11.07.2015 Views

pengolahan air lindi

pengolahan air lindi

pengolahan air lindi

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

WAWASAN 1 Air untuk kebutuhan Kampung Naga berasal dari dua sumber<strong>air</strong> yang dialirkan melalui buluh bambu. Air dari mata <strong>air</strong> diselatan kampung digunakan untuk <strong>air</strong> minum dan kebutuhanmemasak Sebagian <strong>air</strong> permukaan yang melewati sawah dilewatkanke bak-bak penyaringan untuk dialirkan ke bak <strong>air</strong>wudlu dan jamban. Di jamban, <strong>air</strong> ini digunakan untuk keperluanmandi cuci dan kakus.Selain berfungsi sebagai kolam tempat pemeliharaanikan, balong berfungsi juga sebagai tangki septikalami yang mengendapkan limbah manusia.Kegiatan mencuci, mandi, buang <strong>air</strong>besar dan kecil, berlangsung di jamban.Air kotor dari jamban kemudiandialirkan ke balong yang beradatepat di bawahnya. Selain itu, <strong>air</strong>untuk mengisi balong juga berasaldari pembelokan <strong>air</strong> permukaanyang mengalir tanpa melalui prosespenyaringan (Adry Padma, dkk,2001: 16).Dengan diletakkannya jamban dansaung lisung di tepi balong, kotoran manusia darijamban dan dedak sisa tumbukan padi dari saung lisung menjadisumber makanan ikan-ikan di balong. Selanjutnya, ikandikonsumsi manusia dan seterusnya, sehingga dengan carasederhana ini terbentuklah daur makanan yang tidak kalah dariteknologi masa kini. Dalam menjaga kelangsungan permukiman,masyarakat Naga berusaha memanfaatkan sumber dayaalam tanpa merusaknya. Dengan memadukan pengetahuandengan teknologi sederhana, serta dengan keperdulian terhadapsumber daya alam, masyarakat mengolah alam secara optimaluntuk memenuhi berbagai kebutuhan vital mereka. Ini semuadilakukan agar keselarasan hidup manusia dengan lingkungansekitarnya tetap terjamin (Adry Padma, dkk, 2001: 17).Kolam memiliki banyak fungsi karena selain merupakantempat penampungan <strong>air</strong> buangan dari pancuran, sekaligusmerupakan tempat memelihara ikan. Di salah satu sudut yangterletak di sisi kolam, berdiri bangunan saung lisung. Disebutdemikian karena bangunannya hanya merupakan gubuk tanpadinding di mana di dalamnya terdapatdua buah lisung untuk menumbukpadi atau gabah.Lisung panjang digunakanuntukmenumbukpadidalam bentukmalai agar menjadigabah pecah kulit.Setelah itu, gabah tersebutdipindahkan ke lesung kecil laluuntuk kedua kalinya ditumbuk denganalu. Untuk memperoleh beras dengan kualitasyang diharapkan, kadangkala dibutuhkan proses<strong>pengolahan</strong> lagi yang disebut disosoh. Artinya berastersebut ditumbuk sekali lagi sehingga sisa produksi berupabekatul, terbuang. Dedak atau bekatul yang merupakan sisakegiatan produksi <strong>pengolahan</strong> beras, secara otomatis didaurulang ke kolam menjadi makanan ikan (Her Suganda, 2006:28).Banyaknya larangan/pamali bagi siapa saja yang memasukihutan tutupan dan hutan larangan, menjadi modal dasar bagiterjaganya kelestarian hutan di Kampung Naga, sehingga sumber<strong>air</strong> juga dapat terpelihara dengan baik. Kepatuhan danketeguhan masyarakat Kampung Naga dalam menjaga identitasdiri dan tradisi nenek moyang, telah membuktikan bahwa merekamampu bertahan dari derasnya arus modernisasi.Kearifan masyarakat Kampung Naga dalam mengelolahutan dan <strong>air</strong> sungguh patut ditiru dan dikembangkan. Bagimasyarakat Kampung Naga <strong>air</strong> adalah milik bersama sehinggaharus dikelola secara bersama pula, hal ini dimaksudkan agarsetiap orang mendapatkan alokasi <strong>air</strong> yang adil. MasyarakatKampung Naga menyadari bahwa <strong>air</strong> sangatlah vital bagikelangsungan hidup manusia, sehingga harus dijaga dan dimanfaatkansebaik-baiknya. DAFTAR PUSTAKA- Adry Padma, dkk, Kampung Naga;Permukiman Warisan Karuhun, Foris, Bandung, 2001.-Her Suganda, Kampung Naga;Mempertahankan Tradisi, Kiblat, Bandung, 2006.-Maude Barlow dan Tony Clarke, Blue Gold;Perampasan dan Komersialisasi Sumber Daya Air,Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005.-Vandhana Shiva, Water Wars;Privatisasi, Profit, dan Polusi, Insist Press, Yogyakarta, 2002.Sumber gambar:Adry Padma, dkk, Kampung Naga;Pemukiman Warisan Karuhun, Foris, Bandung, 2001, hal 16.16 PercikJuli 2007

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!