11.07.2015 Views

pengolahan air lindi

pengolahan air lindi

pengolahan air lindi

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DARI REDAKSI Stan Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan(Pokja AMPL) - WASPOLA di pameran Indowater 2007.Foto: Bowo Leksono.Tak bosan-bosannya kami menyuarakan kesadaran akanarti penting <strong>air</strong> baku dan lingkungan sehat. Berbagaiinformasi seputar <strong>air</strong> minum dan penyehatan lingkungan(AMPL) terus kami hadirkan di hadapan pembaca setiaPercik.Sudah menjadi semacam tugas, mengetuk pintu kesadarantepatnya bagi kita semua, dengan jalan mentransformasi pengetahuandan berbagai informasi hingga majalah yang diterbitkanKelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (PokjaAMPL) ini telah memasuki Edisi XVIII.Di bulan Mei dan Juni 2007 ini, dunia memperingati duaperistiwa bersejarah yang mengemban nasib seluruh umatmanusia. Adalah Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuhpada 5 Juni 2007 dan Hari Bumi (earth day) dua bulansebelumnya yaitu 22 April 2007.Pernahkah kita bertanya pada diri sendiri, apa yang kitasumbangkan untuk lingkungan kita? Terlebih untuk bumi kitatercinta? Sepertinya pertanyaan ini kerap terpercik saat bencanaalam melanda atau saat kesadaran yang melintas hanya sesaat.Tahukah Anda, bahwa bumi yang kita pijak sudah empatmiliar tahun lebih usianya. Dan setiap saat terus ada perubahanpada planet yang sudah ribuan tahun dihuni makhluk bernamamanusia. Perubahan yang meskipun pelan namun pasti.Perubahan bumi ini terkait eksistensi penghuninya. Bencanaalam yang melanda berbagai belahan dunia adalah wujud percepatanperubahan bumi. Dan sangat tidak bijak bila bencanayang melanda bumi dibebankan pada alasan fenomena alam.Apa sebenarnya sumbangsih kita sebagai makhluk yangberadab untuk bumi ini? Sudahkah hal positif kita lakukan demipelestarian lingkungan dan keberlangsungan hidup manusia?Coba perbandingkan seberapa perbuatan baik kita dan perilakumerusak bagi bumi manusia. Bukan tidak mungkin,perubahan besar yang menyebabkan kerusakan bumi karenaulah manusia sendiri.Lebih mengerikan lagi adanya fenomena pemanasan global(global warming) yang kembali menjadi buah bibir beberapatahun terakhir. Berbagai bencana alam melanda dan berbagaipenyakit menyerang penduduk bumi, adalah pertanda keganasanefek pemanasan global.Bayangkan, fenomena ini akan mempercepat proses kehancuranbumi manusia yang berarti kehancuran pula bagi kehidupanpenghuninya. Proses ini semakin cepat dengan ketidakperdulianpenghuninya. Ini bukan lagi masalah individuatau masalah satu-dua negara. Nasib bumi adalah tanggungjawab seluruh penduduk dunia.Lagi-lagi, kesadaran manusia dipertaruhkan. Dan berbicarakesadaran manusia, baik secara individu maupun komunal,menuntut masyarakat yang berdaya guna, peka terhadaplingkungan dan mampu menyelesaikan persoalan hidup denganbijak.Bahasan pemberdayaan masyarakat menghiasi LaporanUtama edisi kali ini. Pada kenyataannya, masih banyak umatmanusia yang belum tersentuh lingkungan bersih untuk keberlangsunganhidup. Dengan pemberdayaan masyarakat, keterlibatanmanusia secara sadar mutlak diperlukan dan ini perlubimbingan dan pendampingan.Sebuah tulisan mengulas bagaimana program dan proyekAMPL di Indonesia tak lepas dari metode pemberdayaanmasyarakat sebagai kendaraan menuju keberhasilan. WSLIC(Water and Sanitation for Low Income Communities), CWSH(Community Water Services and Health Project), Sanitasi olehMasyarakat (Sanimas) dan Program Air (Pro<strong>air</strong>). Bahkan, programSanimas dalam pelaksanaannya mengklaim 70 persenbertumpu pada pemberdayaan masyarakat.Laporan utama edisi ini semakin lengkap dengan wawancaraDirektur Penanggulangan Kemiskinan Bappenas Dr. PungkySumadi yang berbicara banyak hal sehubungan ProgramNasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Tak ketinggalankehadiran Tasya, penyanyi cilik yang beranjak remaja, di rubrikTamu Kita. Duta Cilik Lingkungan Hidup ini mewakili anakanakseusianya berbicara soal sampah.Untuk semua itu, kritik dan saran tetap kami tunggu daripembaca setia Percik demi keberlangsungan dan kemajuanmajalah kita tercinta. Demikian dan selamat membaca. PercikJuli 20071


LAPORAN UTAMA HAK MASYARAKAT UNTUK MEMUTUSKAN Pilihan teknologi Tingkat layanan Bentuk organisasi Mekanisme keuanganPersyaratan Berbasis MasyarakatKegiatan berbasis masyarakat akandapat berlangsung dengan baik jikamasyarakat mempunyai (i) kemampuan;dan (ii) keinginan untuk mengelola.Beberapa persyaratan ini dapat diperolehmelalui pelatihan dan pengembangankemampuan, selebihnya dapat melaluipenyempurnaan organisasi. Namun banyakjuga yang didapatkan melalui fasilitasipemerintahKEMAMPUAN MENGELOLAKetersediaan kemampuanteknisKetersediaan kemampuanmanajemen dan memecahkanmasalahKekompakanKompleksitas teknologiKetersediaan suku cadangKemampuan membayarKerangka peraturanKetersediaan informasiManfaat dan KerugianDisadari bahwa keinginan masyarakatdipengaruhi oleh banyak hal, diantaranyadipengaruhi oleh seberapa besarmanfaat yang didapatkan oleh masyarakat.Untuk itu, dikenali beberapa manfaatyang mungkin diperoleh masyarakat (i)rancangan kegiatan berdasar kebutuhanmasyarakat; (ii) tingkat layanan didasariTANGGUNG JAWAB MASYARAKAT UNTUK Pemeliharaan dan perbaikan Pengaturan Pendanaan Organisasi pengelolaanKEINGINAN MENGELOLAKebutuhanKuantitas, kehandalan, dankualitas sumber dayaManfaatKesetaraanPenerimaan teknologiPenerimaan tingkat layananKeinginan membayarBiaya kesempatan layananPilihan pengelolaanFaktor politikoleh kebutuhan dan keinginan masyarakatuntuk membayar; (iii) pemahamanmasyarakat menjadi pertimbangan; (iv)masyarakat menjadi kurang tingkat ketergantungannyapada pihak luar; (v)prinsip pemulihan biaya (cost recovery)dan sistem pembayaran dapat disesuaikandengan kondisi masyarakat; (vi) kapasitaspengelolaan masyarakat membaik;(vii) masyarakat akan dapat memilikifasilitas; (viii) meningkatkan kepercayaandiri masyarakat.Kerugian yang mungkin terjadi dapatberagam tergantung kondisi setempat,tetapi secara umum dapat berupa (i) unitpengelola sarana hanya berfungsi padasaat ada kerusakan, sehingga cenderungmati suri; (ii) unit pengelola saranadikuasai oleh kelompok/orang tertentu;(iii) penanganan keuangan sering menjadisumber konflik; (iv) terjadi persainganantara unit pengelola sarana dan pemimpintradisional bahkan pemerintahdesa; (v) ketergantungan yang tinggi terhadapbantuan dari fasilitator.Implikasi HukumTerkait dengan pengelolaan fasilitasberbasis masyarakat, terdapat beberapaisu yang ditengarai dapat menimbulkanmasalah di belakang hari. Berdasarpengalaman, kepemilikan aset dari fasilitasyang dibangun menjadi isu utama.Apalagi jika sumber dana berasal dariberbagai sumber seperti misalnya donor,pemerintah (pusat dan daerah), LSM,dan masyarakat. Penyerahan aset ke masyarakatakan menghapuskan aset tersebutdari neraca pemerintah dan kemungkinankonsekuensinya alokasi dana perbaikantidak akan tersedia. Jika aset diserahkanpada pemerintah maka masyarakatakan mempertanyakan perwujudandari kontribusi mereka. Salah satu carayang banyak dilakukan adalah menyerahkankepemilikan pada pemerintah sementarahak pengelolaan diserahkan padamasyarakat. Sehingga masyarakat dapatmengelola dan menerima pendapatandari pengelolaan tersebut.Selain itu, diperlukan juga perubahanregulasi untuk memungkinkan penyerahanhibah dari pemerintah ke masyarakat,dan status hukum dari Unit PengelolaSarana.Bagaimana agar Dukungan PemerintahOptimal?Ketika masyarakat terlibat langsungdalam seluruh proses kegiatan, pemerintahakan mengalami kegamangan dalammerubah perannya dari penyedia menjadifasilitator, koordinator dan pendukungmasyarakat. Keadaan ini mensyaratkanbahwa pegawai pemerintah harus menyesuaikansikapnya. Selain tidak lagimengambil keputusan sendiri dan memberiinstruksi pada masyarakat, merekaperlu mendengarkan ide dan pandanganmasyarakat. Pegawai pemerintah harusmenjawab pertanyaan masyarakat tentangpilihan teknologi, biaya, kehandalan,tingkat pelayanan, kebutuhan operasi4 PercikJuli 2007


LAPORAN UTAMA Keterlibatan Masyarakat SecaraAktif Menjadi KunciKeberhasilan PemberdayaanSekelompok anak muda desa tanpa membedakan status dan jenis kelamin,bermusyawarah tentang pembangunan desa. Foto: Bowo Leksono.Salah satu hal utama dalam setiapkegiatan atau proyek dalam masyarakatadalah keterlibatan masyarakatuntuk tidak sekedar menikmatimanfaat namun juga rasa memiliki sehinggabaik untuk keberlanjutan kegiatanatau proyek tersebut.Pelibatan masyarakat sebagai satu wujudnyata pemberdayaan masyarakat menujukemandirian. Seperti yang diterapkanpada proyek-proyek <strong>air</strong> minum dan penyehatanlingkungan (AMPL) di Indonesia.Berbagai cara dan metode pun diterapkanuntuk menghasilkan kemampuanmasyarakat secara maksimal. Seperti padaproyek WSLIC (Water and Sanitationfor Low Income Communities) menerapkanteknik Metodology for ParticipatoryAssessment (MPA) dan ParticipatoryHygiene and Sanitation Transformation(PHAST) yaitu partisipasi dan demokrasisecara riil terutama perempuan danorang miskin. Metode ini tidak berbedadengan proyek CWSH (Community WaterServices and Health Project)Pada kegiatan sanitasi masyarakat(Sanimas), dengan RPA (Rapid ParicipatoryAssessment) dinilai dapat melakukanidentifikasi masalah sanitasi dan keinginanmasyarakat untuk memecahkannyaatas dasar kemampuan sendiri yangdilakukan secara cepat dan sistematis.Sementara pada program <strong>air</strong> (Pro<strong>air</strong>)lebih pada pendekatan tanggap kebutuhanmasyarakat (demand responsive approach)yang terbuka untuk semua lapisanmasyarakat dengan perhatian khususpada kaum wanita sebagai penggerakmasyarakat (pendekatan partisipatif) danmenempatkan masyarakat sebagai 'aktorutama'.Berbagai cara dan metode yang diterapkanpada hakekatnya mempunyai tujuanyang tidak jauh berbeda. Keterlibatanmasyarakat secara aktif menjadi suatukeniscayaan agar mereka merasa memilikidan bertanggung jawab agar kegiatanatau proyek dapat berkesinambungan.Sejauh Mana Keterlibatan Masyarakat?Disetiap kegiatan dan proyek menempatkanmasyarakat sebagai pelaku utama.Seperti pada pelaksanaan pembangunanSanimas, masyarakat terlibatsecara penuh dan dominan sehingga tanpaadanya pelibatan masyarakat tidakakan terjadi pembangunan sanitasimasyarakat. "Dalam pelaksanaan pembangunanSanimas, 70 persen adalah kegiatanpemberdayaan," kata Emah, stafDepartemen PU yang sehari-hari menanganiSanimas.Lebih jauh dalam proyek CWSH masyarakatterlibat secara aktif dan berperandalam pengambilan keputusan, penyusunanperencanaan, pelaksanaan danpengelolaan kegiatan desa serta pengawasanterhadap pemanfaatan sumberdaya yang ada. Bahkan pada program <strong>air</strong>atau Pro<strong>air</strong> yang merupakan proyek hibahPemerintah Jerman, keterlibatanmasyarakat selain pemikiran juga kontribusidana dan tenaga.CPMU WSLIC-2 Imam Syahbandi,mengatakan target dari proyek WSLIC-2adalah masyarakat menjadi berdaya danberpartisipasi sehingga pembangunantumbuh dari masyarakat (CommunityDriven Development). "Masyarakatmenggagas, merencanakan, melaksanakan,memanfaatkan dan memelihara,serta bertanggung jawab terhadap keputusanyang telah dibuat sehingga timbul6 PercikJuli 2007


WAWASAN 1 persediaan <strong>air</strong> tawar di negeri ini sangatlah terbatas, padahal jumlah kebutuhanakan <strong>air</strong> bersih makin meningkat daritahun ke tahun seiring makin bertambahnyajumlah penduduk. Sumber <strong>air</strong> tidaklagi dijaga sehingga penuh dengan sampah,limbah, dan tertutup bangunan. Bilahal tersebut dibiarkan dan tidak diperbaikimaka Indonesia akan menjadi negarayang mengalami kelangkaan <strong>air</strong> tawar.SISTEM PENGELOLAAN AIRPADA MASYARAKATKAMPUNG NAGA Oleh: Raditya Permana, S.H., M.HumDi masa silam Indonesia dikenalsebagai negara yang kaya <strong>air</strong>tawar. Wilayah Indonesia yangdiselimuti kawasan hutan lebat telahmenjadi bak penampung alami <strong>air</strong> tawar.Air hujan yang jatuh diserap oleh hutanyang kemudian diproses secara alamimenjadi mata <strong>air</strong>, dimana aliran sungaidan danau berawal. Nenek moyangbangsa Indonesia secara turun temurunselama berabad-abad, menciptakanberbagai macam mitos dan pantangan.Hal ini dilakukan untuk menjagakelestarian hutan dan melindungi setiapsumber <strong>air</strong> yang ada. Mereka sadarbahwa suatu saat nanti sumber <strong>air</strong> tawarbisa habis sehingga harus dipelihara,digunakan, dan dikelola secara bijak.Saat ini pembabatan hutan, penambangan,dan pembukaan lahan untukperumahan dilakukan secara serampangandan membabi buta, mengakibatkanmenurunnya kualitas ketersediaan sumber<strong>air</strong> tawar. Semakin maraknya penggunaanilmu pengetahuan dan teknologiyang diadopsi dari Negara-negara Baratdengan dalih modernisasi, telah menghancurkansendi-sendi kearifan lokal.Keselarasan hubungan antara manusiadan alam dalam mengelola hutan dan <strong>air</strong>,tidak diindahkan lagi.Perilaku masyarakat Indonesia saatini juga mengalami perubahan yang sangatdrastis, mereka sudah meninggalkanpengelolaan hutan dan <strong>air</strong> secara tradisionalkarena dipandang primitif dantidak modern. Masyarakat menggunakan<strong>air</strong> dengan seenaknya sendiri, seolaholah<strong>air</strong> tidak akan pernah habis.Masyarakat kurang menyadari bahwaKebutuhan Akan Air dan PentingnyaHutanAir menjadi pusat material danbudaya kehidupan masyarakat di seluruhdunia. Sayangnya, sumber daya palingbernilai ini berada dalam ancaman.Kendati dua pertiga planet bumi terdiriatas <strong>air</strong> tetapi saat ini menghadapikelangkaan <strong>air</strong> yang parah. Dalam semuakasus, kisah kelangkaan <strong>air</strong> adalah kisahketamakan, teknologi yang serampangan,dan pengambilan melebihi kapasitasalam. Ketersediaan <strong>air</strong> dalam suatu ekosistemtergantung pada iklim, fisiografi,vegetasi, dan geologi wilayah bersangkutan.Dalam semua bidang tersebut, manusiamodern telah merusak bumi danmenghancurkan kapasitasnya untukmenerima, menyerap, dan menampung<strong>air</strong>. Pembabatan hutan dan pertambangantelah menghancurkan kemampuanserap yang dimiliki tanah untuk menyimpan<strong>air</strong>. Pertanian dan hutan monokulturtelah mengeringkan ekosistem.Meningkatnya penggunaan bahan bakarminyak telah menyebabkan polusi udaradan perubahan iklim dan menjadi penyebabutama terjadinya banjir, tsunami,dan kekeringan yang terus berulang.Hutan adalah bendungan alami di manadaya serapnya bisa menjaga <strong>air</strong> danmelepaskannya secara perlahan dalambentuk mata <strong>air</strong> dan sungai kecil.Penebangan hutan dan pertanianmonokultur membuat <strong>air</strong> menghilangdan merusak kemampuan tanah untukmengkonservasi <strong>air</strong>.Sebelum Revolusi Hijau, <strong>air</strong> tanahbisa didapatkan melalui teknologi irigasitradisional yang protektif. Akan tetapi,teknologi-teknologi yang bersandar pada14 PercikPercikJuli 2007 Juli 2007 14


WAWASAN energi manusia dan hewan yang bisa diperbarui ini dianggaptidak efisien. Teknologi ini kemudian digantikan oleh mesinberbahan bakar minyak dan pompa listrik yang menyerap <strong>air</strong>lebih cepat dari kemampuan siklus alam untuk mengisi ulang <strong>air</strong>tanah (Vandhana Shiva, 2002: 1-3).Masyarakat Kampung NagaDi tengah derasnya arus modernisasi, maka sebaiknya kitamenengok kembali kearifan lokal dari masyarakat KampungNaga di dalam mengelola hutan dan sumber <strong>air</strong> tawar secaratradisional yang sampai saat ini masih dipertahankan. LokasiKampung Naga terletak di kawasan berbukit di antara Garutdan Tasikmalaya.Kawasan yang dijadikan tempat permukiman masyarakatKampung Naga dikelilingi lahan pertanian sawah berteras-terasdan hutan tutupan. Sebagian lagi berupa kolam tempat penampungan<strong>air</strong> dan sekaligus menjadi tempat memelihara ikan.Sehingga secara ekologis, pola perkampungannyamencerminkan pola lingkungan masyarakat Sundayang umumnya terdapat di daerah-daerahperdesaan.Dalam pola tersebut, terdapat tiga elemenpenting yangsaling mendukungdalam pemenuhankebutuhan seharihari.Yakni rumahsebagai tempattinggal, sumber <strong>air</strong>yang selalu tersedia,dan kebunserta kolam tempat pemeliharaanikan. Karena pemukiman masyarakatKampung Naga mengelompokdalam satu lokasi yang sudah ditetapkan, maka peruntukanlahan dalam tata ruang kampungnya lebih dipertegas lagiberdasarkan prinsip-prinsip efisiensi dengan tidak mengabaikanfaktor ekologis dalam menjaga keseimbangan lingkungannya.Jika dicermati lebih seksama, pola peruntukan lahan diKampung Naga terbagi dalam tiga kategorisasi kawasan yaitu;1) Kawasan suci, adalah kawasan yang tidak boleh dikunjungisembarang orang. Kawasan itu harus selalu dijagakelestarian dan kesuciannya dari pengaruh-pengaruh luar dandiawasi secara bersama.Secara kongkret, kawasan yang dianggap suci tersebut merupakanbukit kecil yang berada di sebelah barat tempat permukimanmereka. Bukit pertama merupakan hutan kecil yang ditumbuhipohon-pohon tua yang bisa disebut hutan larangan, yaituhutan yang penuh dengan pantangan. Di tempat itu pulalahleluhur mereka dimakamkan. Selain hutan larangan, di kawasantersebut terdapat hutan tutupan yang ditumbuhi berbagai jenistanaman keras yang umumnya sudah ratusan tahun. Hutantutupan selain merupakan mata rantai lingkungan yang berperanterhadap iklim mikro, sekaligus merupakan sumber kehidupanmereka mengingat sangat beranekaragamnya jenis tumbuhandi sana.2) Kawasan bersih, adalah tempat permukiman masyarakatKampung Naga. Selain menjadi tempat didirikannya bangunanbangunanrumah dengan gaya arsitektur tradisional Sunda, dikawasan ini terdapat bangunan lumbung, masjid, dan balaipertemuan.3) Kawasan kotor adalah daerah yang permukaan tanahnyalebih rendah. Kawasan tersebut letaknya bersebelahan denganSungai Ciwulan yang sekaligusmenjadi salah satu batasKampung Naga. Bangunanyang terdapat di kawasankotor umumnyamerupakan bangunan penunjang.Bentuknya sederhanadengan bahan-bahan berasal dari alam sekitar. Antaralain tempat pancuran yang biasa digunakan untuk mandi dancuci serta keperluan sehari-hari lainnya, kandang ternak, saunglisung, dan kolam (Her Suganda, 2006: 26-28).Sistem Pengelolaan AirNenek moyang Kampung Naga mewariskan ilmu pengetahuanberupa teknologi penyaluran <strong>air</strong> secara turun temurun.Lazimnya ilmu pengetahuan tersebut dikenal sebagai ilmupengetahuan tradisional.Sistem pengetahuan itu secara terus menerus disempurnakandan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.Dalam pengelolaan sumber daya alam, sistem pengetahuanyang dimiliki masyarakat itu selalu terkait erat dengan kelestariandan keseimbangan lingkungan alam di mana mereka hidup.Adanya hubungan yang erat dan kausal antara makrokosmos(alam jagad raya) dan mikrokosmos (manusia) mengandungkearifan dalam menjaga keseimbangan hubungan antara manusiadan lingkungannya (Kusnaka Adimihardja, 2004 6-7).PercikJuli 200715


