11.05.2015 Views

o_19l2ab95j4rl1rpj1om31pjdvra.pdf

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Sementara pikiranpikiran ini melintasi kepalaku pastilah aku<br />

tampak kusut sehingga tibatiba cewek hitam manis yang menunggu<br />

di ruang depan tadi memberiku isyarat dengan suitan, sst, sst…<br />

seperti dilakukan seseorang kepada seekor kucing, bersamaan dengan<br />

itu matanya ikut pula memberi isyarat. Aku membungkuk ke bawah<br />

dan ia pun bertanya, “Ada apa? Apa dia tadi mengatakan halhal yang<br />

mengerikan?”<br />

“Sangat mengerikan,” jawabku, “terutama bagiku.”<br />

Dengan cepat iapun bangkit dari duduknya.<br />

“Kalau begitu aku tidak jadi masuk saja lah,” katanya. “Aku takut<br />

sekali kalau nanti dia mengatakan hal-hal buruk.”<br />

Secara spontan aku keluar dari pintu dan diapun mengikutiku.<br />

Setelah berada di bawah, aku memandanginya dari samping. Dia<br />

sangat hitam, dan rambutnya dipotong pendek seperti lakilaki,<br />

tampak seperti memeluk dan melingkari wajah bundarnya kemudian<br />

terus menipis bagai sebuah bayangan di seputar kedua belah pipi<br />

dan dagunya. Kupikir dia sangat cantik dan diapun seakan menebak<br />

pikiranku, berpaling ke arahku dan tersenyum lalu berkata:<br />

“Kamu tidak kenal aku, tapi aku mengenalmu. Kita tinggal dalam<br />

satu gedung!”<br />

Tibatiba dari tangga bawah terdengar derai tawa yang jernih,<br />

merdu dan kekanakkanakan, tawanya Clara. Dan pada saat yang sama<br />

juga terdengar suara Umberto yang agak nyaring. Tanpa raguragu<br />

kuletakkan tanganku di pinggang gadis tadi.<br />

“Siapa namamu?” tanyaku.<br />

“Namaku Angela,” katanya sambil memberiku tatapan menantang.<br />

Saat itu juga Clara dan Umberto berjalan ke arah kami. Dan<br />

kuperhatikan ketika Clara menyaksikan kami tengah berangkulan<br />

begitu, dia pun kemudian menundukkan pandangannya dengan<br />

santun. Lihat nih! batinku sengit.<br />

Mereka lanjut berjalan menapaki tangga dan kami turun ke<br />

bawah. Kulepaskan tanganku dari pinggang Angela dan berkata<br />

padanya, “Angela manis, ayo kita pergi dan mencari minuman untuk<br />

merayakan pertemuan kita ini”. Gadis itupun merengkuh lenganku<br />

lalu kami bergandengan keluar bersamasama menuju ke jalan.<br />

***<br />

Alberto Moravia.<br />

Pengarang kelahiran Roma tahun 1907. Terkenal secara internasional<br />

pada umur 22 tahun dengan karya novelnya, The Indifferent Ones.<br />

Banyak menulis novel, cerpen, drama dan esei. Cerita pendek di atas<br />

diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh: S ERDIA PUTRA.<br />

halaman 28

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!