07.03.2015 Views

Kong Tek Cun Ong - Klenteng Po An Thian on the Web

Kong Tek Cun Ong - Klenteng Po An Thian on the Web

Kong Tek Cun Ong - Klenteng Po An Thian on the Web

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

8. <str<strong>on</strong>g>K<strong>on</strong>g</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Tek</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Cun</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Ong</str<strong>on</strong>g> (Guan Ze Zun Wang) 廣 澤 尊 王<br />

<str<strong>on</strong>g>K<strong>on</strong>g</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Tek</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Cun</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Ong</str<strong>on</strong>g> atau Guan Ze Zun Wang lazim disebut juga <str<strong>on</strong>g>Po</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g><br />

<str<strong>on</strong>g>Cun</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Ong</str<strong>on</strong>g> (Bao <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g> Zun Wang) atau Kwee Sin <str<strong>on</strong>g>Ong</str<strong>on</strong>g> (Guo Sheng Wang),<br />

karena nama aslinya adalah Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok (Guo H<strong>on</strong>g Fu). Sering<br />

disebut juga dengan H<strong>on</strong>g San Ko Tee. Terkenal sebagai dewa<br />

pelindung masyarakat Nan <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g> dan kaum perantauan.<br />

Cerita :<br />

Ada dua versi cerita asal-muasal <str<strong>on</strong>g>K<strong>on</strong>g</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Tek</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Cun</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Ong</str<strong>on</strong>g>, versi pertama<br />

sebagai berikut: Menurut cerita, Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok lahir di Quan Zhou,<br />

kabupaten Nan <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>, propinsi Fu Jian, pada jaman dinasti S<strong>on</strong>g. Pada<br />

waktu kecil bekerja sebagai penggembala ternak milik seorang<br />

saudagar yang kikir dan pelit. Namun berkat bimbingan ibunya, Kwee<br />

<str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok tumbuh menjadi seorang anak yang berbakti dan ulet dalam<br />

bekerja.<br />

Suatu hari, saudagar pelit tersebut mengundang seorang ahli H<strong>on</strong>g Sui<br />

(Feng Shui) untuk memperbaiki kuburan leluhurnya. Karena pelitnya,<br />

kadang saudagar tersebut hanya memberi nasi putih dengan sedikit<br />

lauk kepada si ahli H<strong>on</strong>g Sui. Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok sering menyisihkan<br />

lauknya untuk diberikan kepada si ahli H<strong>on</strong>g Sui, sehingga terjalin<br />

hubungan yang sangat dekat antara Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok dengan si ahli<br />

H<strong>on</strong>g Sui. Dengan petunjuk ahli H<strong>on</strong>g Sui, Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok disarankan<br />

untuk memb<strong>on</strong>gkar dan memindah kuburan ayahnya, agar menurut<br />

perhitungan H<strong>on</strong>g Sui, kelak hidupnya dapat bahagia.<br />

Setelah mendapat persetujuan dari ibunya, Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok mulai<br />

memb<strong>on</strong>gkar kuburan ayahnya. Setelah mencuci bersih tulangbelulang<br />

ayahnya, dimasukkannya tulang tersebut ke dalam sebuah<br />

periuk tanah liat. Menurut si ahli H<strong>on</strong>g Sui, suatu hari nanti apabila<br />

Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok melihat seorang penggembala kerbau yang memakai<br />

topi wajan, dan seorang anak berlindung di bawah kerbau tersebut,<br />

maka di tempat itulah Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok harus menguburkan tulangbelulang<br />

ayahnya. Oleh sebab itu, akhirnya kemanapun Kwe <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok<br />

menggembalakan ternaknya, ia selalu meng-gend<strong>on</strong>g periuk tulang<br />

ayahnya.<br />

Suatu hari, saat ia sedang menggembalakan ternaknya, tiba-tiba langit<br />

mendung dan turun hujan deras sekali. Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok yang belum<br />

63<br />

| http:// poanthian.blogspot.com


sempat membawa ternaknya pulang, terpaksa berteduh di bawah<br />

sebuah poh<strong>on</strong>. Saat itu ia melihat seorang lelaki sedang menuntun<br />

kerbau dengan terburu-buru. buru. Ia menggunakan wajan untuk melindungi<br />

kepalanya, dan anaknya yang masih kecil berlindung di bawah perut<br />

kerbaunya. Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok menjadi tertegun, ia teringat kata-kata<br />

temannya si ahli H<strong>on</strong>g Sui. Segera ia berlari dan tanpa memperdulikan<br />

hujan deras, ia segera menggali tanah dimana ia pertama kali melihat<br />

kejadian tadi. Sungguh ajaib, begitu periuk dimasukkan ke dalam<br />

lubang di tanah, lubang itu segera menutup sendiri. Setelah hujan<br />

mereda, Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok segera menggiring ternaknya pulang dengan<br />

hati yang riang.<br />

Waktupun terus berlalu. Suatu hari desa tempat tinggal Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok<br />

diserang segerombolan perampok. Mereka<br />

membakar dan menghancurkan rumah-rumah<br />

penduduk. Karena khawatir dirinya ikut terbakar,<br />

Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok keluar dari rumahnya dengan<br />

mel<strong>on</strong>cat melalui jendela. <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>eh, begitu melihat<br />

Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok keluar dari jendela, kawanan<br />

perampok langsung berlarian ketakutan, dan api<br />

yang sudah mulai membesar dan menjalar, begitu<br />

dilewati Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok, langsung menjadi kecil<br />

dan padam bagaikan diguyur air. Penduduk yang<br />

melihat kejadian tadi menjadi terbeng<strong>on</strong>gbeng<strong>on</strong>g.<br />