WAWASAN 1 Air untuk kebutuhan Kampung Naga berasal dari dua sumber<strong>air</strong> yang dialirkan melalui buluh bambu. Air dari mata <strong>air</strong> diselatan kampung digunakan untuk <strong>air</strong> minum dan kebutuhanmemasak Sebagian <strong>air</strong> permukaan yang melewati sawah dilewatkanke bak-bak penyaringan untuk dialirkan ke bak <strong>air</strong>wudlu dan jamban. Di jamban, <strong>air</strong> ini digunakan untuk keperluanmandi cuci dan kakus.Selain berfungsi sebagai kolam tempat pemeliharaanikan, balong berfungsi juga sebagai tangki septikalami yang mengendapkan limbah manusia.Kegiatan mencuci, mandi, buang <strong>air</strong>besar dan kecil, berlangsung di jamban.Air kotor dari jamban kemudiandialirkan ke balong yang beradatepat di bawahnya. Selain itu, <strong>air</strong>untuk mengisi balong juga berasaldari pembelokan <strong>air</strong> permukaanyang mengalir tanpa melalui prosespenyaringan (Adry Padma, dkk,2001: 16).Dengan diletakkannya jamban dansaung lisung di tepi balong, kotoran manusia darijamban dan dedak sisa tumbukan padi dari saung lisung menjadisumber makanan ikan-ikan di balong. Selanjutnya, ikandikonsumsi manusia dan seterusnya, sehingga dengan carasederhana ini terbentuklah daur makanan yang tidak kalah dariteknologi masa kini. Dalam menjaga kelangsungan permukiman,masyarakat Naga berusaha memanfaatkan sumber dayaalam tanpa merusaknya. Dengan memadukan pengetahuandengan teknologi sederhana, serta dengan keperdulian terhadapsumber daya alam, masyarakat mengolah alam secara optimaluntuk memenuhi berbagai kebutuhan vital mereka. Ini semuadilakukan agar keselarasan hidup manusia dengan lingkungansekitarnya tetap terjamin (Adry Padma, dkk, 2001: 17).Kolam memiliki banyak fungsi karena selain merupakantempat penampungan <strong>air</strong> buangan dari pancuran, sekaligusmerupakan tempat memelihara ikan. Di salah satu sudut yangterletak di sisi kolam, berdiri bangunan saung lisung. Disebutdemikian karena bangunannya hanya merupakan gubuk tanpadinding di mana di dalamnya terdapatdua buah lisung untuk menumbukpadi atau gabah.Lisung panjang digunakanuntukmenumbukpadidalam bentukmalai agar menjadigabah pecah kulit.Setelah itu, gabah tersebutdipindahkan ke lesung kecil laluuntuk kedua kalinya ditumbuk denganalu. Untuk memperoleh beras dengan kualitasyang diharapkan, kadangkala dibutuhkan proses<strong>pengolahan</strong> lagi yang disebut disosoh. Artinya berastersebut ditumbuk sekali lagi sehingga sisa produksi berupabekatul, terbuang. Dedak atau bekatul yang merupakan sisakegiatan produksi <strong>pengolahan</strong> beras, secara otomatis didaurulang ke kolam menjadi makanan ikan (Her Suganda, 2006:28).Banyaknya larangan/pamali bagi siapa saja yang memasukihutan tutupan dan hutan larangan, menjadi modal dasar bagiterjaganya kelestarian hutan di Kampung Naga, sehingga sumber<strong>air</strong> juga dapat terpelihara dengan baik. Kepatuhan danketeguhan masyarakat Kampung Naga dalam menjaga identitasdiri dan tradisi nenek moyang, telah membuktikan bahwa merekamampu bertahan dari derasnya arus modernisasi.Kearifan masyarakat Kampung Naga dalam mengelolahutan dan <strong>air</strong> sungguh patut ditiru dan dikembangkan. Bagimasyarakat Kampung Naga <strong>air</strong> adalah milik bersama sehinggaharus dikelola secara bersama pula, hal ini dimaksudkan agarsetiap orang mendapatkan alokasi <strong>air</strong> yang adil. MasyarakatKampung Naga menyadari bahwa <strong>air</strong> sangatlah vital bagikelangsungan hidup manusia, sehingga harus dijaga dan dimanfaatkansebaik-baiknya. DAFTAR PUSTAKA- Adry Padma, dkk, Kampung Naga;Permukiman Warisan Karuhun, Foris, Bandung, 2001.-Her Suganda, Kampung Naga;Mempertahankan Tradisi, Kiblat, Bandung, 2006.-Maude Barlow dan Tony Clarke, Blue Gold;Perampasan dan Komersialisasi Sumber Daya Air,Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005.-Vandhana Shiva, Water Wars;Privatisasi, Profit, dan Polusi, Insist Press, Yogyakarta, 2002.Sumber gambar:Adry Padma, dkk, Kampung Naga;Pemukiman Warisan Karuhun, Foris, Bandung, 2001, hal 16.16 PercikJuli 2007


WAWASAN 3 TEKNOLOGI JAMBAN YANGTEPAT BAGI MASYARAKAT Oleh: Alma AriefJamban yang dibangun masyarakat tanpa subsidi melaluipemicuan CLTS. Foto: Istimewa.Upaya merubah pandangan dan perilaku masyarakat tidaklahmudah. Pengalaman melakukan transek saranasanitasi dasar (jamban) menunjukkan model jambantertentu tidak cocok dengan kondisi sosial budaya dan lingkungansetempat.Berbagai model kemasan (paket) yang diberikan pemerintahmaupun lembaga non-pemerintah, banyak yang hanya menjadimonumen, tidak terawat dan tidak diminati. Sementara modelKamal Khar yang diberi nama Community Led Total Sanitation(CLTS) dimana masyarakat membangun dan mengembangkanjamban sendiri tanpa masukan apapun dari luar, untuk daerahyang rawan <strong>air</strong> diperkirakan mempunyai resiko tertentu sehinggaperlu dilakukan adaptasi.Model jamban seperti apakah yang sesuai dan pantas dikembangkansehingga bisa diminati masyarakat?Kasus Beberapa DesaModel jamban yang selama ini dikembangkan memilikisyarat mutlak yaitu ketersediaan <strong>air</strong>, sehingga untuk daerah tertentuyang rawan <strong>air</strong> akan sulit diterapkan. Di sisi lain bilamasyarakat mengembangkan model sendiri sesuai kondisilingkungannya, pengetahuan mereka tidak cukup untuk bisamengembangkan model yang higienis.Di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi NusaTenggara Timur, banyak penduduk yang tinggal di perbukitansedangkan sumber <strong>air</strong>nya berada di bawah. Daerah seperti inilahyang rentan terjadinya wabah diare.Untuk mengambil <strong>air</strong> yang lokasinya jauh, mereka menggunakanjerigen plastik berkapasitas 5 liter. Sehari, konsumsi <strong>air</strong>tiap keluarga yang jumlahnya antara 5 sampai 7 orang adalah 5jerigen plastik atau 25 liter. Padahal secara normal konsumsi <strong>air</strong>tiap jiwa adalah 30 sampai 40 liter. Air sebanyak 25 liternalarnya hanya cukup untuk masak dan cuci piring. Bagaimanamereka mandi?Kondisi ini tak beda dengan di Kabupaten Flores Timur,Sikka, dan Ende. Dengan menggunakan metode historic timelines dapat terungkap bagaimana mereka mendapatkan <strong>air</strong> dantingkat konsumsi <strong>air</strong> per hari.Transek sarana <strong>air</strong> dan jamban saat melakukan assessmenttersebut dapat dijelaskan bahwa tempat yang rawan <strong>air</strong> umumnyasarana sanitasi dasarnya tidak berkembang dan bila dipaksakanmembangun jamban hasilnya justru tidak higienis.Di beberapa desa seperti di Tamburi, Sumba Timur, yangpernah mendapatkan bantuan sarana jamban dari UNICEF,sarananya tidak dipakai bahkan sarana yang semula berjumlah20 buah tinggal 10 buah.Sementara di Jawa, baik Jawa Barat maupun Jawa Tengah,yang mempunyai tradisi mebuat kolam <strong>air</strong> tawar, mempunyaikebiasaan membangun jamban di atas kolam sehingga kotorannyalangsung menjadi santapan ikan. Mereka juga sulit untukmembangun jamban dengan tanki septik.Bahkan para pemilik kolam ikan di sebuah desa di KabupatenBanjarnegara, Jawa Tengah, rela membayar orangyang mau BAB (buang <strong>air</strong> besar) di jamban kolam milik mereka.Ada beberapa kondisi di daerah yang patut dipertimbangkan.Bagaimana seyogyanya membangun sarana jamban sehinggasecara teknis memenuhi syarat kesehatan dan dari aspeklingkungan adaptable.PercikJuli 200717


WAWASAN 3 Model CLTSModel CLTS yang dikembangkan Kamal Khar secara sederhanamengabstraksi prinsip-prinsip antara lain, mengandalkanpartisipasi masyarakat secara aktif, tanpa subsidi dari luar, solidaritassosial, dan kebanggaan masyarakat sebagai elemenmotivasi.Model ini telah diterapkan di berbagai daerah dengan hasilyang luar biasa. Dalam waktu sekejap masyarakat membangunsarana jamban yang dikembangkan sendiri, mau merubah perilakuBAB di sembarang tempat, dan pertumbuhan pembangunanyang sangat pesat.Dalam hitungan bulan, penduduk desa telah memiliki jambansehingga terbebas dari BAB di sembarang tempat. Model iniberhasil diterapkan di beberapa desa di Kabupaten Sambas(Kalimantan Barat), Muara Bungo (Jambi), Bogor (Jawa Barat),Pandeglang (Banten), Lombok Barat (Nusa Tenggara Barat),dan sebagainya.Daerah yang menerapkan model CLTS relatif tidak menghadapimasalah <strong>air</strong> sehingga model apapun yang dikembangkan,apakah leher angsa, plengsengan, tidak ada masalah.Jamban bisa dipakai tanpa gangguan bau sehingga penggunaakan merasa nyaman.Model Ecosan untuk Daerah Rawan AirModel jamban ecosan yang murni dikembangkan di RRC,belakangan memperoleh sambutan hangat. Model ini selainenvironmentally friendly dalam arti tidak mencemari danmerusak lingkungan juga higienis. Selain itu, model ini jugatelah berhasil merubah apa yang semula di kategorikan sebagaiwaste.Teknologi ecosan pada prinsipnya terdiri dari beberapakomponen, yaitu pemisahan <strong>air</strong> seni dari faeses yang masingmasingditampung dalam bejana terpisah, pemanfaatan <strong>air</strong> seniyang ditampung untuk pupuk tanaman, penaburan abu di faesesyang telah ditampung untuk proses pengeringan dan pengomposan,dan pemanfaatan kompos faeses untuk pupuk tanaman.Pupuk yang dihasilkan baik dari <strong>air</strong> kencing maupun faeseskering merupakan pupuk organik yang banyak mengandungnitrogen dan sangat diperlukan tanaman. Pupuk tersebutmelalui proses penebaran abu sudah terbebas dari mikro organismepathogen sehingga aman untuk ditebarkan di lahan pertanian.Masalahnya adalah apakah model ecosan bisa dikembangkanoleh masyarakat terutama di daerah kering dan rawan<strong>air</strong>? Apakah masyarakat mau merubah pandangan bahwa buanganmanusia baik faeses maupun urin dari yang semula sebagaiwaste menjadi sumberdaya? Untuk merubah pandanganseperti itu perlu penjelasan dari orang yang memahaminya.WC komunal di Pondok Pesantren Al-Falah Kabupaten Pamekasan.Foto: Oswar MungkasaMendekati EcosanJamban di atas kolam ikan atau yang dibangun di dalamrumah tapi bermuara di kolam ikan juga pada dasarnya beberapaaspek rantai prosesnya sesuai dengan ecosan. Prinsipnyamemanfaakan waste sebagai benda yang berdaya guna, yaituuntuk makanan ikan.Hanya disini tidak ada proses <strong>pengolahan</strong> tapi langsung sebagaimakanan ikan, sehingga menjadi berbeda dengan ecosan.Produk ecosan setelah melalui proses pengeringan dan pengomposanmenjadi pupuk organik yang bernilai ekonomi, sedangkanjamban di atas kolam produknya menjadi makanan ikan.Bagaimanapun jamban di atas kolam ikan atau yangbermuara di kolam ikan belum bisa memenuhi prinsip environmentallyfriendly. Pembuangan langsung ke kolam telah menjadisumber pencemaran <strong>air</strong> permukaan baik empang, sungai,danau, dan sebagainya. Pencemaran oleh bakteri escherichiacoli (e coli) bisa menjadi penyebab terjadinya penyakit diare.Apabila setelah dilakukan assessment masyarakat memangbenar-benar mau menerapkan model ecosan untuk daerah kekeringan<strong>air</strong>, hal yang perlu dilakukan adalah membuatkandesain teknologi sederhana sehingga masyarakat mampu membangun,mengoperasikan, dan memeliharanya.Sedangkan untuk daerah yang masyarakatnya mempunyaikebiasaan, budaya, mengembangkan kolam ikan tawar danmembuat jamban di atas kolam, maka yang perlu dilakukanadalah membuatkan model yang higienis dengan mengintervensipada rantai prosesnya, sehingga menjadi environmentallyfriendly. * Konsultan WASPOLA18 PercikJuli 2007


WAWASAN 4 PEMANASANGLOBAL Oleh: Imam MPemanasan global bukanlah sebuah proses yang sifatnyaalamiah tanpa campur tangan manusia. Semenjak manusiamenemukan mesin uap pada abad ke-18 dan dilanjutkantemuan mesin berbahan bakar batubara dan minyak,tidak bisa disangkal dari situlah pemanasan global dimulai.Karena itu, dalam kaitan pemanasan global manusia adalahvariabel paling utama.Hal ini bisa dilihat dari data yang dikeluarkan WorldWildlife Fund (WWF) di penghujung abad ke-20 atas peranmesin tersebut. Karbondioksida (CO2), metana (CH4), dannitraoksida (N2O) sebagai penyebab terbanyak naiknya jumlahemisi di atmosfir bumi disumbang oleh sektor industri energidengan angka 36 persen. Sektor ini terdiri pembangkit listriktenaga batubara dan kilang minyak. Kemudian dari sektortransportasi menyumbang 27 persen dan disusul sektor industrimenyumbang 21 persen.Pembangkit listrik ini membuang energi dua kali lipat darienergi yang dihasilkan. Pembangkit listrik bertenaga batubaramenggunakan energi 100 unit, menghasilkan energi 35 unit, danmembuang percuma 65 unit. Karena itu dari 1.000 megawattyang dihasilkan pembangkit listrik bertenaga batubara akanmengemisikan 5,6 juta ton karbondioksida per tahun.Sementara itu, pembakaran kendaraan bermotor yangmengonsumsi bahan bakar sebanyak 7,8 liter per 100 km danmenempuh jarak 16 ribu km setiap tahunnya akan mengemisikan3 ton karbondioksida ke udara. Bisa dibayangkan jikajumlah kendaraan bermotor di Jakarta lebih dari 4 jutakendaraan, berapa ton karbondioksida yang masuk ke atmosferper tahun?Metana dan SampahSekalipun karbondioksida dianggap paling banyak menyumbangterjadinya pemanasan global, sesungguhnya yang palingberbahaya adalah metana. Metana ini 23 kali lebih kuat daripadakarbondioksida. Sumber gas metana antara lain rawa, TPA(tempat pembuangan akhir), penambangan gas alam, dan pembakaranbiomasa. Dalam hubungannya dengan sampah, TPAmenjadi sumber gas metana karena adanya proses penguraiansampah secara anaerobik (tanpa oksigen) oleh jasad renik.Pengelolaan sampah kota-kota di Indonesia menggunakanCerobong asap sebuah pabrik turut memperparah fenomenapemanasan global. Foto: Bowo Leksono.sistem 3P, yaitu pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan.Dengan meningkatnya aktivitas dan jumlah penduduk,maka jumlah sampah juga meningkat. Timbunan sampahkota diperkirakan meningkat lima kali lipat tahun 2020.Kalau tahun 1995 jumlah rata-rata produksi sampah perkotaandi Indonesia 0,8 kg per kapita per hari, tahun 2000 menjadi 1,0kg per kapita per hari, maka tahun 2020 diperkirakan 2,1 kg perkapita per hari. Ujung penanganan sampah sistem 3P adalahTPA. Sayangnya, sampai saat ini TPA sistem open dumping dimana sampah ditumpuk di dalam galian tanah, belum memperhatikanaspek sanitasi. Maka, timbullah berbagai pencemaranlingkungan seperti pencemaran udara, pencemaran <strong>air</strong> tanah,PercikJuli 200719


WAWASAN 4 daerah-daerah baru karena bertambahnya populasi serangga(nyamuk), dan daerah-daerah tertentu menjadi sesak karenaterjadi arus pengungsian.Gas metana yang dihasilkan tumpukan sampah banyakmenyumbang terjadinya pemanasan global. Foto: Istimewa.dan berkembangbiaknya penyakit menular.Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 450 TPA yangnotabene adalah sumber diproduksinya gas metana. Sebagaicontoh, sampah sebanyak 1.000 ton, dengan kandungan sampahorganik katakanlah 56 persen akan menghasilkan gasmetana 21.000 ton setiap tahunnya atau setara dengan CO2486.500 ton.ResikoJika pendekatan yang digunakan "melihat dan menunggu,tanpa melakukan apa-apa", diperkirakan pada tahun 2100, temperaturatmosfer akan meningkat 1,5-4,5 derajat celcius.Dampak lainnya berupa musnahnya berbagai jenis keanekaragamanhayati, meningkatnya frekuensi dan intensitas hujanbadai, angin topan, dan banjir.Es dan glasier di kutub semakin cepat menc<strong>air</strong>, meningkatnyajumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karenakekeringan yang berkepanjangan, naiknya permukaan lauthingga menyebabkan banjir yang luas, dan kenaikan suhu <strong>air</strong>laut.Diperkirakan pada tahun yang sama permukaan <strong>air</strong> laut naikhingga 15-95 cm. Beberapa kejadian terakhir berkait denganpermukaan <strong>air</strong> laut adalah tenggelamnya pulau-pulau kecilsehingga memaksa penghuninya pindah tempat. Dua pulau takberpenghuni di Kiribati di Lautan Pasifik yaitu Tebua Tarawadan Abenuea tenggelam pada 1999 dan pengosongan pulauTegua oleh penduduknya adalah bukti konkret.Sementara itu, kenaikan suhu <strong>air</strong> laut yang menyebabkanterjadinya pemutihan karang dan kerusakan terumbu karang diseluruh dunia mengancam kelangsungan ekosistem kehidupandi laut. Frekuensi kebakaran hutan semakin meningkat, meluasnyapenyebaran penyakit-penyakit tropis semacam malaria keAntisipasiPersoalan pemanasan global ini bukan sebuah persoalannegara dengan penghasil emisi tertinggi saja, dalam hal iniAmerika Serikat kemudian disusul Cina, Prancis, Inggris,Jerman, Kanada, dan Jepang. Persoalan pemanasan globaladalah persoalan semua negara sebab efek dari pemanasanglobal ini dirasakan setiap manusia di bumi ini.Langkah antisipasi harus dilakukan untuk mengurangi jumlahemisi yang dikeluarkan ke atmosfer. Paling tidak seruanmengembalikan jumlah emisi ke angka sebelum tahun 1990sebagaimana dicanangkan dalam pertemuan di Rio de Jenero diBrazil pada tahun 1992 dan Protokol Kyoto di Jepang adalahbutir yang patut mendapat dukungan.Ada dua langkah yang bisa ditempuh. Pertama, melaluikesepakatan politik antarnegara sebagaimana tercermin dalampertemuan di Rio de Jen<strong>air</strong>o dengan membuat kesepakatanyang lebih efektif berkenaan dengan batas pengeluaran emisi keatmosfer. Dan berbagai pertemuan sejenis dalam forum-forumlain, semisal dengan pertemuan delapan negara maju (G-8) diJerman bulan Juni 2007 yang fokusnya pada masalah pemanasanglobal.Langkah kedua yang perlu diambil seraya menunggu hasilyang positif dari berbagai pertemuan antarnegara tersebutadalah dengan langsung melakukan langkah-langkah antisipatif.Paling tidak persoalan penemuan sumber energi yangramah lingkungan semakin mendesak untuk dilakukan.Pemanfaatan cahaya matahari sebagai sumber energi ramahlingkungan sangat ditunggu hasilnya sehingga secara pastidapat mengganti energi dari pembakaran fosil.Berkait dengan sampah, barangkali masyarakat Eropa bisadijadikan cerminan. Tahun 2005 masyarakat Eropa tidak membuangsampah organiknya langsung ke TPA. Sampah organikdiolah dulu agar gas itu tidak diproduksi dalam jumlah besar.Pengolahan menggunakan cara insinerasi, pengomposan, danproduksi biogas.Sementara itu, untuk mengikat karbondioksida yang dilepaske atmosfer, perlu penanganan serius menjaga hutan dari pembalakanliar. Indonesia sebagai paru-paru dunia dengan keberadaanhutannya semakin hari dalam kondisi kritis memilikitanggung jawab yang besar.Gerald Foley pada tahun 1993 mengatakan dengan melihatjumlah karbondioksida yang mencapai titik ekstrem di atmosfer,bumi memerlukan hutan seluas Benua Australia untukmengikat karbondioksida. Selain itu, perilaku hemat energibukan saja seruan moral belaka, tetapi bermakna ekologis yangjauh lebih tinggi nilai moralitasnya karena berkait masalahbertahan tidaknya mahkluk hidup di permukaan bumi ini. Imam M., pengamat ekologi, tinggal di Jakarta20 PercikJuli 2007


