10.07.2015 Views

Epinephelus tauvina - Lipi

Epinephelus tauvina - Lipi

Epinephelus tauvina - Lipi

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

sumber:www.oseanografi.lipi.go.idRp 24.000,- Kepulauan Seribu (Rp 12.000,-)dan Karimunjawa (Rp 6.000,-, Kerapulumpur (<strong>Epinephelus</strong> <strong>tauvina</strong>) Rp. 15.000,-(Riau), Rp 4.000,- (Karimunjawa), Rp 7.000(Kepulauan Seribu) dan Rp. 12.000,- (Jakarta).Selanjutnya ikan kerapu bebek (Chromileptesaltivelis) adalah Rp. 54.000,-(Riau), Rp. 15.000,- (Karimunjawa, UjungPandang) dan Rp. 25.000,- di KepulauanSeribu (ANONYMOUS 1991).Usaha budidaya ikan kerapu di Indonesiapertama kali dirintis oleh nelayanKepulauan Riau pada tahun 1978 dengansistem tancap (pen-cage culture) kemudianberkembang ke Kepulauan Bengkalis, SulawesiSelatan, Kepulauan Seribu, Karimunjawa,Teluk Banten dan lain-lain.Ketersediaan benih yang tepat baikdalam jumlah, waktu, harga dan kualitasmenjadi faktor utama untuk menjamin kelangsunganusaha pembesaran sampai mencapaiukuran konsumsi. Secara alami, produksibenih ikan kerapu dari ukuran larva sampaiukuran gelondongan (tokolan) masih sangatrendah dan keberadaannya sangat tergantungpada musim dan waktu, sehingga usaha pembenihanperlu dikembangkan untuk mengatasihal tersebut. HOUDE (1970) dalamAKATSU et al (1982) melaporkan bahwalarva ikan laut memiliki toleransi yang tinggiterhadap perubahan salinitas, tetapi salinitasjuga merupakan faktor pembatas terhadapkelangsungan hidup larva.Sampai saat ini, ikan kerapu yang dapatdipijahkan baik melalui rangsanganhormon maupun pemijahan alami pada bakterkontrol adalah <strong>Epinephelus</strong> <strong>tauvina</strong>(CHEN et al 1977), <strong>Epinephelus</strong> akaara(UKAWA & HIGUCH1 1966), <strong>Epinephelus</strong>salmoides (HUANG et al 1986), <strong>Epinephelus</strong>fario (KUO et al 1988) dan <strong>Epinephelus</strong>fuscoguttatus (MAYUNAR et al 1991a).Pesatnya kemajuan budiaya ikan kerapudalam keramba jaring apung dan alternatifpengembangannya di tambak, akanmenimbulkan berbagai masalah diantaranyaadalah ketersediaan benih dalam jumlahcukup dan bermutu serta pengelolaan mutuair. Usaha untuk mempercepat pertumbuhandan meningkatkan kelangsungan hidup benih,parameter lingkungan yang tepat harustersedia dalam air. Kemunduran mutu airdap at mengakibatkan kematian, terhambatnyapertumbuhan, timbulnya hama/penyakit,pengurangan rasio konversi pakan, sertamenurunnya mutu daging ikan (HIRAYA-MA 1974, BOYD 1979).Berdasarkan hal-hal diatas dan untukpengembangan usaha ini dimasa datang,penulis mencoba memberikan sedikit gambaranatau informasi mengenai pemijahandan pemeliharaan larva ikan kerapu lumpur(<strong>Epinephelus</strong> <strong>tauvina</strong>). Dalam tulisan inidisajikan mengenai indek dan tingkat kematangangonad, fekunditas, teknik pemijahan,penetasan, perkembangan embryo, pemeliharaanlarva, pakan dan cara pemberiannya,pertumbuhan dan perkembangan larva.INDEK DAN TINGKAT KEMATANGANGONADIkan kerapu lumpur (<strong>Epinephelus</strong> <strong>tauvina</strong>)bersifat "Protogynous hermaphrodite"dimana betina dewasa akan mengalamiperubahan kelamin (change sex) menjadijantan. Perubahan kelamin pada betina tergantungukuran, umur dan jenis. Misalnya<strong>Epinephelus</strong> <strong>tauvina</strong> (CHEN et al 1977),panjang minimum betina yang matang adalah450 - 500 mm (sebagian besar 500 -700 mm) dan transisi gonadnya terjadi padapanjang total (TL) 66 - 72 cm dan testis70Oseana, Volume XVII No. 2, 1992

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!