07.03.2015 Views

Kong Tek Cun Ong - Klenteng Po An Thian on the Web

Kong Tek Cun Ong - Klenteng Po An Thian on the Web

Kong Tek Cun Ong - Klenteng Po An Thian on the Web

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

sempat membawa ternaknya pulang, terpaksa berteduh di bawah<br />

sebuah poh<strong>on</strong>. Saat itu ia melihat seorang lelaki sedang menuntun<br />

kerbau dengan terburu-buru. buru. Ia menggunakan wajan untuk melindungi<br />

kepalanya, dan anaknya yang masih kecil berlindung di bawah perut<br />

kerbaunya. Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok menjadi tertegun, ia teringat kata-kata<br />

temannya si ahli H<strong>on</strong>g Sui. Segera ia berlari dan tanpa memperdulikan<br />

hujan deras, ia segera menggali tanah dimana ia pertama kali melihat<br />

kejadian tadi. Sungguh ajaib, begitu periuk dimasukkan ke dalam<br />

lubang di tanah, lubang itu segera menutup sendiri. Setelah hujan<br />

mereda, Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok segera menggiring ternaknya pulang dengan<br />

hati yang riang.<br />

Waktupun terus berlalu. Suatu hari desa tempat tinggal Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok<br />

diserang segerombolan perampok. Mereka<br />

membakar dan menghancurkan rumah-rumah<br />

penduduk. Karena khawatir dirinya ikut terbakar,<br />

Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok keluar dari rumahnya dengan<br />

mel<strong>on</strong>cat melalui jendela. <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>eh, begitu melihat<br />

Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok keluar dari jendela, kawanan<br />

perampok langsung berlarian ketakutan, dan api<br />

yang sudah mulai membesar dan menjalar, begitu<br />

dilewati Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok, langsung menjadi kecil<br />

dan padam bagaikan diguyur air. Penduduk yang<br />

melihat kejadian tadi menjadi terbeng<strong>on</strong>gbeng<strong>on</strong>g.<br />

Sejak kejadian itu, Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok dihormati oleh penduduk<br />

di desanya, begitu pula saudagar kikir yang menjadi majikannya,<br />

menaikkan jabatan Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok dan memberinya tunjuangan hidup<br />

agar dapat hidup layak bersama ibunya.<br />

Suatu hari, Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok mendapat bisikan suci bahwa ia akan<br />

menerima anugerah dari Tuhan. Segera ia mandi keramas dan pamit<br />

kepada ibunya untuk melaksanakan semedi dalam kamarnya.<br />

Menjelang senja, saat ibunya telah menyiapkan makan malam, Kwee<br />

<str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok dipanggil tetapi tidak menjawab. Ibunya lalu masuk ke<br />

kamar Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok dan melihat Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok sedang duduk<br />

semedi di atas kursi dan melayang layang di udara. Sang Ibu berusaha<br />

menarik-narik kaki Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok, dengan maksud menurunkannya<br />

dan membangunkan Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok. Ternyata didapati bahwa tubuh<br />

| http:// poanthian.blogspot.com<br />

64

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!