REPORTASE AIR DI CIRUYUNGDingin udara pagi masih terasa menusuk hingga tulang.Pagi itu, jarum jam sudah hampir menunjukkan pukul10. Belum setetes pun <strong>air</strong> mengalir dari kran. Tak adaharapan bisa mandi apalagi memasak bila tidak sejak malamhari menyimpan <strong>air</strong> untuk kebutuhandipagi hari.Potret seperti ini terjadi setiaphari di Desa Ciruyung, tepatnyadi Grumbul atau DukuhPengasinan, Kecamatan Karangpucung,Kabupaten Cilacap,Jawa Tengah. Namun wargadesa tak merasa khawatir karenaada tempat pilihan untukmemenuhi kebutuhan <strong>air</strong> setiapharinya.Sungai tampaknya masihmenjadi tempat yang nyamanbagi warga desa melakukan aktifitas.Untuk mandi, mencuci,dan buang <strong>air</strong> besar. Meskipuntidak setiap saat <strong>air</strong> sungai ituterlihat jernih. Kesadaran wargaSalah satu bak penampungan <strong>air</strong> di Desa Ciruyung,Kecamatan Karangpucung, Kabupaten CilacapJawa Tengah. Foto: Bowo Leksono.memiliki jamban sendiri pun masih terbatas."Ya gimana ya, kami sudah sejak lama sekali mandi danmencuci di sungai ini. Jadi nggak capek dibanding mencuci disumur," ujar Watinah (56). Dan saat itu, <strong>air</strong> Sungai Cikuya yangmelintasi Desa Ciruyung dalamkondisi tidak terlalu bersih karenasemalaman hujan deras mengguyur.Dapat dipahami alasan wargakarena memang untuk mendapatkansatu ember <strong>air</strong> dari sumurtimba cukup melelahkan. Mata<strong>air</strong> dalam sumur-sumur itu cukupdalam sehingga membutuhkantenaga ekstra.Pagi hari, disaat ayam jagomenyisakan kokoknya danburung-burung berkicauan,puluhan warga desa dari anakanakhingga orang dewasa, bergerombolsepanjang SungaiCikuya. Tak ada yang perduli, dibagian atas sungai untuk buangPercikJuli 200721


TEROPONG pihak swasta melalui skema public privatepartnership.Untuk mendukung hal tersebutMPDT dirancang memiliki komponenrevenue yang dapat dijadikan investasibagi pihak investor tersebut melalui jalantol, Sewerage System termasuk WaterReclamation Plant dan Utility Shaft yangdapat digunakan untuk pipa gas, <strong>air</strong>bersih, kabel PLN, fiber optic danTelkom.Dengan demikian dalam rancangannyapada bagian atas MPDT akan ditempatkanpula pipa sebagai pipa utilitas.Bagian tengah akan terdapat dua lapisjalan yang digunakan sebagai jalan tol(motorway) bawah tanah atau subwayuntuk sistem Mass Rapid Transit. Sedangkanbagian bawahnya akan dijadikansaluran limpasan <strong>air</strong> hujan lokal danjuga sekaligus ditempatkan sebuah pipapenyalur <strong>air</strong> limbah.MPDT memiliki beberapa komponensesuai dengan fungsinya. Salah satu komponenberupa saluran di bawah tanah(deep tunnel) yang dibangun padakedalaman 20 hingga 75 M dengan diameter4-18 M. Deep tunnel ini terdiri darisaluran vertikal (vertical shaft) yangakan membawa <strong>air</strong> dari sungai utama danbeberapa daerah potensi genangan padasaat hujan turun dan saluran-saluranpipa horizontal (horizontal tunnel) yangmembawa <strong>air</strong> limpasan bersamaan denganlimbah c<strong>air</strong> perkotaan (seweragesystem) yang berasal dari combine seweroverflow (CSO) menuju tempat <strong>pengolahan</strong>/reklamasi.Dalam keadaan terjadi banjir seluruhMPDT (kecuali untuk sewerage danjaringan utilitas lain) akan terisi <strong>air</strong>limpasan yang berasal dari sungai utama(Sungai Ciliwung untuk MPDT Pusat),dan dari beberapa titik potensial genanganpada saat hujan lokal. Limpasankemudian dialirkan ke utara pada sepanjangjaringan MPDT untuk kemudiandibuang ke laut melalui sea outfall sistemsecara gravitasi dan dengan pemompaan.Kejadian ini hanya berlangsung beberapahari dalam setahun selama musim banjir.Debit yang masuk ke dalam MPDTadalah debit puncak banjir pada SungaiSaluran Air Limbah TercampurPipa TerowonganBawah TanahReservoir Bawah TanahCiliwung yang dikurangi dengan pengambilanterlebih dahulu disistem intakeyang terdapat pada titik awal jaringanMPDT. Sistem intake tersebut berfungsisebagai retarding basin/pond untukproses pemisahan benda-benda padatdan kasar berupa pasir, batu, kerikil,sampah dan lain-lain yang terbawa aliranuntuk tetap menjaga fungsi operasionaldan pemeliharaan MPDT.MPDT akan dilengkapi juga denganFlood Forecasting & Warning Centre diMT Haryono melalui SCADA secaraREAL TIME untuk mengetahui denganlebih tepat "datang dan besarnya banjir".Hal ini dimonitor melalui rain gaugesyang ditempatkan pada DAS Ciliwungplus Weather Radar. Komponen lain dariMPDT adalah reservoir <strong>air</strong> di bawahtanah yang dibutuhkan untuk menyimpancadangan <strong>air</strong> baku yang berasal darilimpasan <strong>air</strong> atau genangan yang terjadiakibat hujan atau curah hujan tinggibersamaan dengan akumulasi limbah c<strong>air</strong>perkotaan dalam hitungan debit harian.Instalasi Pengolahan Air Limbahyang juga merupakan bagian MPDT akanmereklamasi limbah c<strong>air</strong> dan jugalimpasan <strong>air</strong> hujan. Air hasil olahan dapatdigunakan untuk tambahan <strong>air</strong> bakuInstalasiReklamasiAirBakPengendapReservoirPAM, <strong>air</strong> penggelontor saluran drainasekota, <strong>air</strong> penyiram taman kota, dan untukdialirkan ke sungai-sungai atau kali terdekatdalam upaya perbaikan kualitasbadan <strong>air</strong> tersebut.Komponen lain MPDT, InstalasiPengolahan Lumpur, akan mengolahlumpur endapan yang ada di reservoirdan dari hasil proses reklamasi dan <strong>pengolahan</strong><strong>air</strong> baku dengan menggunakananaerobic bilogical process. Hasil olahanberupa pupuk organik dapat digunakanuntuk keperluan perkebunan dan pertanian.Selama proses <strong>pengolahan</strong> dihasilkanpula gas metan (CH4). Gasmetan tersebut dapat digunakan gunamendukung program diversifikasi energidari pemerintah yang memanfaatkan bioenergiuntuk mengganti penggunaanbahan bakar fosil yang semakin kritisketersediannya.Walaupun keseluruhan penjelasan diatas dapat menggambarkan MPDT sebagaisebuah teknologi yang lengkap dan canggih,namun MPDT tetaplah bersifat "komplementer"terhadap aspek pengendalibanjir sehingga komitmen pemerintahpusat dan pemda-pemda terkait dalampengelolaan SDA di Jakarta harus tetapdilaksanakan secara bersama. Afif Nu'man24 PercikJuli 2007


TEROPONG Stormwater Managementand Road Tunnel (SMART)Skenario Malaysia Tangani BanjirIndonesia khususnya Jakarta bukanlah satu-satunya tempatyang menerapkan teknologi seperti MPDT (Multi PurposeDeep Tunnel), negara-negara lain termasuk Malaysia diAsia Tenggara telah lebih dahulu menerapkan teknologi tersebut.Bahkan perencanaan MPDT mencontoh penerapan yangtelah dilakukan negeri Jiran tersebut yang lebih dikenal dengannama SMART.Stormwater Management and Road Tunnel atau SMART,merupakan terowongan drainase dan sekaligus terowonganjalan yang terletak di Kuala Lumpur (Malaysia). SMART merupakansebuah proyek besar di Malaysia, yang merupakanterowongan drainase terpanjang di Asia Tenggara dan keduaterpanjang di Asia. Tujuan pembangunan terowongan ini adalahuntuk menanggulangi masalah banjir di Kuala Lumpur sekaligusjuga mengurangi kemacetan pada jam sibuk.Proyek ini dimotori pemerintah, termasuk Pengelola JalanRaya Malaysia (Malaysian Highway Authority) dan DepartemenIrigasi dan Drainase Malaysia (Department of Irrigationand Drainage Malaysia), bekerjasama dengan perusahaan kerjasamaGamuda Berhad dan Malaysian Mining CorporationBerhad (MMC).Rancangan SMART memiliki dua komponen utama dariterowongan yaitu terowongan drainase sebagai pengendali banjir(stormwater) dan terowongan kendaraan bermotor. Bagianstormwater, terowongan memiliki panjang 9,7 km dengan diameter13,2 m. Konstruksi terowongan ini menggunakan metodaTunnel Boring Machine (TBM) dengan tipe Slurry Shield. Untukpembangunannya konstruksi tersebut memakan biaya 1.887 jutaringgit Malaysia atau mencapai 514,6 juta dollar Amerika.Untuk bagian kendaran motornya, SMART memiliki panjanghingga 4 km yang terdiri dari dua lapis (double deck).Selain itu bagian ini memiliki 4 buah jalur yang bisa digunakanuntuk kendaraan bermotor. Terowongan kendaraan bermotorini hanya sesuai untuk kendaraan ringan. Sedangkan sepedamotor dan kendaraan berat tidak diperkenankan. Pekerjaankonstruksi SMART dimulai tahun 2003, dan selesai pada tahun2007. Sementara penggunaan terowongan untuk kendaraanbermotor resmi dibuka per 14 Mei 2007.Bagaimana Terowongan digunakan?Terdapat tiga skenario pemanfaatan terowongan padaSMART. Skenario pertama yaitu ketika dalam situasi normalatau tidak terjadi hujan deras yang menghasilkan aliran <strong>air</strong> yangbesar. Pada kondisi ini, <strong>air</strong> tidak akan dialirkan melaluiterowongan. Skenario kedua, sistem SMART akan diaktifkanketika curah hujan di atas normal. Air dialirkan melaluiterowongan pada bagian bawah terowongan kendaraan bermotor.Pada situasi ini, terowongan kendaraan bermotor tetapberfungsi. Sedangkan untuk skenario ketiga yaitu saat terowongankendaraan bermotor ditutup. Pada kondisi ini, aliran <strong>air</strong>sudah sangat besar sehingga seluruh terowongan akan berfungsisebagai saluran drainase. Terowongan akan difungsikan kembalisebagai jalur kendaraan bermotor 48 jam setelah penutupan. OMSungaiKilangWadukPenahanReservoirPenyimpananSungaiKerayongSKENARIO ISAAT TIDAK ADA HUJAN & BANJIRSKENARIO IISAAT TERJADI BANJIRSKENARIO IIIHANYA PADA SAAT BANJIR BESARJALURSMARTJalur BanjirJalur Banjir dan JalanDaerah PadatReservoirPenyimpananPercikJuli 200725


TAMU KITADi sebuah taman yang dipenuhi tanaman bunga,sekelompok anak remaja asik bersenda gurau."Sebentar ya Mas, aku take dulu," kata seorang gadispada Percik. Ia berlari kecil dan bergabung dengan anak-anakitu untuk sebuah pengambilan gambar FTV (film televisi) bertajukBodyguard Cinta yang rencananya akan ditayangkan salahsatu televisi swasta.Tidak begitu lama terdengar, "Cut! Oke break dulu!," teriakseorang asisten sutradara menyudahi pengambilan gambar itu."Kita mau ngobrol di mana, Mas!," ajak gadis remaja ituberbinar.Ya, Tasya nama gadis itu. Gadis yang dulu dikenal sebagaipenyanyi cilik sekarang sudah beranjak remaja. Mungkin bagibanyak orang atau bahkan anak remaja sepantarannya, obrolandi Taman Bunga Cibubur, Jakarta Timur siang itu, tidak begitumenarik.Tapi bagi artis bernama lengkap Syafa Tasya Kamil,bahasan seputar sampah sangatlah menyenangkan. Sudah sejaklama Tasya tertarik dengan persoalan lingkungan hidup. Takheran siswi kelas III SMP Al Izhar Jakarta ini dinobatkan sebagai"Duta Cilik Lingkungan Hidup" oleh KementerianLingkungan Hidup Republik Indonesia sejak awal 2006."Tugas terpenting aku ya menghimbau masyarakat agarcinta dan perduli pada lingkungan," tutur pembawa acaraPildacil (pemilihan da'i cilik) di salah satu stasiun televisi swastayang sebentar lagi duduk di bangku SMA.Menurut Tasya, sekedar himbauan atau penyuluhan tidakdengan mudah membuat orang cinta pada lingkungannya."Perlu ada kesadaran yang dimulai dari diri sendiri dulu dan ituharus dimulai dari sekarang," ujar penyanyi berparas imutkelahiran Jakarta, 22 November 1992.Presenter, bintang iklan, dan sekaligus pemain sinetron inimemberi contoh sederhana tentang cinta lingkungan dengantidak membuang sampah sembarangan. Contoh ini, kata Tasya,sebelum untuk masyarakat yang lebih luas, untuk keluarga dulubaru kemudian lingkungan RT, RW, sekolah dan sebagainya."Sering teman-teman di sekolah merasa segan saat buang sampahsembarangan pas ada aku," ungkap pelantun lagu "LiburTelah Tiba" yang akrab di telinga anak-anak masa itu.Sejak penobatan Duta Cilik Lingkungan, Tasya kerap memberikanhimbauan di berbagai tempat, terutama di Jakarta. Saatbanjir melanda kota Jakarta, ia pun bekeliling ke lokasi banjirdengan senang hati. Mendatangi masyarakat kelas bawah yangterkena musibah.Tugas Akhir tentang SampahKetertarikan pada kebersihan lingkungan memancing Tasyamembuat tugas akhir sekolah bertemakan sampah. Awalnyaperaih penghargaan AMI Awarduntuk kategori penyanyianak terbaik, albumterbaik, dan laguterbaik ini tidakbegitu mengertitentang sampah."Ternyata sampahitu bisa dipilah-pilah.Dan memangini caramengatasi persoalansampahsejak dari keluargakarena bila sudahsampaiTPA (tempatpembuanganakhir)hanyadibiarkan"Sampah BisaJadi SahabatKita"26 PercikJuli 2007Foto-foto:Bowo Leksono.


menggunung," papar artis remaja dengan tugas akhir berjudul"Membudayakan Pengolahan Sampah pada MasyarakatJakarta".Artis yang kesehariannya disibukkan kegiatan les menyanyidan presenter ini menambahkan, kita sudah seharusnya memilahsampah menjadi tiga bagian. Sampah organik yaitu dedaunan,sampah kering seperti kertas dan plastik, serta sampahberbahaya seperti logam dan bahan berbahaya lainnya.Tasya berpendapat membuang sampah sembaranganmasih menjadi budaya masyarakat Indonesia. "Jangankanmemilah sampah, membuang sampah pada tempatnya sajabelum dilakukan banyak orang".Pembuktian bahwa masyarakat, khususnya masyarakatJakarta, belum perduli terhadap bahaya sampah terjawab darihasil sebaran angket Tasya kepada 50 warga Jakarta. Dari simpulanhasil angket itu, yang kemudian menjadi data dalam tugasakhir Tasya, jauh di bawah angka 50 persen masyarakat Jakartatidak melakukan pemilahan sampah di rumah mereka.Banyak masyarakat, lanjut Tasya, yang tidak melakukanpemilahan sampah bukan hanya karena malas tapi juga tidakbiasa dan ketidaktahuan. "Masyarakat itu masih susah. Merekabelum berpikir jangka pendek apalagi jangka panjang akanbahaya sampah," ujar penggemar warna pink, ungu, biru, dannila ini.Sampah adalah sesuatu yang sangat dekat dengan kita.Setiap hari dipastikan manusia menghasilkan sampah. Bilatidak ditangani secara serius, sampah akan jadi musuhmasyarakat, penyebab banjir dan bermacam penyakit.Menurut Tasya, sampah bisa dimanfaatkan sehingga menjadisahabat kita. Caranya, terang penyanyi yang bercita-citamenjadi arsitektur ini, dengan mendaur ulang yang sebelumnyadilakukan pemilahan. "Sampah itu bisa jadi kompos ataudimanfaatkan untuk bahan kerajinan tangan," jelas penyukamasakan nasi goreng dan kentang goreng ini. Di Jakarta,belum banyak daerah yang menerapkan daur ulang sampah.Baru di Kelurahan Banjarsari, Jakarta Selatan.Faktor mengapa kesadaran masyarakat masih kurang dalampenanganan masalah sampah, ujar Tasya, karena Pemerintahbelum menerapkan aturan tegas untuk itu. "Belum ada undangundangkhusus persampahan dengan sanksi yang tegas," kataartis yang berkeinginan menjadi sutradara dan script writerfilm indie ini.Tasya mempunyai himbauan tidak cuma kepada masyarakatuntuk memulai memilah sampah, tapi juga pada Pemerintah."Bila masyarakat tidak mampu berswadaya dalam penanganansampah, sudah menjadi kewajiban Pemerintah membantumasyarakat," kata gadis penggemar suara emas penyanyi Rossaini.Tugas akhir Tasya yang memang jarang dibuat pelajarseusianya, tidak hanya dipresentasikan di depan dewan gurudan teman-teman sekolahnya. Tapi juga di depan PakarLingkungan Prof. Emil Salim bersama utusan beberapaorganisasi, yayasan, dan LSM lingkungan."Waktu presentasi di depan guru dan teman-teman,ya seru banget karena suasananya tidak formal. Tapisaat di depan Pak Emil, rasanya deg-degan," ujarpemain sinetron "Nyanyian Burung" yang sempatmemperoleh penghargaan Golden C<strong>air</strong>o for TVProgrammes ini dengan lesung pipit yang menggemaskan.Namun, Tasya bisa melewati presentasi itudengan hasil yang memuaskan. Ia sendiri tidakmerasa berat menjalaninya karena lebihbanyak ke persoalan sharing.Sebagai Duta Cilik Lingkungan, apaTasya selalu membuang sampah padatempatnya? "Ya, insya Allah,". Kok?"Iya, manusia kan terkadang khilaf,"jawab Tasya mengakhiri obrolan. Bowo LeksonoPercikJuli 200727


INOVASI SHIRVAQUAUnit Pengolahan Air GambutDirektur PT Shirva Raya, Irvan Jacob R, penemu alat pengolah <strong>air</strong> gambut.Foto: Bowo Leksono.Tidak sedikit masyarakat Indonesiayang hidup di seputar daerahgambut. Kalimantan dan Sumateraadalah contohnya. Daerah-daerah dikedua pulau itu, seperti Tarantang danBarabai, wilayah di Banjarmasin, KalimantanSelatan atau di Palembang SumateraSelatan.Masyarakat di daerah itu menggantungkanhidupnya dari <strong>air</strong> gambut. Karenamemang semua sumber <strong>air</strong> berunsurgambut. Air bersih yang memenuhisyarat sulit diperoleh. Padahal mengonsumsi<strong>air</strong> gambut ini menyebabkan rusaknyagigi.Untuk ketersediaan <strong>air</strong> bersih di daerahyang bersumber <strong>air</strong> gambut, diciptakanalat penyaring <strong>air</strong> gambut yangkemudian dinamakan Shirvaqua. Meskipunsudah selama dua tahun dalammemproses alat ini, namun belum banyakdikenal terutama masyarakat didaerah gambut."Kami memang belum memasarkanalat ini. Saat ini baru ada 20 unit. Kamisedang berusaha mengajak kerjasamadengan berbagai pihak termasuk pemerintahuntuk pengadaan lebih banyak lagialat ini," tutur Irvan Jacob R., direkturPT. Shirva Raya, perusahaan pemasarShirvaqua, saat mendemokan alat ini diJakarta.Shirvaqua berupa tabung yang terbuatdari bahan fiberglass yang didesainkhusus sehingga tahan tekanan, tidakmudah pecah atau bocor dan tidak berkarat."Alat ini dibuat dengan low costtermasuk juga perawatannya," ujar Irvan.Karena diciptakan untuk memenuhikebutuhan <strong>air</strong> bersih bagi masyarakatmenengah ke bawah, alat ini pengoperasiannyasecara manual. Tidak menggunakanbahan kimia sehingga relatif tahanlama.Seperti halnya alat-alat penyaring <strong>air</strong>konvensional, alat ini juga menggunakanmedia filter yang terdiri dari pasir danbatuan alam. Ada pasir laut dan jenis pasirsilih yang berfungsi menghilangkanzat besi, batu bata dan karbon aktif(arang) untuk menghilangkan warna, danzeolit atau tawas.Pada alat penyaring ini, dibagi menjadienam tempat penyaring <strong>air</strong> gambut.Masing-masing berisi pasir, arang, dantawas yang melakukan fungsi penyaringansendiri-sendiri melalui sela-selalubang kecil yang dibuat untuk itu.Air gambut dialirkan dari sebuahember besar yang didalamnya diletakkanpelampung untuk mengukur kuantitas<strong>air</strong>. Di bagian bawah alat penyaring, terdapatkran untuk mengalirkan <strong>air</strong> hasilsaringan.Dari hasil uji coba, setiap satu jam,alat ini menghasilkan sekitar 90 liter <strong>air</strong>bersih. Dalam ember besar, pengisian <strong>air</strong>baku dilakukan setiap 45 menit sekali."Perhitungan ini semuanya tergantungpada tingkat kualitas <strong>air</strong>. Semakin keruhya semakin lama prosesnya," ujar Irvan.Alat ini memang diciptakan khususpenyaring <strong>air</strong> gambut, tidak untuk jenis<strong>air</strong> lainnya seperti <strong>air</strong> rawa maupun <strong>air</strong>asin. Kedua jenis <strong>air</strong> itu tidak dapat diolahmenjadi <strong>air</strong> bersih dengan alat ini.Setelah melalui pemeriksaan laboratoriumDepartemen Kesehatan RI, menilaiparameter yang diperiksa terhadapalat ini memenuhi persyaratan <strong>air</strong> bersih,kemudian diujicobakan di daerah yangber<strong>air</strong> gambut. Hasilnya?"Masyarakat sangat senang sekalikarena selama bertahun-tahun merekakesulitan mendapaatkan <strong>air</strong> bersih," ungkapIrvan. Ia menjamin <strong>air</strong> bersih yangdihasilkan Shirvaqua meskipun untukkonsumsi <strong>air</strong> minum tetap harus dimasakdulu karena memang bukan <strong>air</strong> siapminum. BW28 PercikJuli 2007


