06.02.2015 Views

harga diri dan kecenderungan narsisme pada pengguna friendster

harga diri dan kecenderungan narsisme pada pengguna friendster

harga diri dan kecenderungan narsisme pada pengguna friendster

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Seseorang yang memiliki <strong>harga</strong> <strong>diri</strong><br />

normal tercermin dari keterbukaannya<br />

terhadap kritik <strong>dan</strong> hanya mengalami<br />

kekecewaan yang sebentar kalau dikritik.<br />

Meskipun tidak mendapat perlakuan<br />

istimewa, orang yang memiliki <strong>harga</strong> <strong>diri</strong><br />

yang normal tidak akan merasakan kekecewaan<br />

yang berarti, layaknya seseorang<br />

dengan <strong>kecenderungan</strong> <strong>narsisme</strong>.<br />

Kadar <strong>harga</strong> <strong>diri</strong> juga masih sehat<br />

ketika individu masih bisa mengerti <strong>dan</strong><br />

berempati <strong>pada</strong> perasaan orang lain. Salah<br />

satu cara terbaik untuk mencegah agar<br />

<strong>harga</strong> <strong>diri</strong> tidak berkembang menjadi<br />

<strong>narsisme</strong> adalah dengan mau mendengarkan<br />

kritik dari orang lain <strong>dan</strong><br />

meminta umpan balik dari orang lain<br />

sebagai evaluasi <strong>diri</strong>. Selalu mau mengeksplorasi<br />

kelebihan <strong>dan</strong> kekurangan <strong>pada</strong><br />

<strong>diri</strong> juga merupakan salah satu cara agar<br />

<strong>harga</strong> <strong>diri</strong> tidak berubah menjadi orang<br />

dengan <strong>kecenderungan</strong> <strong>narsisme</strong>.<br />

Orang yang benar-benar memiliki<br />

<strong>harga</strong> <strong>diri</strong> yang normal tidak perlu<br />

memamerkan semua kelebihannya, karena<br />

tahu kualitas <strong>diri</strong>nya <strong>dan</strong> tidak bergantung<br />

ke<strong>pada</strong> orang lain agar merasa<br />

nyaman (Trumpeter dkk., 2008). Sebaliknya,<br />

orang dengan <strong>kecenderungan</strong><br />

<strong>narsisme</strong> justru butuh pengakuan <strong>dan</strong><br />

pujian dari orang lain demi menaikkan<br />

<strong>harga</strong> <strong>diri</strong>nya yang mulai terancam rapuh.<br />

Inilah rahasia terbesar individu dengan<br />

<strong>kecenderungan</strong> <strong>narsisme</strong>. Jauh dalam<br />

hatinya, tersimpan sebuah jiwa yang<br />

sangat rapuh <strong>dan</strong> individu dengan<br />

<strong>kecenderungan</strong> <strong>narsisme</strong> menutupinya<br />

dengan menekankan betapa hebatnya<br />

<strong>diri</strong>nya yang terbukti dari banyaknya<br />

pujian dari orang lain (Yanti, 2007).<br />

Orang yang mengalami gangguan<br />

ini dari luar tampak memiliki perasaan<br />

luar biasa akan pentingnya <strong>diri</strong>nya,<br />

sepenuhnya terserap ke dalam <strong>diri</strong>nya<br />

sen<strong>diri</strong>, <strong>dan</strong> fantasi tentang keberhasilan<br />

tanpa batas, namun demikian telah<br />

diteorikan bahwa karakteristik tersebut<br />

merupakan topeng bagi <strong>harga</strong> <strong>diri</strong>nya<br />

yang sangat rapuh (Davisond dkk., 2006).<br />

Hasil penelitian Campbell (2000) <strong>dan</strong><br />

Kwan (2004) mengatakan bahwa <strong>kecenderungan</strong><br />

<strong>narsisme</strong> justru sebagai alat<br />

untuk menutupi kelemahan <strong>dan</strong> kekurangannya,<br />

yakni <strong>harga</strong> <strong>diri</strong> yang rendah.<br />

Selanjutnya dikatakan bahwa individu<br />

yang memiliki <strong>harga</strong> <strong>diri</strong> normal<br />

berarti individu masih memiliki kesadaran<br />

untuk menerima <strong>diri</strong>nya sebagaimana<br />

a<strong>dan</strong>ya <strong>dan</strong> memahami <strong>diri</strong>nya<br />

seperti apa a<strong>dan</strong>ya. Se<strong>dan</strong>gkan bagi individu<br />

yang memiliki <strong>harga</strong> <strong>diri</strong> yang<br />

rendah, maka tidak bisa menerima <strong>diri</strong>nya<br />

apa a<strong>dan</strong>ya <strong>dan</strong> ingin memperbaiki<br />

kekurangan-kekurangan yang ada <strong>pada</strong><br />

<strong>diri</strong>nya, sehingga ingin tampak lebih baik<br />

lagi dengan cara sering meminta pujian,<br />

perhatian atau komentar dari orang lain<br />

yang terkait atas penampilannya, prestasinya,<br />

<strong>dan</strong> perbuatan-perbuatan yang<br />

telah dilakukannya. Hal tersebut menjelaskan<br />

bahwa rendahnya <strong>harga</strong> <strong>diri</strong> seseorang<br />

dapat menyebabkan individu<br />

cenderung meminta pengaguman <strong>dan</strong><br />

pemujaan <strong>diri</strong> dari orang lain atas penampilan<br />

<strong>dan</strong> kelebihan yang dimilikinya,<br />

dengan kata lain bahwa individu tersebut<br />

memiliki <strong>kecenderungan</strong> <strong>narsisme</strong> yang<br />

tergolong tinggi.<br />

Berdasarkan analisa data, sumbangan<br />

efektif <strong>harga</strong> <strong>diri</strong> dalam hubungannya<br />

dengan <strong>kecenderungan</strong> <strong>narsisme</strong><br />

<strong>pada</strong> <strong>pengguna</strong> Friendster diperoleh<br />

sebesar 12%. Pengaruh <strong>harga</strong> <strong>diri</strong><br />

terhadap <strong>kecenderungan</strong> <strong>narsisme</strong> <strong>pada</strong><br />

<strong>pengguna</strong> Friendster tidak terlalu besar,<br />

di mana 88% lainnya dipengaruhi oleh<br />

faktor lainnya, seperti a<strong>dan</strong>ya konsep <strong>diri</strong>,<br />

kesepian, <strong>dan</strong> cemburu atau iri hati.<br />

Secara teoritis faktor-faktor <strong>kecenderungan</strong><br />

<strong>narsisme</strong>, antara lain <strong>harga</strong> <strong>diri</strong>,<br />

konsep <strong>diri</strong>, kesepian, <strong>dan</strong> cemburu atau<br />

iri hati.<br />

Hasil analisis penelitian ini menunjukkan<br />

bahwa subjek mempunyai <strong>kecenderungan</strong><br />

<strong>narsisme</strong> yang tergolong tinggi.<br />

Hal ini ditunjukkan dengan perolehan<br />

rerata empirik sebesar 82 <strong>dan</strong> rerata<br />

hipotetik sebesar 67.5 dengan standar<br />

Adi, Yudiati, Harga Diri … 29

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!