10.02.2015 Views

10 Penghargaan yang diterima Pemerintah Kota Bandung, SWARA ...

10 Penghargaan yang diterima Pemerintah Kota Bandung, SWARA ...

10 Penghargaan yang diterima Pemerintah Kota Bandung, SWARA ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

EDISI 4 / 2009<br />

LINTAS KOTA<br />

masing-masing ke dekat jalan raya, yakni Ibu<br />

kota Kabupaten <strong>Bandung</strong> dipindahkan ke tepi<br />

Sungai Cikapundung (pusat <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

sekarang) dan Ibu kota Kabupaten Parakan<br />

Muncang ke Andawadak (daerah Tanjungsari<br />

sekarang).<br />

Kapan Ibu <strong>Kota</strong> Kabupaten <strong>Bandung</strong> <strong>yang</strong><br />

baru dibangun<br />

Menurut naskah Sadjarah <strong>Bandung</strong>, pada<br />

tahun 1809 Bupati <strong>Bandung</strong> R.A<br />

Wiranatakusumah II beserta sejumlah rakyatnya<br />

pindah dari Karapyak ke daerah <strong>Bandung</strong><br />

bagian utara, dalam rangka mencari kemudian<br />

membuka lahan untuk membangun kota baru.<br />

Lahan dimaksud adalah daerah tepi barat Sungai<br />

Cikapundung (Pusat <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

sekarang) <strong>yang</strong> masih berupa hutan-hutan.<br />

Dalam rangka membangun tempat tersebut sebagi<br />

Ibukota Kabupaten <strong>Bandung</strong>, Bupati tinggal<br />

di daerah sebelah utara Jalan Raya Pos <strong>yang</strong><br />

sedang dibangun, tetapi tidak tinggal di suatu<br />

tempat, melainkan pindah-pindah tempat. Mula-mula<br />

ia tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti<br />

sekarang), kemudian Bupati pindah ke Balubur<br />

Hilir, agar lebih dekat ke tempat pekerjaan untuk<br />

memimpin sejumlah idenya membangun<br />

"<strong>Kota</strong>". Namun Balubur Hilir pun dirasakan<br />

masih cukup jauh dari Sungai Cikapundung,<br />

maka bupati pindah lagi ke kampung Bogor<br />

(sekarang Kebon Kawung).<br />

Menurut naskah sejarah <strong>Bandung</strong>, di tiga<br />

tempat tersebut, Bupati R.A.Wiranatakusumah<br />

II tinggal selama kurang lebih dua setengah<br />

tahun. Selanjutnya ia pindah ke "<strong>Kota</strong>" baru<br />

(<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>) <strong>yang</strong> sudah dapat berfungsi sebagai<br />

ibu kota kabupaten dan pemukiman,<br />

sekalipun situasi dan kondisinya masih sederhana.<br />

Kapan pindahnya bupati itu, belum diketahui<br />

secara jelas.<br />

Tulisan Raden Natanegara berjudul "Sadjarah<br />

Soemedang ti Djaman Kompeni Toeg nepi ka Kiwari".<br />

Dimuat dalam Volks Almanak Soenda<br />

tahun 1938 dan 1939 (Tulisan berseri) antara<br />

lain berisi informasi berdirinya <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

diresmikan melalui besluit (Surat Keputusan)<br />

tanggal 25 September 18<strong>10</strong>. Hal ini tersurat dan<br />

tersirat dalam tulisan tersebut <strong>yang</strong> dimuat<br />

dalam Volks Almanak Soenda 1938 (Hal.96), sebagai<br />

berikut (ejaannya diubah menjadi EYD) :<br />

Koelantaran aya jalan besar anyer beunang<br />

19

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!