SEPUTAR PLAN PENGEMBANGANMASYARAKAT BERPUSATPADA ANAKSalah satu kegiatan memfasilitasi anak-anak dalam perencanaan pembangunandi desa mereka. Foto: Plan IndonesiaSejak 2002 Plan di seluruh duniamenggunakan pendekatan programbernama Child Centered CommunityDevelopment (CCCD) atau diterjemahkansebagai Pengembangan MasyarakatBerpusat Pada Anak.Pendekatan CCCD berbasis pada hak.Dalam pendekatan ini anak, keluarga danmasyarakat berperan aktif dalam prosespembangunan. Pendekatan ini juga berupayameningkatkan kapasitas dan peluanganak-anak, keluarga dan masyarakatuntuk bekerja sama dengan pihak laindalam mengatasi penyebab strukturaldan akibat dari kemiskinan pada anakdisemua tingkatan.Pendekatan CCCD dimaksudkanuntuk mengatasi, lebih dari sekadargejala-gejala, kemiskinan tetapi akarpenyebab kemiskinan. Misalnya, CCCDtidak serta merta membangun sekolahjika tidak ada sekolah tetapi mencarijawaban atas pertanyaan "mengapa tidakada sekolah?". Pertanyaan ini secaraotomatis menuntut keterlibatan anak,keluarga dan masyarakat serta organisasimasyarakat untuk memberi jawabandemi keberlanjutan program pendidikantersebut.Pendekatan CCCD dirancang untukmembantu anak dan keluarga mereka,masyarakat dan mitra kerja Plan sertastaf Plan agar mendorong anak, keluarga,masyarakat dan organisasi masyarakatmempromosikan hak-hak anak; menciptakanterbentuknya lingkungan yangkondusif bagi anak perempuan dan lakilakiuntuk berpartisipasi dan menyuarakangagasan dan keprihatinan mereka,dan bagi orang dewasa untuk bekerjabersama anak, dan bukan hanya bekerjauntuk anak tapi bersama-sama menjawabalasan mendasar kemiskinan padaanak.Bagaimana cara kerja CCCD?Plan memulai pendekatan ini denganapa yang dinamakan partisipasi. Padatahap ini, anak dan keluarga mereka diajaksecara aktif terlibat dalam pengambilankeputusan dan identifikasi permasalahanyang menerpa mereka. Hal inidilakukan melalui forum-forum diskusikelompok dimana semua pandangan daripeserta didengar dan dipertimbangkan.Ini sering menjadi suatu tantangantersendiri bagi masyarakat untuk bersediamendengarkan suara dari kelompokyang terpinggirkan dan terdiskriminasiakibat umur, gender, cacat atau kelompoksosial tertentu.Partisipasi anak dalam hal ini meru-PercikJuli 200729


SEPUTAR PLAN Siklus Process dalam CCCDpakan hak anak. Mungkin bagi anakanak,mengikuti kegiatan diskusi danmengutarakan pendapat merupakan pengalamanpertama mereka tetapi pengalamanini diharapkan mampu mengubahpola hubungan orang dewasa-anak,kepercayaan dan praktik-praktik diskriminatifterutama terhadap anakperempuan dan anak dari kelompokminoritas.Pada tahap berikutnya, setelah adanyapartisipasi yang menyeluruh darimasyarakat, perlu dilakukan pembentukankelompok atau organisasi anak danorang dewasa yang menangani masalahmasalahkhusus seperti kekurangan <strong>air</strong>bersih, minimnya layanan pendidikan,dll.Dengan adanya kelompok ini, akanterjadi tukar pengalaman dan pendalamanatas isu-isu setempat dan kemungkinansolusi melalui sumber daya yangada. Mereka pun mampu mengidentifikasikebutuhan untuk meningkatkankapasitas masyarakat untuk menyelesaikanpermasalahan mereka.Selain itu dengan adanya kelompok/organisasi,masyarakat merasa 'memiliki'permasalahan tersebut dan tergerakuntuk meningkatkan pengetahuandan keterampilan mereka dalam mengatasipermasalahan itu. Kelompok anakjuga penting karena mereka dapat membagikanpengetahuan yang secara khususdimiliki anak dan kebutuhan yangdirasakan anak.Misalnya, dalam kasus pembangunanbarak paska tsunami Aceh, anak-anakmenyatakan kebutuhan ruangan untukmenjaga privasi setiap anggota. Ataudalam pembangunan sekolah, anak-anakmenyuarakan perlunya kamar mandi terpisahbagi anak perempuan dan laki-lakidan perlunya tempat parkir. Pengalamanini akan menjadi hal penting dalam prosesmendukung anak menjadi warganegara yang aktif dan bertanggungjawab.Dalam identifikasi masalah, seringkali masyarakat merasa tidak mampuberbuat banyak karena keterbatasan kapasitasdi dalam kelompok masyarakat.Karenanya, diperlukan suatu kemitraandengan organisasi lain entah dari pemerintah,LSM atau sektor swasta.Mitra luar dalam hal ini dapat memberikanbantuan pendukung atau pelengkapyang diperlukan untuk mengatasimasalah. Selain itu, bentuk kemitraanjuga memungkinkan untuk menggandakanprogram-program daerah yangsukses di daerah lain sehingga semakinbanyak anggota masyarakat yangmenikmati keberhasilan program.Kemitraan dengan organisasi lainjuga sangat diperlukan bagi upaya aksibersama, advokasi dan pendidikan pembangunandemi mempengaruhi pemerintahdan lembaga-lembaga internasionalterhadap permasalahan kemiskinan padaanak dan hak serta kesejahteraan anak.Mengapa CCCD dianggap berpusatpada anak? Karena program atau proyekproyekyang dilaksanakan itu berpusatpada anak dan menghormati anak sebagaisubyek/pemegang hak dan menjawabkeprihatinan dari anak-anak dan mengatasikedua elemen kemiskinan padaanak yaitu kurangnya sumber daya danakses terhadap pelayanan dasar danbagaimana orang dewasa memperlakukananak. PercikJuli 200730


SEPUTAR ISSDP Menuju "Konferensi Sanitasi Indonesia 2007"Tantangan Permasalahan Sanitasi:Keterpaduan Seluruh StakeholdersMembentuk Komitmen BersamaKepala Sub Direktorat Air Minum dan Air Limbah Bappenas, Nugroho Tri Utomo saat diskusiSosialisasi Rencana Pelaksanaan Konferensi Sanitasi Nasional 2007 di arenapameran Indowater 2007. Foto: Sekretariat ISSDP.Mendekati separuh jalan menujudeadline pencapaian MillenniumDevelopment Goals(MDGs) pada tahun 2015, kinerja pencapaianIndonesia masih kurang menggembirakan,bahkan cenderung menurun.Berdasarkan laporan A FutureWithin Reach dan Laporan MDGs Asia-Pasifik tahun 2006 yang dikeluarkanUNDP, Indonesia termasuk dalam negara-negarayang mengalami kemundurandalam upaya mencapai targetMDG.Laporan tersebut juga menempatkanIndonesia dalam kategori terbawahbersama Banglades, Laos, Mongolia,Myanmar, Pakistan, Papua Nugini danFilipina. Maka sangat jelas bahwa tantanganIndonesia untuk mencapai target10 pada tujuan nomor 7 yaitu mengurangiseparuh, pada tahun 2015, dariproporsi penduduk yang tidak memilikiakses terhadap <strong>air</strong> minum dan sanitasi dasar,merupakan tugas yang sangat berat.Berdasarkan Laporan PerkembanganMDG hingga tahun 2004, pendudukIndonesia yang telah mempunyai aksesterhadap sarana sanitasi dasar mencapai67,1 persen. Angka tersebut sangatmenggembirakan, akan tetapi pada kenyataannyasebanyak 76,2 persen dari 52sungai di Jawa, Sumatera, Bali, danSulawesi tercemar berat oleh cemaranorganik. Mayoritas sungai yang terdapatdi kota padat penduduk seperti di pulauJawa cenderung lebih tercemar oleh baktericoliform dan fecal coli.Keberadaan bakteri fecal coli tersebutmenunjukkan telah terjadinya pencemarantinja pada sungai-sungai tersebut.Limbah c<strong>air</strong> yang berasal dari rumahtangga ternyata juga menjadi penyumbangterbesar menurunnya kualitas <strong>air</strong> diwilayah DKI Jakarta. Dari keseluruhanjumlah <strong>air</strong> buangan di Jakarta yang mencapai1.316.113 meter per kubik, 75persennya berasal dari limbah rumahtangga. Dapat disimpulkan besarnyaangka untuk jumlah sarana sanitasi dasardi atas tidak dibarengi kualitas yangmemadai untuk mencegah pencemaranlimbah domestik terhadap lingkungannya.Akibat lainnya, diare menjadi penyebabkedua terbesar kematian balita diIndonesia, yaitu 46 per 1.000 kelahiranhidup dan penyebab ketiga terbesar padakematian bayi, yaitu 32 per 1.000 kelahiranhidup. Selain itu, berdasarkan studiyang dilakukan Indonesia SanitationSector Development Program (ISSDP),buruknya kualitas <strong>air</strong> baku akibat ren-PercikJuli 200731


SEPUTAR ISSDP dahnya penanganan sanitasi, menyebabkan pelanggan PDAMharus mengeluarkan biaya 25 persen lebih mahal untuk pembayaranrekening tagihannya.Bahkan daerah miskin perkotaan seperti di Jakarta, <strong>air</strong> bakuyang telah tercemar menyebabkan masyarakat miskin harusmengeluarkan uang 5-10 persen lebih besar untuk membeli <strong>air</strong>.Harga yang dikeluarkan masyarakat miskin tersebut ternyatalebih mahal dibandingkan harga yang harus dikeluarkanmasyarakat yang tinggal di daerah kaya bahkan di negara majusekalipun (Laporan Pembangunan Manusia 2006, UNDP).Berkaitan hal tersebut, para stakeholders sanitasi harusmulai melakukan upaya bersama mempercepat kinerja pembangunansektor sanitasi. Upaya tersebut dapat diawali melaluiforum yang mempertemukan seluruh stakeholders sanitasi danmerancang langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengatasiberbagai permasalahan dan tantangan dalam pembangunansanitasi. Pada forum ini para stakeholders dapat dudukbersama mendiskusikan berbagai permasalahan dan tantangandalam pembangunan sanitasi.Menyadari hal tersebut, pemerintah bersama stakeholdersterkait berinisiatif menyelenggarakan Konferensi SanitasiNasional pada Agustus 2007. Adapun harapan yang ingin dicapaidari penyelenggaraan konferensi ini adalah meningkatnyaprofil sektor sanitasi di Indonesia. Sebagaimana kita sadaribersama isu sanitasi menempati urutan rendah dalam wacanadiskusi di masyarakat dan sebagian besar pengambil keputusan.Isu politik, ekonomi, dan hiburan menempati urutan teratasdalam isu-isu yang paling menarik. Karena itu, penyelenggaraanKonferensi Sanitasi ini, perhatian publik diharapkan tersedotdan tentu harus ada tindak lanjutnya agar isu sanitasi tetapmenjadi perhatian publik.Menghasilkan rumusan tindakan-tindakan yang perlusegera dilaksanakan dalam rangka pembangunan sanitasi.Kondisi sanitasi yang buruk di Indonesia saat ini merupakanakumulasi dari kelalaian selama ini dalam pembangunan sanitasi.Dan tentunya kondisi ini hanyalah suatu rangkaian bomwaktu yang mungkin akan meledak secara bersamaan di sebagianbesar kawasan di Indonesia. Untuk mencegah musibahyang lebih besar tentunya perlu dilakukan langkah-langkahnyata yang harus segera dilakukan dengan pemikiran yangterencana dan terukur.Menjadi suatu forum pertukaran informasi dan pengalamandalam pembangunan sanitasi bagi seluruh stakeholders. Masihbelum jelasnya koordinasi dalam pembangunan sektor sanitasimenyebabkan banyaknya program-program sanitasi yang berjalansendiri-sendiri. Temuan-temuan berharga dari suatu programatau para pengelola kegiatan sanitasi seringkali berdirisendiri dan tidak diketahui para stakeholders lainnya. Padahalmungkin saja temuan-temuan tersebut merupakan salah satukunci keberhasilan untuk suatu program atau kegiatan sanitasiyang sedang dilakukan.Terbangunnya komitmen kerjasama antarstakeholdersdalam pembangunan sanitasi. Belum adanya kerjasama yangbaik antara stakeholders dalam pembangunan sanitasi bisa jadikarena belum adanya komitmen bersama yang mengikat parastakeholders. Selama ini mungkin perbedaan yang ada hanyasekedar siapa yang menyelenggarakan kegiatan, padahal tujuandan kepentingannya sama, yaitu mengembangkan sektor sanitasidemi kesejahteraan masyarakat. Adanya persamaan inilahyang harusnya diterjemahkan sebagai komitmen bersama parastakeholders.Berbagai macam argumen yang kuat tentang pentingnyapembangunan sanitasi akan sia-sia tanpa komitnmen politisyang memaksa para pengambil keputusan untuk melaksanakannya.Kegiatan dan program sanitasi yang baik hanya merupakanrangkaian dari suatu kebijakan yang diambil para pengambilkeputusan.Konferensi yang direncanakan ini akan mengusung sebuahtema besar, yaitu "Mobilisasi Sumber Daya untuk PeningkatanPembangunan Sanitasi". Tema besar ini dipilih karena seringkaliminimnya anggaran dan lemahnya sumberdaya manusiadijadikan alasan dalam pelaksanaan suatu pembangunan sanitasiyang tidak mememadai. Pada konferensi ini akan melibatkanberbagai stakeholders sanitasi dari unsur pemerintah,perguruan tinggi, lembaga donor, sektor swasta, media massa,dan delegasi negara-negara tetangga. Sekretariat ISSDPContoh salah satu MCK dengan kondisi yang memprihatinkan akibatkurangnya dana operasi. Foto: Istimewa.32 PercikJuli 2007


SEPUTAR WASPOLA PENGUATAN STRATEGIKOMUNIKASIdi Kabupaten KebumenPermasalahan seputar <strong>air</strong> minum dan penyehatan lingkungan(AMPL) secara sadar maupun tidak, akandirasakan masyarakat di berbagai pelosok negeri. Iniperlu perhatian dan penanganan serius terutama bagi penentukebijakan di daerah.Berbagai permasalahan terungkap saat Lokakarya PenyusunanStrategi Komunikasi AMPL di Kebupaten Kebumen,Jawa Tengah, 13-24 Juni 2007, di Hotel Candisari Kebumen.Lokakarya yang digelar Pokja AMPL Kabupaten Kebumendihadiri unsur Bappeda, PU, PMD, Dinkes, camat, kepala desa,LMD, dan pelaku media. Secara bebas mereka menyuarakanpersoalan sektor AMPL dan tantangan komunikasi.Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah KabupatenKebumen Suroso memaparkan, dalam kurun waktu dua tahun,Kebumen telah kehilangan enam titik mata <strong>air</strong> yang berpotensi,yaitu dari 36 titik ditahun 2006 menjadi 22 titik di tahun 2007.Permasalahan ini semakin dipertegas Kepala Bappeda AriefIrwanto yang menyatakan hilangnya sumber mata <strong>air</strong> diikutipenurunan kualitas <strong>air</strong> permukaan akibat limbah industri dandomestik. "Hilangnya titik mata <strong>air</strong> merupakan kondisi yangsedang menjadi perhatian kami," ungkapnya.Kenyataan ini kerap tidak mendapat perhatian kalanganluas, terutama pengambil kebijakan. Hal ini terjadi karenainformasi tidak terkomunikasikan sehingga kurang diketahuikalangan luas, masyarakat yang kurang mengerti permasalahan,serta pengambil kebijakan yang kurang mendapat informasimendalam tentang persoalan yang sesungguhnya.Pentingnya Strategi KomunikasiPersoalan kekeringan, menurunnya kualitas <strong>air</strong>, tidakberfungsinya sarana AMPL, dan berbagai persoalan lainsemakin meningkat akibat buruknya mekanisme komunikasiantarpihak disamping persoalan teknis, regulasi dan pendanaan.Keengganan berkomunikasi kemudian mengakibatkantimbulnya persoalan-persoalan baru dalam pengelolaan AMPL.Lemahnya interaksi komunikasi antara masyarakat danpengambil keputusan menimbulkan rasa frustasi di masyarakat.Kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan AMPL kadangkaladitanggapi setengah hati. Pemangku kepentingan harus diidentifikasiagar aspirasi tersampaikan kepada orang yang tepat.Untuk mendapatkan dukungan dari legislatif, informasi AMPLharus dikemas secara jelas dan konsisten.Peserta Lokakarya dalam salah satu sesi permainan kelompok.Foto: Dorman.Terungkap ketertarikan seorang anggota dewan terhadap isuAMPL. "Saya sekarang benar-benar jatuh cinta sama AMPL,saya akan berjuang untuk peningkatan anggarannya," ungkapDian Lestari, anggota DPRD Kabupaten Kebumen.Rencana Kerja Pokja AMPL Kabupaten dan DukunganWASPOLABila menginginkan AMPL menjadi prioritas pembangunan,maka berbagai persoalan harus diselesaikan secara tuntas.Dalam konteks inilah WASPOLA memfasilitasi lokakarya yangbertujuan mengembangkan pemahaman penerapan strategikomunikasi, menjajaki kebutuhan dan identifikasi persepsi,sikap dan perilaku stakeholders, dan menyusun rancanganimplementasi strategi komunikasi.Selain materi dasar komunikasi disampaikan juga strategipenanganan media (media handling), pemetaan kelompok strategis,manajemen komunikasi dan desain program komunikasi.Setidaknya dalam lokakarya ini, terlihat adanya peningkatanpemahaman peserta terhadap pentingnya strategi komunikasiuntuk mempengaruhi pihak luas. Terlihat dari rencana kerjayang disusun masing-masing kelompok kecamatan.Mempublikasikan kekeringan di desa, melakukan pertemuandengan legislatif, mengembangkan teater rakyat sebagai mediakomunikasi, dan sebagainya. Dormaringan HSPercikJuli 200733


