10.02.2015 Views

10 Penghargaan yang diterima Pemerintah Kota Bandung, SWARA ...

10 Penghargaan yang diterima Pemerintah Kota Bandung, SWARA ...

10 Penghargaan yang diterima Pemerintah Kota Bandung, SWARA ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

Ketika jabatan Bupati Wedana dipegang oleh<br />

Pengeran Dipati Rangga Cede, adik Rangga<br />

Gempol I, Sumedang diserang oleh pasukan<br />

Banten. Pangeran Dipati Rangga Cede tidak<br />

mampu mengatasi serangan tersebut, oleh<br />

karena itu, ia mendapat hukuman dari Sultan<br />

Agung berupa penahanan atas dirinya di<br />

Mataram.Sementara itu, jabatan Bupati<br />

Wedana Priangan diserahkan oleh Sultan<br />

Agung kepada Dipati Ukur (1624 1631), dengan<br />

syarat ia bersedia membantu usaha Mataram<br />

mengusir kompeni dari Batavia. Pada tahun<br />

1628 Sultan Agung menugasi Dipati Ukur membantu<br />

pasukan Mataram menyerang Kompeni<br />

di Batavia. Namun ternyata Dipati Ukur gagal<br />

melaksanakan tugasnya. Rupanya Dipati Ukur<br />

berpikir dari pada ia mendapat hukuman berat<br />

dari Sultan Agung, lebih baik memberontak terhadap<br />

Mataram. <strong>Pemerintah</strong> Dipati Ukur beserta<br />

pengikutnya berlangsung kurang lebih 3<br />

tahun (1628-1631).<br />

Pihak Mataram berusaha keras menumpas<br />

pemberontak Dipati Ukur, dengan bantuan beberapa<br />

kepala daerah di Priangan, antara lain Ki<br />

Astamanggala, Umbul Cihaurbeuti, akhirnya<br />

pemberontak itu dapat dipadamkan. Menurut<br />

versi Mataram, Dipati Ukur ditangkap dan dihukum<br />

mati, sebaliknya versi Priangan menyatakan<br />

bahwa orang <strong>yang</strong> tertangkap dan dihukum<br />

mati itu bukan Dipati Ukur, melainkan<br />

orang <strong>yang</strong> dikira oleh pihak Mataram adalah<br />

Dipati Ukur. Sultan Agung kemudian memecah<br />

daerah Priangan (di luar Sumedang dan Galuh)<br />

menjadi 3 Kabupaten, yakni <strong>Bandung</strong>, Sukapura<br />

(sekarang Tasikmalaya) dan Parakan<br />

Muncang (sekarang desa di daerah Cicalengka).<br />

Pembentukan ketiga kabupaten itu ditandai<br />

dengan pengangkatan Ki Astamandala sebagai<br />

Bupati <strong>Bandung</strong> dengan gelar Tumenggung<br />

Wiraangunangun, Tumenggung Wiradaha sebagai<br />

sebagai Bupati Sukapura dan Tumenggung<br />

Tanubaya sebagai Bupati Parakan Muncang.<br />

Pelantikan ketiga orang bupati itu berlangsung<br />

di ibu kota Mataram dan dinyatakan dalam "Piagem<br />

Sultan Agung" tertanggal 9 Muharam<br />

tahun Alif. Piagam tersebut merupakan sejarah<br />

<strong>yang</strong> kuat dan sumber primer <strong>yang</strong> menyatakan<br />

adanya nama daerah bernama <strong>Bandung</strong> dan di<br />

daerah itu dibentuk pemerintah Kabupaten.<br />

Dengan kata lain tanggal 9 Muharam tahun Alif<br />

17

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!