12.07.2015 Views

Edisi 2/ Triwulan/ Juli - September 2013 - Eka Hospital

Edisi 2/ Triwulan/ Juli - September 2013 - Eka Hospital

Edisi 2/ Triwulan/ Juli - September 2013 - Eka Hospital

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

UPCLOSE&PERSONALDemikian penuturan Dr. Andy ketika kami menanyakantentang perhatian yang diberikan kepada keluarganya.Sebagai ayah dari 2 (dua) orang anak, Zephania ArrivaZaneta dan Kezia Emilia Chandellita, beliau sangat sukaberkumpul dan menghabiskan waktu dengan keluarga.Ingin mengenal Dr. Andy lebih jauh? Berikut kutipanwawancara kami dengan beliau beberapa waktu lalu.Terlahir dari ayah Nalom Tampubolon dan ibu NurhayatiHutapea sebagai anak ke 1 dari 4 bersaudara, Dr. Andymenghabiskan masa kecilnya di Jakarta. Ada satupengalaman masa kecil yang paling berkesan, yaknisaat menjadi juara tenis ketika masih duduk di bangkusekolah dasar. Meskipun hanya kejuaraan di lingkup yangkecil di tempat ayahnya bekerja, pengalaman ini sangatberkesan karena beliau berhasil menjadi yang terbaikberkat kerja kerasnya.Lalu apa yang melatarbelakangi keputusan untukmenjadi seorang Dokter?Yang melatarbelakangi keputusan untuk menjadiseorang dokter adalah lingkungan masa kecil, dimanabanyak dokter yang menjadi teman ayah saya. Kalau sayadiajak ke tempat ayah saya bekerja, saya sering diajakmereka untuk melihat bagaimana pekerjaan seorangdokter, dan itu sangat berkesan sehingga saya tertarikuntuk menjadi seorang dokter, padahal ayah saya bukanseorang dokter.Mengapa kemudian Dokter memilih menjadiseorang spesialis saraf?Ilmu penyakit saraf bagi saya merupakan bidang yangterus berkembang, dan memiliki tantangan tersendiriuntuk dipelajari dan dikuasai, dan saya menyukaitantangan.Pengalaman paling menarik selama menjalaniprofesi sebagai seorang ahli saraf?Saat menangani seorang pasien di <strong>Eka</strong> <strong>Hospital</strong>Pekanbaru bersama beberapa teman sejawat lain. Sangatmenarik karena kebetulan kasus itu termasuk kasus yangsangat langka. Sampai saat ini pasien tersebut masihmenjalani rawat jalan secara terintegrasi.Apakah Dokter memiliki rencana khusus terkaitdengan profesi sebagai seorang ahli saraf?Membangun sebuah klinik khusus saraf, mungkin?Rencana saya tidak muluk-muluk. Bisa mengembangkandan meng”upgrade” profesi yang dijalani di tempatbekerja merupakan salah satu cita-cita saya yang mudahmudahanbisa terwujud.Mau ikut dan tinggal di Pekanbarubersama saya, merupakan suatudukungan besar terhadapkarir sayaDr. Andy menyelesaikan Sarjana Kedokteran diUniversitas Kristen Indonesia Jakarta, dan kemudianmelanjutkan pendidikan dokter spesialis saraf diUniversitas Diponegoro Semarang. Isteri beliau jugaseorang dokter, yaitu Dr. Girik Mardiana Ayuninta.Meskipun beliau dan isterinya berprofesi sebagaidokter, namun Dr. Andy tidak memaksakan anakanaknyauntuk mengikuti jejak kedua orangtuanya.“Saya adalah salah satu orang yang meyakini bahwaagar dapat berguna bagi diri sendiri, lingkungan danTuhan, tidak harus menjadi seorang dokter. Apapunpilihan anak saya nanti, pasti mendapat dukungan darisaya.”Untuk mengisi waktu luangnya, Dr. Andy juga senangmendengarkan musik. Jika ada waktu, sesekali beliaubermain billiard dengan teman-teman sejawatnya.Beliau sangat bersyukur karena keluarga sangatmendukung karirnya. “Mau ikut dan tinggal diPekanbaru bersama saya, merupakan suatu dukunganbesar terhadap karir saya”, demikian Dr. Andy menutupperbincangan.19 | <strong>Juli</strong> - <strong>September</strong> <strong>2013</strong> |UpClose&Personal.indd 197/17/13 5:16 AM

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!