SEPUTAR AMPL "Iklim Berubah, Waspadalah Terhadap Bencana Lingkungan!"Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2007Adalah Gaylord Nelson, senator Amerika Serikat, yangpada 22 April 1970 memproklamasikan Hari Bumi(Earth Day) sebagai ungkapan kekhawatirannya terhadapsemakin kotor dan tercemarnya bumi akibat ulah manusia.Ide ini kemudian ditanggapi serius sehingga pada KonferensiPBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mengenai lingkunganhidup yang diselenggarakan 5 Juni 1972 di Stockholm, ditetapkanlahtanggal konferensi tersebut sebagai Hari LingkunganHidup Sedunia. Indonesia juga ikut terlibat dalam konferensitersebut yang menghadirkan Prof. Emil Salim yang saat itumenjabat sebagai Kepala Bappenas.Tujuan penyelenggaraan Hari Lingkungan Hidup adalahuntuk memperdalam kesadaran publik dalam memelihara danmeningkatkan lingkungan serta tidak memberikan efek-efeknegatif atas lingkungan.Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2007 di IndonesiaBencana alam yang seperti tak henti melanda bangsaIndonesia menuntut kesadaran kita akan arti pentingnyapelestarian lingkungan. Karena itu, Peringatan Hari LingkunganHidup 2007 memetik tema "Iklim Berubah, WaspadalahTerhadap Bencana Lingkungan!". Tepat 5 Juni 2007, di Istana Negara, peringatan dipimpinPresiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Presidenmenekankan sebagai negara kepulauan, pemanasan globalbisa menenggelamkan pulau-pulau kecil di Indonesia.Selanjutnya Presiden meminta masyarakat Indonesiauntuk menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkunganbersama-sama dengan masyarakat dunia. Sepertiperingatan tahun sebelumnya, kepada para "pahlawanlingkungan", Presiden memberikan penghargaan berupaKalpataru dan Adipura. Kementerian Negara Lingkungan Hidup menggelar PekanLingkungan Indonesia 2007. Berbagai kegiatan dilaksanakantermasuk pameran yang digelar di JakartaConvention Center dan berbagai perlombaan seperti lombakreasi barang bekas, melukis lingkungan, melukis poster,dan detektif lingkungan di Suaka Marga Satwa MuaraAngke, Jakarta Utara. Sementara di Kantor KLH sendiri ratusan siswa dari berbagaisekolah se-Jakarta berunjuk kebolehan dalam lombamendesaian website, poster, animasi, grafis, pemprogramerkomputer, pembuatan video klip dan lomba mengarangbertema lingkungan hidup yang dikemas dalamLongsor mudah terjadi karena kurang ditopang akar pepohonan.Foto: Bowo Leksono.bentuk ajang kreasi siswa 2007. Masyarakat Bali Barat memperingati Hari Lingkungansecara ritual berupa pembersihan laut. Kegiatan dilakukansebagai pelengkap kegiatan pembersihan pantai danterumbu karang, khususnya dari ancaman mahkotaberduri (acanthaster plancii). Para aktivis lingkungan di sejumlah daerah mendesakPemerintah mengambil langkah-langkah konkret penyelamatanlingkungan. Seperti di Pontianak, Kalimantan Barat,mereka meminta Pemerintah menghentikan berbagaikegiatan yang mengeksploitasi lingkungan. Badan Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan TeknikLingkungan (BP-HMJTL) Universitas Trisakti didukungWWF (World Wide Fund), GloW. Alliance (GlobalWarming Alliance), dan Greenpeace menyelenggarakan"6th Trisakti Environmental F<strong>air</strong> 2007". Gelaran ini dimeriahkanserangkaian kegiatan seperti, pendidikan danpelatihan (diklat) ISO 14001, pameran lingkungan, lombafotografi, uji emisi, dan ajang kreatifitas lainnya. BWPercikJuli 200734


SEPUTAR AMPL REFLEKSIHARI BUMIKeseimbangan alam mutlak diperlukan. Dan manusia sangatberperan di dalamnya. Foto: Bowo Leksono.Empat miliar tahun lebih, bumi yang manusia pijak tercipta.Planet bumi terbentuk dari kumpulan gas dan plasmapanas sampai kemudian ada kehidupan di atas mukabumi. Berbagai makhluk hidup mendiaminya, termasuk manusia.Demikian catatan ilmiah tertoreh.Manusia sebagai satu-satunya makhluk yang dikaruniai akalyang mampu membangun peradaban. Karena itu, nasib bumibergantung pada kemauan dan kehendak bebas manusia itusendiri.Bagaimana manusia mampu bertahan dan meneruskaneksistensinya? Sangat ditentukan keberhasilan manusia dalammemelihara tempat tinggalnya. Jika Bumi hancur, dipastikantamat pula riwayat peradaban manusia beserta segala jeniskehidupan di muka bumi ini.Seperti halnya manusia, semakin tahun usia bumi semakintua. Sementara selama sekian abad lamanya, manusia cenderungmemanfaatkan bumi. Bukan merawat apalagimelestarikannya.Dua tahun terakhir, isu pemanasan global (global warming)mencuat. Ditandai menc<strong>air</strong>nya es di bagian kutub bumi ini.Inilah penyebab berbagai bencana alam termasuk merajalelanyajenis penyakit seperti TBC dan flu burung.Menurut para ahli, sudah 40 persen es di kutub selama 40tahun menc<strong>air</strong>. Diperkirakan 50 hingga 70 tahun lagi daratanyang dihuni manusia di planet bumi ini akan tenggelam. Prosesini semakin cepat dengan ketidakperdulian penghuninya. Inibukan lagi masalah individu atau masalah satu-dua negara.Nasib bumi adalah tanggung jawab seluruh penduduk dunia.Untuk apa ada ulang tahun bumi? Untuk apa manusia setiap22 April memperingati sebagai Hari Bumi? Jelas bukan seremonialsemata yang diperlukan bumi untuk kelangsungan hidupmanusia. Tapi tindakan nyata dari kesadaran manusia akannasib tempat mereka hidup dan melangsungkan keturunan.Oleh karena itu, sangat tepat apabila pada Hari Bumi, manusiamerenungkan kembali perjalanan bumi dan bagaimananasib planet yang memberi kehidupan bagi makhluk bernamamanusia. Peringatan Hari Bumi sebagai momentum sejarahjelas ditujukan agar umat manusia ingat bahwa kita hanyapunya satu planet yang bisa didiami.Lepas dari sejarah bumi, tidak akan berarti apa pun. Karenayang terpenting bagaimana umat manusia menjaga danbersegera menyelamatkan bumi dari kerusakan. Dan menjadikanHari Bumi setiap hari agar ingatan dan kesadaran kitauntuk generasi mendatang.Bumi sudah sangat tua. Bahkan manusia sendiri sudah bisamemperkirakan kehancurannya. Akankah kehancuran planetyang kita cintai ini lebih cepat karena ulah kita sendiri?Sepertinya kita perlu menunduk sekejap bagaimana nasib anakcucukita kelak.Sejarah Hari Bumi“Saya prihatin melihat masalah lingkungan tidak menjadiisu dalam dunia politik Amerika. Rakyat prihatin, tetapi parapolitikus tidak.”Demikian bunyi sebagian kalimat pidato Senator Wisconsin,Gaylord Nelson pada tahun 1969 di Seattle, Amerika Serikat.Saat itu, ia mengusulkan agar diberlakukan secara nasional apayang disebut teach in, yaitu sesi kuliah tambahan yang membahastema-tema kontroversial yang sedang hangat, khususnyatema lingkungan hidup.Gagasan Nelson mendapat dukungan luar biasa darimasyarakat sipil. Inilah embrio lahirnya Hari Bumi. Karenasetahun kemudian tepatnya 22 April 1970, jutaan orang turunke jalan, berdemonstrasi memadati Fifth Avenue, New York.Tidak kurang 1500 perguruan tinggi dan 10 ribu sekolah berpartisipasiberunjuk rasa di New York, Washington, dan SanFransisco.Majalah Time menulis sekitar 20 juta orang turun ke jalanpada hari itu, bersama-sama mencanangkan Hari Bumi danmenyerukan protes untuk memulai sebuah "revolusi hijau".Peringatan Hari Bumi pertama kali pada tahun 1970 dinilaimerupakan puncak kejayaan gerakan lingkungan hidup era1960-an.Fenomena gerakan Hari Bumi pertama kali Amerika Serikattersebut, lahirlah berbagai kelompok besar pelestari lingkunganhidup, antara lain Environmental Action (di Washington, 1970),kelompok Greenpeace (kelompok pelestari lingkungan yangdikenal radikal dan militan, lahir pada 1971), EnvironmentalistPercikJuli 200735


SEPUTAR AMPL for Full Employment (kelompok penentangindustrialisasi, lahir 1975),Worldwatch Institute (pusat penelitiandan studi yang mengumpulkan berbagaiinformasi ancaman lingkungan global,1975), dan masih banyak lagi kelompokpemerhati lingkungan yang lain.Berbagai analisa menyebutkan ledakanini muncul karena bergabungnyagenerasi pemrotes (sebagian terbesarkalangan pelajar, mahasiswa, dan sarjana)yang dikenal sebagai motor gerakananti perang dan pembela hak-hak sipilyang radikal dengan aktifis lingkungantahun 1960-an.Gerakan yang monumental ini menurutNelson, yang meninggal pada 4 Juli2005 di usia 89 tahun, sebagai "ledakanakar rumput yang sangat mencengangkan".Tak salah bila Nelson disebutsebagai Bapak Hari Bumi Internasional.Dan hingga saat ini, setiap 22 April,negara-negara di seluruh dunia memperingatinya.Rangkaian Peringatan Hari Bumi diBerbagai Pelosok Negeri Wahana Lingkungan Hidup Indonesia(WALHI) mengadakan serangkaianacara berupa aksi kreatifsahabat WALHI, seminar nasional,dan jambore nasional. WALHI jugamenyerukan "jeda tebang" untukmenghentikan sementara eksplorasidan penggundulan hutan yangmembawa bencana ekologis bagi Indonesia. Pemerintah Kota Bogor bekerjasamaInstitut Pertanian Bogor(IPB) membuat 5.250 lubangresapan biopori di 21 kelurahanyang tersebar di enam kecamatan diKota Bogor pada 21 April 2007.Sekitar 4.000 warga dari berbagaielemen berpartisipasi dalam pembuatanlubang resapan biopori. Ribuan warga Kota Parigi, SulawesiTengah bersama organisasi massadan pemerintah setempat pada 22April 2007 menggelar Aksi BersihKota. Mahasiswa Fisip Universitas AirlanggaSurabaya melakukan gerakanmoral dan aksi nyata dengan mempercantiktong-tong sampah dilingkungan kampus. Sebelumnya,mereka melakukan aksi bagi-bagikomik gratis untuk menyerukankecintaan terhadap lingkungan. Mahasiswa ITB mengadakanrangkaian kegiatan berupa penanamanpohon, pemutaran filmbertema pemanasan global, outboundmenyusuri alam denganmelakukan proses edukasi, diskusi,pengambilan data tentang kondisilingkungan sekitar; pameran fotodan poster, pameran produk, danworkshop, acara musik bagilingkungan hidup, dan karnaval. Masyarakat di sepanjang PantaiMertasari, Sanur, Bali melakukanbeach clean up sepanjang 9 kilometer.Kegiatan ini diikuti sedikitnya3000 warga Denpasar dan sekitarnyaterdiri dari anak-anak sekolah,masyarakat adat Sanur,karyawan hotel, restoran, art shop,NGO's, dan lainnya. Ratusan mahasiswa dari ProgramStudi Kehutanan UniversitasHaluoleo (Unhalu) Kendari melakukanaksi turun jalan membagikanratusan bibit pohon pada 21 April2007. Mereka melalukan longmarch dan membagikan ratusanpohon mahoni, rambutan dan petaikepada sejumlah pengguna jalan. Mahasiswa Universitas Negeri MusamusMerauke, Provinsi Papua,menanam 100 pohon berbagai jenissebagai bagian program WorldWildlife Fund (WWF) Indonesiapada 14 April 2007. Pohon-pohontersebut ditanam di lingkungankampus mereka. Dinas Kehutanan (Dishut) KabupatenKetapang mengadakan serangkaiankegiatan dan perlombaan.Kegiatan berupa Kecil MenanamDewasa Memanen (KMDM)dan lomba menanam pohon bagianak-anak TK/RA. Disamping itudigelar lomba mewarnai danmenggambar bertemakan lingkunganhidup.Sekitar 60 pelajar dan mahasiswa diPalangka Raya, Provinsi KalimantanTengah pada 10 April 2007melakukan kegiatan penanamanpohon di sejumlah titik di kotaPalangka Raya. Kegiatan ini terlaksanaatas kerjasama ProgramKonservasi Mawas Yayasan BOS,WWF Indonesia, Mapala Sylva RayaUnpar, bersama dengan pelajaryang tergabung dalam PerkumpulanOrang Borneo, mulai dari pelajarSD, SLTP, dan SMU. BW36 PercikJuli 2007


SEPUTAR AMPL UNTIRTA ANGKAT TEMA AMPLUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang,Banten, patut dibanggakan. Pada kegiatan Kuliah KerjaMahasiswa (KKM) tematik tahun ini salah satu pilihan konteksyaitu Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL), satutema yang masih belum dianggap 'sexy'.Pada acara Pembekalan Pembimbing dan Peserta KKM,Senin (25/6), Rektor Untirta Prof. Dr. H. Yoyok Mulyana, M.Ed,melaporkan ada 66 mahasiswa dan 38 dosen pembimbing yanghendak disebar ke 76 desa dari 9 kecamatan di Provinsi Banten."Diharapkan nantinya mahasiswa dapat menjadi pemicu dalampenyediaan <strong>air</strong> minum dan penyehatan lingkungan dalammeningkatkan kualitas hidup masyarakat," terangnya.Dalam kesempatan itu, turut hadir, Kasubdit Persampahandan Drainase Bappenas Dr. Oswar Mungkasa mewakili DirekturPermukiman dan Perumahan Bappenas, Wakil GubernurBanten Drs. H.M. Masduki, M,Si, dan WASPOLA.Dr. Oswar Mungkasa menegaskan bahwa kepedulian padaAMPL tidak hanya milik pemerintah saja tapi seluruh stakeholderlainnya. "Ini baru pertama kali, kampus mengangkat tema AMPLuntuk KKM dan semoga menjadi contoh bagi kampus lain diIndonesia," ungkap anggota Pokja AMPL pusat ini.Wakil Gubernur Banten Drs. H.M. Masduki, M.Si saatmembuka acara. Foto: Bowo Leksono.Sementara itu, Wakil Gubernur Drs. H.M. Masduki, M, Siberjanji akan turut memantau dan mengamankan hasil kerjaKKM lewat Pokja AMPL daerah. Wagub pun merasa banggadengan kampus yang pertama kali menggunakan AMPL sebagaitema KKM."Mahasiswa Untirta harus menjadi lokomotif atau peloporpembangunan AMPL di masyarakat," jelas Masduki. BWOrientasi MPA/PHASTdan Penerapannya dalam PerencanaanDalam rangka mendukung dan persiapanProgram Nasional PAMSI-MAS (Penyediaan Air Minum BerbasisMasyarakat), pada 18-23 Juni 2007,Ditjen PMD Departemen Dalam Negerimenyelenggarakan Orientasi MPA/PHAST (Metodology Participatory Assessment/ParticipatoryHygiene and SanitationTransformation) di Makassar,Sulawesi Selatan.Peserta orientasi berasal dari ProvinsiKalimantan Selatan, Provinsi Gorontalo,Provinsi Sulawesi Tengah, KabupatenPohuwato, Kabupaten Gorontalo, KabupatenBualemo, dan Kabupaten Banjar dimana setiap provinsi dan kabupatendiikuti 4 peserta yang terdiri dari unsurBadan/Kantor Pemberdayaan Masyarakat,Bappeda, Dinas PU/Cipta Karya danDinas Kesehatan.Masalah <strong>air</strong> minum dan penyehatanlingkungan masih menjadi persoalan bagimasyarakat yang tinggal di pelosok-pelosokdaerah. Berbagai upaya telah dilakukanpemerintah untuk mendorongpembangunan di bidang AMPL diantaranyamelalui PAMSIMAS.Keberlanjutan pembangunan AMPLdipengaruhi beberapa aspek antara lainketerlibatan masyarakat dalam prosespengambilan keputusan dan pelaksanaanproyek. Namun berdasarkanpengalaman sebelumnya, salah satukendala dalam pelaksanaan programadalah lemahnya kemampuan aparaturpemerintah dalam memfasilitasi keterlibatanmasyarakat .Melalui orientasi ini panitia penyelenggarabermaksud memperkenalkanMPA/PHAST sebagai piranti assesmentsdan meningkatkan kemampuan pesertamemfasilitasi penerapan MPA/PHASTdalam perencanaan, pemantauan, danevaluasi pembangunan <strong>air</strong> minum danpenyehatan lingkungan.Kunjungan lapangan dilakukan ke 3desa di Kabupaten Takalar, SulawesiSelatan. Di setiap desa yang dikunjungi,para peserta berperan sebagai fasilitatoruntuk menerapkan perangkat MPA/PHAST yang telah dipelajari sebelumnyadi dalam kelas untuk mendapatkan gambaraneksisting sarana <strong>air</strong> bersih dan sanitasidi desa kunjungan. FNPercikJuli 200737


SEPUTAR AMPL Pameran Indo Water 2007Menggelar Berbagai Seminar danDiskusi Seputar AMPLPameran dan seminar bertaraf internasional digelar diJakarta Convention Center (JCC) Jakarta, pada 20-22 Juni2007. Ada empat industri pameran yang dikemas dalam satupenyelenggaraan dan masing-masing saling terkait. Satu diantaranyabidang industri pengelolaan <strong>air</strong> dan limbah <strong>air</strong> (IndoWater).Pameran Indo Water 2007 dibuka Menteri Pekerjaan Umumyang diwakili Dirjen Ciptakarya Ir. Agus Widjanarko, MIP.Dalam sambutannya, Menteri Pekerjaan Umum banyak menyinggungperan PDAM dalam menyediakan <strong>air</strong> baku bagimasyarakat."Berdasarkan peraturan yang ada, ke depan PDAM tidakbisa lagi melakukan monopoli dalam penyediaan <strong>air</strong> bagimasyarakat. Siapa pun boleh berperan, baik dari kalangan masyarakat,koperasi, maupun badan usaha," tutur Agus. Untukitu, lanjutnya, PDAM harus profesional dan mampu mengembangkanmanajerial agar bisa bersaing.Para peserta pameran yang banyak menyajikan alat yangberhubungan dengan pengelolaan <strong>air</strong>. Ini satu bukti peran duniausaha dalam industri pengelolaan <strong>air</strong> yang nantinya akan bergunabagi kepentingan masyarakat.Tak ketinggalan, Pokja AMPL (Kelompok Kerja Air Minumdan Penyehatan Lingkungan) bersama WASPOLA dan PokjaGorontalo turut unjuk gigi di pameran besar tersebut.Pengunjung dimanjakan dengan berbagai seminar dan diskusiinteraktif. Kelangkaan <strong>air</strong> baku dan ketersediaan sanitasiDialog interaktif bertajuk “Kemana Air Bersihku” di pameranIndowater 2007 menghadirkan penyanyi danDuta Lingkungan Hidup, Nugie. Foto: Bowo Leksono.untuk masyarakat tampaknya terus menjadi isu penting dinegeri ini.Dialog interaktif bertajuk "Kemana Air Bersihku" digelardengan menghadirkan duta lingkungan yang juga seorangpenyanyi, Nugie, Ketua Perpamsi Ir. Marju Kodri, nara sumberdari BPSPAM dan LAPI ITB dengan moderator OswarMungkasa, Pemimpin Redaksi Majalah Percik.Tak ketinggalan Pokja AMPL, ISSDP, dan WASPOLA menggelarDiskusi Dalam Rangka Sosialisasi Rencana PelaksanaanKonferensi Sanitasi Nasional 2007 yang terbuka bagi mediamassa dan umum. Menampilkan pembicara Kepala SubDirektorat Air Minum dan Air Limbah Bappenas Ir. Nugroho TriUtomo.Ada Apa dengan Sanitasi di IndonesiaSebenarnya ada apa dengan sanitasi di Indonesia hinggadirencanakan pada akhir Agustus 2007 digelar KonferensiSanitasi Nasional tingkat menteri? Dan ternyata tidak ada apaapa,artinya dari dulu kita tidak perduli dengan yang namanyasanitasi."Di Indonesia, sanitasi masih dianggap urusan pribadi.Padahal sampai hari ini 20 juta rakyat Indonesia masih buang<strong>air</strong> besar (BAB) sembarangan," ungkap Nugroho. Karena itu,lanjutnya, mengapa begitu tinggi angka diare di Indonesia, bahkantertinggi di Asia.Menurut Nugroho, mengapa sanitasi selama ini tidak tertanganidengan baik, karena belum mendapat prioritas dariberbagai pihak. "Kita tidak cukup punya keinginan dan komitmenuntuk membangun sanitasi yang baik," tuturnya.Di akhir diskusi, para peserta dipersilahkan memberimasukan terhadap isu yang akan disajikan dalam konferensimendatang dengan cara menuliskan pada selembar kertas yangkemudian ditempel pada selembar kain.Sebelum diskusi seputar sanitasi, digelar pula diskusi tentang"Pengolahan Air di Rumah Tangga". Hadir pada acara tersebut,Zainal I. Nampira, Kepala Sub Direktorat Penyehatan AirDepkes, Deputy Project Director & Community MobilizationRieneke Rolos, dan Cognizant Technical Officer USAID IrmaSetiono.Menurut Rieneke Rolos, <strong>pengolahan</strong> <strong>air</strong> minum di rumahtangga itu mempunyai masalah yang kompleks yaitu berkenaandengan ketidaktahuan bagaimana mengolahnya. "Kuncinya yasecara terus-menerus menginformasikan dan memberi pemahamantentang <strong>pengolahan</strong> <strong>air</strong> minum yang baik," ujarnya. BW38 PercikJuli 2007


