SEPUTAR AMPL Pameran Indo Water 2007Menggelar Berbagai Seminar danDiskusi Seputar AMPLPameran dan seminar bertaraf internasional digelar diJakarta Convention Center (JCC) Jakarta, pada 20-22 Juni2007. Ada empat industri pameran yang dikemas dalam satupenyelenggaraan dan masing-masing saling terkait. Satu diantaranyabidang industri pengelolaan <strong>air</strong> dan limbah <strong>air</strong> (IndoWater).Pameran Indo Water 2007 dibuka Menteri Pekerjaan Umumyang diwakili Dirjen Ciptakarya Ir. Agus Widjanarko, MIP.Dalam sambutannya, Menteri Pekerjaan Umum banyak menyinggungperan PDAM dalam menyediakan <strong>air</strong> baku bagimasyarakat."Berdasarkan peraturan yang ada, ke depan PDAM tidakbisa lagi melakukan monopoli dalam penyediaan <strong>air</strong> bagimasyarakat. Siapa pun boleh berperan, baik dari kalangan masyarakat,koperasi, maupun badan usaha," tutur Agus. Untukitu, lanjutnya, PDAM harus profesional dan mampu mengembangkanmanajerial agar bisa bersaing.Para peserta pameran yang banyak menyajikan alat yangberhubungan dengan pengelolaan <strong>air</strong>. Ini satu bukti peran duniausaha dalam industri pengelolaan <strong>air</strong> yang nantinya akan bergunabagi kepentingan masyarakat.Tak ketinggalan, Pokja AMPL (Kelompok Kerja Air Minumdan Penyehatan Lingkungan) bersama WASPOLA dan PokjaGorontalo turut unjuk gigi di pameran besar tersebut.Pengunjung dimanjakan dengan berbagai seminar dan diskusiinteraktif. Kelangkaan <strong>air</strong> baku dan ketersediaan sanitasiDialog interaktif bertajuk “Kemana Air Bersihku” di pameranIndowater 2007 menghadirkan penyanyi danDuta Lingkungan Hidup, Nugie. Foto: Bowo Leksono.untuk masyarakat tampaknya terus menjadi isu penting dinegeri ini.Dialog interaktif bertajuk "Kemana Air Bersihku" digelardengan menghadirkan duta lingkungan yang juga seorangpenyanyi, Nugie, Ketua Perpamsi Ir. Marju Kodri, nara sumberdari BPSPAM dan LAPI ITB dengan moderator OswarMungkasa, Pemimpin Redaksi Majalah Percik.Tak ketinggalan Pokja AMPL, ISSDP, dan WASPOLA menggelarDiskusi Dalam Rangka Sosialisasi Rencana PelaksanaanKonferensi Sanitasi Nasional 2007 yang terbuka bagi mediamassa dan umum. Menampilkan pembicara Kepala SubDirektorat Air Minum dan Air Limbah Bappenas Ir. Nugroho TriUtomo.Ada Apa dengan Sanitasi di IndonesiaSebenarnya ada apa dengan sanitasi di Indonesia hinggadirencanakan pada akhir Agustus 2007 digelar KonferensiSanitasi Nasional tingkat menteri? Dan ternyata tidak ada apaapa,artinya dari dulu kita tidak perduli dengan yang namanyasanitasi."Di Indonesia, sanitasi masih dianggap urusan pribadi.Padahal sampai hari ini 20 juta rakyat Indonesia masih buang<strong>air</strong> besar (BAB) sembarangan," ungkap Nugroho. Karena itu,lanjutnya, mengapa begitu tinggi angka diare di Indonesia, bahkantertinggi di Asia.Menurut Nugroho, mengapa sanitasi selama ini tidak tertanganidengan baik, karena belum mendapat prioritas dariberbagai pihak. "Kita tidak cukup punya keinginan dan komitmenuntuk membangun sanitasi yang baik," tuturnya.Di akhir diskusi, para peserta dipersilahkan memberimasukan terhadap isu yang akan disajikan dalam konferensimendatang dengan cara menuliskan pada selembar kertas yangkemudian ditempel pada selembar kain.Sebelum diskusi seputar sanitasi, digelar pula diskusi tentang"Pengolahan Air di Rumah Tangga". Hadir pada acara tersebut,Zainal I. Nampira, Kepala Sub Direktorat Penyehatan AirDepkes, Deputy Project Director & Community MobilizationRieneke Rolos, dan Cognizant Technical Officer USAID IrmaSetiono.Menurut Rieneke Rolos, <strong>pengolahan</strong> <strong>air</strong> minum di rumahtangga itu mempunyai masalah yang kompleks yaitu berkenaandengan ketidaktahuan bagaimana mengolahnya. "Kuncinya yasecara terus-menerus menginformasikan dan memberi pemahamantentang <strong>pengolahan</strong> <strong>air</strong> minum yang baik," ujarnya. BW38 PercikJuli 2007
