INOVASI SHIRVAQUAUnit Pengolahan Air GambutDirektur PT Shirva Raya, Irvan Jacob R, penemu alat pengolah <strong>air</strong> gambut.Foto: Bowo Leksono.Tidak sedikit masyarakat Indonesiayang hidup di seputar daerahgambut. Kalimantan dan Sumateraadalah contohnya. Daerah-daerah dikedua pulau itu, seperti Tarantang danBarabai, wilayah di Banjarmasin, KalimantanSelatan atau di Palembang SumateraSelatan.Masyarakat di daerah itu menggantungkanhidupnya dari <strong>air</strong> gambut. Karenamemang semua sumber <strong>air</strong> berunsurgambut. Air bersih yang memenuhisyarat sulit diperoleh. Padahal mengonsumsi<strong>air</strong> gambut ini menyebabkan rusaknyagigi.Untuk ketersediaan <strong>air</strong> bersih di daerahyang bersumber <strong>air</strong> gambut, diciptakanalat penyaring <strong>air</strong> gambut yangkemudian dinamakan Shirvaqua. Meskipunsudah selama dua tahun dalammemproses alat ini, namun belum banyakdikenal terutama masyarakat didaerah gambut."Kami memang belum memasarkanalat ini. Saat ini baru ada 20 unit. Kamisedang berusaha mengajak kerjasamadengan berbagai pihak termasuk pemerintahuntuk pengadaan lebih banyak lagialat ini," tutur Irvan Jacob R., direkturPT. Shirva Raya, perusahaan pemasarShirvaqua, saat mendemokan alat ini diJakarta.Shirvaqua berupa tabung yang terbuatdari bahan fiberglass yang didesainkhusus sehingga tahan tekanan, tidakmudah pecah atau bocor dan tidak berkarat."Alat ini dibuat dengan low costtermasuk juga perawatannya," ujar Irvan.Karena diciptakan untuk memenuhikebutuhan <strong>air</strong> bersih bagi masyarakatmenengah ke bawah, alat ini pengoperasiannyasecara manual. Tidak menggunakanbahan kimia sehingga relatif tahanlama.Seperti halnya alat-alat penyaring <strong>air</strong>konvensional, alat ini juga menggunakanmedia filter yang terdiri dari pasir danbatuan alam. Ada pasir laut dan jenis pasirsilih yang berfungsi menghilangkanzat besi, batu bata dan karbon aktif(arang) untuk menghilangkan warna, danzeolit atau tawas.Pada alat penyaring ini, dibagi menjadienam tempat penyaring <strong>air</strong> gambut.Masing-masing berisi pasir, arang, dantawas yang melakukan fungsi penyaringansendiri-sendiri melalui sela-selalubang kecil yang dibuat untuk itu.Air gambut dialirkan dari sebuahember besar yang didalamnya diletakkanpelampung untuk mengukur kuantitas<strong>air</strong>. Di bagian bawah alat penyaring, terdapatkran untuk mengalirkan <strong>air</strong> hasilsaringan.Dari hasil uji coba, setiap satu jam,alat ini menghasilkan sekitar 90 liter <strong>air</strong>bersih. Dalam ember besar, pengisian <strong>air</strong>baku dilakukan setiap 45 menit sekali."Perhitungan ini semuanya tergantungpada tingkat kualitas <strong>air</strong>. Semakin keruhya semakin lama prosesnya," ujar Irvan.Alat ini memang diciptakan khususpenyaring <strong>air</strong> gambut, tidak untuk jenis<strong>air</strong> lainnya seperti <strong>air</strong> rawa maupun <strong>air</strong>asin. Kedua jenis <strong>air</strong> itu tidak dapat diolahmenjadi <strong>air</strong> bersih dengan alat ini.Setelah melalui pemeriksaan laboratoriumDepartemen Kesehatan RI, menilaiparameter yang diperiksa terhadapalat ini memenuhi persyaratan <strong>air</strong> bersih,kemudian diujicobakan di daerah yangber<strong>air</strong> gambut. Hasilnya?"Masyarakat sangat senang sekalikarena selama bertahun-tahun merekakesulitan mendapaatkan <strong>air</strong> bersih," ungkapIrvan. Ia menjamin <strong>air</strong> bersih yangdihasilkan Shirvaqua meskipun untukkonsumsi <strong>air</strong> minum tetap harus dimasakdulu karena memang bukan <strong>air</strong> siapminum. BW28 PercikJuli 2007
SEPUTAR PLAN PENGEMBANGANMASYARAKAT BERPUSATPADA ANAKSalah satu kegiatan memfasilitasi anak-anak dalam perencanaan pembangunandi desa mereka. Foto: Plan IndonesiaSejak 2002 Plan di seluruh duniamenggunakan pendekatan programbernama Child Centered CommunityDevelopment (CCCD) atau diterjemahkansebagai Pengembangan MasyarakatBerpusat Pada Anak.Pendekatan CCCD berbasis pada hak.Dalam pendekatan ini anak, keluarga danmasyarakat berperan aktif dalam prosespembangunan. Pendekatan ini juga berupayameningkatkan kapasitas dan peluanganak-anak, keluarga dan masyarakatuntuk bekerja sama dengan pihak laindalam mengatasi penyebab strukturaldan akibat dari kemiskinan pada anakdisemua tingkatan.Pendekatan CCCD dimaksudkanuntuk mengatasi, lebih dari sekadargejala-gejala, kemiskinan tetapi akarpenyebab kemiskinan. Misalnya, CCCDtidak serta merta membangun sekolahjika tidak ada sekolah tetapi mencarijawaban atas pertanyaan "mengapa tidakada sekolah?". Pertanyaan ini secaraotomatis menuntut keterlibatan anak,keluarga dan masyarakat serta organisasimasyarakat untuk memberi jawabandemi keberlanjutan program pendidikantersebut.Pendekatan CCCD dirancang untukmembantu anak dan keluarga mereka,masyarakat dan mitra kerja Plan sertastaf Plan agar mendorong anak, keluarga,masyarakat dan organisasi masyarakatmempromosikan hak-hak anak; menciptakanterbentuknya lingkungan yangkondusif bagi anak perempuan dan lakilakiuntuk berpartisipasi dan menyuarakangagasan dan keprihatinan mereka,dan bagi orang dewasa untuk bekerjabersama anak, dan bukan hanya bekerjauntuk anak tapi bersama-sama menjawabalasan mendasar kemiskinan padaanak.Bagaimana cara kerja CCCD?Plan memulai pendekatan ini denganapa yang dinamakan partisipasi. Padatahap ini, anak dan keluarga mereka diajaksecara aktif terlibat dalam pengambilankeputusan dan identifikasi permasalahanyang menerpa mereka. Hal inidilakukan melalui forum-forum diskusikelompok dimana semua pandangan daripeserta didengar dan dipertimbangkan.Ini sering menjadi suatu tantangantersendiri bagi masyarakat untuk bersediamendengarkan suara dari kelompokyang terpinggirkan dan terdiskriminasiakibat umur, gender, cacat atau kelompoksosial tertentu.Partisipasi anak dalam hal ini meru-PercikJuli 200729