SEPUTAR AMPL Pertemuan Konsultasi Teknis ProgramLingkungan Sehat dan Evaluasi PenyelenggaraanKabupaten/Kota Sehat Tahun 2007Departemen Kesehatan RI baru-baru ini menggelarPertemuan Konsultasi Teknis Program Lingkungan Sehatdan Evaluasi Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Tahun2007 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Penyelenggaraanberlangsung dari 12-15 Juni 2007.Pertemuan ini merupakan bentuk komitmen dalam menyatukanlangkah yang terkoordinasi dan sinergis baik pusat,provinsi dan kabupaten/kota, serta UPT Ditjen PP&PL dalammengimplementasikan perencanaan yang strategis, terfokusserta pencapaian sasaran dan target yang jelas, terukur sertanyata dalam penyelenggaraan program lingkungan sehat 2008.Dalam sambutan pembukaan, Gubernur Sulawesi Selatanyang diwakili Asisten II mengatakan, pihaknya menyambut baikpertemuan yang diselenggarakan di Kota Makassar. "DipilihnyaKota Makassar tentu bukan tanpa alasan, karena kota ini adalahsalah satu kota metropolitan yang terus dipantau kebersihannya,"ujarnya.Sementara itu, Direktur Jenderal PP & PL Dr. I NyomanKandun, MPH, menjelaskan pengertian sehat, seperti saat WHOdibentuk tahun 1988 bahwa sebetulnya sehat itu menyangkutjasmani, rohani dan sosial. "Bahkan manusia itu harus hidupsehat dan harmoni dengan lingkungannya," jelasnya.Pada dasarnya, lanjut Nyoman, pembangunan kesehatanmerupakan upaya memenuhi salah satu hak dasar rakyat untukmemperoleh pelayanan kesehatan dan merupakan investasidalam meningkatkan sumber daya manusia.Dirjen PP&PL Dr I Nyoman Kandun, MPH sedang memberi sambutan.Foto: Bowo Leksono.Pertemuan nasional itu menghadirkan nara sumber antaralain Dirjen Bina Bangda Depdagri, Bappenas, dan WalikotaBontang sebagai walikota yang dianggap berhasil dalam mewujudkanProgram Kota Sehat.Diharapkan hasil pertemuan memberikan manfaat untukpenyelenggaraan program kesehatan yang lebih baik. Tahundepan rencananya pertemuan serupa digelar di Kota Gorontalo,Provinsi Gorontalo. BWMakassar Menuju Kota SehatUpaya Pemerintahan Kota Makassardalam mewujudkan Makassar sebagaiKota Sehat tampaknya terus diusahakan.Saat ini, kota yang terletak di pantaibarat Pulau Sulawesi dengan penduduklebih dari satu juta jiwa itu masihjauh menyandang predikat Kota Sehat.Kegagalan Makassar memperolehpenghargaan Adipura tahun ini adalahsatu bukti bahwa Pemerintah Kotabersama masyarakatnya harus bersinergidan bekerja keras mewujudkan kotanyamenjadi kota yang didambakan.Secara konkret, tidak banyak ditemukansudut-sudut kota yang nyamandipandang mata. Lalu lintas pun masihterlihat semrawut. Tampaknya, Makassaryang menitikberatkan pada pembangunansektor maritim dan perdagangan dalampenataan kota, harus memperhatikanfungsi lingkungan.Ketua Forum Kota Bersih Makassar Dr.dr. Noer Bahry Noor memaparkan dalammewujudkan Makassar menjadi Kota Sehat,tidak hanya perubahan secara fisik. "Tapi halterpenting adalah perubahan pola pikirmasyarakatnya," ungkapnya.Pengertian Kota Sehat seperti dirumuskanDepartemen Kesehatan, adalahsuatu kota yang secara terus menerusberupaya meningkatkan kualitas lingkunganfisik dan sosialnya melalui pemberdayaanpotensi masyarakat agar dapatmemaksimalkan seluruh potensi kehidupanbaik secara bersama maupunmandiri. Bowo LeksonoPercikJuli 200739


SEPUTAR AMPL Penyerahan Nota Kesepahaman danKunjungan Lapangan ProAIRPada tanggal 23 Agustus 2006telah ditandatangani Nota KesepahamanPenyediaan Air Bersih diNusa Tenggara Timur antara DeputiSarana dan Prasarana Bappenas,Gubernur NTT, Bupati Alor, dan BupatiEnde. Nota Kesepahaman inipada intinya mencakup kesepakatanpihak terkait untuk mendukungpenyediaan <strong>air</strong> bersih di KabupatenAlor dan Kabupaten Ende melaluiperpanjangan kegiatan ProAIR diNTT pada tahun 2006-2008.Untuk itu, tersedia dana hibahdari Kfw Jerman sebesar 2,3 jutaEuro untuk kegiatan pembangunan fasilitas <strong>air</strong> minum dan sanitasi,termasuk kegiatan penyiapan masyarakat dan peningkatankapasitas aparat pemda. Pemda Alor dan Ende menyiapkanSebagai bagian dari pengelolaan data AMPL, pada Selasa, 29Mei 2007 diadakan Lokakarya Data AMPL sehari diKabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung. Lokakarya iniadalah amanat dari proses penyusunan Renstra AMPLKabupaten Bangka dalam kerangka penyediaan acuan datadasar. Hadir dalam fasilitasi ini adalah stakeholder AMPL daerahseperti Bapedalda, Dinas Kimpraswil, Dinas Kesehatan,Dinas PMD, Camat, dengan fasilitasi dari Bappeda KabupatenBangka dibantu tim Waspola dan Pokja AMPL.Pembukaan Lokakarya disampaikan Sekretaris DaerahKabupaten Bangka. Diamanatkan dalam pembukaannya antaralain penekanan arti penting pengelolaan data bagi perencanaanpembangunan. Pengelolaan data yang buruk akan mempengaruhiperencanaan yang buruk, akibatnya proses pembangunanyang salah arah. Hal ini sesuai prinsip garbage ingarbageout.Pada bagian selanjutnya adalah diskusi partisipatif untukidentifikasi pengeloaan data. Diskusi dibagi dalam 2 kelompok,yaitu Kelompok Dinas dan Kelompok Kecamatan. Sebagaibahan diskusi adalah hasil pengumpulan data dari tiap desa di 8kecamatan mengenai kondisi AMPL di daerah tersebut. Instrumensederhana dengan menggunakan metode registrasi inimenjadi bahan pemicu dalam mengidentifikasi pengelolaanPenyerahan Nota Kesepahaman kepada Gubernur NTT.Foto: Sutrisnodana pendamping 10 persen daridana hibah diluar dana administrasi.Sebagai tindak lanjut, padatanggal 28 Mei-1 Juni 2007 dilaksanakankegiatan kunjunganlapangan dengan agenda penyerahanNota Kesepahaman danmeninjau kemajuan pelaksanaanpekerjaan.Pada kesempatan itu Tim(Bappenas, Depkes, dan BangdaDepdagri) berkesempatan bertemulangsung dengan GubernurNTT dan Bupati Alor. Hasil peninjauanmenunjukkan pelaksanaan pekerjaan masih dalamtaraf pengumpulan dana pemeliharaan dari masyarakat danpenyiapan DED. OMLokakarya Pengelolaan Data AMPL Kab. Bangkadata eksisting.Sesi selanjutnya mengenai penjelasan MDG's sektor <strong>air</strong>minum dan penyehatan lingkungan. Dalam sesi ini dikemukakanindikator MDG's AMPL, penggunaan basis data, sertacontoh penghitungan data di Kabupaten Bangka.Kemudian diskusi mengenai rumusan kebutuhan indikatordata apa saja yang perlu dikembangkan untuk KabupatenBangka sendiri. Masing-masing dinas menjabarkan data eksistingyang dimiliki serta kemungkinan pengembangan. Ditemukanbeberapa indikator tumpang tindih antardinas sertabelum jelasnya tugas dan fungsi tiap institusi (who's doingwhat?).Beberapa usulan yang dikembangkan dalam hasil diskusi iniantara lain; a) Membangun clearing house untuk data di tingkatkabupaten. Instansi yang cukup strategis dalam hal ini adalahBappeda. Clearing house akan berperan dalam hal mengelolaarus lalu lintas data antarinstansi (agent of interexchange). Untukitu diperlukan program database untuk membantu fungsiini. b) Selain itu, juga diusulkan untuk dikembangkan dalam forumPokja AMPL Daerah dalam pengaturan kategorisasi dan klasifikasidata yang dikelola masing-masing dinas. c) Kesepakatanlainnya adalah menindaklanjuti lokakarya data ini dalam pertemuanyang membahas pengelolaan data yang lebih detil. GTM40 PercikJuli 2007


SEPUTAR AMPL Masyarakat GucialitTerbebas BAB SembaranganSebuah prestasi yang membanggakan kembali tertoreh. Kaliini datang dari wilayah Jawa Timur. Salah satu kecamatandi Kabupaten Lumajang, yaitu Kecamatan Gucialit, masyarakatnyaberhasil menorehkan prestasi sebagai kecamatan yang 100persen telah memiliki dan menggunakan sarana sanitasi jamban.Sehingga masyarakatnya terbebas dari BAB (buang <strong>air</strong>besar) sembarangan.Prestasi ini ditandai dengan "Deklarasi Kecamatan GucialitSebagai Kecamatan 100 Persen Masyarakat Telah Memiliki danMenggunakan Sarana Sanitasi Jamban" di Desa Dadapan, pada21 Mei 2007 lalu. Pada acara deklarasi itu, hadir Tim CLTSPusat dari unsur Depkes dan Depdagri, disamping Tim CLTSProvinsi Jawa Timur dan jajaran Muspida KabupatenLumajang.Keberhasilan masyarakat Gucialit tidak terlepas dari programCLTS (Community Led Total Sanitation). CLTS merupakansalah satu metode pemberdayaan untuk merubah perilakumasyarakat yang diprakarsai dan dipimpin masyarakatsendiri tanpa subsidi dari Pemerintah.Data mengatakan, saat ini, lebih dari100 juta penduduk Indonesia tidakmemiliki akses terhadap <strong>air</strong> minum yangaman. Baru sebagian kecil pendudukmemanfaatkan <strong>air</strong> bersih dari pipa. Daricakupan pelayanan wilayah yang sudahterdapat akses pipa PDAM (PerusahaanDaerah Air Minum), baru mencapai 37persen. Sementara cakupan pelayananadministrasi hanya sekitar 13 persen.PDAM kerja bersama BRI (BankRakyat Indonesia) menyediakan kreditmikro bagi masyarakat yang memerlukanakses <strong>air</strong> bersih. Kredit mikroadalah fasilitas berupa dana tunai untuksambungan baru pipa PDAM bagimasyarakat yang memerlukan. Maksimalpinjaman sejumlah Rp 3 juta denganjangka waktu pengembalian maksimaldua tahun.Cara mendapatkan kredit, calonpelanggan datang ke PDAM untukMetode ini merupakan salah satu metode yang dikembangkandi Kabupaten Lumajang sejak tahun 2005, sejalan denganpelaksanaan Desa Siaga dan Desa Sehat melalui Gebang Masyang semuanya bertujuan menciptakan Lumajang Sehat 2007.Bupati Lumajang H. Achmad Fauzi dalam sambutannyamemaparkan, di bidang pemberdayaan, Kabupaten Lumajangtelah memiliki tenaga-tenaga yang telah dilatih sebagai fasilitatorCLTS untuk bisa memfasilitasi masyarakat baik di tingkatkabupaten maupun kecamatan. "Saya yakin metode CLTS inibisa diterapkan bukan hanya untuk memicu jamban, namunbisa diterapkan di bidang lain," ungkapnya.Masyarakat Kecamatan Gucialit telah menunjukkan keberhasilanyang sekaligus menyumbangkan salah satu bentuk partisipasidalam mewujudkan Lumajang Sehat 2007. Bupati memintakepada masyarakat Lumajang melalui kepala Satker (satuankerja) dan camat untuk bersama-sama mewujudkanLumajang Sehat 2007. "Cita-cita ini hanya bisa diwujudkan dengantindakan nyata dan saya yakin Kabupaten Lumajang akanmenjadi kabupaten sehat," ujarnya. BWKredit untuk Sambungan Air PDAMFoto: Bowo Leksono.mengisi formulir sesuai persyarakatanPDAM dan BRI. PDAM dan calonpelanggan yang memenuhi syarat, dokumennyaditeruskan ke BRI melalui kantorBRI unit/kecamatan, kantor BRIkabupaten/kota. Calon pelanggan yangmemenuhi syarat membuka tabungan diBRI. Kemudian BRI menyetujui permohonankredit pelanggan dan BRImenyetujui mentransfer uang pembayaransambungan baru ke rekening PDAMpada Bank BRI.Bila permohonan kredit disetujui,calon pelanggan akan mendapatkan fasilitas<strong>air</strong> bersih PDAM sistem paketlengkap dengan satu kran di halamanrumah. Penambahan persil atautambahan kran di dalam rumah akandikenakan biaya tambahan sesuai pengukurandi lapangan. Bila Anda belummengakses <strong>air</strong> bersih, segera saja mengambilkredit mikro BRI. BWPercikJuli 200741


SEPUTAR AMPL Pameran Hari Air Dunia 2007BERHARAP TAK SEKEDARSEREMONIAL SEMATASalah satu rangkaian PeringatanHari Air Dunia (World Water Day)tahun ini di tingkat nasional adalahPameran Hari Air Dunia 2007 yang digelardi Kantor Departemen PekerjaanUmum, Jakarta. Pameran ini berlangsungselama tiga hari, 2-4 Mei 2007.Pameran yang sudah menjadi agendatahunan ini diikuti 62 peserta yang membutuhkan123 stan. Para peserta pamerandatang dari berbagai kelompok, mulaidari instansi pemerintah, swasta, hinggaorganisasi yang bergerak dibidang lingkunganhidup.Dalam kesempatan pembukaan pameran,Direktur Jenderal Sumber DayaAir Ir. Siswoko, Dlpl, HE, menyampaikanpesan-pesan Menteri Pekerjaan Umum,bahwa Hari Air Dunia bagi bangsa Indonesiabukan untuk sekedar merayakanatau bersyukur atas rahmat yang diberikanTuhan Yang Maha Esa berupa <strong>air</strong>yang melimpah di tanah <strong>air</strong> ini."Namun kita sekaligus diingatkankembali bahwa kita punya masalah dengan<strong>air</strong>. Tahun ini kita diingatkankembali, akibat turunnya <strong>air</strong> di semuabagian muka bumi berupa hujan yangtidak merata karena pengaruh iklim yangsekarang berubah drastis dan turunnyadaya serap <strong>air</strong> di muka bumi akibatkerusakan lingkungan yang semakinmenurun. Semua ini mengakibatkan kitamempunyai masalah kelangkaan <strong>air</strong> padamusim kering," papar Siswoko.Siswoko menekankan saatnya disadaribersama bahwa Indonesia sudahmengalami kelangkaan <strong>air</strong> khususnya didaerah yang curah hujannya sedikit.Kelangkaan <strong>air</strong> menjadi masalah kehidupanberikutnya sepanjang tahun. "Ketikajumlah <strong>air</strong> di sumbernya yang sudahStan Pokja AMPL-WASPOLA di pameran Hari Air Dunia 2007. Foto: Bowo Leksono.sangat terbatas ditambah dengan penurunankualitas <strong>air</strong> karena pencemaran diantaraakibat ulah manusia maka semakinmenjadikan <strong>air</strong> barang langka danmahal," tuturnya.Setelah membuka pameran, Siswokoberkeliling mengunjungi stan yang berderetdi pelataran Kantor DepartemenPekerjaan Umum. Salah satu stan adalahmilik Pokja AMPL (Kelompok Kerja AirMinum dan Penyehatan Lingkungan) danWASPOLA. Turut berpartisipasi di tempatini yaitu ISSDP dan Plan Indonesia.Berbagai produk informasi berkaitandengan <strong>air</strong> minum dan penyehatanlingkungan tersedia lengkap di stand ini."Stan ini menarik karena banyakinformasi yang bisa didapat dari sini.Tapi saya kira persoalannya bagaimanaPokja AMPL mesukseskan gagasannyayaitu dengan semakin banyak daerah diIndonesia yang membutuhkan yang disentuh,"kata Sahroel Polantolo, salahsatu pengunjung kepada Percik.Lebih lanjut, Sahroel menyayangkansebagai sebuah lembaga yang mempunyaibanyak informasi dan kegiatan nyatabagi masyarakat membuka stan yangkecil. "Sayang ya, tempatnya sempit jadikami yang berkunjung untuk mencariinformasi kurang leluasa," katanya.Hari Air Dunia 2007 sudah memasukitahun ke-15 sejak pertama kali didengungkanpada 1992 oleh PBB (PerserikatanBangsa-Bangsa) yang akhirnyamenetapkan 22 Maret sebagai Hari AirDunia. Dan negara-negara PBB di seluruhdunia memperingatinya setiap tahun.Berdasarkan kesepakatan parapemangku kepentingan di tanah <strong>air</strong>, temaperingatan tahun ini "Coping with WaterScarcity" diselaraskan menjadi mengatasikelangkaan <strong>air</strong>, menangani banjirsecara terpadu.Diharapkan pameran sebagai salahsatu rangkaian peringatan Hari AirDunia tidak sekedar seremonial semata.Saatnya dibutuhkan kesadaran penuhdari pemerintah dan seluruh masyarakatbahwa kelangkaan <strong>air</strong> sudah kitarasakan. Dan penanganan masalah banjiryang banyak terjadi di berbagai daerahjuga menjadi tanggung jawabbersama. BW42 PercikJuli 2007


SEPUTAR AMPL Berbagai Tawaran Air Siap KonsumsiPresentasi dan diskusi berbagai teknologi <strong>pengolahan</strong> <strong>air</strong>minum di Dekes. Foto: Bowo Leksono.5 Juta Pelestari LingkunganSiap "Menghijaukan" IndonesiaDi Indonesia, kebutuhan <strong>air</strong>bersih yang bisa langsungdikonsumsi dinilai belum memasyarakat.Sementara tercatat sekitar 22persen atau 52 juta masyarakat kitadi perkotaan dan perdesaan belumberkesempatan mengakses <strong>air</strong> bersih.Untuk memasyarakatkan berbagaitawaran teknologi sederhanaberkenaan dengan <strong>pengolahan</strong> <strong>air</strong>minum, telah digelar presentasi dandiskusi bertema "Sosialisasi BerbagaiOpsi Baru Pengolahan AirMinum Tingkat Rumah Tangga"kerjasama antara DepartemenKesehatan RI, WHO, dan USAID padaKamis (19/4), di gedung Ditjen PenyehatanLingkungan Depkes, Jakarta.Direktur Penyehatan Lingkungan DrWan Alkadri, SS, MSc dalam pengantarnyamemaparkan sekitar 90 persenpenduduk Indonesia untuk memperoleh<strong>air</strong> minum dengan cara dimasak. "Inipandangan lama. Padahal tidak ada jaminan<strong>air</strong> minum yang direbus akan terhindardari penyakit," katanya.Sementara itu, EnvironmentalHealth Adviser WHOShamsul Huda mengatakanbahasan manajemen <strong>pengolahan</strong><strong>air</strong> minum di tingkatkeluarga sejalan dengan salahsatu strategi WHO. "Strategiini berupa peningkatan aksesterhadap <strong>air</strong> bersih yaitu evaluasiberbagai pilihan teknologiyang dapat digunakan dalampenyediaan <strong>air</strong> minum,"jelasnya.Dalam kesempatan itu, dipresentasikanbeberapa teknologi<strong>pengolahan</strong> <strong>air</strong> minum yang sederhana,relatif murah dan efektif bagimasyarakat, seperti <strong>air</strong> rahmat, aquatabs,purifier of water (PUR), sodis, danmodel alat filtrasi sederhana. BWPengukuhan Inul Daratista Dan Tengku Firmansyah sebagai DutaLingkungan Hidup PKB. Foto: Bowo Leksono.Krisis multidimensi yang terus melanda bangsa Indonesiaberpengaruh kesemua bidang kehidupan, tak terkecualikondisi lingkungan yang semakin memprihatinkan. Efek pemanasanglobal (global warming) yang menjadi masalah seluruhdunia adalah salah satunya.Hal ini terkuak pada acara Pengukuhan Kader PelestariLingkungan dan Duta Lingkungan Hidup Partai KebangkitanBangsa (PKB), Minggu malam (22/4), di pelataran Kantor DPPPKB Jakarta. Gelaran acara ini bertepatan peringatan HariBumi 2007.Sebelum mengukuhkan, Ketua Umum Dewan PimpinanPusat (DPP) PKB H.A. Muhaimin Iskandar, M.Si mengatakan,PKB yang baru saja mendeklarasikan diri sebagai Partai Hijau(green party) bertekad melalui pintu lingkungan hidup akanmenyelesaikan berbagai krisis bangsa.Dalam kesempatan itu, penyanyi dangdut Inul Daratista danpesinetron Tengku Firmansyah dikukuhkan sebagai DutaLingkungan Hidup PKB. "Saya ingin Indonesia hijau kembali,"tegas Inul usai pengukuhan. Dipenghujung acara diputar filmAn Inconvenient Truth, film dokumenter terbaik Oscar 2007,sutradara Davis Guggenheim.Wujud dari misi lingkungan partai bersimbol bumi ini denganadanya lima juta kader pelestari lingkungan di seluruhIndonesia yang siap menjalankan tugas-tugas lingkungan.Mampukah lima juta pelestari lingkungan ini "menghijaukan"kembali Indonesia? Kita tunggu saja. BWPercikJuli 200743


