />

2. Roberts HR, Monroe DM, Escobar MA. Current Concepts<br />

of hemostasis: impilcations for therapy. Weiskopf RB,<br />

editor. Published by American Society of<br />

Anesthesiologists. Anesthesiology 2004; 100:722-30.<br />

3. Goldenberg NA, Manco-Johnson J. Protein C deficiency.<br />

Haemophilia. 2008; 14:p.1214-1221. doi: 10.1111/j.1365-<br />

Are you a developer Try out the HTML to PDF API<br />

pdfcrowd.com


Haemophilia. 2008; 14:p.1214-1221. doi: 10.1111/j.1365-<br />

2516.2008.01838.x.<br />

4. Andersson HM, Arantes MJ, Crawley TB, Luken BM, Tran<br />

S, Dahlback B et al. Activated protein C cofactor function<br />

of protein S: a critical role for Asp 95 in the EGF1-like<br />

domain. Blood 2010; 115:p.4878-4885. doi:<br />

10.1182/blood-2009-11-256610.<br />

5. Mackie I, Cooper P., Lawrie A, Kitchen S, Gray E, Laffan<br />

M. Guidelines on the laboratory aspects of assays used in<br />

haemostasis and thrombosis. 2012;p.1-13.<br />

doi:10.1111/ijlh.12004.<br />

6. Berichrom® Protein C leaflet. Dade Behring. 1999.<br />

7. Protein S Ac leaflet. Dade Behring. 2002.<br />

SYSMEX HEMOSTASIS USER GROUP<br />

MEETING <strong>2013</strong><br />

PRO version<br />

Acara ini diadakan hari Sabtu, 16 Maret <strong>2013</strong> di Hotel<br />

Aryaduta Jakarta, Mezzanine Ballroom, sebagai bentuk<br />

apresiasi kepada para pengguna alat otomatik<br />

Are you a developer Try out the HTML to PDF API<br />

pdfcrowd.com


apresiasi kepada para pengguna alat otomatik<br />

hemostasis (CA-500/600 Series, CA-1500 dan CS-2100i)<br />

dari hampir seluruh <strong>Indonesia</strong>. Pada acara ini kami<br />

mengangkat beberapa tema seperti pemeriksaan fungsi<br />

platelet dan monitoring respon dari terapi antiplatelet,<br />

peranan pemeriksaan D-Dimer pada manajemen pasien,<br />

serta pentingnya mengenal reagensia hemostasis yang<br />

berperan dalam kualitas hasil pemeriksaan.<br />

Sebagai pembicara kami mengundang Prof. dr. Karmel<br />

Tambunan, SpPD-KHOM untuk berbagi mengenai perlunya<br />

dilakukan monitoring untuk pasien dengan terapi<br />

antiplatelet; Prof. dr. Rahajuningsih Setiabudy, SpPK-K<br />

mengenai pentingnya mengenal reagensia hemostasis<br />

yang berperan dalam kualitas hasil pemeriksaan , dr.<br />

Emmy Pranggono, SpPD-KIC (dari RSUP Dr Hasan Sadikin)<br />

mengenai kondisi hiperkoagulasi dan thrombosis pada<br />

pasien ICU dan dr. Nadjwa Zamalek D, SpPK-K mengenai<br />

peranan pemeriksaan D-Dimer pada manajemen pasien.<br />

Dari internal <strong>Sysmex</strong>, kami memberikan update mengenai<br />

produk Innovance PFA-200 dan update reagensia<br />

hemostasis yang dapat diaplikasikan pada alat<br />

hemostasis <strong>Sysmex</strong>. Rangkaian acara seminar ini<br />

dimoderatori oleh Prof. dr. Rahajuningsih Setiabudy,<br />

SpPK-K,DSc, dr. Tjan Sian Hwa, SpPK, dan dr. Rudianto,<br />

SpPK.<br />

Dengan dihadiri oleh lebih dari 70 orang Dokter Spesialis<br />

Patologi Klinik dan praktisi laboratorium pengguna alat<br />

hemostasis otomatik <strong>Sysmex</strong>, acara yang berlangsung<br />

dengan diskusi yang antusias di tiap sesinya ini ditutup<br />

dengan menampilkan INNOVANCE PFA-200 System.<br />

Terima kasih kami ucapkan kepada para peserta <strong>Sysmex</strong><br />

Hemostasis User Group Meeting <strong>2013</strong> dan juga para<br />

pembicara dan moderator atas berlangsungnya acara ini<br />

dengan baik. Sampai jumpa di event <strong>Sysmex</strong> selanjutnya!<br />

PRO version<br />

Are you a developer Try out the HTML to PDF API<br />

pdfcrowd.com


This email has been sent to [email address<br />

suppressed]<br />

by PT <strong>Sysmex</strong> <strong>Indonesia</strong>.<br />

If you would rather not hear from us,<br />

you can opt-out here<br />

PT <strong>Sysmex</strong> <strong>Indonesia</strong><br />

sysmex@sysmex.co.id<br />

Cyber 2 Tower, 5th Floor, Unit E<br />

Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 No 13<br />

Jakarta Selatan 12950, <strong>Indonesia</strong><br />

PRO version<br />

Are you a developer Try out the HTML to PDF API<br />

pdfcrowd.com

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!