SEPUTAR AMPL Pertemuan Konsultasi Teknis ProgramLingkungan Sehat dan Evaluasi PenyelenggaraanKabupaten/Kota Sehat Tahun 2007Departemen Kesehatan RI baru-baru ini menggelarPertemuan Konsultasi Teknis Program Lingkungan Sehatdan Evaluasi Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Tahun2007 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Penyelenggaraanberlangsung dari 12-15 Juni 2007.Pertemuan ini merupakan bentuk komitmen dalam menyatukanlangkah yang terkoordinasi dan sinergis baik pusat,provinsi dan kabupaten/kota, serta UPT Ditjen PP&PL dalammengimplementasikan perencanaan yang strategis, terfokusserta pencapaian sasaran dan target yang jelas, terukur sertanyata dalam penyelenggaraan program lingkungan sehat 2008.Dalam sambutan pembukaan, Gubernur Sulawesi Selatanyang diwakili Asisten II mengatakan, pihaknya menyambut baikpertemuan yang diselenggarakan di Kota Makassar. "DipilihnyaKota Makassar tentu bukan tanpa alasan, karena kota ini adalahsalah satu kota metropolitan yang terus dipantau kebersihannya,"ujarnya.Sementara itu, Direktur Jenderal PP & PL Dr. I NyomanKandun, MPH, menjelaskan pengertian sehat, seperti saat WHOdibentuk tahun 1988 bahwa sebetulnya sehat itu menyangkutjasmani, rohani dan sosial. "Bahkan manusia itu harus hidupsehat dan harmoni dengan lingkungannya," jelasnya.Pada dasarnya, lanjut Nyoman, pembangunan kesehatanmerupakan upaya memenuhi salah satu hak dasar rakyat untukmemperoleh pelayanan kesehatan dan merupakan investasidalam meningkatkan sumber daya manusia.Dirjen PP&PL Dr I Nyoman Kandun, MPH sedang memberi sambutan.Foto: Bowo Leksono.Pertemuan nasional itu menghadirkan nara sumber antaralain Dirjen Bina Bangda Depdagri, Bappenas, dan WalikotaBontang sebagai walikota yang dianggap berhasil dalam mewujudkanProgram Kota Sehat.Diharapkan hasil pertemuan memberikan manfaat untukpenyelenggaraan program kesehatan yang lebih baik. Tahundepan rencananya pertemuan serupa digelar di Kota Gorontalo,Provinsi Gorontalo. BWMakassar Menuju Kota SehatUpaya Pemerintahan Kota Makassardalam mewujudkan Makassar sebagaiKota Sehat tampaknya terus diusahakan.Saat ini, kota yang terletak di pantaibarat Pulau Sulawesi dengan penduduklebih dari satu juta jiwa itu masihjauh menyandang predikat Kota Sehat.Kegagalan Makassar memperolehpenghargaan Adipura tahun ini adalahsatu bukti bahwa Pemerintah Kotabersama masyarakatnya harus bersinergidan bekerja keras mewujudkan kotanyamenjadi kota yang didambakan.Secara konkret, tidak banyak ditemukansudut-sudut kota yang nyamandipandang mata. Lalu lintas pun masihterlihat semrawut. Tampaknya, Makassaryang menitikberatkan pada pembangunansektor maritim dan perdagangan dalampenataan kota, harus memperhatikanfungsi lingkungan.Ketua Forum Kota Bersih Makassar Dr.dr. Noer Bahry Noor memaparkan dalammewujudkan Makassar menjadi Kota Sehat,tidak hanya perubahan secara fisik. "Tapi halterpenting adalah perubahan pola pikirmasyarakatnya," ungkapnya.Pengertian Kota Sehat seperti dirumuskanDepartemen Kesehatan, adalahsuatu kota yang secara terus menerusberupaya meningkatkan kualitas lingkunganfisik dan sosialnya melalui pemberdayaanpotensi masyarakat agar dapatmemaksimalkan seluruh potensi kehidupanbaik secara bersama maupunmandiri. Bowo LeksonoPercikJuli 200739