SEPUTAR AMPL 4 Jadikan Situ "Tempat Parkir" Air"Mulai hari ini, kita berharaptidak ada lagi situ-situ yangdijadikan realestate atauperumahan," tegas Menteri PekerjaanUmum Djoko Kirmanto dalam sambutanPencanangan Revitalisasi Situ Cikaret,Desa Tengah, Kecamatan Cibinong,Kabupaten Bogor, Rabu (9/5).Sebelumnya dilakukan penandatanganannota kesepahaman tiga menteriantara Menteri Pekerjaan Umum, MenteriKehutanan, dan Menteri Pertanian.Acara ini sebagai puncak peringatan HariAir Dunia ke-15 tahun 2007.Dalam kesepakatan bersama, tigadepartemen akan menyusun programsecara terpadu untuk mensinergikankegiatan-kegiatan konservasi sumberdaya lahan dan sumber daya <strong>air</strong>.Keberadaan situ sangat penting, karenaitu tidak boleh ada lagi situ yang berubahfungsi untuk kepentingan lain.Djoko Kirmanto memandang sumberdaya lahan dan sumber daya <strong>air</strong> sekarangini sudah mengalami degradasi yangmencemaskan sebagai penyebab bencanaalam seperti banjir, tanah longsor, dankekeringan. "Kita harus secepat mungkinberupaya memulihkan fungsi situ danDaerah Aliran Sungai (DAS) sebagaikawasan lindung dengan partisipasi aktifmasyarakat luas," tuturnya.Terjadinya bencana banjir dinilaiKarikatur: Rudi Kosasih 2007salah satunya karena banyak situ yangtidak berfungsi. Situ-situ seharusnyasebagai "tempat parkir" <strong>air</strong> hujan bahkanbisa menjadi <strong>air</strong> tanah sebagai penyedia<strong>air</strong> cadangan. Karena itu perlu ada revitalisasi."Perlakuan kita terhadap lahan di sekitarkita belum ada timbal-baliknya. Degradasifungsi DAS adalah karena aktivitasmanusia yang merusak dan justru mencelakakandiri sendiri," ujar Djoko.Rencananya lebih dari 140 situ diBodetabekpunjur (Bogor, Depok, Tangerang,Bekasi, Puncak, dan Cianjur) akandirevitalisasi hingga 2009. DepartemenPU sudah menganggarkan Rp 250 miliar.Tahun ini revitalisasi dilakukan pada 51situ, sementara 2008 dan 2009 masingmasing51 situ dan 40 situ.Upaya revitalisasi situ antara lainmelalui pengerukan dan pembangunanfisik seperti spillway, intake dan joggingtrack. Departemen PU sendiri sudahmelakukan program revitalisasi situ sejak1996 dan sejak pascabanjir besar tahunini upaya tersebut lebih maksimal.Tiga departemen terkait akan berupayamelakukan pembinaan meliputipenyuluhan, peningkatan kepedulian,bimbingan teknis, advokasi, peningkatankapasitas kelembagaan dan sumber dayamanusia, serta pendampingan masyarakat.Menteri PU merasa yakin masyarakatakan menyambut baik bilamenyadari itu semua, untuk itu perlu gerakannasional.Sementara Menteri Kehutanan M.S.Kaban menjelaskan Pemerintah sudahmulai merehabilitasi lahan DAS seluas110 ribu hektar di Jabodetabekpunjurpada tahun ini yang menelan anggaransebesar Rp 850 miliar. "Anggaran ituterkumpul secara terintegrasi antar-Departemen PU, Kehutanan, dan Pertanian.Namun, semua lead berada di DepartemenPU," jelasnya.Wakil Bupati Bogor Albert Pribadimenyambut baik upaya PemerintahPusat. "Kabupaten Bogor sendiri memiliki93 situ dan 15 diantaranya dalam kondisirusak. Kami bersama masyarakatmendukung penuh program revitalisasiini," ungkapnya.Lebih jauh, Albert mengatakan akanmengambil tindakan tegas terhadap bangunanyang menyalahi peraturan tataruang. "Kami sudah memilki peraturantata ruang berupa Perda. Dan bagi seluruhbangunan yang melanggar akansegera mengalami proses pembongkaran,"tegas Albert.Semoga, situ-situ yang ada benarbenarmenjadi "tempat parkir" bagi <strong>air</strong>sehingga akan menjadi sumber cadangan<strong>air</strong> dan turut menanggulangi bencanabanjir. BW44 PercikJuli 2007


PROGRAM Pencanangan Program Kampanye NasionalCuci Tangan Pakai Sabun 2007Cara Mudah Hidup SehatRibuan anak usia sekolah dasar berjajarmemenuhi lapangan MonumenNasional (Monas), Jakarta,Minggu (6/5). Dari raut wajah merekatampak keriangan. Apa sebenarnyayang sedang mereka lakukan?Ya, anak-anak yang masih polos itusedang mengampanyekan kebiasaan cucitangan pakai sabun. Kebiasaan cuci tanganini bertujuan meningkatkan derajatkesehatan masyarakat melalui penerapanperilaku hidup bersih dan sehat. Hidupbersih dan sehat sudah seharusnya dimulaisejak dini, sedari kecil agar menjadikebiasaan.Menteri Koordinator KesejahteraanRakyat Aburizal Bakrie menandai pencanangankampanye tersebut dengan melepaskanbalon udara didampingi MenteriKesehatan Siti Fadilah Supari, MenteriPendidikan Bambang Sudibyo, dan MenteriNegara Pemberdayaan PerempuanMeutia Hatta.Tak hanya di Jakarta, Program KampanyeNasional Cuci Tangan Pakai Sabun(hand washing campaign) yang sekaligusuntuk memperingati Hari PendidikanNasional, juga digelar serentak di Bandung,Medan dan Surabaya."Kampanye seperti ini perlu dilakukankarena meskipun sederhana tapi belumbanyak yang mau membiasakan dirimencuci tangan dengan benar," kata Ical,sapaan akrab Aburizal Bakrie di hadapansekitar 2.700 ibu dan anak dari 25 sekolahdasar (SD) di DKI Jakarta dan Bekasi.Padahal, lanjut Ical, kebiasaan mencucitangan dengan benar dapat mengurangiresiko terjangkit diare hingga 40persen dan mencegah penularan penyakityang lain seperti infeksi kulit, pneumonia,dan flu burung.Pada kesempatan itu, Menkokesramengawali kampanye berupa cara mencucitangan yang benar kepada para siswadan orang tua murid. Ia mencuci keduatelapak tangannya dengan sabun, membasuhnyadengan <strong>air</strong>, dan mengeringkannyadengan handuk yang kering danbersih.Kemudian diikuti Menkes, Mendiknas,Menneg Pemberdayaan Perempuan,pejabat dari UNICEF, dan sejumlah pejabatyang hadir lainnya. Kampanye tersebutdiharapkan dapat meningkatkan kesadaranmasyarakat akan pentingnya perilakuhidup bersih dan sehat selanjutnyaakan dapat menekan angka kejadian penyakitmenular.Sebelum pencanangan program ini,telah diadakan kampanye media dan pelatihancuci tangan pakai sabun sebagaicara mudah hidup sehat di berbagai sekolahdasar di seluruh Indonesia. Agar masyarakatluas dapat mengetahui lebihbanyak program nasional ini, Menkokesradidukung USAID Indonesia melaluiProgram Jasa Lingkungan (EnvironmentalServices Program) melakukanPara dokter kecil mempraktekkan cucitangan paki sabun pada acara pencananganKampanye Nasional Cuci Tangan Pakai Sabun2007, di Monumen Nasional (Monas) Jakarta.Foto: Bowo Leksono.PercikJuli 200745


PROGRAM kampanye berbasis internet sebagai penunjangkegiatan Kampanye NasionalCuci Tangan Pakai Sabun 2007.Makna Cuci Tangan Pakai SabunCuci tangan pakai sabun adalah carapenting untuk bisa mencegah penyebaranpenyakit menular, beberapa diantaranyadiare, flu burung, dan tipes. Menurutpenelitian, membiasakan cuci tangan pakaisabun dapat menekan angka kematiananak di Indonesia. Karena penyakitdiare menjadi penyebab kematian bayiyang cukup tinggi.Diare bukan masalah yang sepelemengingat di Indonesia tercatat rata-rataterjadi 100 ribu kasus diare per tahun.Sehingga perlu dipahami dan disadaribersama bahwa mencuci tangan dengansabun adalah perilaku yang mudah dilakukandan efektif untuk mencegahdiare.Badan kesehatan dunia WHO (WorldHealth Organization) juga mencatat penyebabkematian terbesar bagi bayi danbalita (anak bawah lima tahun) di duniaadalah ISPA (infeksi saluran pernapasanatas) dan diare. Cuci tangan pakai sabunbisa melepaskan kuman penyebab infeksidengan murah dan mudah, sehinggadianggap sebagai salah satu cara efektifmencegah terjadinya penyakit.Bagi Indonesia, cuci tangan pakai sabunini bisa menurunkan angka kematianbayi dan balita di Indonesia yang saat initercatat 35 per 1000 kelahiran hidup untukbayi 0-12 bulan dan 46 per 1000 kelahiranhidup untuk anak bawah lima tahun(balita).Program ini sebenarnya telah dihembuskansejak Januari 2006 bahkan beberapaprogram telah dirintis dari tahun2005 dengan tujuan; meningkatkan pengetahuandan merubah sikap ibu rumahtangga yang mempunyai balita tentangmanfaat cuci tangan pakai sabun. Mengembangkankelompok-kelompok masyarakatyang mendukung masalah higinitasdan sanitasi termasuk perilaku cucitangan pakai sabun. Dan mengembangkanmetode, pesan-pesan, dan produkkomunikasi versi komunitas.Anak-anak Sekolah Dasar bergembiramenyambut program Cuci TanganPakai Sabun.Foto: Bowo Leksono.Fakta BerbicaraAngka-angka di atas menjadi acuanagar masyarakat sadar dan peduli artipentingnya hidup sehat dengan memulainyadari kedua tangan. Untuk itu programkampanye dimaksudkan agarpemahaman masyarakat semakin kuatdan pada akhirnya dikembalikan padamanusianya sendiri.Berikut beberapa fakta tentang artipentingnya kebersihan tangan:1. Tangan adalah salah satu penghantarutama masuknya kuman penyakit ketubuh manusia. Cuci tangan dengansabun dapat menghambat masuknyakuman penyakit ke tubuh manusiamelalui perantaraan tangan.2. Tangan manusia yang kotor karenamenyentuh feses mengandung kuranglebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri.3. Kuman penyakit seperti virus danbakteri tidak dapat terlihat secarakasat mata sehingga sering diabaikandan mudah masuk ke tubuhmanusia.4. Hampir semua orang mengerti pentingnyacuci tangan pakai sabunnamun tidak membiasakan diriuntuk melakukannya dengan benarpada saat yang penting.Langkah Tepat Cuci Tangan PakaiSabun1. Basuh tangan dengan <strong>air</strong> yangmengalir, cuci dengan sabun, dan gosokkedua tangan selama 20 detik hinggaberbusa. Pastikan menggosok bagian disela-sela jari, di bawah kuku, dan punggungtangan.2. Bilas tangan dengan <strong>air</strong> mengalirselama 10 detik.3. Keringkan tangan dengan menggunakankain lap yang bersih dan kering.Waktu Penting Cuci Tangan PakaiSabun1. Sebelum makan.2. Sesudah buang <strong>air</strong> besar.3. Sebelum memegang bayi.4. Sesudah menceboki anak.5. Sebelum menyiapkan makanan.Mencuci tangan dengan menggunakansabun akan mampu mengurangihingga 47 persen penderita diare dan 30persen untuk infeksi saluran pernafasanakut atau ISPA (infeksi saluran pernapasanatas). Tidak perlu mahal untukhidup sehat dan dengan cara yang mudahpula. Jadi kapan lagi kita memulai hidupsehat? BW46 PercikJuli 2007


ABSTRAKSI Hubungan Pembangunan Sarana AirBersih dan Sanitasi LingkunganTerhadap PeningkatanDerajat Kesehatan(Studi Kasus Desa Jambearjo dan Desa Klampok Kabupaten Malang)Pemerintah telah melaksanakan kegiatan pembangunanSarana Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan sejak Pelita Isampai sekarang. Menurut laporan Bank Dunia denganmenggunakan data Susenas 2004, baru 48 persen pendudukterlayani <strong>air</strong> bersih. Untuk daerah perkotaan 42 persen darijumlah penduduk perkotaan dan daerah perdesaan 51 persendari jumlah penduduk perdesaan.Dalam laporan tersebut disebutkan selama 8 tahun dari1994 sampai 2002, peningkatan cakupan <strong>air</strong> bersih hanya 10persen di perdesaan dan 9 persen di daerah perkotaan. Selainitu sebanyak 40 persen penduduk perdesaan buang <strong>air</strong> besartidak pada tempatnya yaitu di kebun, kolam, danau, sungai danlaut.Hal ini menyebabkan angka penyakit diare yang masih cukuptinggi yaitu 280/1.000 penduduk dan menempati urutan ketigapenyebab kematian pada bayi, urutan kedua pada balita dannomor lima pada semua umur, dan sering timbul dalam bentukkejadian luar biasa (KLB) dengan kematian cukup tinggi.Rendahnya cakupan sarana <strong>air</strong> bersih dan sanitasi lingkungandisebabkan karena prioritas pemerintah dalam pembangunansarana <strong>air</strong> bersih dan sanitasi lingkungan bukan prioritasutama. Oleh sebab itu Bank Dunia telah memberikan pinjamanuntuk pembangunan sarana <strong>air</strong> bersih dan sanitasi lingkunganmelalui proyek WSLIC-2.Tujuan dan Teknik PenelitianPenelitian ini bertujuan mengetahui keberhasilan proyekWSLIC-2 khususnya dalam peningkatan derajat kesehatanmasyarakat melalui penurunan kejadian diare pada balita danmengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diareserta menentukan faktor-faktor yang paling dominan.Penelitian ini merupakan penelitian survei (non experimental).Teknik penelitian menggunakan kuesioner dengan respondenibu rumah tangga yang mempunyai anak balita. Desa yangdisurvei adalah desa yang telah dibangun sarana <strong>air</strong> bersih dansanitasi lingkungan dan desa yang belum dibangun sebagaidesa kontrol. Untuk desa kontrol digunakan desa yang hampirsama kondisinya yaitu dari segi geografi, tingkat sosial ekonomidan perilaku masyarakat dengan desa yang telah dibangun.HasilHasil penelitian adalah terdapat penurunan angka kejadiandiare pada balita setelah pembangunan sarana <strong>air</strong> bersih dansanitasi lingkungan di desa penelitian. Hal ini ditunjukkan denganmembandingkan antara desa kontrol (Desa Klampok)yang belum terbangun sarana sebanyak 28 kejadian diare dengandesa yang telah dibangun sarana yaitu desa Jambearjosebanyak 13 kejadian.Apabila dihitung secara rata-rata pada semua umur pendudukdi daerah penelitian, dapat diturunkan kejadian diarepada setiap 1.000 penduduk dari 154 kejadian menurun menjadi90 kejadian diare. Penurunan kejadian diare pada balita didugaoleh ketersediaan <strong>air</strong> bersih, sarana untuk membuang <strong>air</strong> besar,perilaku mencuci tangan setelah buang <strong>air</strong> besar, mencucitangan setelah membersihkan balita buang <strong>air</strong> besar, buang tinjabayi, membuang sampah dan pengetahuan kesehatan lingkungan.SaranDalam penelitian disarankan agar pemerintah daerah dalammengurangi kejadian diare pada desa lain dapat mereplikasipendekatan proyek WSLIC-2 dengan lebih memperhatikanpembangunan sarana membuang <strong>air</strong> besar berupa pembangunanjamban dan mendorong perubahan perilaku hidup bersihterutama dalam cuci tangan dan membuang sampah.Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam terutama desaJambearjo untuk mengetahui faktor-faktor lain penyebab kejadiandiare, karena walaupun dilaksanakan pembangunansarana <strong>air</strong> bersih kejadian diare pada balita masih ada. Sebagaimana diketahui faktor penyebab diare tidak hanya disebabkanmasalah <strong>air</strong> bersih dan sanitasi lingkungan saja, tapi masihbanyak faktor lainnya. Disarikan dari tesis Rheidda Pramudhypada Program Studi Ilmu LingkunganPascasarjanaUniversitas IndonesiaPercikJuli 200747


KLINIK IATPI Majalah Percik bekerja sama dengan Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia, membuka rubrik Klinik.Rubrik ini berisi tanya jawab tentang <strong>air</strong> minum dan penyehatan lingkungan.Pertanyaan dapat disampaikan melalui redaksi Majalah PercikKontributor: Sandhi Eko Bramono (Sandhieb@yahoo.com), Lina Damayanti (Ldamayanti@yahoo.com)ECENG GONDOKUNTUK MENGOLAH LIMBAH TINJATanya:Betulkah tanaman Eceng Gondok dapat digunakan untukmengolah limbah tinja?DarmaPekanbaruJawab:Tanaman Eceng Gondok dapat digunakan untuk mengolahlimbah tinja. Hal ini dikarenakan Eceng Gondok dapat hidup dilingkungan per<strong>air</strong>an yang kaya zat organik dan miskin oksigen.Senyawa organik yang terdapat dalam tinja akan dimanfaatkansebagai nutrisi oleh Eceng Gondok. Selain itu, EcengGondok relatif mampu bertahan dalam kondisi per<strong>air</strong>an yangkaya akan nitrat dan fosfat (NO3- dan PO43-) seperti per<strong>air</strong>anyang tercemar dengan buangan domestik rumah tangga (deterjen).Namun ledakan populasi Eceng Gondok juga membahayakankarena dapat menyebabkan pendangkalan badan <strong>air</strong>(timbunan batang Eceng Gondok yang mati dan menumpuk)dan kandungan oksigen <strong>air</strong> akan merosot (menjadikan kondisiseptik-anaerobik pada <strong>air</strong> sehingga <strong>air</strong> menjadi hitam danberbau yang akhirnya membunuh biota <strong>air</strong>).Selain itu, biji Eceng Gondok dapat bertahan dalam waktuyang sangat lama meskipun di lingkungan yang sangat buruk.Artinya, jika biji ini terlepas ke lingkungan (badan <strong>air</strong> bebas),suatu saat dapat mengakibatkan berkembangnya Eceng Gondokdalam jumlah yang tak terkendali dan di lokasi yang mungkinsangat jauh dari lokasi asalnya (menjadi tanaman gulma).Jawab:Kotoran ternak dapat dimanfaatkan untuk mepercepat prosespengomposan, karena mampu memberikan penyesuaiannilai rasio karbon/nitrogen pada sampah. Dalam aplikasinya,diharapkan jumlah kotoran ternak yang dibutuhkan sedikitmungkin setiap harinya (untuk menjamin keberlangsungan,ketersediaan, dan keberlanjutan suplai kotoran ternak setiapharinya).Kotoran ternak yang terbaik adalah kotoran ayam (jumlahyang dibutuhkan paling sedikit), sedangkan kotoran kambingkurang baik untuk dijadikan campuran pada proses pengomposankarena jumlah atau berat yang dibutuhkan bisa mencapai5-6 kali kotoran ayam.Berdasarkan karakteristik sampah rata-rata di Indonesia,maka untuk mencapai proses pengomposan yang baik, rasioantara jumlah sampah organik dengan kotoran ayam adalah 100kilogram sampah organik berbanding 12 kilogram kotoranayam.PENGOLAHAN AIR LINDITanya:Dalam <strong>pengolahan</strong> <strong>air</strong> <strong>lindi</strong> di TPA dengan menggunakankombinasi aerator, pembubuhan larutan tawas, dan filter.a. Bagaimana urutan yang benar <strong>pengolahan</strong> <strong>lindi</strong> denganperlakuan seperti tersebut di atas serta alasannya?b. Berapa lama aerator dioperasikan untuk mengolah <strong>air</strong><strong>lindi</strong> yang mempunyai debit 1,51/detik?c. Berapa dosis tawas yang tepat untuk mengolah <strong>air</strong> <strong>lindi</strong>dengan debit 1,51/detik tersebut?Bambang WidiyokoSlemanPENGOMPOSAN LEBIH CEPATDENGAN KOTORAN TERNAKTanya:Apakah proses pengomposan sampah akan menjadi lebihcepat jika ditambahkan dengan kotoran ternak? Kemudian,kotoran ternak apa yang paling baik untuk dicampurkan padaproses pengomposan sampah?SopacuaAmbonJawab:a. Urutan yang benar adalah aerasi (dengan aerator), dilanjutkanpembubuhan larutan tawas, pengendapan (sedimentasi),baru dilanjutkan dengan filter (tidak bisa langsungfilter, harus melalui sedimentasi dulu. Hal ini untukmencegah filter cepat mampet).b. Saya sarankan untuk mengolah <strong>air</strong> <strong>lindi</strong> di atas 12 jam (12-18 jam).c. Tawas yang dibutuhkan sekitar 50-60 mg/l. Dengan asumsi1,5 liter/detik dan kemurnian tawas 60 persen, makadibutuhkan 12.95 kilogram tawas per hari. 48 PercikJuli 2007