Sejak kejadian itu, Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok dihormati oleh penduduk<br />

di desanya, begitu pula saudagar kikir yang menjadi majikannya,<br />

menaikkan jabatan Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok dan memberinya tunjuangan hidup<br />

agar dapat hidup layak bersama ibunya.<br />

Suatu hari, Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok mendapat bisikan suci bahwa ia akan<br />

menerima anugerah dari Tuhan. Segera ia mandi keramas dan pamit<br />

kepada ibunya untuk melaksanakan semedi dalam kamarnya.<br />

Menjelang senja, saat ibunya telah menyiapkan makan malam, Kwee<br />

<str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok dipanggil tetapi tidak menjawab. Ibunya lalu masuk ke<br />

kamar Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok dan melihat Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok sedang duduk<br />

semedi di atas kursi dan melayang layang di udara. Sang Ibu berusaha<br />

menarik-narik kaki Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok, dengan maksud menurunkannya<br />

dan membangunkan Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok. Ternyata didapati bahwa tubuh<br />

| http:// poanthian.blogspot.com<br />

64


Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok telah menjadi dingin dan kaku. Sadarlah sang ibu<br />

bahwa puteranya telah berpulang. Kejadian aneh ini menjadikan<br />

penduduk kampung menghormati Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok sebagai dewa dan<br />

membuatkan arcanya di klenteng.<br />

Versi cerita kedua mengatakan bahwa Kwee Sin <str<strong>on</strong>g>Ong</str<strong>on</strong>g> sesungguhnya<br />

adalah seorang raja muda Fen Yang di jaman dinasti Tang, yang<br />

bernama Kwee Tjoe Gi (Guo Zi Yi). Kwee Tjoe Gi banyak berbuat<br />

jasa kepada dinasti Tang, antara lain memadamkan pember<strong>on</strong>takan <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g><br />

Lu Shan dan seorang diri memukul mundur pasukan perang suku Hui<br />

He. Bahkan pasukan Turfan yang telah menduduki kota Chang <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>,<br />

kabur kalang kabut begitu mendengar Kwee Tjoe Gi berniat<br />

menyerangnya. Pada umur 80 tahun, Kwee Tjoe Gi mengundurkan diri<br />

dan wafat pada usia 85 tahun. Kegagahannya dan nama besar Kwee<br />

Tjoe Gi, membuat orang-orang memujanya sebagai Kwee Sin <str<strong>on</strong>g>Ong</str<strong>on</strong>g><br />

(raja dewa Kwee).<br />

Catatan :<br />

<str<strong>on</strong>g>K<strong>on</strong>g</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Tek</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Cun</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Ong</str<strong>on</strong>g> (Guan Ze Zun Wang ) tidak sama dengan<br />

Kh<strong>on</strong>g <str<strong>on</strong>g>Tek</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Cun</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Ong</str<strong>on</strong>g> (<str<strong>on</strong>g>K<strong>on</strong>g</str<strong>on</strong>g> De Zun Wang ), seorang dewa<br />

Taoist yang hidup pada jaman purba, yaitu pada jaman kaisar Oey Te<br />

(Huang Di / 2698-2596 SM). Tokoh ini bernama asli Kh<strong>on</strong>g Seng Tjoe<br />

(Guang Cheng Zi), dan pemujaannya tidak populer di Ind<strong>on</strong>esia.<br />

Profil :<br />

Arca <str<strong>on</strong>g>K<strong>on</strong>g</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Tek</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Cun</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Ong</str<strong>on</strong>g> ditampilkan sebagai seorang pemuda dengan<br />

baju pejabat, duduk diatas sebuah kursi, dengan satu kaki bersila dan<br />

satu kaki terjulur ke bawah (sesuai dengan legenda Kwee <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g>g Hok<br />

yang ditarik kakinya oleh ibunya).<br />

Di klenteng <str<strong>on</strong>g>Po</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Thian</str<strong>on</strong>g>, arca yang sudah ada sejak jaman dulu adalah<br />

yang kecil. Namun sayang, arca ini hilang dicuri pada sekitar tahun<br />

廣 澤 尊 王<br />

2002. Dua arca yang berukuran sedang, adalah sumbangan dari Bp.<br />

孔 德 尊 王<br />

Soen Tjay Swan – Jakarta, dan Bp. Lie Bok Seng - Pekal<strong>on</strong>gan.<br />

Hari perayaan :<br />

Di klenteng <str<strong>on</strong>g>Po</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>An</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Thian</str<strong>on</strong>g>, pemujaan kepada <str<strong>on</strong>g>K<strong>on</strong>g</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Tek</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Cun</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Ong</str<strong>on</strong>g> boleh<br />

dikatakan belum begitu lama dilakukan. Tetapi berdasarkan klentengklenteng<br />

lain, hari perayaan <str<strong>on</strong>g>K<strong>on</strong>g</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Tek</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Cun</str<strong>on</strong>g> <str<strong>on</strong>g>Ong</str<strong>on</strong>g> ada dua yaitu :<br />

- Tanggal 22 bulan 8 Imlek, sebagai hari Shejid / Sing Tan (lahir)<br />

65<br />

| http:// poanthian.blogspot.com


- Tanggal 22 bulan 2 Imlek, sebagai hari Kie Sien (wafat /<br />

berpulang).<br />

66<br />

| http:// poanthian.blogspot.com

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!