INFO BUKU MENGHAPUS KEMISKINAN SECARA SIGNIFIKANJudulACCESS TO BASIC SERVICES FOR THE POORTHE IMPORTANCE OF GOOD GOVERNANCEPenulis:Asia-Pacific MDG Study SeriesPenerbit:UNESCAP-UNDP-ADB, 2007Tebal:50 halamanBuku ini ditulis untuk memaparkanhal-hal yang berhubungan dengan"Good Governance" dalam rangka pencapaianMDGs (Millenium DevelopmentGoals) yang sudah lama didengungkan.Penjelasannya lebih menekankan padamenghapuskan kemiskinan denganangka yang signifikan.Buku setebal 50 halaman ini jugamenyajikan sejumlah strategi mengatasiberbagai kendala yang menyulitkanmasyarakat dalam mendapatkan pelayananumum baikdari segi finansial,legal, sosiokulturalsetempattermasukaspek politik.Bukuini dibagimenjadiempat babpenting,yaitu Barriersto Services, Strategies to OvercomeBarriers, The Importance of GoodGovernance, dan Conclusions. Dalambuku ini dibahas pula strategi dalammenyentuh, melibatkan, dan memberdayakanmasyarakat miskin untukmeningkatkan derajat kehidupan kaummiskin.Pembahasan khusus tentang pemberdayaanmasyarakat terdapat pada bab 3di bagian sub bab Empowering the Poor.Secara ringkas komitmen untuk menjadigood governance sangat penting dalammembuat stategi dalam menyediakanpelayanan dasar dan pengurangankemiskinan secara efektif dan bekelanjutan.Pemerintahan yang baik memastikanbahwa masyarakat miskin dan kelompoklain yang kurang beruntung dilibatkandalam membuat keputusan tentangketentuan pelayanan dan pengaruhnyaterhadap kehidupan mereka.Keterlibatan kaum miskin sebagaipartisipasi dalam menggerakaan mengembangkankemandirian. Dan keterbukaanmerupakan dasar yang penting dalampenyediaan pelayanan umum. BWMerencanakan dan Memberdayakan MasyarakatJudulPERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHOTONOM DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKATPenulis:Dr. Drs. I Nyoman Sumaryadi, M.SiPenerbit:Citra Utama, 2005Tebal:290 halamanBuku ini terdiri dari dua bagian, masing-masingberisi lima sub bab. Bagianpertama tentang perencanaan pembangunandaerah otonom. Sedangkanbagian kedua bicara pemberdayaan masyarakat.Pada bagian pertama dijelaskanbahwa perencanaan yang berkaitan denganpembangunan otonomi daerahterbagi menjadi tiga tahap umum. Yaknipraperencanaan, perencanaan dan implementasibeserta pengawasannya.Tahap praperencanaan,menekankankampanyepenyadaranpentingnyaperencanaanberbagai pihakseperti aparatpemerintah,anggota dewandan lainnya. Kemudian masuk prosesperencanaan dengan kajian awal yangkomprehensif mengenai daerah yangbersangkutan untuk menghasilkan kerangkapemikiran dasar tentang daerahitu.Sementara pada bagian kedua ataubagian pemberdayaan masyarakat, penulismemaparkan bahwa pemberdayaanadalah satu upaya bagi masyarakat untukberperan aktif dalam pembangunan.Pemberdayaan adalah proses bagi individudi masyarakat untuk memiliki sifatkemandirian, motivasi hingga keterampilan.Pemberdayaan juga akan meningkatkanproduktifitas.Penulis memaparkan ada lima halyang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan.Pertama, para pemimpin harusmempunyai pemahaman jelas tentangkonsep pemberdayaan. Kedua, konseppemberdayaan itu mengasumsikanadanya perubahan dalam budaya, baikorganisasi maupun perusahaan. Ketiga,para pemimpin harus menyadari bahwadalam pelaksanaan konsep akan terjadiperubahan peran, termasuk perubahanperan peminpin yang berkurang.Keempat, masyarakat juga harus mengubahdirinya. Dan terakhir mesti disadaribahwa proses pemberdayaan bukansuatu yang instan. Proses ini membutuhkanwaktu. BWPercikJuli 200749


INFO SITUS The IRC International Waterand Sanitation Center (IRC)http://www.irc.nl/content/search/?SearchText=community+development&SearchButton=SearchDi dalam situs ini pengunjung dapatmemperoleh artikel mengenai communitydevelopment sebanyak 3394judul. Artikel tersebut sebagian besardalam bentuk lesson learnt kegiatancommunity development yang dilakukanIRC di berbagai negara dalam proyekproyek<strong>air</strong> dan sanitasi.Situs ini milik IRC InternationalWater and Sanitation Center, yaituyayasan yang memfokuskan diri untukmasalah <strong>air</strong> dan sanitasi bertujuan memfasilitasiproses berbagi, mempromosikan,dan menggunakan pengetahuanyang ada sehingga pemerintah,kaum profesional dan organisasi dapatmendukung kaum miskin di negaranegaraberkembang memperoleh layanan<strong>air</strong> dan sanitasi yang dapat merekagunakan dan pelihara. Management Alternativesfor Human Serviceshttp://www.mapl.com.au/ComDev.htmSitus ini tidak khusus membahas communitydevelopment, namun melaluisitus ini pengunjung dapat memperolehpenjelasan singkat mengenai konsepkonsepdasar community development,baik dari segi proses, hubungan denganberbagai segi kehidupan, serta outcomeyang akan diperoleh dari dilaksanakannyakegiatan community development.Situs ini dikelola oleh ManagementAlternatives, suatu konsultan manajemenyang memfokuskan diri bergerakpada bidang community based, NGO danpemerintahan. Community DevelopmentXchangehttp://www.cdx.org.uk/about/whatiscd.htmSitus ini menyediakan informasi yangcukup lengkap mengenai communitydevelopment dari definisi, glossary yangberkaitan dengan community developmentmaupun tools yang dapat digunakanagar suatu kegiatan communitydevelopment dapat berjalan efektif.Disini juga tersedia bahan publikasi denganberbagai topik seputar communitydevelopment yang dapat dibaca pengunjung.Beberapa topik menarik yang dapatditemukan antara lain: CommunityDevelopment-Everywhere and Nowhere:rediscovering the purpose and practiceof community development, Political,Professional, Powerful-understandingcommunity development, HavingYour Say-Responses to 'Building CivilRenewal': A Review of Government Supportfor Community Capacity Building,Improving the Health of Communities:the Role of Community Development inTackling Health Inequalities, dan lainsebagainya. Tersedia juga forum diskusidengan beberapa topik pilihan.Situs ini dikelola Community DevelopmentXchange, suatu organisasinon-pemerintah yang memiliki tujuanmenciptakan perubahan melalui keadilansosial dan persamaan derajat dengan caramensosialisasikan nilai-nilai dan pendekatancommunity development. The Asset Based CommunityDevelopment Institutehttp://www.northwestern.edu/ipr/abcd.htmlMelalui situs ini, pengunjung dapatmemperoleh bermacam materipublikasi seputar Community Development.Beberapa topik menarik yangdapat ditemukan antara lain: BuildingCommunities from The Inside Out: aPath Toward Finding and MobilizingCommunity Asset Voluntary Associationin Low Income Neighberhood: AnUnexplored Community Resources, AGuide to Evaluating Asset BasedCommunity Development, dan lainnya.Situs ini juga menyediakan discussiongroup bagi pengunjung yang berminat.Situs ini dikelola The Asset BasedCommunity Development Institute yangmenyadari bahwa community assetsmerupakan kunci dalam pembangunanyang berkelanjutan dan usaha-usaharevitalisasi masyarakat daerah perdesaan.Infedhttp://www.infed.org/community/b-comdv.htmDi situs ini pengunjung dapat memperolehinformasi seputar communitydevelopment yang cukup beragam,antara lain dari sejarah adanya communitydevelopment sampai kegiatan partisipasikomunitas dan capital sosial.Beberapa referensi judul buku pilihanseputar community development dipaparkandisini. Situs ini dikelola Infed,suatu NGO independent yang terdiri parapengajar. RR50 PercikJuli 2007


INFO CD Musyawarah adalah Wujud Pemberdayaan MasyarakatMusyawarah atau memutuskan sesuatu hal secarabersama-sama melalui perbedaan pendapat adalahkunci kebersamaan hidup. Musyawarah, katayang diadaptasi dari bahasa Arab, sudah lamadianut bangsa Indonesia sejak zaman nenekmoyang.Ketika globalisasi dan modernitas terusmenggerus tanpa ampun, nilai-nilaimusyawarah sepertinya sulit untuk dipertahankan.Apalagi bagi masyarakat yanghidup di perkotaan yang dikenal dengananutan individualistis.Sebuah tayangan yang dikemas apikdalam sebuah VCD (video compact disk)yang menggambarkan bagaimana nilai-nilaiwarisan nenek moyang masih sangat relevan diterapkandi zaman modern ini. Sebagai satu wujudpemberdayaan masyarakat. Istilahnya dari, oleh, dan untukmasyarakat.Saiyo Sakato, pengalaman musyawarah di Bukit Gombak,sebuah video yang difasilitasi World Bank ini diawali gambaranlatar belakang kehidupan masyarakat di Jorong, Bukit Gombak,Sumatera Barat. Pelaku-pelakunya adalah perempuan. Ada yangbekerja sebagai penyadap getah karet dan ada yang berjualantikar pandan. Mereka banting tulang untuk menghidupi keluarga.Meskipun masyarakat bertempat tinggal di tanah yangindah, bukan jaminan mereka hidup harmonis antarsesama.Pertengkaran antarindividu terjadi di tempat pemandianumum. Mereka saling berebut. Semua orang membutuhkan<strong>air</strong>, untuk mandi, mencuci, dan buang <strong>air</strong>.Sementara hanya ada satu sumber <strong>air</strong>.Dari sini permasalahan muncul. Danbagaimana masyarakat menyelesaikan permasalahanmereka sendiri? Adalah tugaskepala desa dan tokoh masyarakat untuk mendamaikandan bersama-sama mencari jalankeluar.Musyawarah adalah kunci. Setiap pembahasansudah seharusnya melalui forum bersamaini. Masyarakat mempunyai cara yang unik untukberkumpul. Saluang, salah satu kesenian tradisiMinangkabau, dijadikan alat untuk menghadirkan warga.Perbedaan pendapat harus dihormati dan dihargai sebagaisesuatu yang wajar yang pada akhirnya menghasilkan satukesepakatan. Sedangkan implementasinya dengan cara bergotongroyong."Berat sama dipikul ringan sama dijinjing", sebuah pepatahuntuk bersama-sama menangani kesulitan <strong>air</strong>. Keterlibatanseluruh masyarakat sebagai satu wujud pemberdayaan. Videoberdurasi 16 menit ini mengalir apik dengan bahasa lokal yangkental dan musik Minang yang khas. BWWujudkan Impian Melalui PemberdayaanSetiap manusia, bukan tidak punya apa-apa.Ia memiliki kemampuan walau sedikit,paling tidak, rela, jujur, peduli, adalahmodal dasar yang dimiliki.Demikian kalimat pembuka videoberdurasi 17 menit berjudul "WujudkanImpian". Video berupa dokudrama yangdiproduksi tahun 2005 mengalir dari sisipandang Ibu Yati. Perempuan tiga anakini bercerita tentang pengalaman hidupnyayang sempat "jatuh" dikala krisis monetermelanda. Biaya pendidikan dan hidup kesehariantak mampu dipenuhi, ditambah suamiyang terPHK.Fragmen yang dimainkan Ibu Yati dan keluarganya cukupmemberi deskripsi bagaimana seharusnya kaum miskin bangkitke arah hidup yang lebih baik. Ketika Ibu Yati turut berkumpuldengan warga lain dalam sebuah kelompok bernama Puspasari,dimulailah babak baru dalam kehidupan keluarganya.Kelompok itu beranggotakan beragam latarbelakang yang mempunyai tujuan menyejahterakananggota. Tidak hanya kebutuhan simpan pinjam,semua persoalan hidup pun dirembuk (musyawarah)untuk dicari solusinya.Tak sebatas itu, kelompok pemberdayaanini pun membahas bermacam hal mulai darikesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi,bahkan politik. Ada juga proses belajar berupabaca tulis bagi anggota yang masih buta huruf.Semua menjadi ringan ketika dikerjakan secaragotong royong. Kesabaran dan kegigihan Ibu Yatimengantarkannya menjadi Ketua Kelompok Puspasari.Pendidikan rendah yang berujung kemiskinan inilahyang dibidik P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan diPerkotaan) dalam sebuah tayangan video. Pemberdayaanmelatih masyarakat menjadi pandai, maju, mandiri, dan bebasdari kemiskinan. BWPercikJuli 200751


AGENDA N O WAKTU K EGIATAN1 01 Mei 2007 Lokakarya Penyusunan Renstra diselenggarakan di Kota Gorontalo oleh WASPOLA2 1-2 Mei 2007 Lokakarya Data diselenggarakan oleh WASPOLA di Kabupaten Bangka3 Lokakarya "Studi Makro Identifikasi Kebutuhan Sumber Air Baku Nasional" diselenggarakan di HotelGrand Mahakam Jakarta oleh Ditjen Cipta Karya Departemen PU4 02 Mei 2007 Pameran Hari Air Dunia XV 2007 diselenggarakan di Jl.Pattimura Kebayoran Baru Jakarta oleh Departemen PU5 2-4 Mei 2007 Follow up Lokakarya Penyusunan Renstra di Kota Bone Bolango dan Pahuwato diselenggarakan oleh WASPOLA6 3-4 Mei 2007 Lokakarya Penyusunan Renstra diselenggarakan di Kab.Bangka Tengah oleh WASPOLA7 04 Mei 2007 Lokakarya Kajian Pencemaran Sumber Air Minum diselenggarakan di Ged.D3 Jl.Percetakan NegaraJakarta oleh Ditjen PP & PL Depkes8 7-12 Mei 2007 Pelatihan MPA-PHAST untuk Pokja Nasional AMPL diselenggarakan di Semarang oleh Ditjen. PMD Depdagri9 7-11 Mei 2007 Follow up Rencana Pelaksanaan Lokakarya Penyusunan Renstra di Kab. Bima, Dompu, Lombok Tengahdiselenggarakan oleh WASPOLA10 9-10 Mei 2007 Lokakarya Data Manajemen diselenggarakan di NTT oleh WASPOLA11 09 Mei 2007 Pencanangan Revitalisasi Situ dan Penandatanganan Nota Kesepahaman oleh Menteri PU, MenteriKehutanan dan Menteri Pertanian diselenggarakan di Situ Cikaret Kab. Bogor Jabar oleh Departemen PU12 10 Mei 2007 Lokakarya AMPL-BM diselenggarakan di Kab. Soppeng oleh WASPOLA13 12 Mei 2007 Lokakarya Penyusunan Renstra di Kab. Wajo Sulawesi Selatan14 15 Mei 2007 Pertemuan dengan Nederland Red Cross di Sekretariat Pokja AMPL, Jakarta15 15 Mei 2007 Lokakarya Kebijakan dan Strategi Program Sanitasi untuk Propinsi ISSDP di Gedung Bappeda Jatimdiselenggarakan oleh ISSDP16 15-16 Mei 2007 Lokakarya Penyusunan Renstra AMPL-BM diselenggarakan di Kab. Pemalang oleh WASPOLA17 21 Mei 2007 Deklarasi Masyarakat Gucialit Open Defication Free diselenggarakan di Desa Dadapan, Lumajang Jatim Dep. PU18 21 Mei 2007 Pelatihan Teknis ProAir Bagi Aparat Dinas PU diselenggarakan di Balai Diklat ABP Wiyung Surabaya olehDitjen PP & PL Depkes19 21-24 Mei2007 Workshop Penyusunan Renstra di Kabupaten Konawe Selatan dan Konawe diselenggarakan oleh WASPOLA20 21 Mei 2007 Workshop Penyusunan Renstra di Kabupaten Peisir Selatan Sumatera Barat diselenggarakan oleh WASPOLA21 22-24 Mei 2007 Lokakarya Basic Fasilitator di Provinsi Sumatera Barat diselenggarakan oleh WASPOLA22 22-23 Mei 2007 Persiapan MPA-PHAST di Makassar diselenggarakan oleh Direktorat PMD Depdagri bekerjasama dengan WASPOLA23 24 Mei 2007 Talkshow AMPL: "Pencemaran Air Tanah" di DAAI TV24 28-29Mei 2007 Monitoring Evaluasi Tim Teknis ProAir di Kab. Ende diselenggarakan oleh Ditjen PP&PL Depkes.25 28-30 Mei 2007 ToT Renstra di Provinsi NTT diselenggarakan oleh WASPOLA26 29-30 Mei 2007 Lokakarya Penyusunan Renstra di Kab. Bangka diselenggarakan oleh WASPOLA27 29 Mei 2007 Lokakarya Penyusunan Renstra di Bukit Tinggi diselenggarakan oleh WASPOLA28 30-31 Mei 2007 Monitoring Evaluasi Tim Teknis ProAir di Kab. Alor diselenggarakan oleh Ditjen PP&PL Depkes.29 04 Juni 2007 Kick Off Meeting Proyek WSLIC II di Jakarta diselenggarakan oleh Ditjen PP&PL Depkes30 5-11 Juni 2007 Kunjungan Misi Supervisi Proyek WSLIC II di Provinsi Jawa Timur, NTB, Sulawesi Selatan danSulawesi Barat diselenggarakan oleh Ditjen PP&PL Depkes31 6-7 Juni 2007 Finalisasi Penyusunan Renstra di Kabupaten Tanah Datar diselenggarakan oleh WASPOLA32 8-9 Juni 2007 Pertemuan Perencanaan Pembangunan AMPL di Cisarua, Bogor diselenggarakan oleh Pokja AMPL33 11-15 Juni 2007 Lokakarya Pendalaman Kebijakan dan Penyusunan Renstra di Kabupaten Cilacap diselenggarakan oleh WASPOLA34 11-13 Juni 2007 Pelatihan Renstra di Kabupaten Konawe diselenggarakan oleh WASPOLA35 14-15 Juni 2007 Pelatihan Renstra di Kabupaten Konawe Selatan diselenggarakan oleh WASPOLA36 12-15 Juni 2007 Pertemuan Konsultasi Teknis Program Lingkungan Sehat dan Evaluasi Penyelenggaraan Kabupaten danKota Sehat di Makassar diselenggarakan oleh Ditjen PP&PL Depkes37 11-15 Juni 2007 Training CLTS di Kabupaten Tanah Datar, dislelenggarakan oleh Ditjen PP&PL Depkes38 18-23 Juni 2007 Pelatihan MPA-PHAST untuk Pokja Nasional AMPL diselenggarakan di Makassar oleh Ditjen. PMD Depdagri39 18-22 Juni 2007 Pelatihan Teknis CWSHP di Provinsi Jambi diselenggarakan oleh Dep. PU40 19-20 Juni 2007 Lokakarya Penyusunan Renstra di Kabupaten Bone Bolango diselenggarakan oleh WASPOLA41 20-22 Juni 2007 Indowater Expo & Forum 2007 di Hall B Jakarta Convention Centre Jakarta diselenggarakan oleh Napindo Media Ashatama42 20 Juni 2007 Dialog Interaktif: "Kemana Air Bersihku" di Summit Room Jakarta Convention Centre diselenggarakanoleh Napindo Media Ashatama dalam rangka Indowater Expo & Forum 200743 25-29 Juni 2007 Pembekalan Kulian Kerja Mahasiswa (KKN) tematik AMPL di Kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, Bantendiselenggarakan oleh Pokja AMPL Prop. Banten44 25-29 Juni 2007 Pelatihan Teknis CWSHP di Pontianak Kalimantan Barat diselenggarakan oleh Dep. PU45 29-30 Juni 2007 Lokakarya Sinergi WSLIC, UNICEF dan WASPOLA di Sumbawa diselenggarakan oleh UNICEF52 PercikJuli 2007


PUSTAKA AMPL L A P O R A NLAPORAN TRIWULAN I 2007 PROGRAM KERJASAMABAPPENAS -PLAN INDONESIAPenerbit: Bappenas - PlanIndonesia, 2007LAPORAN KEGIATAN PER-TEMUAN STRATEGI NASIONALPENGEMBANGAN CLTSPenerbit:Departemen Kesehatan, 2006INTEGRATED CITARUM WATERRESOURCES MANAGEMENTPROGRAM (ICWRMP)Penerbit: Departemen PekerjaanUmum, 2006B U K UPROFIL LEMBAGA-LEMBAGA PEMBIAYAANMULTILATERAL: UNITED NATIONSPenerbit: DirektoratPendanaan Luar NegeriMultilateral, Bappenas, 2006PROFIL LEMBAGA-LEMBAGAPEMBIAYAAN MULTILATER-AL: WORLD BANKPenerbit: DirektoratPendanaan Luar NegeriMultilateral, Bappenas, 2006PROFIL LEMBAGA-LEMBAGAPEMBIAYAAN MULTILATERAL: ASIANDEVELOPMENT BANK (ADB)Penerbit: Direktorat Pendanaan Luar NegeriMultilateral, Bappenas, 2006PROFIL LEMBAGA-LEMBAGA PEM-BIAYAAN MULTILATERAL: EURO-PEAN UNIONPenerbit: Direktorat Pendanaan LuarNegeri Multilateral,Bappenas, 2006PROFIL LEMBAGA-LEMBAGAPEMBIAYAAN MULTILATERAL:ISLAMIC DEVELOPMENT BANKPenerbit: Direktorat Pendanaan LuarNegeri Multilateral,Bappenas, 2006MANAGING WATER IN THE HOME:ACCELERATED HEALTH GAINS FROMIMPROVED WATER SUPPLYPenerbit: WHO, 2002COMMUNITY EMPOWERMENT PROGRAM WITHCIVIL SOCIETY IN INDONESIA (CEP)Penerbit: Sekretariat PKPM-BAPPENAS-JICA, 2004WATER CRISIS: MYTH OR REALITY?Penerbit: Taylor & Francis / Balkema, 2006P E R A T U R A NPERATURAN PEMERINTAH NO. 20 TAHUN 2006TENTANG IRIGASIPERATURAN MENTERI KEUANGANNO. 52/PMK.010/2006TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAHKEPADA DAERAHPERATURAN MENTERI KEUANGAN NO.53/PMK.010/2006TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DAERAHDARI PEMERINTAH YANG DANANYA BERSUMBER DARIPINJAMAN LUAR NEGERIM A J A L A HMAJALAH PERCIK JUNIOR,Edisi II, April 2007MAJALAH PERCIK,Edisi April 2007, versi Bahasa InggrisMAJALAH CSR REVIEW,Volume I, No 3, Mei-Juni 2007BULETIN CIPTA KARYANo. 4, Tahun V, April 2007

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!